Foto: GettyImages
Jakarta - Layanan Uber didemo di banyak negara termasuk Indonesia, lantaran kepraktisan dan harga murahnya menggerogoti taksi konvensional. Tapi Uber tampaknya jalan terus dan telah memiliki rencana 'gila' yang jauh ke depan.
"Mereka menginginkan mobil otonom. Sepertinya mereka sedang belanja," kata seorang sumber yang tak ingin disebut namanya,
Ya, Uber sedang menjajaki pembelian armada mobil yang bisa berjalan sendiri tanpa bantuan pengemudi. Kalau ini benar terjadi, Uber bisa sangat menghemat pengeluaran karena tak perlu lagi membayar sopir. Namun dampaknya bisa meluas, makin banyak sopir akan kehilangan nafkah.
Teknologi mobil otomatis saat ini giat diujicoba. Dari Google, Volkswagen, Mercedes Benz sampai BMW sedang mengembangkan teknologinya. Media di Jerman melaporkan kalau Uber sudah memesan sedikitnya 100 ribu Mercedes S Class meski belum ada konfirmasi soal ini.
Teknologi mobil otonom dari Mercedes sudah cukup maju. Di Agustus 2013, S Class sukses menempuh jarak 103 kilometer dari kota Mannheim ke Pforzheim di Jerman secara otonom tanpa bantuan pengemudi.
Sebenarnya selain perusahaan taksi, manufaktur mobil pun dikabarkan cemas dengan sepak terjang Uber. Sebab jika semakin banyak orang memakai Uber, tentu berdampak pada penjualan mobil.
"Kami tidak ingin berakhir seperti bisnis handset Nokia, yang dulu sangat menguntungkan tapi kemudian lenyap," tutur seorang sumber dari industri mobil, yang membuat pihaknya hati hati berurusan dengan Uber.
Akselerasi cepat teknologi mobil otonom membuat beberapa pihak yakin kendaraan semacam ini akan menjadi umum sekitar 5 tahun ke depan. Uber tampaknya langsung tanggap dengan tren ini dan ingin meluncurkan armada tanpa sopir beberapa tahun ke depan.
23rd March 2016
Didemo di Mana-mana, Uber Punya Rencana 'Gila'
