Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
ondelondel's Avatar
ondelondel ondelondel is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2012
Posts: 1,996
Rep Power: 16
ondelondel mempunyai hidup yang Normal
Default Badai Di Ujung Negeri [Film Baru Gan >CEKIDOT>>>

BADAI DI UJUNG NEGERI (bada)





[/quote]
Quote:





Jenis Film : Drama

Produser :Pingkan Warouw

Produksi :Quanta Pictures

Homepage :http://www.badaidiujungnegeri.com

Durasi :0



Cast & Crew

Pemain :Arifin Putra

Astrid Tiar

Yama Carlos

Jojon

Ida Leman http://www.facebook.com/hidayatileman

Sutradara : Agung Sentausa

Penulis : Ari M Syarif



di Bioskop 29 September 2011






Quote:





badai adalah marinir yang ditugaskan di pos jaga perbatasan indonesia di sebuah pulau di laut cina selatan. Penemuan mayat misterius mempertemukannya kembali dengan joko, sahabat lama yang ditugaskan di kapal kri



anisa seorang gadis setempat mempertanyakan kepastian hubungannya dengan badai. Badai ragu untuk membuat keputusan karena dia bisa dipindah tugaskan kapanpun, kemanapun



dika, anak nelayan teman badai ditemukan mati. Kesalahpahaman joko dan badai tentang kematian nugi, adik joko, mempengaruhi kerjasama mereka dalam menemukan siapa pembunuh dika dan mayat-mayat lainnya yang belakangan bermunculan terapung di laut. Badai dan joko dijebak ke pulau terpencil sementara para pembunuh merencanakan pembajakan sebuah kapal tanker di laut perbatasan, memanfaatkan kelemahan konflik di antara mereka dan kondisi kapal kri yang sudah tua.






Quote:





TS QUOTE

Syutingnya di Tj Pinang Kep Riau, kalo ngga salah di kp Bugis, Trikora, Pulau Mapur. Perbatasan Indonesia - Malaysia - Singapura. Adegannya Action (militer) Romance Gan . Soundtracknya Ipank Lazuardi, Judulnya "Nyali". Patut di tonton nih gan





Quote:





Sreenshot Gan


[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for BADA:


























TRAILER


[spoiler=open this] for bada:














REVIEW DARI AGAN hyperion_lynx


Quote:






Originally Posted by hyperion_lynx



Review: Badai di Ujung Negeri (2011)



Setelah menggarap film musikal Garasi pada enam tahun lalu, dan kemudian sempat ambil bagian dalam salah satu segmen film omnibus Belkibolang (2010), Agung Sentausa kembali duduk di kursi sutradara untuk mengarahkan Badai di Ujung Negeri. Berbeda dengan Garasi yang naskah cerita bernuansa musikalnya sangat dekat dengan akar penyutradaraan Agung yang terlebih dulu dikenal sebagai seorang sutradara video musik, Badai di Ujung Negeri menghadapkan Agung pada sebuah naskah film drama dengan baluran beberapa adegan aksi yang masih cukup jarang diangkat pada banyak film nasional saat ini. Agung sendiri memang cukup berhasil dalam mengarahkan tim produksinya untuk menghasilkan film dengan tampilan visual dan aliran penceritaan yang kuat. Sayangnya, naskah Badai di Ujung Negeri arahan Ari M Syarief (Maskot, 2006) terlalu lemah untuk mampu membuat film ini tampil lebih istimewa lagi.



Arifin Putra berperan sebagai Badai, seorang marinir yang bersama kesatuannya ditugaskan untuk menjaga perbatasan Indonesia di sebuah pulau di Laut Cina Selatan. Walau mengemban tugas yang cukup mulia, Badai sendiri tidak pernah menemukan kehidupan yang benar-benar nyaman selama bertugas di daerah tersebut. Masyarakat setempat seringkali menempatkan Badai dan kesatuannya sebagai orang-orang yang seringkali menimbulkan masalah dan justru lebih sering menyusahkan masyarakat setempat daripada memberikan perlindungan pada mereka. Pandangan negatif ini pula yang kemudian membuat hubungannya dengan salah seorang gadis setempat, Anisa (Astrid Tiar), tidak mendapatkan restu dari ibu angkatnya, dr Yana (Ida Leman).



Tugas Badai sebagai seorang marinir penjaga perbatasan diuji ketika masyarakat setempat dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat di daerah lepas pantai dekat perkampungan mereka. Tidak hanya disitu, beberapa hari kemudian, sesosok mayat lainnya kembali ditemukan, yang jelas semakin memojokkan posisi Badai dan kesatuannya sebagai sekelompok pasukan yang bertanggung jawab atas keamanan daerah tersebut. Untuk mencegah agar situasi tidak semakin memburuk, pasukan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut akhirnya turun tangan untuk melakukan operasi rahasia dan menguak kebenaran yang tersembunyi di balik misteri penemuan dua sosok mayat tersebut.



Dalam Badai di Ujung Negeri, karakter Badai dan kesatuan tempat ia bekerja dikisahkan bagaikan sekelompok pesakitan yang oleh masyarakat di sekitar wilayah mereka bertugas selalu dianggap sebagai pembawa masalah � bahkan terdapat satu sosok karakter pria setengah baya yang pada dua kejadian tiba-tiba muncul dan tanpa alasan jelas berteriak bahwa �Badai dan kesatuannya harus bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut.� Masalahnya, hingga film ini berakhir, penonton tak kunjung diberikan penjelasan mengenai mengapa karakter Badai dan kesatuannya bisa berada di posisi tersebut. Kemungkinan besar, sang penulis naskah menganggap penonton akan menggunakan asumsi mereka selama ini terhadap citra pihak kepolisian dan aparat keamanan yang sering dianggap tidak dapat melakukan apa-apa guna melindungi masyarakat. Pun begitu, tetap saja, dalam sebuah film, hal itu justru menimbulkan sebuah lubang besar dalam cerita secara keseluruhan.



Naskah cerita Badai di Ujung Negeri juga menemukan beberapa kesulitan yang cukup mengganggu dalam membagi porsi cerita yang ingin disampaikan. Pembagian porsi cerita mengenai permasalahan pribadi dari karakter Badai � yang masih terbagi lagi antara masalah jalinan romansanya dengan karakter Anisa dan masalah persahabatannya dengan karakter Joko (Yama Carlos) � dengan permasalahan yang ia hadapi dalam tugas profesionalnya terasa tidak mampu untuk ditampilkan secara seimbang. Ketika Badai di Ujung Negeri akhirnya justru memberikan perhatian yang lebih besar pada kisah permasalahan pribadi karakter Badai � yang kemudian dieksekusi dengan sedikit terlalu datar, film ini kemudian terasa kurang mampu memanfaatkan premis adegan aksinya yang menjadikan tampilan adegan aksi dalam Badai di Ujung Negeri kurang maksimal dan terlalu singkat.



Dari departemen akting, sama sekali tidak ada yang istimewa. Untuk kedua kalinya, setelah Batas (2011), Arifin Putra memerankan sesosok karakter pria dewasa. Arifin sepertinya masih �terjebak� untuk menggambarkan sesosok karakter pria dewasa sebagai karakter yang bertutur kata rapi, lemah lembut dan berkelakukan kaku. Yang menjadi highlight dari departemen akting Badai di Ujung Negeri tentu saja adalah Jojon yang kali ini harus menghapus semua imej komediannya dan memerankan seorang karakter yang antagonis. Karakter Piter yang ia perankan sayangnya kurang begitu mampu tergali dengan baik, namun akting Jojon harus diakui mampu tampil begitu baik.



Lemah dalam penceritaan dan sama sekali tidak istimewa dalam departemen akting, Badai di Ujung Negeri tampil sangat memuaskan dari segi tampilan tata produksinya. Padri Nadeak berhasil memilihkan deretan gambar yang sangat memuaskan untuk dipandang. Pilihan gambar tersebut kemudian berhasil disatukan dengan sempurna oleh suntingan Aline Jusria. Thoersi Argeswara sekali lagi membuktikan kelihaiannya dalam memberikan tata musik yang mampu memberikan tambahan emosional pada setiap adegan cerita. Dengan kekuatan tata produksi yang maksimal inilah Badai di Ujung Negeri terhindar dari hasil keseluruhan yang mengecewakan.



Sebenarnya, adalah sangat menyenangkan untuk melihat sineas perfilman Indonesia untuk memilih sebuah tema cerita yang berbeda untuk ditampilkan dalam setiap karya mereka. Begitu yang terjadi pada Agung Sentausa dan filmnya, Badai di Ujung Negeri. Merupakan sebuah drama yang memadukan tema cinta dan nasionalisme, Badai di Ujung Negeri sayangnya memiliki naskah cerita yang kurang mampu tertulis dengan rapi. Terdapat begitu banyak kelemahan pada struktur cerita dan karakterisasi yang ditampilkan sehingga membuat Badai di Ujung Negeri terasa cukup mengganggu pada beberapa bagian. Untungnya film ini masih mampu menyajikan tata produksi yang memuaskan. Walaupun sama sekali tidak akan mampu menghilangkan rasa datar akibat jalan cerita yang terlalu bertele-tele, namun setidaknya mampu menghindarkan Badai di Ujung Negeri dari gelar film yang gagal secara keseluruhan.



Rating: 3 / 5









Quote:





melon DONG GAN

comment'nya jangan lupa






[quote]





JANGAN LUPA RATE GAN











Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 02:51 PM.


no new posts