KENTANG GORENG dibilang FRENCHISE ama DPR yg ngaku s2 di US!!!

[minumwine]

Gan ane brusan baca MI disitu ada anggota DPR yg NGAKU LULUSAN S2 DARI AMRIK bilang kalo dia trip ke luar negeri dia ga perlu penerjemah kalo studi banding ke luar, soalnya dia bilang penerjemah sering kali salah gan...







nah pas wartawan Media Indonesia menawarkan si pak dewan mau pesen makan apa, si anggota DPR pesen:






[/spoiler]

Spoiler for open this:

Spoiler for open this:

for dpr pesen:

FRENCHISE GAN

mungkin maksudnya si pak dewan yang terhormat

french fries

kali ya gan, disini ane aneh gan mnurut ane dia bilang ga perlu penerjemah soalnya sering salah, dia ngaku lulusan s2 dari amrik tapi ngomong aja masih blepotan..




[/quote]

Originally Posted by note



Bukan Ane ngerasa bahasa inggris ane paling bener gan, ane juga masih blepotan pas ngomong inggris. Tapi yang penting ane ga sombong! ane ga ngeremehin orang kaya yg dia bilang si penerjemah sering salah! dan yang paling penting ane ga makan duit yg bukan hak ane

[spoiler=open this] for sumber:




Saat Kentang Goreng Disebut Franchise

26 Oct 2010

Media Indonesia Politik

DENGAN napas terengah-engah, pria tambun itu bergegas memasuki sebuah hotel akhir pekan lalu. "Aduh maaf banget saya terlambat, macet sekali jalannya," ujar anggota DPR itu begitu melihat Media Indonesia dan beberapa wartawan lain memandangnya dengan wajah tertekuk.



Pria itu mengajak kami berbincang di kafe yang terletak di lantai satu hotel. Tak sabar, ia menggelar setumpuk kliping majalah di meja bundar tempat kami berlima duduk. "Dia ini sebenarnya pernah juga ke luar negeri," serunya sembari menunjuk foto lawan politiknya yang berkunjung ke beberapa negara Eropa di dalam klipingan majalah itu. Lawan politiknya ini belakangan terus memprotes si pria tambun itu, yang memimpin rombongan anggota DPR RI berangkat studi banding ke luar negeribeberapa hari lalu.



"Dia itu ikutmenandatangani hasil rapat yang memutuskan berangkat ke Yunani, walaupun sebenarnya dia mau ke Korea Selatan. Saya enggak tahu kenapa dia tiba-tiba berubah, dan bilang kepada pers menolak perjalanan ke luar negeri," cetusnya. Kepada kami, pria itu menuturkan pentingnya lawatan lima hari ke negara tujuan, yang memakan anggaran miliaran rupiah tersebut. Katanya, mereka mau belajar etika di sana. Bagaimana parlemen di sana mengatur dan memberi sanksi terhadap anggota dewan yang tertidur saat rapat, merokok, atau legislator perempuan yang berpakaian mini menantang sehingga bikin tidak konsentrasi bersidang.



"Apakah pantas seorang anggota dewan memakai pakaian yang belahan (dada)-nya kelihatan begitu? Memangnya kitabisa menegur? Tidak kan," cetusnya. Perbedaan bahasa, kata dia, tidak menjadi masalah. Apalagi, para anggota dewan yang berangkat memiliki berbagai macam pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Ia sendiri mengaku mengambil kuliah S-2 di Amerika Serikat.



"Cuma saya kuliahnya ekonomi, bukan politik atau hukum. Jadi nanti saya enggak perlu penerjemah. Bisa sendiri kok, malah kadang penerjemah itu salah ngomong-nya. Saya bahkanberani kok bicara di depan sidang PBB," tuturnya panjang lebar . Tak lama kemudian, ia menawari kami untuk memesan makan. Seorang pelayan pun dipanggilnya untuk mencatat pesanan kami. Melihat kami hanya memesan minuman, ia langsung berkomentar, "Pesan makan dong. Coba dik (ke pelayan), bawakan kentang goreng. Apa itu namanya? Frencais, yafrencais. Frencais-nya satu, sama pisang goreng juga," serunya kepada pelayan.



Pesanannya membuat kening kami berkerut, mungkin yang pria ini maksud adalah french fries, kentang goreng ala restoran cepat saji, bukan frencais. Kalau dia lulusan ekonomi, terlebih kuliah di Negeri Paman Sam, seharusnya bdak akan keseleo lidah dengan menyebut frencais {franchise), yang artinya salah satu jenis kerja sama membuka usaha.



Pembicaraan kembali bergulir sembari menunggu pesanan datang. Kami bertanya lugas kepadanya, "Ibu ikut?" Maksudnya istri pria itu. "Adinda tahu berapa umur saya?" Kami diam, tak berani menerka. "Lima puluh enam," katanya sembari mengeluarkan wadah plastik berukuran sekitar 6x20 an. Isinya, berbagai macam kapsul dan tablet warna-warni. Menilik wama, setidaknya ada 12 macam tablet dan kapsul obat di dalamnya. "Ini obat saya, hanya istri saya yang mengerti obat mana yang perlu saya minum," tuturnya. Kami mengangguk mafhum.



"Di sana enggak jalan-jalan dong. Pak," celetuk teman yang sedari tadi memperhatikan salinan jadwal kegiatan pelesir ke luar negeri. "Ya kalau ada waktu kan enggak apa-apa. Nanti kan bayarnya pakai uang sendiri," tuturnya. (Nurulia |uw ita/Maria Jeanindya/P-2)











komen agan2:

Originally Posted by eMeraVarm



Tanya dah bisa bedain french kiss sama french fries ato fried rice






paling juga ga tau gan, untung dia ga bilang french kiss ya gan

Originally Posted by kyva557



Untung ga dibilang friendster (frenster)

Originally Posted by adrian96



itu mah lulusan SDua gan

Originally Posted by sarungbule



untung gak di bilang freenbook..

dpr goblok.. :

Originally Posted by Adexkai



untung gag pesen frankenstein...

Originally Posted by outline



wahahaha, yang penting S-2 di Amrik gan






ane ga yakin gan doi beneran disitu

Originally Posted by Syah89



Sehari-hari makan singkong rebus aja pake pesen kentang goreng...

Originally Posted by Maelk



S-2= S nya ada 2 = S S= Sekolah Seks

Originally Posted by byzania



ntar frestea dibilangna freesex??:maho:maho






wakakakakakakakakakakakakaka

[quote]






Originally Posted by red.edition



namanya manusia bs salah lah gan






iya gan ane setuju, tp ga perlu kan dia sok2an ngomong kaya gitu, apalagi ane denger ada anggota komisi v yang diem2 ke ITALIA buat studi banding rumah susun, dimana ga ada korelasinya antara rusun ama italia, sementara bumi pertiwi lagi dihajar bencana gan.



ini cuma luapan kekesalan ane aja gan, ane miris banget dengernya...

ane miris itu anggota ga punya otak malah hobi banget jalan2, buang2 duit pajak hasil keringat rakyat.



jadi ini cuma pelampiasan ane aja gan..





Bagi nya dong gaaan