Log in

View Full Version : Menguji Daya Tahan Pulau Jawa dari Bencana Alam


vals
20th January 2012, 10:10 PM
Menguji Daya Tahan Pulau Jawa dari Bencana Alam


Negeri manakah yang paling aman dari bencana alam di dunia ini? Sulit menjawabnya karena ancaman dari bencana alam dapat terjadi di mana saja dan kapan pun juga. Bencana alam dalam berbagai bentuk sering terjadi dimana-mana, mulai dari banjir bandang, banjir kiriman air laut (Rob), banjir kiriman dari gunung, gempa bumi, gempa gunung berapi, tanah longsor, angin topan, tsunami, banjir lumpur, serangan koloni hewan dan sebagainya.

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/01/1326976883394744070.jpg


Akan tetapi akhir-akhir ini terlalu sering kita melihat dan membaca aneka berita yang menyoroti pulau Jawa sebagai sasaran ancaman. Lihat saja aneka berita yang memposisikan pulau Jawa yang seolah-olah tempat yang berbahaya akhir-akhir ini dengan tajuk berita yang mengerikan, misalnya :
1. Pulau Jawa terancam banjir dan longsor pada Januari 2012. (Suara Pembaharuan 17 Nopember 2011).
2. Pulau Jawa terancam musnah. (Berebeskab.go.id pada 8 Agustus 2011).
3. Jawa terancam banjir besar 2012 (Viva News Januari 2012)
4. Pulau Jawa terancam kering mulai 2015 (www.beritaterbaru.com (http://www.beritaterbaru.com/) 8 Desember 2011).
5. Sejumlah wilayah Jawa akan terancam kirisis air (ww.kbr68h.com 10 September 2011).
6. Lahan pertanian Jawa terancam (Kompas.com 4 Nopember 2011).
7. Hutan Jawa terancam (www.profauna.org (http://www.profauna.org/) 11 september 2011).
8. Banjir ancam 10 daerah di Pulau Jawa (www.centroone.com (http://www.centroone.com/) 2 Jauari 2012).
9. Januari 2012 Jawa terancam banjir besar (www.bandoengnews.com (http://www.bandoengnews.com/) 16 Nopember 2011).
10. Bencana Jawa 2011 (www.untukku.com (http://www.untukku.com/) 25 Juli 2009). Dan masih banyak topik lainnya.
Dari sejumlah topik pemberitaan yang menggegerkan di atas mengapa seolah-olah pulau Jawa menjadi obyek pemberitaan super hot dan meresahkan warganya? Mungkin bagi sebagian penghuni pulau Jawa tidak mengetahui dan tak perduli dengan aneka ragam judul berita yang menyeramkan bagi sebagian orang lain (termasuk penulis).

Akan tetapi beda halnya jika beberapa orang yang membaca judul-judul bombastis di atas. Antara percaya dan tidak serta menyita energi untuk merenung sejenak -sambil sedikit menerawang- tentu ini berita tidak menyenangkan. Terlepas dari metode apa yang dipakai oleh penyampai berita sehingga menyimpulkan tentang prakiraan kondisi pulau Jawa dengan judul-judul �geger� dan menggentarkan kita, mari kita simak apa sebetulnya yang melatar belakangi prakiraan tulisan-tulisan di atas terhadap pulau Jawa tercinta berikut ini :


Pulau Jawa dihuni oleh 58% dari total populasi penduduk Indonesia yang jumlahnya (2011) mencapai 230 juta jiwa. Dengan kata lain, sebanyak 138 juta orang atau lebih dari setengah penduduk berdiam di pulau jawa yang luasnya hanya 7% dari total luas daratan negara Indonesia.
Pulau Jawa adalah pulau paling padat di Indonesia dan merupakan pulau paling besar terpadat di dunia. Dengan luas wilayah sebesar 126.700 km2, tingkat kepadatan pulau Jawa saat ini adalah 1.032/km2. Bandingkan dengan tingkat kepadatan pendudk DKI yang mencapai 14.400 per Km2 memang belum seberapa, akan tetapi dibandingkan dengan tingkat kepadatan penduduk pulau Sumatera 100 orang/Km2 dan Papua 6 orang/km2 tingkat kepadatan pulau Jawa itu patut diperhitungkan.
Menurut prediksi Badan Kependudukan Dunia, pada 12 Oktober 1999 jumlah penduduk dunia mencapai 5 miliar jiwa dan diprediksikan pada tahun ini (tepatnya pada 12 Oktober 2012) jumlah penduduk dunia akan mencapai 6 miliar jiwa dimana penduduk Indonesia mencapai 242 juta jiwa (urutan ke 4) di dunia. Ini artinya mengacu pada sebaran penduduk di pulau Jawa yang mencapai 58% -60% total populasi negeri kita ini berarti jumlah orang yang akan menghuni pulau Jawa akan mencapai 145 juta jiwa atau tumbuh 5% dalam kurun waktu 12 tahun. Dengan demikian tingkat kepadatan penduduk pulau Jawa juga dapat dihitung kira-kira tumbuh 5% atau menjadi 1084 -1100 orang per km2.


Kelestarian Pulau Jawa dan Ancaman terhadapnya.
Atas kajian di atas, dengan mengacu pada laju pertumbuhan penduduk, tingkat kepadatan penduduk dan dikaitkan dengan sejumlah judul-judul bombastis di atas, masih pantaskah kita menduga-duga seolah pulau Jawa adalah pulau yang sangat tidak nyaman lagi untuk dihuni?

Rasa-rasanya terlalu naif menduga-duga eksistensi pulau Jawa seperti roti yang tercelup air atau kerupuk yang terkena air, meleleh, melepuh, lembek dan loyo. Karena struktur tanah yang berlapis-lapis yang terdapat di bawah bumi (tanah) pulau Jawa tak jauh berbeda dengan struktur tanah di pulau Sumatera, Papu bahkan pulau Honshu (Jepang) atau pulau Britania Raya (Inggris) yang merupakan pulau urutan nomor 2 dan 3 terpadat di dunia setelah pulau Jawa (urutan pertama).

Akan tetapi memang benar, harus diakui dan diterima secara jujur bahwa tanggung jawab manusia (di pula Jawa dan sekitarnya) dalam menjaga lingkungannya akan sangat menentukan daya tahan pulau Jawa dari pengaruh gangguan bencana alam yang disebabkan oleh cuaca, iklim maupun fenomena gejala alam lainnya baik akibat ulah manusia maupun gejolak alam itu sendiri.

Potensi terjadinya bencana alam akibat ulah manusia di pulau Jawa telah kita ketahui bersama melalui berabgai informasi di media massa cetak dan elektronik, misalnya sikap masyarakat yang membuang sampah ke sungai hingga sungai menjadi dangkal dan menyebabkan luapan banjir. Begitu juga dengan pembangunan perumahan di pesisir pantai yang membabat habis hutan bakau dan mangrove sehingga tidak ada tempat lagi untuk menyerap dan menahan air laut.

Kita juga melihat ulah manusia yang tidak yang tiada hentinya membabat habis lahan pertanian dan hutan untuk dijadikan perumahan dan industri yang menimbulkan polusi yang membawa efek multi dimensi lainnya. Apalagi ulah manusia yang membuat meningkatnya suhu pulau Jawa dengan membabat sisa hutan yang ada untuk kepentingan ekonomi semata tanpa menghiraukan kelestarian pulau Jawa lagi.

Selain itu ada lagi sebuah prakiraan yang pernah dituliskan dalam sebuah buku semi fiksi berjudul �Bencana Jawa 2011″ yang memprediksi akan adanya konspirasi penghancuran pulau Jawa oleh konspirasi Internasional. Diperkirakan dalam buku yang diterbitkan pada 2009 lalu itu bahwa sebuah mata rantai periset asing akan melakukan ujicoba nuklir di dekat laut Jawa.

Para periset melakukan ujicoba bom Termonuklir tersebut melakukan peledakan bom di sekitar Laut Jawa. Dampak ujicoba tersebut -dituliskan dalam buku tersebut- sama seperti terjadinya gelombang Tsunami yang menerjang Aceh 2004 lalu. Kemudian negara asing memperoleh keuntungan dari sisi apapun dalam upaya membangun kembali pulau Jawa.

Kita bersyukur, teori dalam cerita semi fiksi tersebut tidak terjadi dan semoga tak akan pernah terjadi. Nyatanya tahun 2011 telah kita lalui meskipun di awal tahun 2011 beberapa lokasi pulau Jawa masih �terkepung� oleh banjir dan hujan lebat. Hal ini jika dikaji dari sisi ilmiah memang tidak mengagetkan karena telah diprediksi oleh beberapa pakar iklim dan cuaca termasuk oleh Ketua Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho yang melansir informasi yang diterimanya dari LAPAN bahwa �Pulau Jawa akan terendam banjir pada akhir 2011 dan awal (Januari) 2012.�

Oleh karenanya kita tidak boleh lengah, meskipun alam terus berputar dan berevolusi tugas penghuninya adalah menjaga kelestariannya. Sebab jika penghuninya tidak pintar merawat atau bahkan leboh ekstrim �tidak perduli� tentu alam berubah menjadi murka. Apa jadinya jika pulau Jawa yang kita cintai berubah menjadi tempat yang mengerikan seperti judul-judul dalam pemberitaan di atas? Sulit dibayangkan dengan status pulau besar dengan penduduk terbanyak di dunia.

Jika alam berubah menjadi kejam, tak akan ada yang dapat menahannya, kecuali kita hanya dapat mengantisipasinya melalui beberapa ekspektasi dan peringatan dini serta rencana evakuasi yang tepat dari sekitar lokasi. Maka dari itu, marilah perduli menjaga dan merawat �rumah kita� yaitu pulau Jawa tempat sebagian besar saudara kita menyandarkan �hidup dan matinya� di sana..


oleh Abanggeutanyo (http://www.kompasiana.com/abanggeutanyo)

putra1st
23rd January 2012, 12:10 PM
bencana alam adalah ketidakmampuan manusia menjaga kelestarian alam,
sudah terlalu banyak pendeteksian yg ada, sudahkah kita berusaha untuk mencegahnya secara riil?.
wallahu a'lam