FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Assalammulaikum.Wr.Wb
TENTANG CINTA Cinta, di banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda pengertiannya. Tak ada yang salah dan tidak ada yang benar sempura penafsirannya. Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah. Tapi ada satu yang bisa kita sepakati bersama tentang cinta. Bahwa cinta, akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa kita untuk berbuat lebih sempurna. Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan yang dihasilkan. Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikimati dengan cinta. Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harusberlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi, dan mempertahankan. Bandung Bondowoso tak tanggung � tanggung membangunkan seluruh jin dari tidurnya dan menegakkan seribu candi untuk lorojonggrang seorang. Sangkurian tak kalah dahsyatnya, diukirnya tanah menjadi sebuah telaga dengan perahu yang megah dalam semalam demi Dayang Sumbi terkasih yang ternyata ibu sendiri. Tajmahal yang indah di India, di setiap jengkal marmer bangunannya terpahat nama kekasih buah hati sang raja juga terbangun karena cinta. Bisa jadi, semua kisah besar dunia, berawal dari cinta. Cinta adalah kaki �kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan. Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih saying. Cinta adalah Hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik. Dan Islam tidak saja memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan. Lewat kehidupan manusia mulia, Rasulullah tercinta. Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, �wahai umatku, kita semua ada dalam kekuassaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur�an. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku.� Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Utsman menhela napas panjang dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. �Rasulullah akan meninggalka kita semua,� desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hamper usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saai tiu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringatan dan membasahai pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. �Bolehkah saya masuk?� tanyanya. Tetapi Fatimah tidak mengizinkan masuk,�Maafkanlah, ayahku sedang demam,� Kata Fatimah yang membalikan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah, �Siapakah itu wahai anakku?� �Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya,� tutur fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seoalah hendak dikenang. �Ketahuilah, dialah yang menghapus kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuaan di dunia. Dialah malaikatul maut.� Kata Rasulullah, fatimah menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tetapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut meyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah siap di atas langit dunia meyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. �Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?� Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. �Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu, semua surga terbuka lebar, menanti kedatanganmu,� kata jibril Tapi tenyata itu tidaklah membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. �Engkau tidak senang mendengar kabar ini?� Tanya Jibril lagi. �Kabarkan kepadaku bagaiman kelak nasib umatku kelak?�, �Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: �Kuharamkan suraga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad berada di dalamnya,� kata jibril. Detik-detik semakin mendekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik keluar. �Jibril betapa saki sakaratul maut ini?� lirih Rasulullah. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam, dan Jibril membuang muka. �Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu jibril?� Tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu. �Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal,� kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahanka lagi. �Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.� Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya �Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu.� Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saliang berpelukan. Fatimah menutup tangan diwajahnya, dan Ali mendekatkan telinga pada bibir Rasulullah yang sudah mulai membiru. �Ummatii, Ummatii, Ummatii?� Dan pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya?? Wassalammulaikum.Wr.Wb |
![]() |
|
|