Emma Amalia Agus Bisri,tokoh perempuan dalam pelestarian dan pengembangan budaya

[sijampang]

budayakan sebelum membaca

(Semoga dengan thread ini dapat menambah pengetahuan & wawasan agan semua)



PERINGATAN KERAS

Please No Junk In My Thread

Budayakan Berkomentar Yang Bijak & Baca Dulu Sebelum Berkomentar!

[/quote]

Emma Amalia Agus Bisri, yang dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 November 1943, adalah tokoh perempuan Betawi yang memiliki rasa cinta yang kuat kepada Betawi. Anak keenam dari tujuh bersaudara ini dibesarkan dalam lingkungan keluarga Betawi yang maju, harmonis, dan berjatidiri kuat. Ibunya berasal dari keluarga mualim yang terpandang dan disegani, sedangkan ayahnya adalah seorang pebisnis elektronik. Pada masa penjajahan Jepang, sang Ayah dengan beberapa kawannya turut menjahit Sang Merah Putih secara cuma-cuma untuk dikirim ke seluruh Indonesia.

Wisuda Universitas Indonesia bagi lulusan semester gasal tahun akademik 2011/2012, yang berlangsung pada tanggal 18 Februari 2012, mencatat sejarah baru bagi Universitas Indonesia. Untuk pertama kalinya, dalam Wisuda Lulusan Program Profesi, Spesialis, Magister, dan Doktor Universitas Indonesia, Penghargaan Makara Utama sebagai penghargaan tertinggi Universitas Indonesia dianugerahkan kepada tokoh masyarakat yang memberikan kemaslahatan dan menjadi teladan bagi masyarakat. Hal yang istimewa adalah Penghargaan Makara Utama yang pertama itu diberikan kepada tokoh yang memiliki andil dalam bidang sosial-budaya, yaitu Emma Amalia Agus Bisri, seorang perempuan yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk Betawi, masyarakat, dan budaya Betawi.

Hj. Emma, mantan Ketua Umum LKB, mantan Ketua Umum Persatuan Wanita Betawi, dan Ketua Umum Yayasan Sirih Nanas, merupakan tokoh perempuan Betawi yang memiliki cita rasa kuat pada budaya Indonesaia, khususnya budaya Betawi. �Kiprah Hj. Emma Amalia Agus Bisri tidak ada tandingannya dalam pelestarian dan pengembangan budaya Betawi,� ungkap Rektor UI.

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) turut andil dalam proses penilaian kelayakan dan kepatutan Emma Amalia Agus Bisri sebagai calon penerima Penghargaan Makara Utama. Hal itu tidak mengherankan karena selama tiga tahun terakhir ini FIB UI menyelenggarakan program-program pengembangan kajian budaya Betawi sebagai Pusat Kajian Betawi.

Siapakah Emma Amalia Agus Bisri, penerima Penghargaan Makara Utama? Berikut adalah rangkuman profil Emma Amalia Agus Bisri, beserta kontribusi beliau, yang mendasari pemberian penghargaan itu, hasil wawancara Emma Amalia Agus Bisri oleh Untung Yuwono dan Lily Tjahjandari, dua anggota redaktur Langgam Budaya yang berkesempatan menjadi anggota Tim Penilai Pemberian Penghargaan Tertinggi UI. Sebagian hasil wawancara ini juga telah dimuat dalam buku Alasan Pemberian Penghargaan Makara Utama Bidang Sosial Budaya kepada Emma Amalia Agus Bisri dalam Pelestarian dan Pengembangan Budaya Betawi. Wawancara dilakukan menjelang akhir tahun 2011 dan bertempat di Butik Milla House, Kebayoran, butik milik Emma





Sepintas Emma Amalia Agus Bisri dan Betawi

Emma dikenal sebagai kolektor benda budaya, khususnya Betawi. Semangatnya untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Betawi bermula dari pengoleksian barang hasil kebudayaan material, lalu tumbuh saat ia bergaul secara luas dalam lingkup keorganisasian Betawi. Hingga pada puncaknya ia menjadi tokoh penting perempuan Betawi yang secara langsung terjun ke tengah-tengah arus perjuangan pelestarian dan pengembangan Betawi, tidak sekadar melalui penuangan pemikiran tentang Betawi, tetapi menunjukkan bukti konkret kontribusinya dalam berbagai hal.

Ketertarikannya terhadap kesenian dan kebudayaan sudah berlangsung lama. Pada usia muda ia aktif berkesenian Betawi, menari dan berteater. Beranjak dewasa, dengan dana pribadi yang berasal dari hasil jerih payahnya berbisnis, Emma mulai mengoleksi benda-benda seni dari berbagai daerah. Kebiasaan tersebut semakin meningkat seiring dengan perjalanan waktu, sekalipun saat itu suaminya, Agus Bisri, belum melihat arti pentingnya mengoleksi benda-benda seni.

[quote]





Upaya pelestarian budaya Betawi tersebut dilakukan oleh Emma secara berkelanjutan dan konsisten tanpa mempersoalkan posisi atau jabatan. Menurutnya, siapa pun dapat berkontribusi melestarikan kebudayaan Betawi. Untuk kegiatan pelestarian, ia sadar benar memerlukan dana. Namun, ia tidak pernah mempermasalahkan dari mana pendanaannya berasal, apakah dari kantong sendiri ataupun dari Pemerintah Daerah yang didekatinya demi melestarikan kebudayaan Betawi. Emma tidak pernah berpikir berapa banyak dana pribadi yang telah dan harus dikeluarkannya untuk tujuan mulia itu. Sekecil dan sebesar apa pun dana yang dikeluarkannya merupakan wujud nyata tanggung jawab dan kewajibannya melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi.











Gimana gan ,coba seluruh perempuan indonesia seperti beliau yg menghargai budaya indonesia semoga dengan ada nya thread ini para sista menyukai budaya indonesia yg semakin hari semakin kurang perhatian sekian dari ane semoga bermanfaat gan



1.SUMBER GAMBAR DARI MBAH GOOGLE

2.SUMBER

3.SUMBER



mampir ke thread ane yg lainnya dengan mengklik emot kaskus









Kalo berkenan Tinggalkan =

1. Rate 5, biar jadi HT

2. melon, boleh atau , sama saja

3. Jangan timpukin ane

Supported By: