Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
demokrat's Avatar
demokrat demokrat is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: May 2012
Posts: 4,195
Rep Power: 19
demokrat mempunyai hidup yang Normal
Default Pesan bung karno kepada pki : Yo sanak yo kadang �.

[/quote]
Quote:









[quote]





PESAN BUNG KARNO KEPADA PKI :

YO SANAK YO KADANG �.






Renungan dan catatan tentang BUNG KARNO



Judul ini menyangkut masalah besar!. Karena, isinya berkaitan erat dengan masalah nasional (dan juga internasional) yang telah mengakibatkan : digulingkannya Presiden Sukarno, dibunuhnya jutaan orang tidak bersalah, berkuasanya Orde Baru/GOLKAR selama lebih dari 32 tahun, kemunduran kebudayaan berfikir secara beradab di Indoneia, kerusakan moral besar-besaran di kalangan �atas�, dibunuhnya demokrasi, dimandulkannya Pancasila, dan keterpurukan negara dan bangsa seperti yang sama-sama kita saksikan dewasa ini.



Sejarah Bung Karno dan sejarah PKI akan tetap menjadi masalah yang penting untuk terus direnungkan, dikaji, dan dibicarakan. Sebab sejak terjadinya G30S dalam tahun 1965, banyak hal-hal yang masih gelap atau digelapkan, baik yang berkaitan dengan Bung Karno maupun PKI. Sekarang ini, makin banyak orang yang makin yakin bahwa selama lebih dari 32 tahun, Orde Baru/GOLKAR beserta pendukung-pendukung setianya, telah menyajikan dua masalah ini secara sefihak, secara tidak fair atau secara tidak jujur. Selama itu, baik Bung Karno maupun PKI telah dijadikan bulan-bulanan serangan oleh �sejarah versi resmi� Orde Baru. Dan selama puluhan tahun itu pula Orde Baru/GOLKAR melarang, mencegah, atau mematahkan, setiap usaha untuk menyajikan kedua persoalan ini secara berbeda dengan �versi resmi� itu.



Begitu hebatnya serangan Orde Baru/GOLKAR lewat indoktrinasi yang menyesatkan ini, yang dilakukan puluhan tahun secara intensif, permanen dan menyeluruh, sehingga citra Bung Karno dan PKI menjadilah serba negatif di benak banyak orang. Sekarang ini, setelah terbukti bahwa sistem politik Orde Baru adalah begitu buruk, dan setelah praktek-praktek para pendirinya dan para pendukung setianya ternyata jelas telah menimbulkan begitu banyak kerusakan terhadap negara dan bangsa, banyak orang mulai bertanya-tanya mengapa Bung Karno telah digulingkan dan mengapa pula PKI ditindas. Dan, bahkan orang mulai berfikir, bukankah karena Bung Karno digulingkan dan PKI ditindas itulah, maka, sebagai akibatanya, keadaan negara dan bangsa menjadi kacau, ruwet, dan penuh kebobrokan seperti sekarang ini?.



AMANAT PENDERITAAN RAKYAT JANGAN DIKHIANATI



Sejarah perjuangan politik Bung Karno menunjukkan dengan jelas bahwa ia sejak berusia duapuluhan tahun, sudah menampilkan diri sebagai seorang nasionalis Islam yang kiri, seorang pejuang anti-penjajahan yang revolusioner, yang menggunakan analisa marxis dalam memandang persoalan-persoalan masyarakat dan perjuangan bangsa. Tulisannya yang terkenal �Nasionalisme, Islam dan Marxisme� dalam majalah Suluh Indonesia Muda , ketika ia masih berumur 26 tahun, adalah bukti tentang kecemerlangan fikirannya. Dalam sejarah para perintis kemerdekaan kita, ia sangat menonjol sekali dalam hal ini.



Oleh karena itu, dapatlah kiranya dimengerti bahwa sebagai seorang pemuda revolusioner, ia menghargai semangat pembrontakan PKI dalam tahun 1926 melawan pemerintahan kolonial Belanda. Setelah menjadi kepala negara pun, dalam berbagai kesempatan ia juga telah menyebutkan betapa besar pengorbanan orang-orang yang dipenjarakan atau dibuang ke Tanah Merah (Boven Digul) karena perjuangan mereka itu, demi Amanat Penderitaan Rakyat. Antara lain ia pernah berpesan sebagai berikut :



� Kita tidak bisa tidak menyelanggarakan masyarakat adil dan makmur yang saya namakan Amanat Penderitaan Rakyat, oleh karena penderitaan Rakyat berpuluh-puluh tahun semua adalah perjuangan dan korbanan untuk mencapai cita-cita masayarakat adil dan makmur itu! Amanat adalah suatu titipan daripada Rakyat. Amanat ini harus kita setiai. Amanat ini tidak boleh kita khianati, oleh siapapun juga yang menamakan dirinya patriot Indonesia, pejuang Indonesia, Pengabdi Negara Republik Indonesia.



�Amanat Penderitaan Rakyat ini sudah tidak boleh kita ganggu gugat lagi, bahwa ia adalah satu kewajiban yang utama bagi kita. Ia tertulis sebenarnya di atas batu-batu nisan kuburannya pejuang-pejuang kita yang telah mangkat. Ia tertulis di dinding-dinding tembok penjara-penjara di mana pemimpin-pemimpin kita meringkuk bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun. Ia tertulis di pohon kayu di Boven Digul atau Tanah Tinggi Boven Digul. Ia tertulis di batu-batu yang di bawahnya terkuburlah pahlawan-pahlawan Revolusi. Hal ini tidak boleh kita tawar-tawar lagi. Ini adalah kewajiban kita semua� (Dikutip dari buku J.K. Tumakaka �Peralihan kekuasaan Soekarno, Soeharto, Habibi�, halaman 58, �Amanat Presiden pada musyawarah dinas Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah dengan para Gubernur� ).



DUA KEKUATAN ANTI-KOLONIAL DAN ANTI-IMPERIALIS.



Dalam membaca sejarah PKI sejak dari lahirnya dalam tahun 1920 sampai 1965, nyatalah bahwa dalam menghadapi pemerintahan kolonial Belanda dan fasisme Jepang, PKI merupakan salah satu di antara kekuatan yang bersikap paling konsekwen. Kemudian, sesudah tahun 1949, PKI merupakan kekuatan aktif dalam menentang hasil-hasil Konferensi Meja Bundar (dengan Belanda), menentang RIS, melawan perjanjian Mutual Security Act (dengan AS). Sampai akhir 1959, PKI juga memberikan sumbangan yang penting, dalam perjuangan nasional melawan gerakan-gerakan separatis kontra-revolusioner yang dilakukan oleh Dewan Banteng, Dewan Garuda, Dewan Gajah, Dewan Manguni, dan PRRI-Permesta.



Karena perjuangan nasional melawan berbagai gerakan kontra-revolusioner inilah maka banyak anggota PKI beserta simpatisan-simpatisannya telah dibunuhi atau ditangkapi secara besar-besaran di Sumatera, di Kalimantan atau Sulawesi. Pembunuhan terhadap para tahanan PKI di kamp Situjuh (Sumatera Barat) oleh pasukan Dewan Banteng/PRRI adalah hanya sebagian kecil saja dari korban di kalangan PKI yang disebabkan oleh berbagai gerakan kontra-revolusi itu Supaya lebih jelas : ketika partai Masyumi dan PSI secara terang-terangan berdiri di belakang pembrontakan kontra-revolusioner PRRI-Permesta (yang disokong CIA), maka PKI telah tampil sebagai kekuatan yang ikut aktif mempertahankan keselamatan Republik Indonesia.



Sejak ditetapkannya Manifesto Politik sebagai Haluan Negara oleh MPRS (1959), PKI juga merupakan salah satu kekuatan pendukungnya yang utama, seperti halnya dalam perjuangan �Ganyang Malaisia�, dan perjuangan untuk merebut kembali Irian Barat. Singkatnya, sejarah perjuangan PKI adalah sejarah panjang perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme. Sejarah ini diselingi oleh satu peristiwa, yang dinamakan peristiwa Madiun (ada yang menamakan �pembrontakan� Madiun), yang asal-usulnya atau latar-belakang sebenarnya masih tetap dipersoalkan oleh berbagai fihak.



Seiring dengan perkembangan situasi yang demikian itulah, ketokohan Bung Karno sebagai kepala negara yang menggenggam garis politik revolusioner anti-imperialis makin menonjol juga. Politiknya untuk melikwidasi sisa-sisa kolonialisme Belanda berakhir dengan dibubarkannya Union dengan Kerajaan Belanda dalam tahun 1956. Konferensi Bandung (1955) telah menampilkannya sebagai tokoh terkemuka internasional anti-imperialisme. Politiknya tentang hubungan dengan RRT dan permusuhan dengan Taiwan telah membikin marah AS. Sejak lahirnya RRT, Bung Karno memperlihatkan simpatinya yang besar terhadapnya, dengan memperjuangkan keanggotaan RRT ke dalam PBB.



Dari berbagai dokumen dan analisa yang dibuat oleh ahli-ahli Barat sendiri, nyatalah sekarang bahwa Bung Karno telah dijadikan �sasaran inceran� Perang Dingin sejak permulaan tahun 50-an. Usaha untuk menggoyang pemerintahan Sukarno menjadi lebih jelas lagi dengan adanya dukungan kekuatan asing kepada gerakan-gerakan di daerah-daerah, sehingga SOB (Keadaan Negara dalam Bahaya) terpaksa diumumkan dalam tahun 1958. SOB inilah yang ternyata digunakan oleh militer (TNI-AD) untuk memperkuat kedudukan mereka dalam perpolitikan di Indonesia dan juga di bidang ekonomi (yang kemudian makin terus membesar, sampai sekarang!). Pertentangan antara sebagian golongan pimpinan militer dan Bung Karno mulailah makin terasa sejak itu.



Singkatnya, dari perjalanan sejarah semasa periode itu maka jelaslah bahwa garis politik revolusioner Bung Karno makin lama makin mendapat dukungan dari PKI yang sudah sejak lama juga merupakan kekuatan revolusioner penentang imperialisme (terutama AS). Gabungan dua kekuatan revolusioner ini berhadapan dengan kekuatan imperialis yang bersekutu dengan kekuatan kontra-revolusi dan anasir-anasir anti-Sukarno di dalamnegeri (termasuk sebagian golongan Islam dan juga sebagian pimpinan militer).



Perjuangan untuk merebut Irian Barat dan juga perlawanan terhadap projek politik Inggris �Malaysia� (waktu itu!), ditambah dengan perang di Indo-Cina dan kemudian dibentuknya poros Jakarta-Pnompenh- Hanoi-Peking-Pyongyang, membikin makin �berbahayanya� garis politik Sukarno bagi kepentingan strategi global AS di kawasan Asia dan Asia Tenggara. Sebaliknya, Bung Karno yang makin dimusuhi oleh dunia Barat (dengan AS sebagai kepalanya), makin membutuhkan adanya sokongan yang kuat dari pendukung- pendukung politiknya. Di antara pendukung Bung Karno itu terdapatlah PKI yang selama ini memang sudah selalu secara aktif menyokong garis politik anti-imperialisnya.






lanjutan d bwh



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 08:43 PM.


no new posts