golputaja
27th May 2012, 02:55 PM
hai agan2 smua :D
ane mo berbagi sajak-sajak cinta :D
bagi yg berkenan kasi ane :melon: sama :rate5
tolong jgn kasih ane :cabendan: ntr pala ane sakit :mewek:
Langsung aja ya,Cekidottss ~
Cekidott ~~
Duduklah di sini, berdua dengan senja; menikmati cinta yang pernah melukai kita. ~
Tak ada yang peduli pada kicau seekor burung di taman, kecuali ia yang tangannya memegang sangkar kosong. ~
Seekor burung menuliskan puisi lewat kepak sayapnya di angkasa, hujan turun, seakan Tuhan begitu memahami kepedihannya. ~
beri aku senja, senja yang tak memilukan, senja yang memendarkan cinta dan harap walau dalam kelam ~
hal-hal kecil mengenai cinta yang tidak pernah aku mengerti adalah perasaan cemburu. ~
Mencintaimu membuatku paham, di mana Tuhan meletakkan akal dan perasaan ~
aku tulis huruf demi huruf, tulisan kecil dan sederhana, hanya sekedar mengingatkan bahwa aku pernah ada ~
Kuberi kau sepasang sayap, dan kubiar lepas. Begitulah, sebaik-baik aku mencintaimu. ~
Kebahagiaan adalah bagaimana engkau tersenyum, pun jika bukan aku yang menjadi sebabnya. ~
Sepasang burung elang melintasi langit hitam, dari kepak sayapnya sayup-sayup kudengar suara sepi berjatuhan. ~
Rinduku lahir, jauh sebelum sunyi dan malam diciptakan. ~
seperti dagingdaging ditikam jeruji api, demikianlah terkadang takdir menguji, membawa kita, kepada nyeri demi nyeri. ~
sesempit apapun malam ini, Cinta; selalu ada yang luas, untuk ciumanmu. ~
lalu engkau membuka bajumu, membiarkan sedih yg begitu beku merayap lembut ke tubuhmu, kesedihan yg tak tertampung dadaku. ~
aku menyimpan kerinduan, semesta pertanyaan. dan engkau menyimpan jawaban, semesta kecintaan ~
inilah puisi, cinta yang minta dinyatakan, ke dalam sajak yang diam-diam terbaca oleh airmata ~
huruf-huruf menggeletar sepanjang ingatan, adalah puisi tak usai dituliskan. adalah diriku yang tak usai kuterjemahkan ~
Aku ingin memanggilmu senja, agar setiap sore aku, melihatmu. Sebagai keindahan, bukan kehilangan. ~
luka -- seperti air hujan yang menetes di kaca -- tak mampu kau menyeka dari baliknya ~
Sengaja jendela kubiarkan setengah terbuka; jika kau ragu pergi, tak usah kau ragu kembali. ~
Yang hidupnya selalu dihantui cemburu, ia yang akan paling banyak menuai rindu ~
Di pojok taman, seorang lakilaki menyalakan rokoknya berkalikali, di kamar sepi, seorang wanita menangisi sebuah puisi ~
temui aku malam ini, untuk pertama dan terakhir kali, mari kita sudahi, kisah yang tak pernah kita mulai ini ~
Aku hanya ingin menjadi cukup bagimu. ~
Di pikiranmu, benangbenang memintal tubuhnya sendiri, dan jarumjarum, menusuk punggungnya sendiri ~
salibkan aku, di antara puisi dan cinta; yang kedua ujungnya menyentuh mata, dan pangkalnya tertanam di dada ~
dan tanpaku, engkau telah mengenakan mahkota duri -- duri api, menyalibkan sedih yg tak termaknai ~
segelas kopi tanpa gula, meneguk pahit yang berulang, menikmati pengkhıanatanmu yang panjang. ~
bahkan saat melihat kesedihanku, pisau itu hanya menangis risau, seakan memahami apa yg tak mampu ditanggung jantungku. ~
Suatu pagi, katanya, ia bercermin dan tak lagi menemukan aku. ~
Seorang gadis kecil sibuk dengan bonekanya di pojok taman, seorang laki-laki memunguti air matanya semalam. ~
tak ada keluh pada peluh, cinta memberi segala tanpa meminta kembali, selain cinta itu sendiri ~
kita belajar pada kesetiaan matahari, ketabahan bumi, ayat-ayat semesta yang terbaca setiap hari ~
apa yg kaulihat di dalam tasik itu, tampan? kekasih, atau maut yg dengan girang kausambut ~
Pada mulanya bukan kata. Tapi suara. Berbisik pelan ke telinga, "Hai, cinta!" ~
Kembali kata-kata dipermainkan cuaca. Pun tubuhku hanya bayangan yg enggan kau baca ~
dengus nafasmu adalah angin yg lelah menjelajah seluruh liku tubuh. terdengar seperti kabar perjalanan dari jauh. ~
matamu sepasang lembah. dalam dan tak terbaca. menatapmu seperti menatap malam tanpa tengara. siapa tak menyerah? ~
bibirmu kemarau panjang. tersangkut di sana seperti mengunjungi kerinduan yang akut -- segenggam tanah gersang ~
dan di jalan yang mirip lekuk tubuhmu kau bilang, aku sedih kehilangan kamu. aku tak ubahnya jalanan lengang. ~
sungguh aku ingin menciummu tadi saat di luar sore menjelma kereta yang akan membawaku pergi ~
Sebagai orang ketiga, aku adalah yang pertama menyayangimu. ~
aku menyerah, tak lagi mencari tahu siapa kamu di balik jantung kata-kata; kubiarkan kamu dalam sunyi yg tak mampu kuhampiri ~
Lampu itu, Cintaku. Padamkan sebelum ia dipadamkan, sebab kita punya malam tak sampai satu ciuman. ~
tak ada yang kusebut kesepian, kecuali terjaga malam dengan perut kelaparan. ~
Demi seribu kenangan, sesaplah luka-luka, getir yang mungkin akan membawamu sampai pada cinta. ~
Cukup segini ya -_- ntar ane update lagi :D
UPDATED :
Mungkin begini cinta mengajari kesetian, kadang dengan sebuah kebohongan. Setiap perindu dan pecinta wajib sabar ~
Dari sanalah, rindumu kau terbangkan, dari kipas-kipas angin yang memutar jiwa kita. ~
inilah tubuh kesepian itu, tubuh yg hanya dipeluk malam dan kecemasan, sementara kecemasan lain, sedang didetakkan rembulan ~
Ia menatap dalam-dalam; kayu yg terbakar sekam. Berharap dalam diam, kenangannya mengabu, lalu tertiup jauh, jauh. ~
Beri aku sebuah kehabagiaan, yang kekal dalam ingatan, sebelum tiba sesuatu yang tak pernah kita inginkan ~
Cintaku seluas genang airmatamu, yang tenang menenggelamkan kenangan, kita. ~
Sekali, ketika lari aku bernafsu ke arahmu. Yang kaulihat bukanlah tubuhku. Tapi ketakutanku. ~
Kian deras diriku bercinta dengan arusmu. Kian bening tubuhku berpeluk dengan tubuhmu. ~
Kutanahkan tubuhku agar kauhujani aku. Kukeringkan mataku dan kau airmataku. ~
Kian bersinar mataku tersentuh mata airmu. Kian berkilau dirimu bercinta dengan akarku. ~
Karena aku sibuk belajar mencintaimu, Sayang. Maka, jadilah guruku yang baik. ~
Aku, sinar matahari terik. Kau, hujan yang baru saja rintik. Sedang rindu, ia gundah mesti dimana berteduh. ~
Kelak pada waktunya, waktu akan memasrahkan tubuhnya dilumat rindu. ~
Manis lezat, siapakah namamu?Aku mulut yang mengulum, gigi yang menggigit, lidah yang merasakannya. ~
Aku telah kehilangan banyak kebahagiaan, sebab itu aku tak mau melewatkanmu. ~
Senyummu bunga musim cerah. Matamu surya, memancar ramah ~
Rebahkan segala kesedihanmu di pelukanku, biar aku, yang berjaga merawatnya ~
Segala yang tertulis dan yang tak tertulis, yang terkatakan dan yang tak terkatakan, segala rahasia yang fana, ialah cinta ~
minggu pagi ini, ingin aku kembali merayu, dengan senyum baru yang tak kau kenali dukanya. ~
Sebab engkau telah ada sebelum tiba, selalu ada setelah tiada, maka kusebut engkau; cinta...~
Sebelum berpisah, kau menciumku dgn ciuman yg blm pernah kurasakan sebelumnya; seolah waktu tak dapat lagi menunda kecemasanmu ~
diamlah sebentar, akan kubacakan sebaris sajak, merayakan segala sepi milik para penyair ~
yang menatap sepi, membujuk rembulan, meminta cahayanya menemani, dia bercakap sendiri ~
ntar ane update lagi :p
</div>
ane mo berbagi sajak-sajak cinta :D
bagi yg berkenan kasi ane :melon: sama :rate5
tolong jgn kasih ane :cabendan: ntr pala ane sakit :mewek:
Langsung aja ya,Cekidottss ~
Cekidott ~~
Duduklah di sini, berdua dengan senja; menikmati cinta yang pernah melukai kita. ~
Tak ada yang peduli pada kicau seekor burung di taman, kecuali ia yang tangannya memegang sangkar kosong. ~
Seekor burung menuliskan puisi lewat kepak sayapnya di angkasa, hujan turun, seakan Tuhan begitu memahami kepedihannya. ~
beri aku senja, senja yang tak memilukan, senja yang memendarkan cinta dan harap walau dalam kelam ~
hal-hal kecil mengenai cinta yang tidak pernah aku mengerti adalah perasaan cemburu. ~
Mencintaimu membuatku paham, di mana Tuhan meletakkan akal dan perasaan ~
aku tulis huruf demi huruf, tulisan kecil dan sederhana, hanya sekedar mengingatkan bahwa aku pernah ada ~
Kuberi kau sepasang sayap, dan kubiar lepas. Begitulah, sebaik-baik aku mencintaimu. ~
Kebahagiaan adalah bagaimana engkau tersenyum, pun jika bukan aku yang menjadi sebabnya. ~
Sepasang burung elang melintasi langit hitam, dari kepak sayapnya sayup-sayup kudengar suara sepi berjatuhan. ~
Rinduku lahir, jauh sebelum sunyi dan malam diciptakan. ~
seperti dagingdaging ditikam jeruji api, demikianlah terkadang takdir menguji, membawa kita, kepada nyeri demi nyeri. ~
sesempit apapun malam ini, Cinta; selalu ada yang luas, untuk ciumanmu. ~
lalu engkau membuka bajumu, membiarkan sedih yg begitu beku merayap lembut ke tubuhmu, kesedihan yg tak tertampung dadaku. ~
aku menyimpan kerinduan, semesta pertanyaan. dan engkau menyimpan jawaban, semesta kecintaan ~
inilah puisi, cinta yang minta dinyatakan, ke dalam sajak yang diam-diam terbaca oleh airmata ~
huruf-huruf menggeletar sepanjang ingatan, adalah puisi tak usai dituliskan. adalah diriku yang tak usai kuterjemahkan ~
Aku ingin memanggilmu senja, agar setiap sore aku, melihatmu. Sebagai keindahan, bukan kehilangan. ~
luka -- seperti air hujan yang menetes di kaca -- tak mampu kau menyeka dari baliknya ~
Sengaja jendela kubiarkan setengah terbuka; jika kau ragu pergi, tak usah kau ragu kembali. ~
Yang hidupnya selalu dihantui cemburu, ia yang akan paling banyak menuai rindu ~
Di pojok taman, seorang lakilaki menyalakan rokoknya berkalikali, di kamar sepi, seorang wanita menangisi sebuah puisi ~
temui aku malam ini, untuk pertama dan terakhir kali, mari kita sudahi, kisah yang tak pernah kita mulai ini ~
Aku hanya ingin menjadi cukup bagimu. ~
Di pikiranmu, benangbenang memintal tubuhnya sendiri, dan jarumjarum, menusuk punggungnya sendiri ~
salibkan aku, di antara puisi dan cinta; yang kedua ujungnya menyentuh mata, dan pangkalnya tertanam di dada ~
dan tanpaku, engkau telah mengenakan mahkota duri -- duri api, menyalibkan sedih yg tak termaknai ~
segelas kopi tanpa gula, meneguk pahit yang berulang, menikmati pengkhıanatanmu yang panjang. ~
bahkan saat melihat kesedihanku, pisau itu hanya menangis risau, seakan memahami apa yg tak mampu ditanggung jantungku. ~
Suatu pagi, katanya, ia bercermin dan tak lagi menemukan aku. ~
Seorang gadis kecil sibuk dengan bonekanya di pojok taman, seorang laki-laki memunguti air matanya semalam. ~
tak ada keluh pada peluh, cinta memberi segala tanpa meminta kembali, selain cinta itu sendiri ~
kita belajar pada kesetiaan matahari, ketabahan bumi, ayat-ayat semesta yang terbaca setiap hari ~
apa yg kaulihat di dalam tasik itu, tampan? kekasih, atau maut yg dengan girang kausambut ~
Pada mulanya bukan kata. Tapi suara. Berbisik pelan ke telinga, "Hai, cinta!" ~
Kembali kata-kata dipermainkan cuaca. Pun tubuhku hanya bayangan yg enggan kau baca ~
dengus nafasmu adalah angin yg lelah menjelajah seluruh liku tubuh. terdengar seperti kabar perjalanan dari jauh. ~
matamu sepasang lembah. dalam dan tak terbaca. menatapmu seperti menatap malam tanpa tengara. siapa tak menyerah? ~
bibirmu kemarau panjang. tersangkut di sana seperti mengunjungi kerinduan yang akut -- segenggam tanah gersang ~
dan di jalan yang mirip lekuk tubuhmu kau bilang, aku sedih kehilangan kamu. aku tak ubahnya jalanan lengang. ~
sungguh aku ingin menciummu tadi saat di luar sore menjelma kereta yang akan membawaku pergi ~
Sebagai orang ketiga, aku adalah yang pertama menyayangimu. ~
aku menyerah, tak lagi mencari tahu siapa kamu di balik jantung kata-kata; kubiarkan kamu dalam sunyi yg tak mampu kuhampiri ~
Lampu itu, Cintaku. Padamkan sebelum ia dipadamkan, sebab kita punya malam tak sampai satu ciuman. ~
tak ada yang kusebut kesepian, kecuali terjaga malam dengan perut kelaparan. ~
Demi seribu kenangan, sesaplah luka-luka, getir yang mungkin akan membawamu sampai pada cinta. ~
Cukup segini ya -_- ntar ane update lagi :D
UPDATED :
Mungkin begini cinta mengajari kesetian, kadang dengan sebuah kebohongan. Setiap perindu dan pecinta wajib sabar ~
Dari sanalah, rindumu kau terbangkan, dari kipas-kipas angin yang memutar jiwa kita. ~
inilah tubuh kesepian itu, tubuh yg hanya dipeluk malam dan kecemasan, sementara kecemasan lain, sedang didetakkan rembulan ~
Ia menatap dalam-dalam; kayu yg terbakar sekam. Berharap dalam diam, kenangannya mengabu, lalu tertiup jauh, jauh. ~
Beri aku sebuah kehabagiaan, yang kekal dalam ingatan, sebelum tiba sesuatu yang tak pernah kita inginkan ~
Cintaku seluas genang airmatamu, yang tenang menenggelamkan kenangan, kita. ~
Sekali, ketika lari aku bernafsu ke arahmu. Yang kaulihat bukanlah tubuhku. Tapi ketakutanku. ~
Kian deras diriku bercinta dengan arusmu. Kian bening tubuhku berpeluk dengan tubuhmu. ~
Kutanahkan tubuhku agar kauhujani aku. Kukeringkan mataku dan kau airmataku. ~
Kian bersinar mataku tersentuh mata airmu. Kian berkilau dirimu bercinta dengan akarku. ~
Karena aku sibuk belajar mencintaimu, Sayang. Maka, jadilah guruku yang baik. ~
Aku, sinar matahari terik. Kau, hujan yang baru saja rintik. Sedang rindu, ia gundah mesti dimana berteduh. ~
Kelak pada waktunya, waktu akan memasrahkan tubuhnya dilumat rindu. ~
Manis lezat, siapakah namamu?Aku mulut yang mengulum, gigi yang menggigit, lidah yang merasakannya. ~
Aku telah kehilangan banyak kebahagiaan, sebab itu aku tak mau melewatkanmu. ~
Senyummu bunga musim cerah. Matamu surya, memancar ramah ~
Rebahkan segala kesedihanmu di pelukanku, biar aku, yang berjaga merawatnya ~
Segala yang tertulis dan yang tak tertulis, yang terkatakan dan yang tak terkatakan, segala rahasia yang fana, ialah cinta ~
minggu pagi ini, ingin aku kembali merayu, dengan senyum baru yang tak kau kenali dukanya. ~
Sebab engkau telah ada sebelum tiba, selalu ada setelah tiada, maka kusebut engkau; cinta...~
Sebelum berpisah, kau menciumku dgn ciuman yg blm pernah kurasakan sebelumnya; seolah waktu tak dapat lagi menunda kecemasanmu ~
diamlah sebentar, akan kubacakan sebaris sajak, merayakan segala sepi milik para penyair ~
yang menatap sepi, membujuk rembulan, meminta cahayanya menemani, dia bercakap sendiri ~
ntar ane update lagi :p
</div>