Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
golputaja's Avatar
golputaja golputaja is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: May 2012
Posts: 3,992
Rep Power: 19
golputaja mempunyai hidup yang Normal
Default Bidan Idaman Dipindah, Preman Dikerahkan

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Ratusan blater atau preman dikerahkan oleh Klebun (Kepala Desa) dan aparat Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Jumat (22/4/2011).



Mereka dikerahkan dengan tiga truk dari luar Pamekasan, untuk mengamankan pembukaan "segel" sebuah poliklinik desa (polindes) di Desa Palengaan Laok.



Mereka sengaja didatangkan dari dua desa di Kabupaten Sampang untuk meredam warga setempat agar tidak melakukan perlawanan, saat pembukaan segel. Cara itu ternyata ampuh. Apalagi, mereka juga didampingi beberapa kiai kharismatik di Pamekasan.



Segel Polindes akhirnya dibuka oleh Kiai Mudassir, pengasuh Pesantren Miftahul Ulum Panyepen, Palengaan, dengan didampingi beberapa kiai.



Sebelumnya, pada Minggu (17/4/2011) lalu, ratusan warga desa setempat menyegel Polindes sebagai bentuk protes atas dipindahnya bidan desa Heni Astuti (35), ke Desa Candi Burung, Kecamatan Proppo. Tidak ada penjelasan soal alasan pemindahan bidan idaman warga desa itu.



Kholis Afandi, warga setempat, hanya menyebutkan, warga Desa Palengaan Laok tidak ingin bidannya diganti. Alasannya, bidan itu sudah lama bertugas dan cukup baik memberikan pelayanan kepada masyarakat.



"Ketika Bu Heni diganti, pilihan kami menyegel Polindes agar tidak ditempati bidan baru yang ditugaskan di desa kami," kata Kholis Afandi. Ketika penyegelan, aparat desa setempat tidak berbuat apa-apa.



Sampai lima hari penyegelan, akhirnya aparat desa setempat berupaya membukanya. Takut terjadi bentrok antara warga yang pro dan kontra penyegelan, aparat desa mendatangkan kiai karismatik bersama blater dari luar Pamekasan.



"Kami sangat kecewa dengan sikap aparat desa kami karena tidak mendukung aspirasi kami. Justru kami dihadap-hadapkan dengan kiai dan blater," terang Kholis Afandi.



Seharusnya, lanjut aktivis desa ini, orang di luar Desa Palengaan Laok tidak memiliki hak intervensi untuk masuk dalam persoalan penyegelan Polindes.



"Biar kami yang menyelesaikan sendiri persoalan di desa kami," tuturnya. Setelah pembukaan segel berhasil dilakukan, warga sama sekali tidak protes. Mereka sengaja membiarkannya, kawatir jika melawan akan terjadi bentrokan berdarah.



Namun beberapa jam kemudian, setelah para blater dan kiai kharismatik yang ditunjuk untuk membuka segel pergi dari lokasi penyegelan, puluhan warga kembali menyegel Polindes tersebut. "Sekali lagi, kami tidak akan membuka jika keinginan kami tidak dikabulkan," pungkas Kholis Afandi.



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 09:49 AM.


no new posts