FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Travel, Wisata, Liburan Suka jalan-jalan dan traveling ke berbagai mancanegara? yuk sharing dan berbagi tips disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
WACANA LOKAL MENGHADIRKAN PESONA BAWANG ![]() ![]() ![]() Bawang merupakan kota kecamatan di kabupaten Batang yang menyimpan sejumlah pesona. Tidak saja dari sisi ekonomi, tetapi - yang tak kalah menarik -- adalah eksotismenya sebagai sebuah hunian lantaran berada di kawasan pegunungan. Udara sejuk dan segar menjadi ciri khas yang menimbulkan kesan damai. Dengan latar belakang Gunung Perahu, jika dilihat dari arah utara, kawasan Bawang memang tampak eksotis, terutama saat cuaca tidak berkabut. Gunung Perahu yang berada di kawasan Dieng inilah daya tarik utama kota Bawang. Tanpa latar belakang gunung tersebut, panorama Bawang tidak ada apa-apanya. Justru keberadaan Gunung Perahu menjadi daya tarik yang ditunggu setiap pagi. Ya, hanya di waktu pagi, karena siang harinya gunung tersebut sudah ditelan kabut. Hadirnya bangunan-bangunan permanen seperti sekolah, tempat ibadah , bahkan termasuk tower seluler, kian memperkuat citra bahwa Bawang memang memiliki nilai lebih dibanding kota-kota kecamatan lainnya di Batang. Wilayah yang dikenal sebagai penghasil sayur kubis dan kentang ini terkesan lebih hidup (ramai) bila dibandingkan dengan kondisi Bawang di era 80-an. Penduduk Bawang hidup dalam budaya agraris yang kental dengan nilai-nilai tradisi kaum petani pinggiran (bersahaja tetapi pekerja keras dan suka menolong). Mereka menyatu dengan alam dan hidup dari mengolah tanah. Sayur kubis dan kentang menjadi komoditas andalan di daerah ini. Dan belakangan ini, potensi ternak dan jamur tiram juga mulai dikembangkan. Pasar Bawang juga mulai menggeliat seiring dengan perkembangan era otonomi daerah. Kesejahteraan masyarakat meningkat dan etos kerja masyarakatnya kian tinggi. Warga Bawang dikenal sebagai pekerja yang ulet dan tekun. Kenyamanan hidup di Bawang tidak saja dirasakan warga setempat, tetapi juga kaum pendatang. �Saya tinggal di Bawang merasa senang karena udara bersih, sayuran melimpah, penduduknya ramah dan terbuka bagi pendatang.� Setidaknya, begitulah pengakuan M. Fakhrudin Hidayat, warga asal Piyungan, Bantul yang kerasan tinggal di Bawang sejak 1995. Tentunya itu bukan sebuah pengakuan pongah. Bawang memang hadir dengan nuansa dan karakteristiknya yang khas dan mempesona. Orang datang ke Bawang tidak sekadar kulakan sayuran, tetapi sekaligus melakukan plesiran untuk menyegarkan pikiran. Begitu masuk daerah Bawang, suasana langsung terasa nyes dan pandangan mata terbuai oleh keindahan perbukitan dan hijaunya ladang sayuran. Satu lagi yang tak boleh dilupakan. Datang ke Bawang belum lengkap kalau kalau tidak membeli gaplek, makanan terbuat dari singkong berbentuk gledegan (roda). Sudah beberapa dekade jajanan khas Bawang ini menyatu di hati masyarakat. Sayang jika pesona-pesona tersebut hanya dianggap angin lalu. Warga setempat barangkali menganggap Bawang biasa-biasa saja. Padahal kalau diamati dan dihayati, Bawang hadir penuh nuansa dan daerah ini bisa dikembangkan menjadi kawasan hunian yang memikat. Ketika kota-kota di kawasan dataran rendah dan berhawa panas mulai sesak, panas dan kumuh, maka kawasan berhawa sejuk mulai dilirik untuk menjadi lokasi hunian yang menenteramkan. Para pelaku bisnis properti tentunya tidak menafikan hal ini sebagai peluang usaha dengan mengedepankan konsep tata ruang ramah lingkungan. Eksotisme memang harus dihadirkan dengan cara pandang penuh syukur. Adanya anugerah potensi alam yang indah merupakan modal besar yang tak boleh diabaikan. Okelah kalau selama ini Bawang terkesan ndesa dan warganya cenderung kurang percaya diri. Tetapi paradigma itu akan segera berubah ketika menyaksikan fakta obyektif tentang eksitisme Bawang selama ini. Sekarang harus tumbuh semacam kebanggaan tinggal di Bawang yang berhawa sejuk dan jauh dari hiruk-pikuk serta kesemrawutan yang menyesakkan. Setidaknya dengan kebanggan semacam itu akan terbentuk opini publik yang positif bahwa Bawang memang kawasan yang asri untuk dihuni. Tidak keliru jika akhirnya para investor properti membuka akses di daerah ini untuk menanamkan modalnya dengan membangun perumahan dengan konsep keserasian (harmoni) alam. Tidak berlebihan kiranya jika menyebut Bawang sebagai embrio kota yang bisa dikembangkan menjadi kawasan �metropolis� dengan kelengkapan sarana dan prasarananya. ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Terkait:
|
![]() |
|
|