FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Aku telah melihat seorang laki-laki berjalan-jalan di dalam surga. (Dia masuk surga) lantaran pernah menebang pohon yang menghalangi jalan dan bisa mencelakakan orang Islam yang lewat" .(HR Muslim).
Hikmah: 1. Keutamaan menghindarkan bahaya yang dapat mencelakakan orang lain, sehingga orang yang menghindarkannya bisa masuk surga. 2. Islam sangat memberikan perhatian kepada pelayanan publik. Demi keamanan dan kenyamanan bersama. Semua itu akan mendapatkan pahala dari Allah, meski kelihatannya sepele. 3. Kita harus punya perhatian lebih dalam hal-hal yang terkait dengan kepentingan publik, sebab di balik apa yang kita kerjakan untuk publik itu, ada kemungkinan kita mendapat balasan surga. Meski jasa kita tidak pernah dikenang orang lain. Cukuplah Allah yang mencatat amal itu dan cukuplah surga sebagai balasan. Tidak ada yang kita harapkan lebih dari surga TAFSIR AYAT PUASA Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agarkamu bertakwa (QS 2: 183) Makna Umum Muhammad Ali Ash-Shobuny menerangkan bahwa berpuasa itu diwajibkan pada bulan Ramadhan sebagaimana telah diwajibkan atas umat-umat sebelum kita agar kita bertakwa, yaitu menjadi orang yang bertakwa kepada Allah dengan menjauhi apa yang diharamkan-Nya.[1] Tafsir Ayat Imam Mawardi dalam kitab tafsirnya menjelaskan sebagai berikut:[2] I. (Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa) Artinya diwajibkan atas kamu berpuasa dari segala sesuatu yang kamu harus menahannya. Ini adalah puasa menurut pengertian bahasa. Adapun puasa menurut pengertian syara� adalah: menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa pada waktu tertentu. Nabi bersabda, Allah berfirman: Setiap amal anak Adam itu untuk mereka sendiri sedangkan puasa itu untuk-Ku....� (Bukhari 3/24, Muslim 5/122, Nasa�i 4/59). Imam Mawardi menjelaskan dua alasan mengapa puasa itu tampak khusus dibanding ibadah lain: a. Puasa itu mencegah kepura-puraan diri berikut nafsu yang menyertainya b. Puasa itu merupakan rahasia antara seorang hamba dengan Tuhannya yang tidak ditampakkan kecuali untuk Tuhannya. Inilah yang menyebabkan puasa menjadi sangat khusus dibandingkan dengan ibadah lainnya. II. (sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu ) Imam Mawardi menyebutkan tiga pendapat berkenaan dengan siapa yang dimaksud dengan �orang-orang sebelum kamu� : a. Asy-Syu�bi, Ar-Rabi� dan Asbat mengatakan bahwa mereka itu adalah orang-orang Nashrani b. Mujahid berpendapat bahwa mereka itu adalah Ahlul Kitab c. Qatadah mengatakan bahwa mereka itu adalah manusia secara umum. Perbedaan pendapat juga terjadi dalam menjelaskan apa titik kesamaan antara puasa yang diwajibkan kepada umat Muhammad dengan umat yang lalu. Imam Mawardi mengurai dua pendapat dalam hal ini: a. Kesamaan itu dalam hukum puasa dan sifatnya, bukan dalam hal bilangannya. Hal ini mengingat Yahudi juga berpuasa hanya mereka memulainya dari malam sampai ke malam lagi dan mereka tidak makan sesuatupun setelah malam tiba. Dan itulah juga yang dilakukan oleh umat islam di masa-masa awal Islam, yaitu mereka tidak makan sesuatupun di waktu malam sampai Umar bin Khattab dan Qais bin Sharmah melakukannya. Tindakan Umar dan Qais itu kemudian dihalalkan oleh Allah. Inilah pendapat yang dipegang oleh Ar-Rabi� bin Anas. Ar-Rabi� berpegang pada hadis Nabi, �Perbedaan antara puasa kita dengan puasa ahlul kitab adalah kita makan di waktu sahur� b. Titik kesamaan itu adalah pada bilangan puasanya. Pendapat ini terbagi dua lagi: b.1. Kaum Nasrani diwajibkan berpuasa 30 hari sebagaimana kita juga diwajibkan demikian. Dan seringkali itu terjadi pada musim yang sangat panas, lalu dipisah sebagian dilakukan di musim dingin dan saat hari yang cerah. Akan tetapi puasa mereka kemudian ditambah dua puluh hari lagi. Ini untuk menghapus dosa mereka dan menghukum mereka karena mengganti ketentuan Tuhan. Ini pendapat yang dipegang oleh Asy-Syu�bi b.2. Kaum Yahudi berpuasa tiga hari pada setiap hari Asyura dan tiga hari di setiap bulan. Kondisi ini berjalan selama tujuh belas bulan sampai turun ayat puasa Ramadhan yang menghapus ketentuan itu. Inilah pendapat Ibn Abbas yang mengatakan bahwa ketentuan yang awal-awal dinasakh (dihapus) adalah soal qiblat dan puasa ini. III. (agar kamu bertakwa) Potongan ayat ini juga mengandung dua pendapat: a. agar kamu bertakwa dari apa yang diharamkan dalam berpuasa seperti makan, minum, berhubungan intim dengan isteri. Pendapat ini dipegang oleh Abu Ja�far at-Thabari. b. maknanya adalah puasa itu menjadi sebab yang mengembalikan kita pada takwa dengan jalan menundukkan jiwa, mengurangi nafsu dan menghilangkan kejelekan. Ini pendapat yang dikeluarkan oleh az-Zujaj. Refleksi Untuk mengakhiri bahasan ini, ijinkan saya mengutip Syaikh Mahmud Syaltout:[3] Dan tidaklah diragukan (dalam ayat puasa itu) bahwa panggilan dimulai dengan kata sifat Iman (hai orang-orang yang beriman). Dan inilah dasar kebaikan dan keutamaan. Kemudian taqwa disebut di akhir ayat; inilah ruh iman dan rahasia kemenangan. Ini semua menjadi petunjuk yang kuat dan dalil yang jelas bahwasanya puasa itu wajib, bukan hanya untuk menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari semua hal yang dapat menghilangkan keimanan dan tidak menguatkan keutamaan taqwa itu. Karenanya barang siapa yang berpuasa dengan maksud bukan untuk Allah, maka dia tidak berpuasa (la shaum lahu). Begitu pula halnya orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan jama�ah kaum muslimin, maka tidak ada puasa baginya (la shaum lahu). Akan halnya orang yang ada hasad dan dendam serta melakukan aktifitas yang dapat memecah belah umat dan melemahkan kekuatan umat, maka mereka juga tidak mendapati puasa. Begitu pula halnya dengan keadaan orang-orang zhalim dan orang yang berkongsi dalam membuat kerusakan. Orang yang berpuasa itu tidak menyakiti tetangganya baik dengan tangan maupun lidahnya ataupun menghancurkan kehormatan Allah, tidak berbohong dan tidak memakan harta orang lain dengan jalan yang batil. Inilah makna puasa yang menggabungkan gambaran menahan diri dari hal yang membatalkan puasa. Inilah makna puasa yang menguatkan ruh iman.� Al-Haq min Allah ![]() __________________ Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
hadist yang terkesan pendek, ternyata,, kandungan yang ada di hadist tersebut sangat dalam maknanya..
nice info, ndan.. ![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]()
Dari Sahl, bahwa Nabi saw bersabda : "Sesungguhnya dalam syurga terdapat sebuah pintu yang bernama AR RAYYAN, orang-orang yang berpuasa akan masuk melaluinya pada hari kiamat, dan selain mereka tidak akan masuk melaluinya. Dikatakan : Dimanakah orang-orang yang berpuasa ?. Maka mereka pun berdiri. Dan selain mereka tidak akan memasukinya. Maka jika orang-orang yang berpuasa sudah memasukinya ditutuplah pintu itu dan tidak seorangpun akan memasukinya, Dan barangsiapa yang telah masuk ia pasti minum dan barangsiapa yang minum ia tidak akan kehausan selamanya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu besar penghargaan dari Allah SWT kepada umat Islam yang menjalankan puasa Ramadhan sehingga memberikan pintu khusus di surga yang bernama Ar Rayyan. Dari Abu Umamah, ia berkata, aku bertanya : "Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu amal yang memasukkanku ke surga, Nabi bersabda : Hendaknya engkau berPUASA, karena tiada yang menyamainya." (HR Nasai, ibnu Hibban, dan Hakim dan sanadnya shahih). RAJIN DI DALAM TA'AT Seorang yang berakal seharusnya menjaga empat macam untuk kebaikan amalnya, dan tidak menyia-nyiakan usahanya: 1. Ilmu, supaya tiap amalnya berdasarkan ilmu 2. Tawakkal, supaya mendapat keluasan dalam ibadat dan tidak mengharap kepada makhluk 3. Kesabaran, untuk kesempurnaan amal 4. Ikhlas, supaya dapat mencapai pahala. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Tiada seorangpun yang mengharap sorga melainkan ia rajin, sehingga kurus dan layu dan tetap terus sehingga bertemu pada Allah, tidakkah kamu memperhatikan firman Allah: "Innal ladziina Qooluu Robbunaa Allaah tsummas-taqoomuu." (Sesungguhnya mereka yang menyatakan: Tuhan kami Allah kemudian mereka istiqomah (tetap), tidak berubah dalam taqwanya). Seorang Hakiem berkata: Orang yang Istiqomah itu harus seperti bukit, dan bukit ada empat tandanya: 1. Tidak cair karena panas 2. Tidak beku karena dingin 3. Tidak bergerak karena angin 4. Tidak berubah karena air bah. Demikian pula seorang yang Istiqomah ada empat tandanya: 1. Tidak terpengaruh oleh budi seseorang untuk menegakkan hak 2. Juga tidak terpengaruh oleh kejahatan orang untuk menyeleweng dari yang hak 3. Hawa nafsunya tidak dapat menghalangi untuk mengerjakan perintah Allah 4. kekayaan dunia tidak dapat melupakan untuk ta'at kepada Allah. Narasumber: Kitab "Tanbihul Ghofilin" |
#4
|
||||
|
||||
![]()
Keutamaan Surat Ar-Rahman
1. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang dikaruniakan padanya.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/187). 2. Imam Ja’far Ash-shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, dan ketika membaca kalimat ‘Fabiayyi �l�i Rabbikum� tukadzdzib�n’, ia mengucapkan: L� bisyay-in min �l�ika Rabb� akdzibu (tidak ada satu pun nikmat-Mu, duhai Tuhanku, yang aku dustakan), jika saat membacanya itu pada malam hari kemudian ia mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid; jika membacanya di siang hari kemudian mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid.” (Tsawabul A’mal, hlm 117). 3. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jangan tinggalkan membaca surat Ar-Rahman, bangunlah malam bersamanya, surat ini tidak menentramkan hati orang-orang munafik, kamu akan menjumpai Tuhannya bersamanya pada hari kiamat, wujudnya seperti wujud manusia yang paling indah, dan baunya paling harum. Pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang berdiri di hadapan Allah yang lebih dekat dengan-Nya daripadanya. Pada saat itu Allah berfirman padanya: Siapakah orang yang sering bangun malam bersamamu saat di dunia dan tekun membacamu. Ia menjawab: Ya Rabbi, fulan bin fulan, lalu wajah mereka menjadi putih, dan ia berkata kepada mereka: Berilah syafaat orang-orang yang mencintai kalian, kemudian mereka memberi syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada seorang pun yang tertinggal dari orang-orang yang berhak menerima syafaat mereka. Lalu ia berkata kepada mereka: Masuklah kalian ke surga, dan tinggallah di dalamnya sebagaimana yang kalian inginkan.” (Tsawabul A’mal, hlm 117). |
#5
|
||||
|
||||
![]()
thanks om ilmu hariannya...
![]() |
#6
|
||||
|
||||
![]()
Disebutkan oleh Wahab Bin Munabbin :
Rassullah bertanya : " Wahai iblis, berapa musuhmu dari umatku ini? " Jawab iblis ada 15 yaitu: 1. Kamu Muhammad, sebagai musuhku yg membahayakan. 2. Imam yg adil. 3. Orang kaya yg tawadlu. 4. Pedagang yg jujur. 5. Orang alim yg shalatnya khusyu. 6. Orang mukmin yg memberikan nasihat. 7. Orang mukmin yg mempererat persaudaraan. 8. Orang yg bertaubat. 9. Orang berhati-hati dari barang yg haram. 10. Orang mukmin yg melanggengkan kesuciannya. 11. Orang mukmin yg banyak bersedekah. 12. Orang mukmin yg baik akhlaknya. 13. Orang mukmin yg hidupnya memberi manfaat bagi orang lain. 14. Orang yg membaca Al-Qur'an yg senantiasa melanggengkan bacaannya. 15. Orang yg shalat malam, dikala manusia lainnya sedang tidur. Kemudian Rasulullah bertanya lagi : " Siapa saja yg menjadi temanmu dari umatku ini? " Jawab iblis : orang yg menjadi temanku ada 10, yaitu: 1. Hakim yg durhaka ( Tdk mau menegakkan keadilan yg sebenarnya ) 2. Orang yg takabur. 3. Pedagang yg tidak jujur. 4. Peminum khamer. 5. Tukang fitnah. 6. Orang yg riya. 7. Orang yg memakan harta anak yatim. 8. Orang yg meninggalkan shalat. 9. Orang yg tidak mau mengeluarkan zakat. 10. Orang yg panjang angan2 ( yg tidak mau merealisasikan dlm bentuk bekerja atau orang yg malas ). Kesemua orang yg ada diatas itu menjadi saudara dan teman karibku. |
#7
|
||||
|
||||
![]()
Mengundang Kehadiran Malaikat Ke Rumah
Tak seorang muslimpun yang tidak menginginkan rumah mereka senantiasa dihadiri oleh para malaikat Allah dan dijauhkan dari syetan. Sebab kehadiran mereka di rumah mereka akan melahirkan aura ketenteraman dan kesejukan dan kedamaian ruhani yang mengalir di rumah itu. Kehadiran mereka akan membuat rumah kita laksana surga. Diantara para malaikat itu ada yang sengaja keliling untuk menebarkan rahmat dan kedamaian di tengah manusia sebagaiamna syetan berkeliling untuk menebarkan kejahatan di tengah mereka. Lalu rumah mana saja yang akan dihadiri para malaikat itu? Diantaranya adalah : 1. Rumah yang diliputi dzikir kepada Allah yang di dalamnya ada ruku dan sujud 2. Rumah yang senantiasa bersih 3. Rumah yang penghuninya adalah orang-orang yang jujur dan menepati janji 4. Rumah yang dihuni oleh orang-orang yang senantiasa menyambung tali silaturahim 5. Rumah yang dihuni oleh orang yang makanannya halal 6. Rumah yang dihuni oleh orang yang senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tuanya. 7. Rumah yang senantiasa ada tilawah Al-Quran 8. Rumah yang dihuni oleh para penuntut ilmu 9. Rumah yang penghuninya ada isteri solehah 10. Rumah yang bersih dari barang-barang haram 11. Rumah yang dihuni oleh orang yang rendah hati, sabar, tawakal, qana’ah, dermawan pemaaf yang senantiasa bersih lahir batin dan para penghuninya makan tidak terlalu banyak Di bawah ini akan dipaparkan beberapa dalil yang menunjukkan pada hal di atas. Mengenai orang-orang yang berada dalam majlis dzikir Rasulullah bersabda : “Jika kalian melewati kebun-kebun surga maka mampirlah di tempat itu! Para sahabat berkata, “Apa yang dimaksud dengan kebun-kebun surga itu wahai Rasulullah?” Nabi bersabda, “Kelompok manusia yang berdzikir. Karena sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang senantiasa keliling mencari kelompok manusia yang berdzikir dan jika mereka datang ke tempat mereka malaikat itu dan mengitarinya”, hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Umar sebagaimana disebutkan oleh An-Nawawi dalam buku Al-Adzkar. Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah bersabda “Tidaklah sekali-kali sebuah kaum duduk dengan berdzikir kepada Allah kecuali mereka akan dikelilingi malaikat dan akan disirami rahmat dan akan turun kepada mereka ketenangan. Allah akan menyebutkan tentang mereka pada malaikat yang ada di sisi-Nya” (HR. Muslim) Ini semua menunjukkan bahwa dzikir kepada Allah di rumah kita akan menjadikan malaikat memasuki rumah kita dan akan berada dengan kita. Sebaliknya rumah yang dikosongkan dengan dari dzikir maka malaikat juga akan menjauhinya. Sementara itu orang yang membcan Al-Quran disebutkan dalam sabdanya : “Sesungguhnya rumah itu akan terasa luas bagi penghuninya, akan didatangi malaikat, dijauhi syetan dan akan membanjir pula kebaikan ke dalamnya, jika dibacakan Al-Quran di dalamnya. Sebaliknya, rumah itu akan terasa sempit bagi penghuninya, akan dijauhi malaikat dan akan didatangi syetan serta tidak akan banyak kebaikan di dalamnya, jika tidak dibacakan Al-Quran” (HR. Ad-Darimi). Dengan membaca Al-Quran maka akan turun malaikat rahmat, akan datang kebaikan akan muncul ketenangan di dalam rumah kita. Rumah yang tidak ada bacaan Al-Quran maka ketahuilah bahwa rumah itu sebenarnya telah menjadi kuburan walaupun penghuninya masih bernyawa. Tentang orang yang rajin menjalin silaturahmi, disebutkan dari Abu Hurairah bahwa seorang lelaki pergi untuk mengunjungi saudaranya di sebuah desa yang lain. Maka segera diperintahkan kepada malaikat untuk menemani orang itu. Tatkala malaikat bertemu dengan orang tadi maka dia bertanya : Kemana engkau akan pergi? Lelaki itu menjawab : Aku akan pergi mengunjungi saudara saya di desa itu! Malaikat itu bertanya : Apakah kau memiliki suatu nikmat yang akan kau berikan padanya? Orang itu berkata : Tidak, saya mengunjunginya semata karena saya mencintainya karena Allah! Malaikat itu berkata : “Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu. Allah telah mencintaimu sebagaimana kau mencintai orang itu” (HR. Muslim) Mengenai penuntut ilmu yang dinaungi sayap malaikat Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya untuk para penuntut ilmu karena suka dengan apa yang sedang dia tuntut” (HR. Tirmidzi). Tentang rumah orang dermawan yang akan dimasuki malaikat disebutkan dalam sebuah hadits bahwa malaikat akan senantiasa mendoakan mereka : Rasulullah Saw bersabda, “Tiap-tiap pagi malaikat turun, yang satu mendo’akan, “Ya Allah beri gantilah untuk yang menderma, dan yang lain berdo’a, Ya Allah Musnahkan harta si bakhil.” Rumah-rumah yang di dalamnya ada kejujuran, ada kasih sayang, amanah, ada syukur dan sabar ada taubat dan istighfar akan senantiasa terbuka untuk dimasuki para malaikat sedangkan rumah-rumah yang selain itu maka maka malaikat akan menjauhi rumah tadi. |
#8
|
||||
|
||||
![]()
Di akhirat nanti ada 4 golongan lelaki yg akan ditarik
masuk ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yg tidak memberikan hak kpd wanita dan tidak menjaga amanah itu. Mereka ialah: 1. Ayahnya Apabila seseorang yg bergelar ayah tidak mempedulikan anak2 perempuannya didunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar solat,mengaji dan sebagainya Dia membiarkan anak2 perempuannya tidak menutup aurat. Tidak cukup kalau dgn hanya memberi kemewahan dunia sahaja. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya. (p/s; Duhai lelaki yg bergelar ayah, bagaimanakah hal keadaan anak perempuanmu sekarang?. Adakah kau mengajarnya bersolat & saum?..menutup aurat?.. pengetahuan agama?.. Jika tidak cukup salah satunya, maka bersedialah utk menjadi bahan bakar neraka jahannam.) 2. Suaminya Apabila sang suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul! bebas di pejabat, memperhiaskan diri bukan utk suami tapi utk pandangan kaum lelaki yg bukan mahram. Apabila suami mendiam diri walaupun seorang yg alim dimana solatnya tidak pernah bertangguh, saumnya tidak tinggal, maka dia akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke dlm neraka. (p/s; Duhai lelaki yg bergelar suami, bagaimanakah hal keadaan isteri tercintamu sekarang?. Dimanakah dia? Bagaimana akhlaknya? Jika tidak kau menjaganya mengikut ketetapan syari'at, maka terimalah hakikat yg kau akan sehidup semati bersamanya di 'taman' neraka sana.) 3. Abang-abangnya Apabila ayahnya sudah tiada,tanggungjawab menjaga maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya dan saudara lelakinya. Jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya sahaja dan adiknya dibiar melencong dari ajaran Islam,tunggulah tarikan adiknya di akhirat kelak. (p/s; Duhai lelaki yg mempunyai adik perempuan, jgn hanya menjaga amalmu, dan jgn ingat kau terlepas... kau juga akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak...jika membiarkan adikmu bergelumang dgn maksiat... dan tidak menutup aurat.) 4. Anak2 lelakinya Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yg haram disisi Islam. bila ibu membuat kemungkaran mengumpat, memfitnah, mengata dan sebagainya...maka anak itu akan disoal dan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak....dan nantikan tarikan ibunya ke neraka. (p/s; Duhai anak2 lelaki.... sayangilah ibumu.... nasihatilah dia jika tersalah atau terlupa.... krn ibu juga insan biasa... x lepas dr melakukan dosa... selamatkanlah dia dr menjadi 'kayu api' neraka....jika tidak, kau juga akan ditarik menjadi penemannya.) |
#9
|
||||
|
||||
![]()
Keutamaan Berdzikir, Berdo’a dan Bertobat
Suatu saat, selepas shalat, Rasulullah Saw berbagi sapa dan berbincang bincang dengan para sahabat tentang pelbagai hal. Dalam perbincangan itu, Rasulullah menyampaikan keutamaan majelis dzikir, do’a dan permohonan ampun kepada Allah Swt. Selain itu, beliau juga menekankan bahwa Allah Swt boleh jadi mengabulkan do’a seorang hamba, menghindarkannya dari bencana yang belum turun, menyimpan pahala do’anya di akhirat atau menghapusnya dosa-dosanya. Beliau pun berceramah : Sesungguhnya Allah Swt memiliki beberapa malaikat yang terus menerus berkeliling mencari majelis dzikir. Ketika menemukan majelis dzikir, mereka terus duduk di situ dengan menyelimutkan sayap sesama mereka hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah. Ketika majelis itu usai, mereka bubar dan kemudian naik kelangit. Ketika berada dilangit, mereka ditanya oleh Allah Swt. Yang sebenarnya lebih tahu ketimbang mereka, “Kalian datang dari mana? !” “Kami datang dari sisi para hamba-Mu di bumi yang mensucikan-Mu, mengagungkan-Mu, mengesakan-Mu, memuji-Mu, dan memohon kepada-Mu!” jawab mereka. “Apa yang mereka minta?” tanya Allah Swt. “Mereka memohon surga-Mu, “jawab mereka penuh takzim. “Apakah mereka pernah melihat surga-Ku?” tanya Allah swt lebih jauh “Tidak, wahai Tuhan,” jawab para malaikat dengan takzim. “Betapa seandainya mereka melihat surga-Ku?” kata Allah Swt. “Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu, “ucap mereka tetap takzim. “Dari apa mereka memohon perlindungan kepada-Ku?” tanya Allah Swt lagi. “Dari Neraka-Mu, wahai Tuhan,” Jawab mereka terus dengan takzim. “Apakah mereka melihat Neraka-Ku ?” tanya Allah Swt sekali lagi. “Tidak“ jawab mereka serempak. “Betapa seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku,” kata Allah Swt. “Mereka juga memohon Ampunan kepada-Mu, wahai Tuhan,” ucap mereka tetap dengan takzim. “Aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka mohon, dan melindungi mereka dari neraka,“ jawab Allah SWT. “Wahai Tuhan, tapi dalam majelis mereka ada seseorang yang berdosa yang hanya kebetulan lewat lantas duduk bersama mereka,” lapor mereka. “Dia juga Kami ampuni. Sebab, orang yang mau duduk bersama mereka tidak celaka !” jawab Allah SWT. Sumber : buku “Mutiara Akhlak Rasulullah SAW” , penulis : Ahmad Rofi’ Usmani |
#10
|
||||
|
||||
![]()
numpang nyimak ndan.. bpanjang banget.
|
![]() |
|
|