Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Health

Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 1st February 2011
atheis's Avatar
atheis atheis is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!
Default Bohong Mengoyak Tubuh


Ilustrasi. sxc

Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tubuh manusia tak pernah berbohong. Tapi, begitu suatu kebohongan terucap dari mulut manusia, efeknya bisa sangat merugikan untuk kesehatan tubuh.

Menurut Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, memang ada konsekuensi dari perilaku berbohong. Spesialis penyakit dalam dari bagian gastroenterologi dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini mengatakan, saat seseorang berbohong, tanpa sadar psikosomatis terpicu. Psikosomatis adalah gangguan psikis yang tampil dalam bentuk gejala-gejala fisik. Awalnya bukan gejala fisik. Namun, dengan adanya pikiran negatif atau masalah emosi, bisa menjalar ke dalam fisik.

Jika tak biasa berbohong, perasaan bersalah atau perasaan berdosa yang muncul begitu kebohongan terlontar bisa mengakibatkan depresi. Orang yang tak biasa berbohong bisa jadi terpikir terus dengan kebohongannya dan membuat emosinya bermasalah, seperti stres, depresi, kecewa, cemas, serta merasa berdosa.

"Ini yang membuat seseorang akhirnya terserang psikosomatis," kata Ari. Bentuk gejala psikosomatis beragam. Misalnya, naiknya tekanan darah, naiknya kadar asam lambung, sesak napas, insomnia, alergi kulit, hingga nafsu makan yang hilang.

Saat berbohong, tubuh seseorang mengeluarkan hormon yang, "Sama dengan yang dipicu oleh respons saat menghadapi kondisi di mana Anda cuma punya dua pilihan: 'Berkelahi atau Kabur'," kata Saundra Dalton-Smith M.D., penulis buku Set Free to Live Free: Breaking Through the 7 Lies Women Tell Themselves.

"Peningkatan hormon ini menyebabkan detak jantung berpacu cepat dan napas juga lebih cepat, pencernaan melambat, dan otot serta saraf jadi hipersensitif," kata Smith. Efek ini mungkin kelihatannya tidak terlalu serius. Namun, seiring dengan waktu, kondisi efek ini bisa memicu timbulnya berbagai penyakit. Mulai penyakit jantung koroner, stroke, hingga gagal jantung kongestif atau masalah jantung akibat adanya penimbunan di pembuluh darah.

Menurut hasil penelitian pada November 2010 dalam jurnal berjudul Consciousness and Cognition yang dipublikasikan Ghent University, Department of Psychology di Belgia, "Kejujuran yang terus-menerus membuat kebohongan sulit dilakukan. Namun terlalu sering melakukan kebohongan akan membuat berbohong menjadi semakin mudah."

Namun hal ini jarang terjadi pada mereka yang sudah terbiasa berbohong. Karena berbohong sudah menjadi kepribadiannya, mereka tak berpengaruh pada kondisi psikisnya. Akhirnya, fisiknya juga tak terpengaruh.

Mereka yang biasa berbohong sehari-hari sebenarnya sedang membawa beban terus selama bertahun-tahun. Bersamaan dengan komplikasi, mulai tekanan darah tinggi, pembohong kronis alias terus-menerus juga berisiko mengalami berbagai penyakit yang berhubungan dengan stres kronis, seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

Sistem saraf kita berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Jadi sangat masuk akal bahwa otak dan emosi kita bisa mengirimkan pesan yang bisa mempengaruhi kesehatan kita. Sederhananya, tubuh akan merespons apa yang kita pikirkan. Ketika kita sedang bahagia, tubuh akan menghasilkan endorfin, hormon yang membuat kita merasa bahagia. Zat kimia ini juga membuat daya tahan tubuh semakin kuat.

Sementara itu, ketika kita mengalami ketakutan, kecemasan, dan berbagai stres lain pada umumnya, pada saat demikian tubuh menghasilkan beberapa jenis hormon berbeda, seperti kortisol dan norepinefrin. Kortisol meningkatkan kadar gula darah dan menekan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan norepinefrin memicu timbulnya respons untuk "melawan atau kabur" yang membuat detak jantung semakin cepat dan tekanan darah meningkat tajam.

"Jadi, daripada membiarkan diri terjebak dalam lingkaran setan kebohongan, dengan pusaran kebohongan yang semakin besar, lebih baik berusaha konstan menjadi orang yang bisa dipercaya," kata Smith. Hal yang sama disampaikan oleh Ari. Cara menghindari psikosomatis dari aktivitas bohong adalah dengan bersikap jujur. "Hiduplah yang lurus dan tak berbohong," kata Ari.
BERBAGAI SUMBER | NUR ROCHMI | UTAMI WIDOWATI


Reply With Quote
  #2  
Old 1st February 2011
atheis's Avatar
atheis atheis is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!atheis hobinya dikasih cabe!
Default

Quote:
Spoiler for pesan:

trit repost, mohon maaf n silahkan diclosed
salah kamar, silahkan di moderasi
informatif dan menghibur, silahkan dibaca
dan dicoment
memberi cabe sbg apresiasi utk TS

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:51 PM.


no new posts