Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Islam

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 21st February 2010
AlQassam's Avatar
AlQassam AlQassam is offline
Member
 
Join Date: Feb 2010
Location: Islamic World
Posts: 52
Rep Power: 0
AlQassam mempunyai hidup yang Normal
Default Muhammad Abdullah (d/h Alexander Pertz) : Kisah Islamnya Bocah Amerika

Rasulullah saw bersabda: �Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.� (HR. Bukhari)


Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas. Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi.


Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar�i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.
Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad �Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.
Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, �Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?
Wartawan itu berkata: �Tidak�. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.
Bocah itu kembali berkata , �Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?�. Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. �Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan �umrah ? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?�
Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, �Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.�
Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, �Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?� Dia diam sesaat kemudian menjawab.
Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, �Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku�.
Wartawab bertanya kembali, �Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?�
Muhammad tersenyum sambil menjawab, �Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama�. Kemudian dia meneruskan : �Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut�.


�Apakah cita-citamu ?� tanya wartawan
Dengan cepat Muhammad menjawab, �Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad�.


�Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?� tanya wartawan lagi.
Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : �Sesungguhnya gambar Ka�bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain�.
Tampaklah senyuman di wajah Muhammad �Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka�bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Kemudian Muhammad meneruskan, �Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.�
Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, �Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.�


�Apakah cita-citamu yang lain ?� tanya wartawan.
�Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.� jawab Muhammad
Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, �Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.�


�Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?� tanya wartawan lagi.
Muhammad menjawab, �Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.�


�Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?� tanya wartawan
Maka dia menjawab dengan meyakinkan : �Tentu�


�Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?�
Muhammad menjawab, �Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.�


�Apakah engkau sholat di sekolahan ?�
�Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari� jawab Muhammad


Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,�Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?�
Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.
Sumber : .:Muhammad Abdullah (d/h Alexander Pertz) : Kisah Islamnya Bocah Amerika:.
================== ============================
Dari cerita diatas terbesti suatu pikiran di otak saya. Jika seorang anak yang tidak pernah bertemu seorang muslimpun di lingkunganya dan mempelajari Islam hanya dari buku semata tetapi sebegitu cintanya dirinya kepada Islam, mengapa banyak diantara kita yang hidup lingkungan muslim dimana azan berkumandang dimana-mana namun seolah-olah kita acuh menjalankan ajaran Islam seperti shalat lima waktu, shalat Jum�at, menjalankan ibadah di masjid, membaca Al-Qur�an, membaca buku agama, bertutur kata layaknya seorang muslim, bersikap layaknya seorang muslim, menunaikan zakat. Dan lain-lain, Banyak anak seumur Alexander/Muhammad Abdullah yang lebih mementingkan membaca komik daripada membaca buku agama. Banyak anak seumur Alexander yang lebih mengimpikan pergi ke Jepang, Amerika, dan lain-lain daripada menunaikan ibadah haji di Mekkah. Banyak anak seumur Alexander yang lebih mengidolakan artis, penyanyi, yang tidak jelas iman dan arahnya daripada Rasulullah yang nyata-nyata memberikan sauri tauladan yang lebih bai. Ada apa dengan anak zaman sekarang?
Saya secara pribadi sungguh malu dengan diri saya jika membandingkan diri saya dengan Alexander. Dia sejak umur segitu udah beribadah dengan sepenuh hati kepada Allah swt. Sedangkan saya pada saat seumur Alexander malah asik bermain game, membaca komik, menghayal yang tidak jelas, meninggalkan ibadah. Dan sebagainya.
Bagaimana dengan kalian? Tidakkah kalian malu dengan diri kalian? Atau kalian memang tidak punya malu lagi.
Ya Allah berikanlah hidayah kepada kami yang penuh dosa ini�
Semoga cerita Alexander bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua orang-orang yang penuh dosa dan sombong�
wassalam�.

Reply With Quote
  #2  
Old 24th February 2010
newbie newbie is offline
Newbie
 
Join Date: Feb 2010
Location: di atas genteng pos satpam
Posts: 40
Rep Power: 0
newbie mempunyai hidup yang Normal
Default

cerita yang bagus. renungan buat kita smua
Reply With Quote
  #3  
Old 22nd April 2010
ASEPAKSIJALADARA ASEPAKSIJALADARA is offline
Newbie
 
Join Date: Apr 2010
Posts: 7
Rep Power: 0
ASEPAKSIJALADARA mempunyai hidup yang Normal
Default

kenapa kita tidak seperti sang bocah???? apakah dunia sudah terlalu membutakan hati kita????
Reply With Quote
  #4  
Old 26th April 2010
blackvario's Avatar
blackvario blackvario is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Feb 2010
Location: Depok
Posts: 774
Rep Power: 19
blackvario ceriwis bangetblackvario ceriwis bangetblackvario ceriwis bangetblackvario ceriwis bangetblackvario ceriwis bangetblackvario ceriwis banget
Default

Alexander atau Muhammad Abdullah ini, adalah segelintir hamba Allah yang dibimbing langsung oleh para malaikat atas izin Allah SWT. Sebagaimana disebutkan diatas, dia menjadi seorang muslim yang kaafah, bukan karena pengaruh lingkungan sebagaimana kebanyakan mu'alaf, terlebih, dia juga sama sekali tak pernah dapat bimbingan dari kedua orang tuanya. Tapi satu keberuntungan bagi Alexander, bahwa kedua orang tuanya tidak melarangnya, justru mendukungnya.

Kita tak perlu memaki diri sendiri karena membaca thread ini. Yang kita harus lakukan adalah bertobat, bersyukur atas kesempatan yang Allah masih berikan, amalkan dan istiqomah.

Last edited by blackvario; 26th April 2010 at 04:36 PM.
Reply With Quote
  #5  
Old 27th April 2010
KaskusKaskus KaskusKaskus is offline
Member
 
Join Date: Apr 2010
Location: Surabaya - Indonesia
Posts: 61
Rep Power: 0
KaskusKaskus mempunyai hidup yang Normal
Default

Quote:
Originally Posted by ASEPAKSIJALADARA View Post
kenapa kita tidak seperti sang bocah???? apakah dunia sudah terlalu membutakan hati kita????
ijin quote..

nih,, renungan buat semua ceriwiser..
Reply With Quote
  #6  
Old 1st September 2010
load's Avatar
load load is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Aug 2010
Location: transjogja
Posts: 1,072
Rep Power: 17
load memiliki kawan yg banyakload memiliki kawan yg banyakload memiliki kawan yg banyakload memiliki kawan yg banyak
Default

wah, bocah istimewa.
Reply With Quote
  #7  
Old 1st September 2010
coverboy's Avatar
coverboy coverboy is offline
Newbie
 
Join Date: Jun 2010
Posts: 8
Rep Power: 0
coverboy mempunyai hidup yang Normal
Default

SemoGa Kita MenDapatkan HidayaH Dari Allah SWT. Amien
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 02:38 PM.


no new posts