FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]() Lilit erat mengait tak jarang mencencang Pedih.. lirih bersinggungan, bersusulan, menusuk menyayat sanubari yang bersimpuh lara Lilitan beradu cepat tak bergeming, tak lelah mengait, tak kunjung padam, tak lekas beranjak Sanubari nan lara menanti, menghela nafas terhenyak Laun nampak usapan, laun bersemi dalam palung kalbu Yang berpeluh, menyapu relung jiwa dengan keibaan Namun usapan tak ber jejak, putih tak bernoda Kalbu yang merana larut dalam keterpurukan Sedangkan haru terus menyelimuti kalbu yang hampa tak berima Berujar kosong tak berbuih Kepedihan, teman sejati, membekap tak beranjak Dalam haru yang terus merengkuh, Sanubari menghujam inti kalbu dalam keterheyakan raga Dalam penatku memendam berujar lirih... Akankah merah menjadi darah ? Akankah pedih menjelma lara ? Intisari kehidupan adalah kematian Ku tetap berujar dalam kekosongan sanubari nan perih
__________________
![]() |
![]() |
|
|