FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() INILAH.COM, Jakarta - Kisruh Partai Demokrat dipantik kasus yang melilit bekas Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M Nazaruddin berdampak serius di internal. Hampir selama sebulan terakhir ini, nyaris tidak ada komando jelas. Akibat kepemimpinan Anas tengah digoyang? Selama sebulan terakhir ini di tubuh organisasi Partai Demokrat terutama terkait kasus yang melilit bekas Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M Nazaruddin, nyaris tidak ada komando tunggal. Dampaknya, rumor mencuat faksi di Partai Demokrat antara faksi Anas Urbaningrum dan faksi Andi Mallarangeng makin meruncing. Lihat saja, terbentuknya dua tim di Partai Demokrat dalam merespons kasus M Nazaruddin. Ada Tim Pencari Fakta (TPF) bentukan Fraksi Partai Demokrat yang notabene kepanjangantangan partai. Ada pula Dewan Kehormatan yang memang institusi khusus di internal Partai Demokrat yang khusus menilai etika para kader. Fakta lainnya yang mencuat ke publik terkait kisruh 'sengketa' rebutan Juru Bicara antara Ketua Divisi Komunikasi Publik Andi Nurpati dengan Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika Ruhut Poltak Sitompul. Saling klaim keabsahan juru bicara ini lagi-lagi memancing spekulasi publik, bahwa ini lanjutan perseteruan Anas versus Andi. Fakta lainnya dari hilangnya peran anas di internal Partai Demokrat adalah saat merespons kepergian M Nazaruddin di Singapura. Sesaat setelah rapat di Cikeas, Sabtu (28/5/2011) malam, terjadi perbedaan pandangan tentang tim penjemput M Nazaruddin. Ada yang menginformasikan membentuk Tim Penjemput M Nazaruddin. Ada pula yang menyebut tidak ada Tim Penjemput. Catatan lainnya yang cukup mencolok dalam ramai-ramai kasus M Nazaruddin ini, langkah sigap DPP Partai Demokrat nyaris absen dalam merespons kasus ini. Hal ini dapat dilihat dengan mudah dengan terlambatnya acara rapat resmi DPP Partai Demokrat di Kantor DPP pada Sabtu (28/5/2011) malam. Indonesianis asal Australia Greg Fealy menilai ricuh di internal Partai Demokrat selama sebulan belakangan tidak terlepas dari sikap SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang enggan terlibat langsung dalam politik praktis di internal Partai Demokrat. "SBY lebih senang di atas deal-deal politik dan transaksi politik," ujar gurubesar The Australia National University (ANU) ini. Sumber di DPP Partai Demokrat mengakui memang peran Anas Urbaningrum dalam merespons kasus M Nazaruddin menjadi kurang sigap karena pengaruh dari kisruh di tingkat elit partai ini. "Akibat adanya faksi-faksi di kalangan elit ini, dia menjadi tidak bisa menggunakan kekuasaannya dengan baik," ujarnya yang juga dikenal sebagai pendukung Anas Urbaningrum dalam Kongres Partai Demokrat Mei tahun lalu. Dia menegaskan seharusnya Anas bisa lebih tegas dalam kasus M Nazaruddin begitu muncul kasus ini ke permukaan. " Sekarang cenderung terlambat," ujarnya. Anas sebenarnya bisa memanggil pihak-pihak yang terlibat termasuk faksi-faksi yang ada di internal partai untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan sekaligus memperbaiki citra partainya. [mdr] |
#2
|
||||
|
||||
![]()
weew...faksi-faksi...
![]() bahasa tingkat tinggi nih.... |
#3
|
||||
|
||||
![]()
Efek domini, berita terakhir udah hampir menyentuh menpora.
|
#4
|
||||
|
||||
![]()
hoala efek bola salju nich
makin lama gelindingx makin gede aja ndan ![]() |
![]() |
|
|