Helm ini tidak menyediakan perlindungan yang maksimal.
Pentingnya fungsi helm saat berkendara membuat industri helm maju pesat. Berbagai model mereka hadirkan, demi menarik minat pengendara motor.
Saat ini, ada beberapa jenis helm yang dijual di pasaran. Secara umum, bentuknya dibagi menjadi dua jenis, yaitu tertutup atau
full face dan terbuka atau
half face.
Helm
half face memiliki keunggulan khusus, di mana pengendara bisa bernapas dengan lebih leluasa. Bahkan, saat ini sudah banyak dijual helm
full face yang bisa dibuka bagian depannya, sehingga menjadi
half face, atau biasa disebut dengan
flip up.
Sayangnya, helm
half face dianggap kurang mampu melindungi pemakainya. Dilansir dari
Team-bhp, Kamis 10 Desember 2015, berdasarkan riset yang dilakukan oleh seorang peneliti keselamatan, Dietmar Otte, desain helm
half face jauh dari sempurna.
Otte menemukan bahwa dari pengujian yang ia lakukan, zona helm yang paling banyak mengalami benturan adalah bagian dagu, yakni 34,6 persen. Sementara itu, peringkat kedua adalah bagian dahi, yang angkanya 18,3 persen.
Dengan desain helm
half face yang tidak memiliki pelindung dagu, maka pemakainya memiliki risiko lebih besar mengalami cedera.
Selain itu, menurut riset yang dilakukan sejumlah peneliti di Brasil, lebih dari 76 persen pengguna helm
half face mengalami cedera otak saat mengalami kecelakaan.
Angka ini kurang lebih sama dengan jumlah pengendara yang mengalami cedera otak akibat tidak mengenakan helm. Bahkan, mereka berani menyatakan bahwa memakai helm
half face sama saja seperti tidak mengenakan helm sama sekali.