Tejo sedang berbaring di tempat tidur karena sakit. Dia hanya tinggal menunggu waktu kematian menjemput.
Isterinya, Surti berada di sampingnya Tejo sambil memegang tangan Tejo yang lemah, Tejo memandang surti dan bibir yang pucat mulai berkata secara perlahan.
“Surti, isteriku,” ia berbisik. “Suamiku, jangan berbicara, istirahatlah.”
“Surti, saya harus mengakui sesuatu,” Tejo berkata dengan lemah.
“Tidak ada yang perlu di akui,” jawab Surti dengan tenang.
“Semuanya baik-baik saja, tidurlah,” kata isterinya sambil menenangkan Tejo.
“Tidak saya ingin mati dengan damai. Surti, saya telah selingkuh dengan pembantu kita.
“Saya tahu…” jawabnya. “Karena itulah saya meracuni kamu…
</div></div></div>
Multi Quote Quote