Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Buddha

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Buddha Buddha is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 1,075
Rep Power: 15
Buddha mempunyai hidup yang Normal
Default Kisah Quan Am Thi Kinh

dikutip dari http://nyanabhadra.wordpress.com/200...n-am-thi-kinh/
by : nyanabhadra

Ceramah Dharma oleh Thich Nhat Hanh pada tangal 28 Juli 1996 di Plum Village, Perancis.
Melampaui Ketidakadilan:

Kisah Quan Am Thi Kinh
© Thich Nhat Hanh


Sahabat,
Hari ini tanggal 28 Juli 1996, kita berkumpul di Lower Hamlet, saya akan menggunakan bahasa Inggris.
Ada seorang anak perempuan kecil bernama Kinh, dia lahir di Vietnam utara zaman dahulu. Orang tuanya berharap kelahiran seorang pria, namun yang lahir adalah perempuan, walaupun demikian mereka tetap bahagia dan memberikan nama kecil Kinh kepadanya. Kinh berarti "respek, yang disanjung tinggi". Sebuah nama indah. Anda menghormati orang lain, binatang, termasuk menghormati kehidupan tumbuhan dan mineral. Menghormati kehidupan, menghormati kehidupanmu juga kehidupan mereka dekat denganmu. Kinh seorang perempuan cilik cantik, seperti setangkai bunga. Kinh sering bersama ibunya berkunjung ke wihara dekat desanya untuk memberikan persembahan bunga teratai kepada Buddha dan mendengarkan ceramah dharma yang diberikan oleh biksu. Kinh senang mendengar dharma.

Kink punya niat besar untuk menjadi biksu, karena dia melihat bahwa biksu hidup bahagia dan bisa menolong banyak orang. Dia ingin menjadi biksu, karena berlatih, tinggal di wihara, semua tampak begitu indah dan damai. Ia senang dengan sikap para biksu, pergi dan datang dengan penuh kelembutan, menyentuh segala sesuatu dengan penuh hormat. Ia begitu senang terhadap dharma walaupun ia masih sangat kecil. Dia bertanya-tanya apakah bisa menjadi seorang biksu, tentu saja mereka jawab tidak, tidak untuk perempuan. Ajaran Buddha baru saja masuk ke Vietnam dan hanya ada wihara untuk biksu, mungkin ada wihara untuk biksuni namun sangat langka. Pada waktu itu belum ada pesawat terbang, tidak ada bus, jadi Kinh tidak terpikir untuk pergi ke tempat lain. Dia tidak bahagia karena tidak bisa menjadi biksu hanya karena dia seorang perempuan. Tampaknya dia frustasi, dia percaya bahwa perempuan juga bisa berlatih seperti seorang biksu, hidup bahagia dalam dharma seperti mereka.

Kinh tumbuh menjadi seorang perempuan cantik dan orang tuanya ingin dia menikah dengan seorang pria di desa tetangga. Pada zaman dahulu, pernikahan diatur oleh orang tua, dan anak wajib menuruti, karena itu adalah kebijaksanaan orang tua, mereka tahu siapa yang cocok buatmu. Harapan tertinggi orang tua adalah melihat anak perempuanya menikah dengan seorang pria yang punya masa depan cerah. Ada sebuah keluarga dari desa tetangga mengirim surat lamaran, pria itu bernama Sung Tin yang berarti "cendekiawan kebaikan, murid kebaikan", saya tidak tahu seberapa baik pria itu, seberapa cerah masa depannya, tampaknya pria ini terlahir di keluarga cukup berada dan status sosial tinggi. Tampaknya pria ini memiliki masa depan cerah, karena dia adalah seorang murid yang baik dan mungkin saja telah lulus ujian dan menjadi pegawai tinggi pemerintahan. Para pelajar zaman dahulu sangat mendambakan kelulusan ujian dan dipilih menjadi menteri oleh raja, atau ketua propinsi, dan sebagainya.

Kinh harus menuruti kehendak orang tuanya untuk menjadi istri Sung Tin, walaupun niat sesungguhnya ingin menjadi biksuni. Tidak ada jalan lain baginya, waktu itu sangatlah berbeda dengan zaman sekarang ini, jika seorang perempuan ingin menjadi biksuni, dia bisa saja menelepon dan mencari tahu di mana ada wihara untuk biksuni, namun Kinh tidak punya kesempatan untuk bertanya. Oleh karena itu, ia mengubur keingiannya dalam-dalam dan menuruti kehendak orang tuanya untuk menikah dengan Sung Tin. Tentu saja sang istri wajib menyokong pendidikan suaminya, menjaga dan mendukung suaminya agar lulus ujian, itulah kewajiban seorang istri pada zaman itu.

Keluarga Sung Tin cukup kaya, jadi Kinh tidak perlu bekerja keras untuk menyokong suaminya. Namun perlu anda ketahui bahwa banyak istri yang masih muda harus menjual beras di pasar atau memanggul beras pada musim panas demi mendapatkan uang untuk mendukung suaminya untuk sekolah. Tentu saja kondisi demikian tidak terjadi pada Kinh karena dia menikah ke sebuah keluarga kaya. Jadi Kinh hanya mengerjakan pekerjaan dapur, bersih-bersih, memasak, menjahit pakaian, dan sebagainya. Kinh dididik oleh orang tuanya menjadi seorang yang bisa merawat rumah dengan telaten. Suatu hari ketika Kinh sedang menambal pakaian, suaminya sedang belajar di sisinya kemudian ketiduran. Seorang pelajar berupaya untuk belajar sebanyak-banyaknya, suaminya juga demikian, belajar siang dan malam hari, pada hari itu suaminya belajar di sisinya dan ketiduran.

Ketika Kinh melihat Sung Tin, dia melihat ada beberapa kumis yang tidak tercukur rapi, dengan penuh cinta kasih ia menggunakan sepasang gunting mencoba untuk meratakan cukurannya. Namun, tiba-tiba suaminya terbangun dan dalam keadaan begitu, suaminya menyangka bahwa Kinh mencoba membunuhnya, oleh karena itu ia berteriak. Saya tidak tahu seberapa dalam cinta mereka berdua, seberapa dalam mereka saling mengerti, namun inilah yang terjadi. Orang tuanya datang dan bertanya, "Mengapa engkau berteriak?" Ia menjawab, "Ketika aku sedang ketiduran, ketika aku bangun, aku melihat dia menggunakan sepasang gunting seperti itu, jadi saya tidak tahu." Orang tuanya bilang, "Bisa saja seorang istri tidak setia akan membunuh suaminya, karena jatuh hati pada pria lain, oleh karena itu kami tidak ingin kamu sebagai menantu kami lagi. Kami akan mengirim anda pulang ke rumah." Kinh mencoba untuk memberi penjelasan, namun orang tua Sung Tin tidak percaya

Ketika saya berlatih melihat secara mendalam atas kejadian ini, saya melihat bahwa pengusiran itu terjadi bukan karena kecurigaan, namun penyebabnya adalah kecemburuan. Setelah menikah, pria itu selalu menghabiskan waktu bersama istrinya, dan orang tuanya merasa kehilangan anaknya. Wanita yang baru masuk ke keluarga itu telah memonopoli seluruh kehidupan anaknya, jadi kecemburuan muncul dalam diri orang tuanya tanpa disadari. Jadi, mereka menulis surat untuk keluarga Kinh dan meminta mereka untuk menjemput balik anak perempuannya. Bayangkan betapa pedih derita keluarga itu. Bagi satu sisi keluarga, anak perempuannya sangat sempurna, jujur, setia. Ini sebuah ketidakadilan, dan ini merupakan ketidakadilan pertama yang harus dia dera, terima, dan telan mentah-mentah. Akhirnya mereka membawa pulang Kinh, mereka percaya bahwa Kinh tidak punya niat untuk membunuh suaminya, ini sungguh sebuah kemalangan, dan mereka bertiga sangat menderita.

[Gong]

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:52 PM.