Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Nasional

Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 16th July 2011
Reporter's Avatar
Reporter Reporter is offline
Ceriwiser
 
Join Date: May 2010
Posts: 972
Rep Power: 17
Reporter memiliki kawan yg banyakReporter memiliki kawan yg banyakReporter memiliki kawan yg banyak
Default Penanganan Teroris di Indonesia Makin Represif



Jakarta
- Penanganan terorisme di Indonesia akhir-akhir ini semakin represif dan cenderung brutal. Akibatnya di masa depan dikhawatirkan akan muncul benih-benih terorisme baru karena ada dendam dari orang atau keluarga yang pernah terkena kasus terorisme.

Hal itu diungkapkan oleh pakar politik Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr Nurhadi dalam launching buku "Hegemoni Rezim Intelijen, Sisi Gelap Peradilan Kasus Komando Jihad," karya Ketua KPK, Busyro Muqoddas di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jl Cik Ditiro, Yogyakarta, Sabtu (16/7/2011).

"Keberhasilan Indonesia, Densus 88 dalam penanganan terorisme akhir-akhir ini diragukan oleh negara-negara lain. Pasalnya, Densus dalam lima bulan terakhir ini bertindak represif dan cenderung brutal," kata Nurhadi.

Nurhadi mengaku sebelumnya Indonesia sempat menjadi contoh negara lain yang berhasil dalam penanganan terorisme oleh negara-negara lain. Pada awalnya penanganan hukum terhadap orang-orang yang diduga teroris saat itu mengesankan. Namun sekarang ini tidak, lebih menggunakan pendekatan Barbaric.

"Mereka kembali menggunakan pendekatan Barbaric, yang ini sudah usang," katanya.

Menurut dia, saat ini Densus terpancing untuk melakukan tindakan keras seperti penembakan di tempat yang mengakibatkan jatuh banyak korban. Tindakan tersebut di khawatirkan akan menanam bibit-bibit baru.

"Ini yang kurang disadari, padahal ini lebih berbahaya," katanya.

Sementara itu Dr Suparman Marzuki, dari Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Islam Indonesia (UII) mengatakan saat ini banyak istri dan anak keluarga yang diduga terlibat terorisme yang menjadi korban stigmatisasi terorisme. Istri maupun anak yang ditinggal suami atau ayah yang terlibat terorisme akan menerima hukuman dan dikucilkan di masyarakat tempat tinggal.

Menurut dia dari beberapa kasus, banyak masyarakat yang membuat benteng bahkan mengucilkan keluarga yang pernah terlibat terorisme. Padahal mereka tidak tahu apa-apa dan ingin hidup biasa bersama masyarakat lainnya.

"Karena masyarakat membuat tembok atau benteng bagi mereka, di sekolah anak-anak mereka juga mengalami hal yang sama ini akan lebih berbahaya. Hal seperti ini tidak boleh ada dan harus dihilangkan. Kalau tidak, persoalan terorisme tidak akan selesai," kata anggota Komisi Yudisial (KY) itu.

sumber

Reply With Quote
  #2  
Old 16th July 2011
okebos's Avatar
okebos okebos is offline
Member Aktif
 
Join Date: May 2011
Posts: 214
Rep Power: 0
okebos mending bunuh diri deh
Default

Densus lebih kejam dari pada teroris
Reply With Quote
  #3  
Old 17th July 2011
DreamWorld's Avatar
DreamWorld DreamWorld is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Mar 2011
Location: Bandung
Posts: 19,160
Rep Power: 90
DreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis Prophet
Default

harusnya setelah dipenjara mereka diberikan pelajaran pemahaman agama yg bnr
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:39 PM.


no new posts