golputaja
27th May 2012, 02:53 PM
Selamat malam Gan. Assalamu'alaikum.
TS numpang curhat soal pendidikan,
Mohon dukungan Rate *****
juga :melonndan: dari agan sekalian.
Seharusnya dunia pendidikan dapat mewujudkan generasi bebas korupsi untuk masa depan. Harapanya setelah generasi sekarang habis, kata "korupsi" pada masa mendatang akan menjadi kata yang di "Najis" kan melekat pada kepribadian bangsa. Generasi masa depan adalah generasi yang akan dengan berani mengharamkan korupsi dilakukan oleh mereka.
--Ini harapan TS, dan TS yakin harapan ceriwiser semua khususnya--
namun sepertinya harapan tersebut masih manjadi mimpi yang menganggambarkannya saja sangat sulit. Apalagi meyakini kalo korupsi bakal "End" .
Sebuah berita yang cukup mengejutkan seperti dilangsir De**k.com pada Kamis 28/8/2011 berikut.
[/spoiler] for Berita:
Jakarta - Praktik korupsi telah menyentuh seluruh aspek, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Menurut Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW), Febri Hendri, praktik korupsi terjadi di setiap sekolah.
"Korupsi terjadi di setiap sekolah. Indikasinya yaitu dengan terjadinya mark-up atau penyelewengan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah-red)," kata Febri dalam diskusi 'APBS Partisipatif Sebagai Solusi Mengatasi Korupsi di Dunia Pendidikan' di Hotel Sofyan, Jl Cut Mutia, Jakarta, Kamis (25/8/2011).
Berdasarkan data ICW, pada 2005-2009 aparat penegak hukum telah berhasil menindak kasus korupsi di sektor pendidikan. Kasus tersebut antara lain pengelolaan dana BOS, tunjangan guru, serta sarana dan prasarana pendidikan. Kerugian negara paling sedikit sebesar Rp 243 juta.
"Korupsi menyebabkan berkurangnya dana pendidikan. Akibatnya, peserta didik dan orang tua murid dibebani berbagai pungutan untuk menutupi kekurangan tersebut," tuturnya.
Febri menambahkan, meski dibebani berbagai pungutan, orang tua murid tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai pengelolaan dana sekolah. Pihak sekolah dan dinas pendidikan menutup informasi pendapatan dan belanja sekolah.
"Hal ini mereka lakukan untuk menutupi kecurangan yang dilakukan dalam pengelolaan dana sekolah," terangnya.
(lrn/mpr)
[spoiler=open this] for Kesaksian TS:
Begini gan, --sekalian curhat-- kebetulan TS adalah honorer di sebuah instansi pendidikan. Dan sebenernya kalo cuma baca berita diatas ane udah gak terlalu heran gan!
Hari-hari kerja isinya cuma cemburu, ngiri, juga sakit hati. Gimana gak, sebagai junior disini bisanya cuma nelen ludah kalo mbandingin penghasilan sama PNS, duit rakyat yang dipake buat memperbaiki kesejahteraan mereka akhirnya gak terlalu efektif karena ternyata sedikit atau banyak yang mereka dapet memang tetep kurang gan!
di Jakarta ada TKD yang jumlahnya itu 7 x lipet lebih (belom gaji pokok sama "rampasan"nya) dari upah TS sebagai honorer. Padahal kalo ngeliat kerja malahan berat ane gan! Asal mereka dateng tepat waktu + pulang tepat waktu dapt TKD full.. gak peduli dateng cuma mau tidur, atau jalan-jalan --ntar balik lagi--
Yang bikin eneg nya kalo ane ngusulin perbaikan upah jawabannya cuma
"Ya yang sabar, kita kan bukan perusahaan yang ada penghasilannya. jadi gak bisa dong nuntut minta dibayar normal kayak kerja diswasta. Dulu kita malah cuma di gaji 45.000 sebulan"
Mereka berdalih gak ada dana cukup buat memberikan penghargaan yang pantas buat kita. Padahal dana yang mereka "rampas" itu jumlahnya lebih banyak dari upah yang kita terima.
Ane cuma bisa :mewek: dan berdoa doang gan!
Mohon doanya deh ya gan! supaya ane gak ketularan sama sifat2 kayak gitu.
Bagaimana tanggapan dan pendapat Agan, terutama yang concern dan peduli pada dunia pendidikan.?
</div>
TS numpang curhat soal pendidikan,
Mohon dukungan Rate *****
juga :melonndan: dari agan sekalian.
Seharusnya dunia pendidikan dapat mewujudkan generasi bebas korupsi untuk masa depan. Harapanya setelah generasi sekarang habis, kata "korupsi" pada masa mendatang akan menjadi kata yang di "Najis" kan melekat pada kepribadian bangsa. Generasi masa depan adalah generasi yang akan dengan berani mengharamkan korupsi dilakukan oleh mereka.
--Ini harapan TS, dan TS yakin harapan ceriwiser semua khususnya--
namun sepertinya harapan tersebut masih manjadi mimpi yang menganggambarkannya saja sangat sulit. Apalagi meyakini kalo korupsi bakal "End" .
Sebuah berita yang cukup mengejutkan seperti dilangsir De**k.com pada Kamis 28/8/2011 berikut.
[/spoiler] for Berita:
Jakarta - Praktik korupsi telah menyentuh seluruh aspek, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Menurut Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW), Febri Hendri, praktik korupsi terjadi di setiap sekolah.
"Korupsi terjadi di setiap sekolah. Indikasinya yaitu dengan terjadinya mark-up atau penyelewengan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah-red)," kata Febri dalam diskusi 'APBS Partisipatif Sebagai Solusi Mengatasi Korupsi di Dunia Pendidikan' di Hotel Sofyan, Jl Cut Mutia, Jakarta, Kamis (25/8/2011).
Berdasarkan data ICW, pada 2005-2009 aparat penegak hukum telah berhasil menindak kasus korupsi di sektor pendidikan. Kasus tersebut antara lain pengelolaan dana BOS, tunjangan guru, serta sarana dan prasarana pendidikan. Kerugian negara paling sedikit sebesar Rp 243 juta.
"Korupsi menyebabkan berkurangnya dana pendidikan. Akibatnya, peserta didik dan orang tua murid dibebani berbagai pungutan untuk menutupi kekurangan tersebut," tuturnya.
Febri menambahkan, meski dibebani berbagai pungutan, orang tua murid tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai pengelolaan dana sekolah. Pihak sekolah dan dinas pendidikan menutup informasi pendapatan dan belanja sekolah.
"Hal ini mereka lakukan untuk menutupi kecurangan yang dilakukan dalam pengelolaan dana sekolah," terangnya.
(lrn/mpr)
[spoiler=open this] for Kesaksian TS:
Begini gan, --sekalian curhat-- kebetulan TS adalah honorer di sebuah instansi pendidikan. Dan sebenernya kalo cuma baca berita diatas ane udah gak terlalu heran gan!
Hari-hari kerja isinya cuma cemburu, ngiri, juga sakit hati. Gimana gak, sebagai junior disini bisanya cuma nelen ludah kalo mbandingin penghasilan sama PNS, duit rakyat yang dipake buat memperbaiki kesejahteraan mereka akhirnya gak terlalu efektif karena ternyata sedikit atau banyak yang mereka dapet memang tetep kurang gan!
di Jakarta ada TKD yang jumlahnya itu 7 x lipet lebih (belom gaji pokok sama "rampasan"nya) dari upah TS sebagai honorer. Padahal kalo ngeliat kerja malahan berat ane gan! Asal mereka dateng tepat waktu + pulang tepat waktu dapt TKD full.. gak peduli dateng cuma mau tidur, atau jalan-jalan --ntar balik lagi--
Yang bikin eneg nya kalo ane ngusulin perbaikan upah jawabannya cuma
"Ya yang sabar, kita kan bukan perusahaan yang ada penghasilannya. jadi gak bisa dong nuntut minta dibayar normal kayak kerja diswasta. Dulu kita malah cuma di gaji 45.000 sebulan"
Mereka berdalih gak ada dana cukup buat memberikan penghargaan yang pantas buat kita. Padahal dana yang mereka "rampas" itu jumlahnya lebih banyak dari upah yang kita terima.
Ane cuma bisa :mewek: dan berdoa doang gan!
Mohon doanya deh ya gan! supaya ane gak ketularan sama sifat2 kayak gitu.
Bagaimana tanggapan dan pendapat Agan, terutama yang concern dan peduli pada dunia pendidikan.?
</div>