FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Pendemo anti pemerintah menginjak spanduk bergambar presiden Mubarak di depan gedung Parlemen Mesir. AP/Tara Todras-Whitehill TEMPO Interaktif, Kairo - Presiden Mesir Hosni Mubarak kemungkinan akan mengumumkan pengunduran dirinya, Kamis (10/2) waktu setempat. Kantor berita BBC melaporkan Mubarak akan menyerahkan kekuasaannya ke Wakil Presiden Omar Suleiman. Tanda-tanda Mubarak akan mundur malam ini juga diperkuat pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokratik Hossan Badrawi. Kepada BBC, Bodrawi mengatakan kemungkinan Mubarak untuk mundur malam ini sangat besar. Selama 17 hari terakhir Mesir terus diguncang demonstrasi besar. Massa anti-pemerintah menuntut Mubarak mundur dari kekuasaannya. Mereka juga menuntut reformasi dan perbaikan ekonomi. Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun beberapa kali menegaskan menolak mundur. Namun dia memastikan tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan umum pada September mendatang. Mubarak juga merombak kabibet dan menunjuk wakil presiden untuk pertama kalinya. Awal bulan ini, situs pembocor dokumen rahasia, WikiLeaks mengeluarkan sebuah kawat diplomatik milik pemerintah Amerika Serikat yang mengungkap 'skenario' bila Presiden Mesir Hsni Mubarak jatuh. Skenario yang dimaksud, menyiapkan Kepala Intelijen Mesir, Omar Suleiman mengambil alih kekuasaan jika terjadi sesuatu dengan Mubarak. Skenario ini terbukti, Mubarak menunjuk Suleiman sebagai wakil presiden. Dia menjadi tokoh paling kuat menggantikan Mubarak. Suleiman menjadi kepala intelijen Mesir pada 1993. Sebelumnya, dia mengikuti pelatihan di Amerika, di U.S Special Warfare School di Fort Bragg. Lewat pelatihan inilah di memiliki hubungan dekat dengan badan intelijen Amerika Serikat, CIA. Dia semakin dikenal ketika mengambil peran penting dalam proses perdamaian Hamas dan Fatah. Kabar Suleiman menjadi calon terkuat pengganti Mubarak agak mengejutkan. Sebab selama beberapa tahun terakhir, para analis politik memperkirakan Gamal Mubarak, anak Hosni Mubarak akan menggantikannya. Namun kabar ini tidak mengejutkan bagi pemerintah Amerika Serikat. Dalam satu kawat diplomatik tanggal 15 Juni 2005, Timothy Pounds, Direktur Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat untuk Syria, Lebanon, Mesir dan Afrika Utara menulis: "Semua setuju kandidat yang pas untuk wakil presiden adalah Jenderal Oman Soliman, Direktur Intelijen Mesir (EGIS)." (Departemen Luar Negeri AS salah menulis ejaan Suleiman) BBC | WASHINGTON POST | POERNOMO GR |
![]() |
|
|