PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) siap melepas sebanyak 494,2 juta saham baru atau setara 10 persen modal ditempatkan. Emiten minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ini bakal melakukan penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) atau private placement. Dengan rata-rata harga penutupan TBLA sebesar Rp 678,6 per saham. Dengan begitu, Tunas Baru berpeluang meraup dana sekitar Rp 335,3 miliar dari penerbitan saham baru tersebut.
Saat ini, sebanyak 30,05 persen saham TBLA dimiliki oleh PT Budi Delta Swakarya. Sementara sebanyak 28,63 persen dimiliki PT Sungai Budi. sedangkan investor publik 41,22 persen. Pada 2014, TBLA menargetkan produksi CPO mencapai 300.000 ton atau naik sekitar 20 persen dari realisasi tahun lalu. Sementara, produksi tandan buah segar (TBS) diperkirakan mencapai 800.000 ton, atau tumbuh sekitar 10 persen dibandingkan 2013.
Untuk mencapai target tersebut, perseroan telah mengucurkan dana investasi sebesar Rp 1,2 triliun untuk pembangunan pabrik penggilingan tebu (sugar mill). Pabrik berkapasitas 1,44 juta ton per tahun ini dibangun di wilayah Lampung, Sumatera Selatan. Pabrik itu diharapkan dapat memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun saat sepenuhnya beroperasi pada 2017. Hal ini dengan asumsi harga jual gula sekitar Rp 8.250 per kilogram (kg).
Sepanjang semester I 2014, TBLA membukukan laba bersih sebesar Rp211,76 miliar atau Rp42,85 per saham. Laba bersih Semester I tahun 2014 tersebut menunjukan peningkatan kinerja TBLA sebesar 74,50% bila dibandingkan dengan laba bersih pada Semester I tahun 2013 sebesar Rp121,35 miliar atau Rp24,55 per saham.
Hal ini disebabkan oleh Pendapatan Pokok TBLA mengalami peningkatan dari Rp1,68 triliun pada Semester I 2013 menjadi Rp2,73 triliun pada Semester I 2014. Beban Pokok perseroan mengalami kenaikan dari Rp1,22 triliun menjadi Rp2,13 triliun, dan Beban Usaha dan Lainnya juga mengalami kenaikan sedikit dari Rp224,24 miliar menjadi Rp226,63 miiar. Beban Keuangan perseroan mengalami kenaikan dari Rp80,51 miliar menjadi Rp102,54 miliar.
Berdasarkan segmen operasi pada Semester I tahun 2014, rincian Pendapatan TBLA Dalam segemen Perkebunan (Buah Nanas dan Tebu) meraup sebesar Rp22,08 miliar naik dari sebelumnya sebesar Rp20,77 miliar. Sementara untuk Pabrikasi (Minyak dari Kelapa sawit dan Gula) meraup sebesar Rp2,62 triliun naik dari sebelumnya yang sebesar Rp1,66 triliun.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Kamis (2/10/14), saham TBLA dibuka pada level 675 dalam kisaran 675 � 680 dan volume perdagangan saham TBLA mencapai 1,11 juta lot saham.
Analyst Vibiz Research Centre melihat sisi indikator teknikal, harga saham TBLA sejak awal bulan Agustus terlihat terus mengalami penguatan tajam namun saat ini sedang alami potensi koreksi. Indikator MA sudah bergerak sepanjang bolinger band atas. Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli setelah sebelumnya berada pada area tengah.
Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak naik yang menunjukan pergerakan TBLA dalam konsolidasi. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju TBLA masih akan menguat terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan TBLA. Saat ini level support berada pada Rp650 hingga resistance Rp725.
Quote:
|
Forex Academy memperkenalkan rangkaian program terintegrasi yang dapat membawa setiap peserta kepada pemahaman yang lebih baik mengenai apa itu Pips HUnter Forex dan Jadilah Trader Handal
|
2nd October 2014
Lakukan Private Placement, Saham TBLA Diuji Level Support
