19th February 2011
|
 |
Moderator
|
|
Join Date: May 2010
Posts: 9,012
Rep Power: 59
|
|
Presiden Kejar Ketepatan
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
|
Jumat, 18 Februari 2011 - 13:08 WIB
|
JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengganti dan memindahkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu kedua, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak terburu-buru mengejar kecepatan, akan tetapi justru mengejar ketepatan. Yaitu, ketepatan waktu dan orang-orang yang tepat menduduki satu jabatan kementerian untuk mencapai tujuan dan efektivitas pemerintahan.
Pernyataan Presiden Yudhoyono itu disampaikan saat menjawab sejumlah pertanyaan anggota DPR Partai Demokrat dalam pertemuan jajaran Partai Demokrat dengan Ketua dan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, yang mendesak adanya pergantian kabinet di kediaman pribadi Presiden di Puri Indah Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok membenarkan hal itu, saat dikonfirmasi Kompas di sela-sela peluncuran buku Ketua Dewan Pimpinan Pusat dan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR M Jafar Hafsah di Gedung Serbaguna, Kompleks DPR, Jakarta, Kamis (17/2/2011) malam lalu.
"Jadi, bukan kecepatan, yang paling penting adalah ketepatan waktu untuk melakukan pergantian dan memilih orang-orang yang tepat pada tempatnya," tandas Mubarok, menirukan jawaban Presiden Yudhoyono.
Bahkan, Mubarok membenarkan saat ditanya mengenai adanya anggota DPR asal Fraksi Partai Demokrat yang di hadapan Presiden Yudhoyono mempersoalkan kinerja beberapa orang menteri dari Partai Demokrat sendiri. "Jawaban Presiden waktu itu, 'Coba, Pak Menteri dengarkan keluhan-keluhan itu'," papar Mubarok lagi.
Menurut Mubarok, dalam pertemuan tersebut, anggota DPR asal Fraksi Partai Demokrat mengkritisi sejumlah menteri asal Partai Demokrat yang selama dinilai memiliki kinerja kurang. "Ini di sampaikan karena menteri itu, kan, mitra kerja DPR. Jadi, para anggota DPR itulah yang paling tahu kinerja para menteri. Karena itu, disampaikan kepada Presiden," kata Mubarok.
Dalam catatan Kompas, dari 34 pos kementerian, terdapat enam menteri, yaitu Menteri Perhubungan Freddy Numberi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Watjik, Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, serta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.
Bukan pintu pembuka
Dalam kesempatan itu, Mubarok juga menepis tudingan bahwa pergantian Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Muladi, merupakan pintu pembuka perombakan kabinet yang segera dimulai. "Tidak benar itu. Pak Muladi itu sudah enam tahun menjabat Gubernur Lemhannas, dan Pak Muladi tahu betul jabatannya itu. Justru, beliaulah yang sudah mengetahui (lamanya) jabatan itu," lanjut Mubarok.
Jafar Hafsah juga membenarkan tidak adanya tahapan awal perombakan kabinet seperti yang dilansir sejumlah pihak. "Tidak ada kaitan dan tidak dikaitkan. Pergantian itu (Gubernur Lemhannas) sama sekali tidak dibicarakan terlebih dulu dengan Partai Demokrat. Itu rotasi wajar saja," ujarnya.
Tentang adanya friksi di tubuh Sekretariat Gabungan (Setgab) antara Partai Demokrat dan Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera, Jafar mengatakan tidak terlalu khawatir akan mengganggu koalisi. "Terkadang memang ada pendapat lain dan ketida ksepahaman. Anggaplah itu bumbu-bumbu dan kembangannya. Jadi, itu hal yang wajar. Saya kira itu akan menambah bobot koalisi. Namun, seyogianya, dalam kondisi seperti itu, tetap ada kesepahaman besar," demikian Jafar.
|
|
|
Last edited by FloatToGfx; 19th February 2011 at 06:36 AM.
|
