|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Getty Images Jakarta - Sepuluh tahun lalu Valentino Rossi memimpin rekan-rekannya sesama pebalap asal Italia menguasai ajang MotoGP. Tapi musim ini dia terjepit di antara pesaingnya yang mayoritas membawa bendera Spanyol. Rossi benar-benar terjepit dalam upayanya meraih gelar juara dunia yang ke-10. Meski masih memuncaki klasemen, keunggulan tujuh poin yang dipunya dalam ancaman serius karena dia harus start dari posisi terakhir pada balapan pamungkas di Valencia. Sebagaimana diklaim sendiri oleh Rossi, terjepitnya dia saat ini adalah karena 'permainan' Marc Marquez. Rossi menuding Marquez telah mendukung Lorenzo menjadi juara dunia. Tudingan Rossi dianggap bukan tanpa alasan. Seperti sudah dikatakan sendiri oleh The Doctor, Marquez masih menyimpan dendam atas dirinya menyusul duel sengit yang melibatkan keduanya di Argentina dan Belanda. Teori lain yang muncul adalah terkait sentimen kenegaraan. Sesama dari Spanyol, Marquez (dan mungkin Dani Pedrosa) dianggap akan memilih rekan senegaranya yang jadi juara dunia ketimbang pebalap asal Italia. Sayangnya, dalam kondisi tersebut Rossi tak dapat banyak 'bantuan' dari kompatriotnya. Bukan berarti tidak ada pebalap Italia di grid MotoGP musim ini, tapi rider-rider dari negara tersebut sejauh ini tak punya daya saing di papan atas. Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone cuma bisa sampai papan tengah, sementara Danilo Petrucci statistiknya lebih buruk lagi. Rossi kini dikepung rider-rider Spanyol. Spanyol dalam enam tahun terakhir menjadi kekuatan besar dalam persaingan MotoGP. Setelah habis rivalitas Rossi dengan Casey Stoner, Lorenzo jadi penguasa balap motor kelas paling bergengsi tersebut. Dominasi Spanyol berlanjut setelah si 'Baby Alien', Marc Marquez, datang dan menjadi juara dunia beruntun di 2013 dan 2014. Alhasil dalam lima tahun terakhir rider-rider Spanyol tampil dominan dengan empat kali menjadi juara dunia MotoGP. Cuma Stoner di 2011 yang bisa merusak rangkaian tersebut. Dominasi Spanyol bukan cuma di kelas MotoGP. Pada level yang lebih rendah, Moto2 dan Moto3, kondisi serupa bisa kita temui. Pada kelas Moto2 ada empat pebalap spanyol berbeda berhasil jadi juara dunia dalam lima tahun terakhir. Hal yang sama terjadi di Moto3. Sejak awal musim 2012 sampai balapan di Sepang pekan lalu, tercatat ada 71 balapan digelar pada kelas MotoGP. Dari jumlah tersebut pebalap-pebalap Spanyol mengumpulkan 59 kemenangan (83%). Sebanyak tujuh kemenangan didapat pebalap Italia (Rossi) dan lima sisanya diraih rider Australia (Stoner). Kenapa Spanyol bisa mendominasi seri Grand Prix? Salah satunya adalah faktor kultur. Di banyak kota di Spanyol masih banyak ditemui pengguna motor. Selain itu anak-anak muda di Spanyol bisa dapat izin mengendarai motor pada usia 15 tahun, sementara SIM untuk mobil baru bisa didapat pada usia 18 tahun. Hal lainnya tentu saja kultur balap. Spanyol punya ajang balap berjenjang yang mengantar banyak anak mudanya meniti karier di Moto3, Moto2 lalu MotoGP. Anak-anak dari seluruh Eropa dan penjuru dunia datang ke Spanyol untuk menuntut ilmu membalap. Kualitas kompetisi balap regional Spanyol sangat tinggi. Hal mana membuat Spanyol punya belasan pebalap untuk dimasukkan ke seri Grand Prix tiap tahun. Spanyol juga punya banyak sirkuit dengan kualitas sangat baik. Setiap tahun ajang MotoGP empat kali mampir Spanyol. Jerez, Catalunya, Aragon dan Valencia bergantian jadi tuan rumah. Dominasi Spanyol yang terjadi kini menggusur hegemoni Italia. Padahal sejak pertama kali kelas MotoGP diperkenalkan pada tahun 2002 sampai tahun 2005, rider-rider Italia seperti tak punya lawan di atas lintasan. Dari 2002 sampai akhir musim 2005, pebalap-pebalap Italia memenangi 45 balapan. Sementara Spanyol cuma kebagian lima kemenangan, sedangkan Jepang dan Brasil masing-masing dapat tiga kemenangan. Italia ketika itu mendominasi dengan nama-nama seperti Rossi, Max Biaggi, Loris Capirossi, Marco Melandri. Musim 2005 menjadi tahunnya rider Italia. Di tahun tersebut Rossi bergantian menjadi juara dengan Loris Capirossi dan Marco Melandri. Sepanjang tahun itu cuma dua gelar yang lepas dari genggaman rider Italia: MotoGP Amerika Serikat yang dimenangi Nicky Hayden dan di MotoGP Portugal yang memunculkan Alex Barros sebagai kampiun. Pada klasemen akhir musim 2005, dari enam pebalap di posisi teratas empat di antaranya adalah Italiano. Sejak 500cc dan MotoGP diperkenalkan sebagai kelas paling elit, Italia memang masih meraja dengan total 20 gelar juara dunia dipunya. Sementara Spanyol cuma baru punya lima gelar juara dunia (Àlex Criville, Lorenzo (2), Marquez (2)). Namun dengan Spanyol terus memunculkan pebalap-pebalap muda berbakat, dominasi mereka di ajang balap ini diprediksi masih akan sangat panjang. Apalagi Rossi, yang saat ini jadi satu-satunya penantang non-Spanyol di papan atas, sudah mendekati usia pensiun. |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|