FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Save Our Planet Forum diskusi tentang penyelamatan lingkungan hidup, tips, dan ide untuk GO Green |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Menguji Daya Tahan Pulau Jawa dari Bencana Alam Negeri manakah yang paling aman dari bencana alam di dunia ini? Sulit menjawabnya karena ancaman dari bencana alam dapat terjadi di mana saja dan kapan pun juga. Bencana alam dalam berbagai bentuk sering terjadi dimana-mana, mulai dari banjir bandang, banjir kiriman air laut (Rob), banjir kiriman dari gunung, gempa bumi, gempa gunung berapi, tanah longsor, angin topan, tsunami, banjir lumpur, serangan koloni hewan dan sebagainya. ![]() Akan tetapi akhir-akhir ini terlalu sering kita melihat dan membaca aneka berita yang menyoroti pulau Jawa sebagai sasaran ancaman. Lihat saja aneka berita yang memposisikan pulau Jawa yang seolah-olah tempat yang berbahaya akhir-akhir ini dengan tajuk berita yang mengerikan, misalnya : Quote:
Akan tetapi beda halnya jika beberapa orang yang membaca judul-judul bombastis di atas. Antara percaya dan tidak serta menyita energi untuk merenung sejenak -sambil sedikit menerawang- tentu ini berita tidak menyenangkan. Terlepas dari metode apa yang dipakai oleh penyampai berita sehingga menyimpulkan tentang prakiraan kondisi pulau Jawa dengan judul-judul �geger� dan menggentarkan kita, mari kita simak apa sebetulnya yang melatar belakangi prakiraan tulisan-tulisan di atas terhadap pulau Jawa tercinta berikut ini : Quote:
Atas kajian di atas, dengan mengacu pada laju pertumbuhan penduduk, tingkat kepadatan penduduk dan dikaitkan dengan sejumlah judul-judul bombastis di atas, masih pantaskah kita menduga-duga seolah pulau Jawa adalah pulau yang sangat tidak nyaman lagi untuk dihuni? Rasa-rasanya terlalu naif menduga-duga eksistensi pulau Jawa seperti roti yang tercelup air atau kerupuk yang terkena air, meleleh, melepuh, lembek dan loyo. Karena struktur tanah yang berlapis-lapis yang terdapat di bawah bumi (tanah) pulau Jawa tak jauh berbeda dengan struktur tanah di pulau Sumatera, Papu bahkan pulau Honshu (Jepang) atau pulau Britania Raya (Inggris) yang merupakan pulau urutan nomor 2 dan 3 terpadat di dunia setelah pulau Jawa (urutan pertama). Akan tetapi memang benar, harus diakui dan diterima secara jujur bahwa tanggung jawab manusia (di pula Jawa dan sekitarnya) dalam menjaga lingkungannya akan sangat menentukan daya tahan pulau Jawa dari pengaruh gangguan bencana alam yang disebabkan oleh cuaca, iklim maupun fenomena gejala alam lainnya baik akibat ulah manusia maupun gejolak alam itu sendiri. Potensi terjadinya bencana alam akibat ulah manusia di pulau Jawa telah kita ketahui bersama melalui berabgai informasi di media massa cetak dan elektronik, misalnya sikap masyarakat yang membuang sampah ke sungai hingga sungai menjadi dangkal dan menyebabkan luapan banjir. Begitu juga dengan pembangunan perumahan di pesisir pantai yang membabat habis hutan bakau dan mangrove sehingga tidak ada tempat lagi untuk menyerap dan menahan air laut. Kita juga melihat ulah manusia yang tidak yang tiada hentinya membabat habis lahan pertanian dan hutan untuk dijadikan perumahan dan industri yang menimbulkan polusi yang membawa efek multi dimensi lainnya. Apalagi ulah manusia yang membuat meningkatnya suhu pulau Jawa dengan membabat sisa hutan yang ada untuk kepentingan ekonomi semata tanpa menghiraukan kelestarian pulau Jawa lagi. Selain itu ada lagi sebuah prakiraan yang pernah dituliskan dalam sebuah buku semi fiksi berjudul �Bencana Jawa 2011″ yang memprediksi akan adanya konspirasi penghancuran pulau Jawa oleh konspirasi Internasional. Diperkirakan dalam buku yang diterbitkan pada 2009 lalu itu bahwa sebuah mata rantai periset asing akan melakukan ujicoba nuklir di dekat laut Jawa. Para periset melakukan ujicoba bom Termonuklir tersebut melakukan peledakan bom di sekitar Laut Jawa. Dampak ujicoba tersebut -dituliskan dalam buku tersebut- sama seperti terjadinya gelombang Tsunami yang menerjang Aceh 2004 lalu. Kemudian negara asing memperoleh keuntungan dari sisi apapun dalam upaya membangun kembali pulau Jawa. Kita bersyukur, teori dalam cerita semi fiksi tersebut tidak terjadi dan semoga tak akan pernah terjadi. Nyatanya tahun 2011 telah kita lalui meskipun di awal tahun 2011 beberapa lokasi pulau Jawa masih �terkepung� oleh banjir dan hujan lebat. Hal ini jika dikaji dari sisi ilmiah memang tidak mengagetkan karena telah diprediksi oleh beberapa pakar iklim dan cuaca termasuk oleh Ketua Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho yang melansir informasi yang diterimanya dari LAPAN bahwa �Pulau Jawa akan terendam banjir pada akhir 2011 dan awal (Januari) 2012.� Oleh karenanya kita tidak boleh lengah, meskipun alam terus berputar dan berevolusi tugas penghuninya adalah menjaga kelestariannya. Sebab jika penghuninya tidak pintar merawat atau bahkan leboh ekstrim �tidak perduli� tentu alam berubah menjadi murka. Apa jadinya jika pulau Jawa yang kita cintai berubah menjadi tempat yang mengerikan seperti judul-judul dalam pemberitaan di atas? Sulit dibayangkan dengan status pulau besar dengan penduduk terbanyak di dunia. Jika alam berubah menjadi kejam, tak akan ada yang dapat menahannya, kecuali kita hanya dapat mengantisipasinya melalui beberapa ekspektasi dan peringatan dini serta rencana evakuasi yang tepat dari sekitar lokasi. Maka dari itu, marilah perduli menjaga dan merawat �rumah kita� yaitu pulau Jawa tempat sebagian besar saudara kita menyandarkan �hidup dan matinya� di sana.. oleh Abanggeutanyo
__________________
ﷲ ☯ ✡ ☨ ✞ ✝ ☮ ☥ ☦ ☧ ☩ ☪ ☫ ☬ ☭ ✌
Last edited by vals; 20th January 2012 at 10:13 PM. |
#2
|
||||
|
||||
![]()
bencana alam adalah ketidakmampuan manusia menjaga kelestarian alam,
sudah terlalu banyak pendeteksian yg ada, sudahkah kita berusaha untuk mencegahnya secara riil?. wallahu a'lam |
![]() |
|
|