Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Internasional

Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 17th December 2010
CloneTrooper70's Avatar
CloneTrooper70 CloneTrooper70 is offline
Member Aktif
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 208
Rep Power: 0
CloneTrooper70 is Ceriwis ProphetCloneTrooper70 is Ceriwis ProphetCloneTrooper70 is Ceriwis ProphetCloneTrooper70 is Ceriwis ProphetCloneTrooper70 is Ceriwis ProphetCloneTrooper70 is Ceriwis ProphetCloneTrooper70 is Ceriwis ProphetCloneTrooper70 is Ceriwis ProphetCloneTrooper70 is Ceriwis ProphetCloneTrooper70 is Ceriwis ProphetCloneTrooper70 is Ceriwis Prophet
Default ���Perbatasan RI-Timor Leste Longgar, Kriminal Marak���



Quote:
Pemberlakuan pas lintas batas antara masyarakat perbatasan Republik Indonesia dan perbatasan Timor Leste perlu diwaspadai. Dikhawatirkan, peredaran minuman keras, narkoba, pelanggaran proses perdagangan, dan pekerja hiburan malam akan semakin marak.

Miras tradisional yang disebut sophi atau arak, mudah dijangkau masyarakat kelas bawah. Minuman dari Timor Leste atau vine Portugal saat ini juga beredar luas di masyarakat perbatasan kedua negara. Belum lagi jenis miras dari Indonesia.

Narkoba pun akan leluasa beredar di wilayah perbatasan. Pihak-pihak tertentu akan menggunakan jasa masyarakat perbatasan untuk berbisnis narkoba.

Koordinator Pemantau Forum Peduli Masyarakat Belu, Yunius Koi Asa di Atambua, mengatakan, biasanya pada setiap pertemuan antara kedua kelompok masyarakat perbatasan, selalu ditandai dengan meneguk miras atau lazim disebut �air kata-kata�.

Mereka sering duduk bersama di pinggir pasar tradisional, kebun, ladang, atau rumah penduduk untuk meneguk miras sambil bercerita.

Tema yang dibahas antara lain persoalan rumah tangga, adat istiadat, anak-anak, mas kawin, urusan sambut baru, pendidikan, perkawinan, pembangunan rumah, ternak peliharaan, hasil panen, dan lainnya.

Ini biasa dibicarakan para orangtua, usia di atas 50 tahun dengan pendidikan rata-rata hanya sekolah dasar atau tidak tamat sekolah dasar. Warga usia 15-40 tahun membicarakan masalah pendidikan, politik, sosial kemasyarakatan dan sedikit menyinggung masalah status politik warga eks Timor Timur di perbatasan RI.

Kelompok usia ini patut diwaspadai. Emosi mereka sangat labil, apalagi dipicu dengan dendam sejarah masa lalu.

�Saya minta pengamanan di pos pintu masuk diperketat. Bila perlu menggunakan detector seperti di Bandara. Ini untuk mendeteksi miras, narkoba dan senjata api atau rakitan,� katanya.

Putra Belu ini menilai, pemberlakuan PLB tidak banyak membawa perubahan di kalangan masyarakat bawa, kedua Negara. Pihak yang mencari keuntungan di balik ini adalah pengusaha, pedagang dan pebisnis.

Mereka akan menggunakan warga perbatasan, pemilik PLB untuk mencari keuntungan sebanyak mungkin guna meningkatkan bisnis mereka. Pengusaha Dili misalnya, menggunakan warga perbatasan TL membeli bahan pokok, elektronik, dan seterusnya kemudian ditimbun di Batugade, lalu diangkut ke Dili.

Marques da Costa, salah satu warga eks Timtim di Motaain, Tasifeto Timur, Belu, dihubungi per telepon mengatakan, puas dengan pemberlakuan PLB ini. Selama ini ia bersama keluarga sering kesulitan berkunjung ke anggota keluarga di Batugade.

�Soal miras memang benar. Orang Timtim kalau tidak punya pekerjaan tetap, miras sebagai pilihan untuk menghibur diri. Tetapi saya harap pemerintah kedua negara bisa mengantisipasi peredaran miras ini,� katanya.

Ia juga mengingatkan aparat keamanan RI di perbatasan akan masuknya warga TL yang ingin mencari hiburan malam di Atambua dan sekitarnya seperti lokalisasi, bar dan karaoke. Jasa para pekerja di tempat ini jauh lebih murah dibanding di TL.

Tokoh pejuang intgerasi Timtim ke dalam NKRI ini menegaskan, biasanya miras beredar marak di pusat-pusat hiburan tersebut. Tidak hanya itu, narkoba pun dengan mudah beredar di perbatasan kedua negara.

�Saya menduga, ketika perlintasan ini mulai marak, maka banyak perempuan pekerja jasa hiburan malam dari Kupang, Surabaya, dan Sulawesi akan berdatangan ke Belu terutama di pasar-pasar perbatasan kedua Negara. Ini patut diwaspadai,� katanya.

Kepala Polres Belu Ajun Komisaris Besar Polisi Sugeng Kurniaji mengatakan, aparat Polres Belu sudah mengantisipasi kemungkinan dari penerapan PLB ini. Kegiatan intelijen di perbatasan terutama titik pertemuan kedua kelompok masyarakat akan ditingkatkan.

�Hanya kecamatan yang disetujui kedua negara menjadi perhatian serius aparat seperti kecamatan Tasifeto Timur. Di kecamatan ini warga Timor Leste bebas masuk keluar dengan menggunakan PLB tadi. Namun mereka tidak diperkenankan masuk Atambua dengan PLB, tetapi harus menggunakan paspor,� kata Kurniaji.

Ia memprediksi, jumlah warga TL melintas ke perbatasan meningkat setelah diberlakukan PLB . Tujuan utama, berbelanja kebutuhan pokok untuk kebutuhan sehari-hari, dan mengikuti upacara adat atau keagamaan.

Sementara kehadiran warga eks Timtim di Batugade dan sekitarnya tidak banyak. Harga kebutuhan pokok di daerah itu sangat tinggi. Rokok misalnya, dijual dengan harga 5 dollar AS sementara di Indonesia dijual dengan harga Rp 15.000 per bungkus.

�Kalau 401 warga eks Timtim yang masuk dalam daftar pelaku tindak kriminal berat oleh PBB dilarang masuk ke perbatasan TL. Tetapi warga eks Timtim lain, tetap diberi kesempatan masuk keluar TL seperti biasa,� katanya.


Reply With Quote
  #2  
Old 17th December 2010
FloatToGfx's Avatar
FloatToGfx FloatToGfx is offline
Moderator
 
Join Date: May 2010
Posts: 9,012
Rep Power: 59
FloatToGfx has disabled reputation
Default

Wah, jangan sampe ada adu bentrok lagi nih.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:46 AM.


no new posts