Tidak Ada Tuntutan dari Keluarga Korban BMW Maut
Hatta Rajasa didampingi putra sulung dan istrinya.
Kunjungan hatta rajasa ke rumah duka di antara korban bmw maut, harun, tampaknya amat bermakna untuk keluarga yang ditinggalkan. sesudah kunjungan singkat hatta ke rumah duka di lokasi jembatan besi, selasa, 1 januari 2013 tegah malam itu, keluarga berlaku tidak sama.
bila pada mulanya mereka bersikeras supaya sopir bmw maut yang notabene putra hatta itu memperoleh balasan setimpal, saat ini jadi lebih ikhlas.
kami dari pihak yang memperoleh musibah kecelakaan ini, berterima kasih atas kehadiran beliau. untuk setelah itu, kami serahkan pada beliau, tutur ukar supriyatna ( 41 ), kakak ipar dari harun.
ia berasumsi momen tabrakan pada bmw b 272 hr yang dikendarai m rasyid amrullah rajasa ke luxio f 1622 cy serta menewaskan dua korban jiwa itu, sebagai musibah yang keduanya sama tidak di idamkan ke-2 belah pihak. dikarenakan itu, ukar menentukan mengikhlaskan kepergian sang kakak serta memaafkan pelakunya.
ia apalagi tidak punya niat menuntut pengendara bmw maut itu, serta menyerahkan segala nya pada sistem hukum yang jalan. ukar lalu tidak problem bila sikapnya dikira meringankan pelaku penabrakan.
intinya kami dari keluarga dengan garis besar tidak menuntut, kami kembali pada hukum, tegasnya. ia apalagi bersikukuh tidak menuntut walau hasil akhir vonis hakim membebaskan m rasyid.
bebasnya kan bergantung hukum. namun kemungkinan tuntutan itu tak lagi ada, tuturnya lagi, mantap.