FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
DEFINISI
Kemandulan adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk mencapai kehamilan setelah selama 1 tahun melaksanakan hubungan seksual secara teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi. Kemandulan primer adalah istilah yang digunakan jika pasangan suami istri sama sekali belum pernah memiliki anak. Jika sebelumnya pasangan suami istri pernah memiliki anak (minimal 1 kali kehamilan), tetapi kehamilan berikutnya belum berhasil dicapai, maka digunakan istilah kemandulan sekunder. ![]() PENYEBAB Sekitar 30-40% kasus disebabkan oleh faktor pria, seperti:
40-50% kemandulan disebabkan oleh faktor wanita:
Merupakan hal yang penting untuk tidak menunda kehamilan lebih dari 1 tahun; kemungkinan hamil pada pasangan yang sehat dan keduanya berusia dibawah 30 tahun serta melakukan hubungan seksual secara teratur adalah hanya sebesar 25-30%/bulan. Puncak kesuburan seorang wanita adalah pada usia 20 tahunan; jika usia wanita diatas 30 tahun (terutama diatas 35 tahun), maka kemungkinan hamil adalah sebesar kurang dari 10%/bulan. Selain faktor yang berhubungan dengan usia, resiko kemandulan juga meningkat pada: Berganti-ganti pasangan seksual (karena meningkatkan resiko terjadi penyakit menular seksual) Penyakit menular seksual Pernah menderita penyakit peradangan panggul (setelah menderita penyakit ini, 10-15% wanita menjadi mandul) Pernah menderita orkitis atau epididimitis (pria) Gondongan (pria) Varikokel (pria) Pemaparan DES (dietil stilbestrol) (pria maupun wanita) Siklus menstruasi anovulatoir Endometriosis Kelainan pada rahim (mioma) atau penyumbatan leher rahim Penyakit menahun (misalnya diabetes). GEJALA Gejalanya berupa: Tidak kunjung hamil Reaksi emosional (baik pada istri, suami maupun keduanya) karena tidak memiliki anak. Kemandulan sendiri tidak menyebabkan penyakit fisik, tetapi dampak psikisnya pada suami, istri maupun keduanya bisa sangat berat. Pasangan tersebut mungkin akan menghadapi masalah pernikahan (termasuk perceraian), depresi dan kecemasan. DIAGNOSA Dilakukan pemeriksaan fisik dan pengumpulan riwayat kesehatan dari suami dan istri. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: Analisa semen untuk menilai volume dan kekentalan semen serta menilai jumlah, pergerakan, kecepatan pergerakan dan bentuk sperma. 2-3 hari sebelum menjalani pemeriksaan ini, suami tidak boleh melakukan ejakulasi. Pengukuran suhu tubuh basal. Setiap pagi, sebelum beranjak dari tempat tidur, dilakukan pengukuran suhu tubuh wanita, jika terjadi peningkatan sebesar 0,5-1? Celsius berarti sedang terjadi ovulasi. Memperhatikan perubhan pada lendir servikal. Pada fase ovulatoir, lendir menjadi basah, elastis dan licin. Postcoital test (PCT). PCT dilakukan untuk menilai interaksi antara sperma dan lendir servikal dengan cara menganalisa lendir servikal yang dikumpulkan dalam waktu 2-8 jam setelah melakukan hubungan seksual. Tes ini dilakukan pada pertengahan siklus menstruasi yaitu pada saat estradiol mencapai kadar tertinggi dan pada saat terjadi ovulasi. Dalam keadaan normal, lendir servikal adalah jernih dan bisa diregangkan sepanjang 7,6-10 cm tanpa terputus. Bila dilihat dengan mikroskop, lendir tampak seperti pohon pakis. Kadar progesteron serum. Biopsi endometrium Biopsi testis (jarang dilakukan) Kadar LH (luteinizing hormon) untuk memperkirakan saat ovulasi dan membantu menentukan waktu untuk melakukan hubungan seksual. Progestin challenge Kadar hormon pada suami dan istri. Histerosalpingografi (HSG) untuk menilai sistem transport dari serviks melalui rahim sampai ke tuba falopii. Histeroskopi. Laparoskopi untuk melihat rongga panggul. Pemeriksaan panggul (pada wanita) untuk menentukan adanya kista atau tidak. Terkait:
__________________
Semoga Ceriwis Makin Rame Ya
![]() |
![]() |
|
|