Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Health

Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th September 2010
GadoGado's Avatar
GadoGado GadoGado is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Sep 2010
Posts: 13,165
Rep Power: 32
GadoGado memiliki kawan yg banyakGadoGado memiliki kawan yg banyakGadoGado memiliki kawan yg banyak
Default Tiga Langkah Atasi Kulit Belang

TIDAK selamanya sinar matahari baik untuk tubuh. Jika terlalu sering terpapar sinar matahari pada jam-jam di mana sinarnya sedang "jahat", tentu akan membahayakan kulit. Salah satunya adalah hiperpigmentasi.

Hiperpigmentasi adalah masalah kulit akibat peningkatan zat pigmen kulit. Kelainannya ditandai dengan warna kulit lebih cokelat atau hitam (kulit belang), terutama pada kulit yang sering terpapar sinar matahari. Pada dasarnya, zat pigmen berguna melindungi kulit dari paparan sinar matahari (UV A dan UV B). Namun, jika berlebihan, justru akan menimbulkan reaksi berupa kulit merah, perih, bahkan melepuh (sunburn).

Banyak Faktor Penyebab

Hiperpigmentasi tidak hanya disebabkan oleh sinar mahatari. Beberapa penyebab lainnya, meliputi hormon (kontrasepsi), kosmetik, kelainan genetik, gangguan metabolik, gangguan nutrisi (defisiensi vitamin B12), infeksi, alergi obat, dan stres. Namun memang sinar matahari menyumbang angka hingga 90 persen terhadap timbulnya hiperpigmentasi.

Hiperpigmentasi juga meningkat pada orang berkulit gelap di mana jumlah zat pigmennya lebih banyak, seperti ras Afrika dan Asia. Kulit gelap menangkap sinar matahari lebih banyak. Logikanya, kalau kita memakai baju berwarna hitam pada siang hari, tubuh akan mudah berkeringat karena warna gelap mampu menyerap panas lebih banyak.

Solusi

Menurut dr Lilik Norawati, spesialis kulit dan kelamin LNA Skin Health, Bogor, ada tiga solusi menghilangkan hiperpigmentasi. Pertama, penentuan jenis hiperpigmentasi secara visual, apakah termasuk tipe epidermal, dermal, atau campuran. Kedua, pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit lain yang menyebabkan hiperpigmentasi sehingga usaha pengobatan tidak akan sia-sia.

Ketiga, pengobatan secara topikal dan krim (peeling atau pengelupasan kulit menggunakan bahan pemutih, seperti hidrokuinon, asam azelaik, asam kojik, asam retinoic, dan vitamin C), secara sistemik (dengan obat vitamin C dan glutathion), maupun tindakan khusus, seperti bedah kimia, bedah beku, bedah listrik, dan laser.

"Waktu yang dibutuhkan untuk pengobatan tergantung pada tingkat keparahan. Tindakan peeling untuk hiperpigmentasi ringan, misalnya, membutuhkan 1-3 kali tindakan, sedangkan pada kasus berat bisa sampai 10 kali. Namun, hasil pengobatan sifatnya individual, tidak akan sama pada setiap orang," terang dokter yang juga berpraktik di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta ini.

Lebih lanjut dr Lilik mengingatkan, jangan pernah lupa untuk selalu mengoleskan tabir surya sebelum beraktivitas di luar ruangan. Jika ingin menggunakan bahan pemutih, pilihlah bahan yang aman dan sesuai jenis kulit.

"Proses pemulihan hiperpigmentasi akan berjalan lambat jika kulit terus terpapar sinar matahari. Namun, mempercepat prosesnya dengan mengoleskan pemutih menjadi lebih tebal, lebih sering, atau lebih lama, juga tidak akan efektif. Sebab, bahan pemutih tidak menghentikan proses pembentukan pigmen. Disiplinlah menggunakan bahan pemutih, meski hiperpigmentasi sudah teratasi," tegasnya.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 02:53 PM.


no new posts