Banyak narablog (blogger) dan penulis di situs media sosial Facebook atau Google Plus yang terlalu sering melemparkan pertanyaan dalam setiap artikelnya. Pada paragraf pertama dia menulis dua pertanyaan; di tengah artikel dia kembali menulis pertanyaan kepada pembacanya; dan pada alinea terakhir lagi-lagi dia menulis pertanyaan seperti �apakah anda setuju?�
Trik melempar pertanyaan dalam dunia tulis-menulis blog adalah bagus untuk mengundang komentar pembaca. Tapi kalau terlalu sering bertanya kepada pembaca, kesan yang muncul adalah bahwa si penulis tidak menguasai topik yang ditulisnya. Inilah tipe penulis yang peragu.
Spoiler for open this:
Quote:
Tipe penulis rendah hati.
Quote:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :
Ada penulis yang �terlalu sopan�. Sedikit-sedikit dia meminta maaf.
�Mohon maaf kalau pendapatku ini membuat tersinggung pihak-pihak tertentu.�
Tidak bagus menulis artikel dengan kalimat permohonan maaf semacam itu. Justru dengan meminta maaf ada kesan bahwa si penulis memang sengaja agar pihak lain tersinggung. Mengkritik lewat tulisan di situs blog Internet adalah lazim, termasuk apabila pihak yang dikritik pada akhirnya menjadi tersinggung, jadi si penulis tidak perlu menulis kata-kata maaf.
Spoiler for open this:
[quote]
Jenis penulis penakut.
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :
Tipe penulis situs blog yang terakhir ini akan menghindari topik-topik kontroversial dan �panas�. Ia tidak ingin pembaca artikelnya marah, mengkritik, atau berhenti mengunjungi situsnya.
Misalnya, walau dia sendiri berpendapat bahwa kaum perempuan memakai rok mini tidak boleh dijadikan pembenaran pemerkosaan, dia tidak akan menulis opininya itu, karena dia takut apabila (kebanyakan) pembaca menyalahkannya.
Tipe penulis penakut memilih �topik-topik tulisan yang aman� saja.
Itulah tiga tipe jenis penulis situs blog dari gaya menulisnya.
27th May 2012
Tiga macam tipe penulis dari gayanya menulis
