FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Sekilas tentang temuan pesawat SUKHOI. [/quote] Quote:
Soal korban belum ada data pasti terkait manifest atau daftar penumpang yang ikut dalam penerbangan pesawat SSJ 100. Hingga kemarin siang, data penumpang sudah tiga kali mengalami perubahan. Awalnya, PT Trimarga Rekatama yang menjadi agen penjualan Sukhoi di Indonesia melansir data penumpang berjumlah 50 orang. Data penumpang tersebut terpampang di kaca sebuah gerai money changer di dekat pintu masuk terminal keberangkatan Bandara Halim Perdana Kusuma (HPK) Namun, menjelang siang, Consultant and Business Development PT Trimarga Rekatama, Sunaryo, mengoreksi jumlah penumpang dari 50 menjadi 47 orang. Ralat jumlah penumpang tersebut dilakukan dengan mencoret nama-nama yang sudah dipasang di gerai money changer tersebut. Nama yang dicoret termasuk mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa. Tidak lama kemudian, siang harinya, Sunaryo kembali meralat jumlah penumpang. �Tadi pagi manifes 48 lalu jadi 47. Kira-kira pukul 12.25 dari daftar manifest, ternyata dua orang tidak jadi ikut. Jadi jumlah penumpang 45. Termasuk delapan orang dari Sukhoi,� jelas Sunaryo. Dua penumpang yang batal naik adalah Budi Rizal dari perusahaan Putra Arta Dirgantara dan Syafruddin dari Carpedium Mandiri. Keduanya adalah anggota tim dari Mantan Menpera yang juga seorang pengusaha, Suharso Monoarfa. Mereka tidak ikut dalam penerbangan, setelah Suharso juga memutuskan tidak naik pesawat. Atas ketidakakuratan jumlah daftar penumpang tersebut, Sunaryo minta maaf. Dia menuturkan, hal tersebut terjadi karena daftar penumpang yang akurat, dibawa oleh Arief Wahyudi, salah satu personil PT Trimarga Rekatama yang ikut dalam penerbangan naas tersebut. �Saya mohon maaf atas keterbatasan ini, karena daftar manifest dibawa teman saya,� jelasnya. Ketidakakuratan data penumpang tersebut, membuat pihak keluarga kesal. Salah satu keluarga yang geram adalah Izmirta Rahman, adik dari penumpang Donardi Rahman. Dia heran, kenapa manifest bisa sampai kebawa ke dalam pesawat. �Ini aneh, menunjukkan mereka tidak profesional. Harusnya kan manifest ada yang ditinggal,� katanya di Bandara HPK. Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Kombes Anton Castilani membenarkan kalau data manifest berantakan. Dia tidak tahu pasti berapa jumlah penumpang di pesawat, yang jelas hingga kemarin sore, sudah ada 51 keluarga yang melaporkan anggota keluarga mereka hilang. Data yang masuk di DVI, menyebutkan terdapat delapan penumpang asal Rusia, satu asal Perancis, satu asal Amerika dan 41 asal Indonesia. Kemungkinan besar jumlah tersebut akan terus bertambah. Jika itu terjadi, maka terdapat perbedaan data antara DVI dan PT Trimarga Rekatama. �Kemarin ada empat orang yang melapor batal naik. Tapi mereka bilang, kemungkinan kursinya digantikan orang lain,� ujarnya. Hingga kemarin, posko DVI Mabes Polri di Pintu Kedatangan Bandara HPK terus didatangi keluarga korban. Oleh petugas, diambil beberapa data antemortem (sebelum meninggal) untuk dicocokan dengan korban usai evakuasi. �Semua korban akan dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dicocokkan DNAnya dengan keluarga,� jelas Direktur Eksekutif DVI Kombes Anton Castilani. Menurutnya, Polri sudah menurunkan tiga tim. Pertama di lokasi, kedua di Bandara dan ketiga di RS Polri Kramat Jati. LANJUTAN !!! V V V V V Terkait:
|
![]() |
|
|