
12th August 2010
|
Newbie
|
|
Join Date: Jun 2010
Posts: 2,691
Rep Power: 0
|
|
Limbah CO2 sama dengan Limbah Nuklir
Beberapa industri di Eropa mencoba menyiasati karbon yang merupakan limbah pabrik dengan 'menyimpan' dan membuangnya di laut. Namun hal tersebut bukanlah solusi yang tepat.
Menurut seorang ilmuwan asal Denmark, menangkap dan menyimpan karbon bisa sama berisiko dan sulit seperti mengelola limbah nuklir. Demikian yang dilansir Telegraph, Rabu (30/6/2010).
Mengingat bahwa ada banyak kelebihan karbon terlalu banyak seperti menyembunyikan persoalan. Seperti diketahui banyak pelaku industri telah beralih ke rencana eksekusi CO2 di laut atau fasilitas penyimpanan bawah tanah. Uni Eropa merencanakan untuk berinvestasi miliaran Euro di penyimpanan karbon selama sepuluh tahun kedepan.
Namun menurut Gary Shaffer, profesor di Institut Niels Bohr, dan pemimpin dari Anish Center for Earth System Science perhitungan menunjukkan bahwa penyimpanan CO2 bawah laut akan menimbulkan masalah serius bagi kehidupan laut. CO2 akan cepat menemukan jalan kembali ke atmosfir.
"Mengkarantina CO2 memiliki banyak potensi keuntungan lebih dari bentuk-bentuk lain dari iklim geo-engineering," kata Shaffer.
"Namun, orang tidak boleh meremehkan masalah pendek dan jangka panjang yang potensial dengan kebocoran dari reservoir bawah tanah. Karbon dalam bentuk cahaya akan mencari jalan keluar dari tanah atau dasar laut," tambahnya.
Shaffer menambahkan kebocoran CO2 yang mungkin terjadi bisa membawa pemanasan serius dari atmosfer, laut besar naik tingkat dan penipisan oksigen, pengasaman dan konsentrasi CO2 meningkat di laut.
Mengelola kebocoran dapat menjadi beban bagi masyarakat di masa depan setara dengan jangka panjang pengelolaan limbah nuklir.
"Bahaya penyimpanan karbon adalah nyata, dan pengembangan teknik ini tidak boleh digunakan sebagai argumen untuk lanjutan emisi bahan bakar fosil yang tinggi," ingat Shaffer.
sent CABE aja ndan, kirbal oN
 
|