Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 9th July 2015
Gusnan's Avatar
Gusnan
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Magriet Sempat Injak dan Sundut Tubuh Engeline









Denpasar - Ibu angkat Engeline (sebelumnya disebut Angeline), Margriet Christina Megawe (60), ternyata sempat menginjak tubuh Engeline yang sudah terbungkus. Hal itu dilakukan tersangka untuk memastikan kalau korban sudah meninggal atau belum yang terungkap dalam proses rekontruksi.
"Agus disuruh menginjak apakah sudah mati apa belum. Tersangka Agus tidak mau menginjak dan kalau tidak salah yang menginjak itu Ibu MM (Margriet Megawe) dengan barang bukti sandal warna putih yang talinya, dasarnya warna biru. Itu juga merupakan barang bukti. Diinjaknya sudah dalam keadaan dibungkus," kata kuasa hukum Agus, Haposan Sihombing di Mapolda Bali, Rabu (8/7).
Haposan menjelaskan bahwa selain menginjak, untuk memastikan bahwa Engeline sudah meninggal atau belum, Margriet menyundut tubuh bocah itu dengan rokok Agus sebelum dibungkus. Rokok Agus yang dipakai itu sebenarnya sempat dibuang sebelumnya.
Sebelum dibungkus, (jenazahnya) si Agus disuruh merokok. 'Kamu rokok dulu, Gus', kata Margriet. Agus menyalakan rokok dan tiba-tiba dibuang dekat pintu dan diambil oleh Bu Margriet. Kata Bu Margriet, 'Gus, kamu sulut dong, sudah mati apa belum'. Agus tidak mau nuruti perintah Magriet dan Bu Margriet sendiri yang menyundut," tambah Haposan.
Lebih lanjut Haposan juga memaparkan kronologi pembungkusan jenazah Engeline. Mulai dari Margriet mengambil boneka milik Engeline hingga mengambil tali warna biru yang identik dengan tali yang ditemukan di kamar Margriet. Hal ini dinilai pihak Agus sebagai petunjuk. Ia mengatakan, bahwa jasad Engeline (sebelumnya disebut Angeline) sempat ditekuk sebelum dibungkus lalu diikat.
Setelah diikat, jenazah Engeline lalu dikubur di lubang yang sudah disiapkan di pekarangan rumah ibu angkat sekaligus tersangka pembunuhan Engeline (8), Margriet Christina Megawe (60) di Jalan Sedap Malam No 26, Denpasar, Bali.
"Setelah jenazah (Engeline) terbungkus, sempat ditekuk, diikat, baru Agus diperintahkan (oleh Margriet) menggali lubang yang sudah ada di belakang. Si Agus berangkat menggali dan datanglah Bu Margriet nyamperin, Margriet bilang 'Gus kok lama Gus?'. Agus menjawab 'udah Bu udah selesai'," kata Haposan.
Sesuai rekonstruksi, Haposan juga menyampaikan bahwa saat mengangkat jenazah Engeline, Agus sempat akan terjatuh sedangkan Margriet sudah terlebih dahulu berada di lokasi lubang tempat untuk mengubur. Saat jenazah diletakkan oleh Agus, Margriet sempat mengubah posisi tubuh Engeline. Setelah itu, Agus diperintahkan untuk mengubur. Waktu rekonstruksi, peran Margriet digantikan oleh penyidik karena ibu angkat Engeline itu menolak memerankan adegan.
"Dikubur dengan tanah yang ada, ditutupi dengan bambu, baru ditutup dengan keranjang. Lubang itu tidak di pojok tapi di depan kandang ayam sehingga patut kita duga. Dulunya ada lubang, terus tertutup, ditumpuki keranjang dan kenapa pemilik rumah tidak cari tahu kenapa lubang itu sudah tertutup?" tambah Haposan.
Dia juga menerangkan bahwa dari informasi petugas yang menemukan jenazah, lubang kubur itu dalam kondisi basah padahal saat itu tidak sedang ada hujan. Diduga disiram dan masih belum diketahui kebenarannya apakah tujuannya untuk mengaburkan bau jenazah atau tidak.
Haposan menegaskan, patut diduga yang menyiram adalah orang yang tinggal di rumah itu. Tentunya yang tinggal masih tiga orang, yaitu Margriet dan dua saksi suami istri, Handono dan Susiani. Sebab Agus sudah tidak tinggal di rumah Margriet.
Kesaksian Baru
Sementara itu ada hal yang terkait tewasnya Engeline karena ada saksi warga Australia Christopher Burns dengan saksi kasus pembunuhan Engeline menunjukkan isi pesan singkat (SMS) dari orang yang diduga Yvonne. Isi SMS itu meneruskan pesan singkat dari orang yang diduga penculik Engeline.
Berikut bunyi pesan dari sang penculik: "kenapa uangnya belum dikirim? Segera transfer uangnya kalau mau Engeline selamat".
"Katanya Yvonne, ini (SMS) dari penculiknya. Salah satu bunyi SMS-nya meminta segera menstranfer uang kepada penculiknya. Nanti saja setelah BAP akan memberikan keterangan lagi," kata kuasa Hukum Christopher Burns, Harris Arthur, Denpasar, Bali, Rabu (8/7).
Saat menunjukkan lembaran salinan yang difotokopi, tertera nama pemilik rekening bank tujuan transfer uang tebusan yang dikirim si penculik, yaitu atas nama Edo Bambang Setyawan. Pihak Kuasa Hukum Christopher belum menjelaskan secara detil soal SMS tersebut karena harus menunggu terlebih dahulu saksi Christopher beres diperiksa oleh penyidik di Polda Bali.
"Kami membawa bukti-bukti bahwa Christopher melakukan komunikasi dengan Yvonne. Tapi ditunggu saja nanti sampai selesai pemeriksaan," pungkas Harris.
Kasus hilangnya Engeline (8) diduga kuat disalahgunakan oleh Yvonne Caroline Megawe yang tidak lain merupakan anak kandung tersangka Margriet. Ironisnya, hilangnya bocah kelas II B SD 12 Sanur itu untuk penggalangan dana melalui sebuah sayembara yang disebarluaskan.
Siti Sapurah selaku tim pemdamping hukum dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Denpasar. Perempuan yang akrab disapa Ipung itu mengatakan seusai mengantar saksi warga negara Australia bernama Christopher di Mapolda Bali. Kehadiran pria yang disapa Chris itu untuk memberikan keterangan terkait permintaan uang yang dikatakan Yvonne berasal dari penculiknya.
"Kami sudah print-kan smua SMS itu. Ada indikasi hilangnya Engeline untuk sengaja disayembarakan," ucap Ipung di Mapolda Bali, Rabu (8/7)
Ipung menilai hal itu mengarah ke rekayasa, sehingga pihak kepolisian diharapkan bisa melacak semua Facebook yang bersangkutan dan melacak nomor rekeningnya. "Kami telah mendapatkan siapa pemilik rekening dan akun Facebook itu dan nantinya hal itu dijadikan bahan kajian dan kepentingan lembaga," jelasnya.
Ipung menyebut jumlah uang sebesar Rp 150 juta yang dimintakan untuk tebusan dari penculik berdasarkan permintaan Yvonne kepada Chris. "Kita tidak main-main, kalau kamu tidak ingin terjadi apa-apa, dengan adikmu ya silahkan saja kamu pilih sendiri. Cepetan transfer, bahasanya selalu begitu" ucap Ipung.
Kata-kata yang disampaikan penculik itu disampaikan Yvonne kepada Chris lewat SMS. Selain Chris, Ipung juga mencurigai ada warga asing lainnya yang juga dimintai hal sama oleh Yvonne.
"Karena rasa simpatinya Chris sehingga berita informasi itu dianggapnya benar. Dia juga punya anak 3 tahun dan dia berpikir gimana kalau anaknya hilang. Dia lalu menawarkan diri, apa yang bisa dibantu untuk menemukan adik angkatnya Yvonne yakni Engeline," tuturnya.

Sponsored Links
Space available
Post Reply

« Previous Thread | Next Thread »



Switch to Mobile Mode

no new posts