film indonesia "dilema" raih penghargaan tertinggi di festival film moskow
[/quote]
Quote:
Welcome to my thread
Buat om dan tante para ceriwiser ane mengharapkan komeng dari anda semua, sebelumnya terima kasih udah mo mampir di trit ane yang satu ini
:f allinlove:
Dan jangan lupa di bantu ratingan nya ya
Quote:
Film "Dilema" meraih penghargaan di ajang Festival Film Detektif Internasional di Gedung Budaya Kota Moskow, Rusia. Film yang diproduseri artis Wulan Guritno itu, menyabet penghargaan tertinggi sebagai "best feature film".
Film karya anak bangsa tersebut menggusur film nominasi lainya dari Inggris, Lithuania, Portugal, Jerman, China, Selandia Baru, Turki, Bulgaria, Argentina, Rusia dan lainnya. Demikian disampaikan Pensosbud KBRI Moskow Aji Surya, Ahad (29/4).
"Sungguh luar biasa hari ini. 'Dilema' sebagai film yang bukan mainstream ini telah mengalami banyak tantangan, mulai pendanaan hingga jumlah penonton. Tapi kita tetap optimis. Dan dengan kemenangan di Moskow ini, terbayar lunas semuanya," ujar Wulan berbinar-binar. (kepuasan tante wulan)
Dubes RI Djauhari Oratmangun yang saat itu berada di kota ujung timur Rusia, Vladivostok, segera mengirimkan pesan ucapan selamat dan rasa bangganya. "Bangsa Indonesia senang dan bangga dengan kemenangan ini. Ayo maju terus perfilman nasional," demikian kata dubes melalui pesang singkat.
Film yang tergolong omnibus ini cukup unik. Terdiri dari empat cerita dengan empat sutradara terpisah namun berujung pada satu ending bersama. Film bercerita tentang sisi gelap sebuah kota (Jakarta) dimana orang-orangnya menghadapi masalah rumit dan saling terkait satu dengan lainnya. Di dalamnya ada masalah perjudian, seks, mafia, ormas hingga korupsi.
Menurut rencana, setelah pulang dari Moskow awak "Dilema" akan mempromosikan film ini di Silk Screen Asian Film Festival di Pittsburg Amerika Serikat.
Quote:
Omnibus adalah sesuatu yang jarang di ranah perfilman dalam negeri. Bisa dihitung dengan jari film-film apa saja yang memakai formula seperti ini. Setelah Kuldesak, Love, Jakarta Maghrib, Takut dan Fisfic Vol. 1, kini ada omnibus terbaru berjudul Dilema. Sebuah proyek prestisius dari rumah produksi WGE Pictures milik Wulan Guritno.
Dilema dibagi dalam lima segmen empat sutradara. Meski ceritanya berbeda, namun lima cerita tersebut mempunyai sebuah benang merah yang akhirnya saling membentuk sebuah lingkaran utuh tentang sisi gelap Jakarta sebagai kota yang tak pernah tidur.
1. THE OFFICER
Segmen pertama ini disutradarai oleh Adilla Dimitri. Bercerita tentang Ario (Ario Bayu) polisi muda idealis yang baru saja diangkat menjadi reserse. Di hari pertama berpatroli, Ario bertemu dengan Bowo (Tio Pakusodewo), sang partner yang tengah bingung mencari uang untuk membayar biaya operasi orang yang sangat dia cintai.
2. GARIS KERAS
Segmen kedua di sutradarai oleh Robby Ertanto Soediskam yang kemungkinan akan menyindir fenomena tolak FPI. Which is fenomena tadi sedang aktual banget saat ini meski belum menemui titik terang. Ibnu (Baim Wong) dan Said (Winky Wiryawan) adalah seorang muslim taat yang bersahabat. Hingga kemudian salah satu dari mereka terprovokasi untuk bertindak lebih �kejam� atas nama agama.
3. RENDEZVOUS
Segmen ketiga bercerita tentang Dian (Pevita Pearce), remaja cantik dan cynical yang sedang berlibur ke cottage milik keluarga di pinggir pantai sebagai bentuk pelarian mengobati trauma atas kematian sang Ibu. Dimana akhirnya Dian bertemu dengan seorang lesbian bernama Rima (Wulan Guritno) yang berusaha mendekati ditengah kegalauan tersebut.
4. THE BIG BOSS
Segmen keempat disutradarai oleh Rinaldy Puspoyo yang sebelumnya kita kenal lewat 6:30. Berkisah tentang Adrian (Reza Rahadian) seorang arsitek sukses yang mempunyai masa lalu kelam. Pada suatu pagi kantornya kedatangan seorang wanita bernama Hetty (Jajang C. Noer) yang mengundangnya datang kerumah Bapak, seorang �kuat� yang berambisi memiliki Jakarta.
5. THE GAMBLER
Yang demen nongkrongin facebook pasti nggak asing dengan istilah poker. Nah, segmen kelima yang disutrdarai Robert Ronny ini bercerita tentang itu. Sigit (Slamet Rahardjo) dulunya penjudi hebat. Namun karena sebuah masalah, dia terpaksa berhenti. Lama tak muncul, pada suatu malam Sigit datang ke sebuah casino ilegal milik Gilang (Ray Sahetapy) demi merebut kembali sesuatu berharga yang dulu pernah dia buang. Well, setelah sinopsis, sekarang mari kita kupas isi omnibus ini.
Jika Takut bersifat mandiri alias tiap segmen langsung selesai dan berganti segmen lain, Dilema menggunakan pendekatan interwoven macam Love karya Kabir Bhatia untuk cermin lokal atau Crash, Valentine�s Day dan New Year Eve untuk cermin barat. Sayangnya, Dilema nggak mampu tampil sedemikan runut seperti film-film yang udah gue sebutin tadi. Dan hal ini yang membuat film ini nggak berkesan. Oke, gue dukung Dilema untuk tampil berbeda. Tapi gue juga nggak bisa bohong kalau sepanjang 90 menit perjalanan durasinya, gue sempat mikir beberapa kali untuk walk out. Serius, Dilema ternyata membosankan. Gue bertahan untuk tidak meninggalkan bangku adalah suatu kelebihan. Dimana sejarah gue walk out khusus untuk filmnya Damien Dematra yang itu aja dan nggak mau nambah daftar lagi.
Kelemahan film ini terletak pada segmen Rendezvous yang mungkin diniatkan sebagai pemanis dengan menjual Pevita yang aktingnya kancut banget. Tapi seperti itulah, banyak hal yang missing di segmen ini. Seperti ekpresi muak teman Dian setelah berciuman dengan seorang cowok yang nggak ada efek untuk kelanjutan cerita kedepan dan sex scene yang mendadak terpotong berganti segmen lain hingga kemudian setelah segmen kembali berfokus pada Dian, cerita malah berubah seolah adegan itu tak pernah ada. Percaya deh kalo seisi bioskop, sekitar 20-an orang, kompak berseru: "lho kok?" pas tau hal ini. Seperti yang udah gue singgung diatas, editing Dilema kasar banget. Bikin gue bingung merunutkan. Contoh nih, segmen 5 settingnya malam hari; segmen 1, 2 dan 3 satu hari dari pagi ke pagi lagi; segmen 4 kalau nggak salah inget, dua harian meski banyak mengambil setting siang. Here, penataan waktu inilah yang bikin gue kaget.
Masa iya setting bisa berubah-ubah seenak hati dari pagi ke malam ke siang ke malam lalu ke pagi lagi. Menurut L? Kalau emang niat dicampur adukin, harusnya 5 sutradara sekaligus penulis skenarionya ini bisa membuat jalan tengah dengan nggak seenak udel merusak mood. Seolah belum cukup, hal tadi semakin diperparah dengan tatanan dan atmosfir film yang dibangun a la FTV serta banyaknya sempalan karakter yang sebenarnya nggak perlu. Seperti tokoh Asih (Cindy Febriana) di awal durasi yang sok suci pake kerudung dan berbicara dengan style drama sinetron Tersanjung: �Maaf mas, bukan mukhrim, takut di demo!� tapi taunya cuma penyanyi dangdut keliling. Apa pula? At last, meski diisi nama-nama besar, nggak menjamin sebuah film bisa tampil menarik. Gue udah berusaha berpikir lebih ringan, tapi Dilema tetap nggak bisa gue nikmati dengan baik.
PIC :
[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :
Nah ini foto produser nya gan yang cantik dan seksi :
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :
WULAN GURITNO
-BIODATA-
Nama Lengkap : Wulan Lorraine Guritno
Nama Panggilan : Wulan Guritno
TTL : London, 14 April 1980
Nama Suami: Attila Syach (cerai)
Nama Anak: Syaloom Syach Razade
Pendidikan Terakhir : Taliaconti Academy of Teater Art London
Zodiak : Aries
Tinggi badan : 168 cm
Hobi : Shopping, Jalan bersama Shaloom
Buku Favorit : The Famous
Film Favorit : The Famous
Music Favorit : The Famous
Tv Show Favorit : Simple, Fun, dan educated
Trailer :
Spoiler for open this:
Quote:
Harapan ane untuk perfilman indonesia mulai dari tahun ini semakin maju dan sukses, terus menembus pasaran film internasional biar ga ketinggalan sama negara-negara lain gan ! Go..indonesia..GO