TEMPO Interaktif, Kairo - Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman mengumumkan pengunduran diri Husni Mubarak hari ini, Jumat (11/2) waktu setempat atau Sabtu (12/2) dini hari waktu Indonesia. Pemerintahan Mesir kini dipegang Dewan Tertinggi Militer yang salah satu anggotanya Omar Suleiman.
Omar Suleiman memang calon kuat menggantikan Mubarak. Awal bulan ini, situs pembocor dokumen rahasia, WikiLeaks mengeluarkan sebuah kawat diplomatik milik pemerintah Amerika Serikat yang mengungkap 'skenario' bila Presiden Mesir Hosni Mubarak jatuh.
Skenario yang dimaksud, menyiapkan Kepala Intelijen Mesir, Omar Suleiman mengambil alih kekuasaan jika terjadi sesuatu dengan Mubarak. Skenario ini terbukti, Mubarak menunjuk Suleiman sebagai wakil presiden. Dia menjadi tokoh paling kuat menggantikan Mubarak.
Suleiman menjadi kepala intelijen Mesir pada 1993. Sebelumnya, dia mengikuti pelatihan di Amerika, di U.S Special Warfare School di Fort Bragg. Lewat pelatihan inilah di memiliki hubungan dekat dengan badan intelijen Amerika Serikat, CIA. Dia semakin dikenal ketika mengambil peran penting dalam proses perdamaian Hamas dan Fatah sekitar tahun 2000.
Kabar Suleiman menjadi calon terkuat pengganti Mubarak agak mengejutkan. Sebab selama beberapa tahun terakhir, para analis politik memperkirakan Gamal Mubarak, anak Hosni Mubarak akan menggantikannya. Namun kabar ini tidak mengejutkan bagi pemerintah Amerika Serikat.
Dalam satu kawat diplomatik tanggal 15 Juni 2005, Timothy Pounds, Direktur Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat untuk Syria, Lebanon, Mesir dan Afrika Utara menulis: "Semua setuju kandidat yang pas untuk wakil presiden adalah Jenderal Oman Soliman, Direktur Intelijen Mesir (EGIS)." (Departemen Luar Negeri AS salah menulis ejaan Suleiman).
Suleiman, 74 tahun, orang kepercayaan Mubarak. Dia dan Mubarak selamat dari percobaan pembunuhan di Addis Ababa, ibukota Ethiopia, saat keduanya akan menghadiri KTT Afrika pada bulan Juni 1995.
Ketika itu, limosin yang membawa Mubarak dan Suleiman ditembaki oleh teroris. Sejumlah pengawal tewas, mereka selamat setelah sopir berhasil memutar balik dan memacu kendaraan kembali ke bandar udara.
Suleiman lahir di Qena, Mesir Utara, dia masuk akademi militer di usia 19 tahun. Dia kemudian mendapat pelatihan militer di Rusia. Dia turun membela Mesir dalam perang Timur Tengah pada 1967 dan 1973. Saudara kandung Suleiman, Khalid Showqi al-Islambouli adalah dalang dari pembunuhan Presiden Mesir Anwar Sadat saat parade militer Oktober 1981.
AL JAZEERA | BBC | POERNOMO GR