Log in

View Full Version : "Hari gini oper gigi"


warungkopi
27th May 2012, 04:52 PM
Saya sempat tergelitik dengan tulisan

sticker di belakang sebuah sepeda

motor matic, "hari gini oper gigi," kira-

kira begitulah bunyinya. Sebuah joke

segar ala anak muda, seakan

menunjukkan kebanggannya dengan motor maticnya, ini lho motor gaul

jaman sekarang, ini lho yang paling

keren, simple, instan, minimalis, tidak

lebay dan seribu perasaan bangga

lainnya.



"Cowok pakai matic, mendingan

sekalian pakai lipstik," begitu tulisan di

belakang motor bebek yang aku temui

di lain waktu, hahahaa, ada- ada saja.

Tampaknya penggemar motor bebek

juga tidak begitu saja menyerah tanpa perlawanan.



Huh, itu kan motor

perempuan, ah mereka yang pakai

matic itu cemen, ga bisa bawa motor

beneran, alay, dan blablabla dengan

segala sindiran lainnya. Upsss, tapi kali ini saya bukan sedang

ingin membahas sindir menyindir,

Suatu ketika saya menemukan lagi

tulisan yang lebih menggelitik, dalam

hati ingin tertawa tapi aku urungkan

niat itu, karena lagi di jalan bawa motor. Coba anda simak tulisannya,

"hari gini kredit", dan ditempel pada

motor bebek tua yang spart boardnya

miring kesamping, posisi roda dan

joknya tidak parallel dan masih

ditambah suara gemericik rantai saat berjalan, juga rem yang mencicit saat

ditekan, eh masih ada lagi, asapnya

kemutuk mirip mesin forging demam

berdarah, padahal 4 tak, duh ternyata

generasi tua tak mau kalah juga.

Hahaha, orang sama-sama susah saja pada berantem, kelakarku waktu itu.



Persepsi saya segera menerawang

bahwa tulisan itu sengaja ditujukan

pada motor-motor baru yang saat ini

banyak berkeliaran di jalan jalan, dan

memang sebagian besar bisa

dipastikan bahwa itu motor kreditan.



Tapi biarlah, marilah sejenak kita

lupakan urusan kredit-kreditan, yang

membuat saya terkesan adalah bahwa

ternyata mereka(si empunya motot

butut) bisa juga pede dan bahkan

bangga. Berawal dari sadar diri dan menerima

keadaan masing-masing, tak apalah

walau motor tua tapi sudah lunas, tak

apalah walau kredit kan yang penting

tidak perlu oper gigi, tak apalah biar

bebek tapi kan masih punya gigi, dan sejuta afirmasi positive lainnya yang

membangkitkan kekuatan percaya diri

dan rasa bangga, walau sebenarnya

sama-sama susahnya, hehe, susah

bayar kreditan, susah kumpulin uang

buat beli yang baru. saya kok masih ragu kalau si empunya motor butut

bertuliskan hari gini kredit tidak

kepengen punya motor baru, hehe

pisss bro.



Tak ada yang salah dan tak ada yang

lebih rendah, masing-masing

mempunyai gaya sendiri-sendiri,

mempunyai kebanggaan sendiri-

sendiri, dan hebatnya tidak ada yang

tersinggung dan marah karena pengaruh cercaan dari luar, tapi justru

punya seribu cara membalas dengan

cara yang tak kalah kreatif pula. Sadar akan kelemahan diri sendiri,

tidak risau akan pandangan orang lain,

tidak tersinggung dan marah karena

benturan oleh pihak lain, dan bahkan

justru bisa tertawa karena kekurangan

diri, menyikapi kekurangan menjadi kebanggaan dan bahagia dengan

keberadaannya, mungkin itulah

beberapa ciri kedewasaan sosial atau

mungkin kecerdasan spiritual.





Saya teringat akan kebiasaan teman-

teman saya dewasa ini, setiap

berkumpul hampir dipastikan pasti

dibuka, diwarnai dan diakhiri dengan

kecroh-kecrohan  atau saling

meledek ( kegiatan bercanda dengan mengatakan kekurangannya,

berkelakar seputar hal terhangat yang

sedang dilakoninya, atau bahkan

membombong agar bicara,

mengatakan kelebihannya hingga si

yang dimaksud malu sendiri dan semua tertawa). Secara pribdi saya

menikmati budaya kecroh-kecrohan ini

walaupun terkadang saya yang

dijadikan objek tertawaan, dan saya

lihat justru kegiatan ini yang lebih

mewarnai pergaulan dan semua orang tertawa senang.



Kalau kita lihat tayangan TV yang lagi

trend sekarang pasti tidak luput dari

kecroh-kecrohan, mulai dari parodi,

sinetron bahkan film layar lebar.

Semakin pandainya seorang MC untuk

kecroh- kecrohan semakin digemari pula. Era kecerdasan spiritual? Barangkali itu

yang dinamakan kecerdasan spiritual.





Tedeng aling-aling atau menjaga image

atau jaim atau menjaga gengsi atau

berlagak sok hebat akhir-akhir ini

mulai sedikit diminati, orang lebih memilih terbuka dan apa adanya.

Perasaan bangga karena kehebataan,

sikap heroik, sikap sok jagoan dll, kini

mulai enggan diminati, coba anda

saksikan film-film laga tempo dulu,

pasti anda malah tertawa dengan adegan heroik atau tokoh film yang

dulu pernah anda anggap idola.





Kodratnya manusia adalah dianugerahi

dengan berbagai kelebihan, tapi juga

syarat dengan berbagai kekurangan,

saya rasa ini berlaku bagi siapa saja.

Sticker di motor bebek reyot dan motor

matic memberikan pelajaran pada saya akan perlunya sikap menerima diri apa

adanya, ini lho aku dengan segala

kekuranganku, ini lho gaya hidupku,

mau apalagi kalau aku bangga dengan

keberadaanku, terserah kamu mau

bilang apa. Tapi bukan berarti egois, hanya

sekedar tidak perlu risau akan

pandangan-pandangan negative dari

luar sehingga merasa tidak perlu terus-

menerus berupaya agar selalu

dianggap sempurna, karena hal itu melelahkan, yah inilah kenyataannya

aku adalah manusia, dan kodratnya

adalah tidak sempurna.





Yah, barangkali

bersahabat dengan kekurangan itu

justru akan membahagiakan.





Semoga bermanfaat bagi ceriwiser...


</div>