TOKYO - Teror pecah di Stasiun Kereta Api Toride, Prefektur Ibaraki, kemarin pagi (17/12). Seorang pria pengangguran dengan pisau di tangan menyerang para penumpang dua bus yang sedang parkir di luar stasiun. Akibatnya, sebanyak 14 penumpang yang terdiri dari pelajar SMP dan SMA terluka.
Pelaku yang belakangan diketahui bernama Yuta Saito berhasil dibekuk di lokasi kejadian. "Dia ditangkap oleh warga yang kebetulan berada di sekitar stasiun dan kemudian diserahkan ke kantor polisi," ujar Masaru Morita, jubir kepolisian setempat, dalam wawancara dengan Kantor Berita Kyodo. Saito, menurut dia, dijerat dengan pasal percobaan pembunuhan.
Dalam interogasi awal di kantor polisi, Saito mengakui seluruh perbuatannya. "Saya ingin mengakhiri hidup saya. Benar saya melukai orang-orang secara acak dengan sebilah pisau dapur," ungkap pria 27 tahun tersebut di hadapan penyidik, seperti dikutip Associated Press. Sebanyak enam penumpang menderita luka tusuk dan delapan yang lain mengalami luka gores dan lebam.
Menurut Mitsuyuki Ohura, personel keamanan Stasiun Kereta Api Toride, Saito juga sempat baku hantam dengan para penumpang yang berusaha kabur. Salah seorang dari enam korban yang mengalami luka tusuk terpaksa mendapatkan perawatan intensif. Sebab, luka yang dia derita sangat serius. "Korban harus dirawat di rumah sakit selama beberapa pekan," kata Shireka Iyoka, jubir pemadam kebakaran Ibaraki.
Aksi penusukan itu terjadi sekitar pukul 07.40 waktu setempat. Saat itu, dua bus yang diparkir di luar stasiun kereta api sebelah timur laut Tokyo tersebut dipadati siswa SMP dan SMA. Mereka hendak berangkat ke sekolah. Tiba-tiba, Saito datang dengan menghunus pisau sepanjang 25 sentimeter. Tanpa banyak bicara, dia langsung menusukkan senjatanya secara membabi-buta ke arah para penumpang.
Insiden kemarin pagi itu membawa kembali ingatan warga Tokyo pada aksi senada pada 2008 lalu. Saat itu, seorang pria menabrakkan truk yang dia kemudikan ke kerumunan massa di Distrik Akihabara. Dia lantas menusuk para pejalan kaki dengan pisau. Sedikitnya, tujuh orang tewas dalam tragedi tersebut. Sejak saat itu, pemerintah Jepang memperketat aturan soal pisau dan senjata tajam lainnya. (hep/ami)
SUMBER