View Full Version : ACY - Analisa Market
djamirunaje
6th June 2017, 09:52 PM
Harga Emas Naik setelah Gejolak Qatar Menempatkan Market di Ujung
Harga emas di pasar berjalan bullish selama hampir sebulan sementara ada sedikit perubahan kemarin pada Senin setelah terjadi lonjakan pada hari sebelumnya. Emas terus naik pada perdagangan hari ini setinggi $1281,10 pada pukul 11:00 pagi di Sydney di tengah hubungan antara Qatar dan beberapa negara Arab lainnya, yang membuat risk aversion investor meningkat.
Pada hari Senin, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Qatar dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk menutup jaringan transportasi dengan gas alam cair (LNG) dan pengangkut kondensat Qatar, yang dirancang untuk menghukum salah satu dari Negara adidaya keuangan untuk hubungan dengan Iran dan kelompok Islam yang merongrong stabilitas regional.
Berita tentang gejolak Qatar yang menyebabkan kekhawatiran geopolitik di pasar, ditambah dengan serangan teror akhir pekan ini di London cenderung mendorong harga emas naik karena investor mencari beberapa komoditas perlindungan risiko.
Indeks dolar AS terus menurun dan masih dalam kondisi bearish yang dimulai dari awal tahun ini. Ini sudah turun ke level terendah tahunan menjadi 96,570, meningkatkan kemungkinan penurunan yang terus-menerus. Karena Non-Farm Payrolls dan ISM Services dan Non-Manufacturing Composite (Mei) berada di bawah ekspektasi, kelemahan ekonomi di A.S. akan mendorong dolar turun lebih jauh meskipun angka pengangguran mendekati perkiraan.
Melihat grafik teknis harian dari Index USD, indeks ini telah mencapai rekor terendah sejak 10 November tahun lalu setelah breakout selama beberapa bulan terakhir, dimana titik terendah dipandang sebagai resistance. Prospek untuk dolar A.S. mungkin terus berlanjut saat ini yang ditunjukkan oleh MACD ke bawah dan Indeks Kekuatan Relatif (RSI) yang ditunjukkan di bawah ini.
https://i.gyazo.com/2e48c00de4939ec66bdd60ad95f3fd8b.png
Kembali ke pergerakan harga emas, ia melakukan konsolidasi dalam arus harga naik yang berkembang dengan RSI yang kuat. Jika momentumnya terus berlanjut, resistance yang ditemukan pada16 April titik high akan menjadi hambatan pertama bagi kenaikannya. Sebagai alternatif jika harga berbalik turun, tingkat support akan ditemukan pada moving average 60 hari (MA60).
https://i.gyazo.com/ea51d82a54ccf633381ee1d968bd560c.png
Masuk ke grafik 30 menit, itu baru saja jatuh lebih tinggi dari area perdagangan intensif. Jika harga tidak akan berbalik turun dan kembali ke daerah horizontal, trader mungkin akan melihat posisi emas yang panjang dalam waktu dekat.
https://i.gyazo.com/0d0f826016e444c7c9e5dff7402d7203.png
Total sentiment untuk harga emas saat ini positif, dengan 69,6 persen pedagang berada di net-buy dengan rasio pedagang yang buy ke sell di 2,29 ke 1. Jumlah pedagang net-buy adalah 9,6 persen dalam momentum turun sementara jumlah trader net-sell berjalan dalam trend naik. Bila sentiment dibaca sebagai indikator kontrarian, nilai positif menunjukkan bias bearish untuk harga emas.
https://i.gyazo.com/5cc48675b3eb10fb279734a5e282cdae.png
Untuk analisa maka informasi selengkapnya silahkan kunjungi halaman ini (https://www.acy.com/category/market-analysis)
djamirunaje
7th June 2017, 10:52 PM
Aussie Terus Meningkatkan Momentum Setelah Rilis GDP
*
Dolar Australia menguat untuk hari ketiga berturut-turut terhadap dolar A.S. pada hari Selasa setelah gagal pengujian terendah tahunan yang ditemukan di 0,73284. Aussie melakukan upaya yang lebih berarti untuk keluar dari daerah trend turun yang dibawa dari bulan Maret dengan kenaikan tajam dalam tiga hari terakhir. Pelepasan data penting Gross Domestic Product Australia saat ini telah mendorong momentumnya.
Reserve Bank Australia mengabaikan kemungkinan perlambatan ekonomi saat mengumumkan suku bunga acuan, tetap tidak berubah untuk bulan ke-10 berturut-turut pada hari Selasa, yang terjadi sehari sebelum laporan GDP kuartal pertama. Ekonom memperkirakan pertumbuhan hanya 0,3 persen, sementara beberapa bahkan memperkirakan kontraksi selama tiga bulan.
Pertumbuhan ekonomi Australia melambat menjadi 0,3 pe pada kuartal pertama, yang baru saja dirilis pagi ini, terkendala oleh lemahnya ekspor bersih, penjualan ritel dan penurunan investasi perumahan, sementara belanja publik dan keuntungan perusahaan yang kuat membantu meningkatkan ekonomi yang melambat.
Meskipun reaksi pasar terbatas terhadap keputusan suku bunga RBA dan konfirmasi perlambatan ekonomi setelah GDP dirilis, Gross Domestic Product (GDP) 1Q sesuai dengan harapan dan dorongan energi untuk meningkatkan dolar Aussie dalam waktu dekat.
"Perasaan saya adalah mereka tidak akan menurunkan suku bunga kecuali jika terjadi sesuatu yang sangat parah," kata Paul Dales, kepala ekonom untuk Australia dan Selandia Baru di Capital Economics. Dia mengatakan pemicu potensial adalah "tingkat pengangguran naik beberapa cara di atas 6 persen, inflasi yang mendasarinya kembali ke 1,5 persen atau dua kuartal berturut-turut dari pertumbuhan negatif, yang mungkin namun tidak sesuai perkiraan saya."
Dalam pandangan global, Gubernur Philip Lowe mengatakan bahwa pertumbuhan mitra dagang utama Australia China didukung oleh peningkatan pengeluaran untuk infrastruktur dan konstruksi, namun mengulangi peringatannya bahwa tingkat hutang yang tinggi terus memberikan risiko jangka menengah.
Secara teknikal breakout yang lebih tinggi dari trending ke bawah membantu AUD/USD berbalik dari level bawah relatif dan breakout berikutnya dari kunci resistance yang ditemukan pada level tinggi 23 Mei (0.75171) akan mendorong kenaikan lebih lanjut dalam jangka pendek.
Prospek yang lebih luas untuk AUD/USD tetap berada di posisi terbalik dengan melihat Indeks Kekuatan Relatif (RSI) naik. Investor harus terus memantau pergerakannya dalam dua hari ini. Jika gagal menembus ke daerah upper (retracement 50%), trader mungkin akan berjaga-jaga di pasar bullish.
https://i.gyazo.com/57a2439fec1bdfa9e96c75c3b27738d5.png
Informasi selengkapnya kunjungi halaman ini (https://www.acy.com/market-news/07-06-2017-17777)
djamirunaje
9th June 2017, 03:28 PM
Pound Jatuh Setelah Hasil Pemilu Inggris Yang Tidak Meyakinkan
Pound jatuh paling lama sejak Oktober dan mencapai titik terendah sejak 18 April. Sterling turun 1,83 persen menjadi $1,2695 pada pukul 10:00 pagi waktu Sydney, setelah dikeluarkannya jajak pendapat awal Inggris yang tidak meyakinkan hasil pemilu Inggris. Ketidakstabilan besar disebabkan oleh ketidakpastian politik dalam mempersempit jajak pendapat, dimana Partai Konservatif yang berkuasa diproyeksikan memenangkan sebagian besar kursi, meski tidak mencapai mayoritas secara keseluruhan, berdasarkan sebuah jajak pendapat.
Hasil pemilu tersebut menandai hari-hari penting yang paling banyak diminati para investor sepanjang minggu, meningkatkan kemungkinan gejolak politik di babak berikutnya kurang dari setahun setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa. Survei jajak pendapat pemilihan awal Inggris menunjukkan bahwa Partai Konservatif memenangkan 314 kursi, Partai Buruh 266 kursi, SNP 34 kursi dan Demokrat Liberal 14 kursi. Dengan jajak pendapat yang menyempit, Perdana Menteri Therasa May tidak memiliki jaminan untuk memenangkan pemilihan.
May mengumumkan untuk memajukan pemilu tersebut untuk meminta pertumbuhan mayoritas parlemennya dan menjamin visi Konservatifnya untuk Brexit. Namun serius salah langkah politik menyeretnya dan dua serangan teror mengubah suara dan arah kampanye. Saingan utamanya, Jeremy Corbyn, seorang sosialis tua dan pemimpin partai buruh, telah mempersempit jarak jajak pendapat dan berfokus pada ketidaksetaraan, pendidikan gratis dan miliaran lebih banyak dalam belanja publik.
Ketidakpastian politik yang bangkit kembali di Inggris bahkan di Eropa yang disebabkan oleh parlemen yang menggantung menimbulkan masalah tak terduga sampai May dalam mengamankan mayoritas di Parlemen Inggris Raya. "Sebuah parlemen yang menggantung adalah hasil terburuk dari perspektif pasar karena menciptakan lapisan ketidakpastian lain menjelang negosiasi dan keretakan Brexit, jauh dari apa yang sudah merupakan timeline singkat untuk mendapatkan kesepakatan bagi Inggris," kata Craig Erlam, Analis pasar OANDA Corp senior yang berbasis di London
Secara teknikal GBP/USD saat ini berada pada posisi lemah, dengan penurunan tajam Indeks Kekuatan Relatif (RSI 14) di bawah median. Penurunan mendadak tersebut kembali ke moving average 60 hari (MA60) untuk mencari support, setelah konsolidasi pada perkembangan kenaikan harga.
https://i.gyazo.com/64360743e5fcfa0c48f94481b75d1935.png
https://www.acy.com/category/market-analysis
djamirunaje
13th June 2017, 01:54 PM
Minyak Rally di Atas $46 Karena Supply Glut Mereda
West Texas Intermediate pada hari kedua berturut-turut naik 0,56 persen untuk tetap di $45,894 per barel di New York Mercantile Exchange, mengupas keuntungan seharga $46,595 pada sesi kemarin pada 12 Juni.
Rebound terakhir terjadi setelah Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan persediaan menurun dan pengurangan akan meningkat dalam tiga sampai empat bulan ke depan. Penimbunan stok A.S. yang melonjak mungkin menjadi alasan utama mengapa kenaikan dalam dua hari ini tidak menghapus kerugian 3,8 persen minggu lalu.
Minyak mentah membuat perdagangan di bawah $50 per barel di tengah kekhawatiran investor atas kenaikan pasokan minyak mentah A.S. akan membatasi kenaikan harga lebih lanjut, yang merupakan tindakan untuk mengatasi hambatan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia. Penjelajah Amerika menambahkan rig minyak untuk minggu ke 21 lurus ke rekor tertinggi sejak April 2015, sebuah statistik dari Baker Hughes Inc. Output pada putaran serpihan utama A.S. akan mencapai rekor 5,48 juta barel per hari pada bulan Juli, menurut Administrasi Informasi Energi.
Setelah kesepakatan OPEC untuk membatasi output dalam upaya mendorong harga, gagal mengesankan investor karena tidak memasukkan pemotongan yang lebih dalam, beberapa rencana alternatif atau keluar, semua fokus beralih ke apa yang terjadi di pasar A.S. Masih ada prospek bearish untuk minyak mentah dalam jangka panjang sebelum kesepakatan potensial dapat dicapai antara OPEC dan A.S. atau beberapa rencana efektif selanjutnya yang dapat diajukan oleh OPEC.
Secara teknis harga minyak mengalami beberapa rebound daripada menembus garis harga turun terhadap dolar A.S., mengisyaratkan bahwa bottom mungkin berada di tempat di dekat daerah garis yang lebih rendah dan harga mungkin terus diperdagangkan di daerah ini.
Prospek jangka pendek untuk minyak mentah berubah menjadi konstruktif karena harga & Indeks Kekuatan Relatif (RSI) menjalankan tren bullish yang terjadi pada awal Mei. Jika minyak rebound, pedagang harus terlebih dahulu memperhatikan hambatan yang ditemukan pada MA 60 hari. Sebagai alternatif jika harga gagal untuk rally dan berbalik turun untuk menembus lower, support dapat ditemukan pada level terendah 29 November di 44.407.
https://i.gyazo.com/f524c91c4ca468bc23396b700fb0fc23.png
Sumber (https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229)
djamirunaje
21st June 2017, 07:17 PM
Kemerosotan Minyak ke Posisi Terendah dalam Enam Bulan pada Ketakutan Glut
Minyak mentah turun lebih dari 2,2 persen pada hari Selasa, menetap di $43,104 per barel, level terendah sejak November, di tengah meningkatnya pasokan dari beberapa produsen utama yang merongrong upaya kepatuhan yang tinggi oleh produsen minyak OPEC dan non-OPEC dengan kesepakatan untuk mengekang output minyak .
Pelonggaran harga minyak yang turun kemarin meningkatkan kemungkinan penurunan lebih lanjut, ke penyelesaian terendah sejak 15 November, dua minggu sebelum Negara Pengekspor Minyak dan produsen lainnya membuat kesepakatan pemotongan sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) selama enam Bulan dari bulan Januari
"Dengan harapan bahwa Anda akan melihat tingkat produksi yang lebih tinggi di beberapa wilayah di dunia, ini akan mengimbangi semua hal yang mereka lepaskan dari pasar," kata Gene McGillian, manajer riset pasar di Tradition Energy.
Momentum turun, nampaknya terus berlanjut meskipun OPEC, Rusia dan beberapa produsen lainnya memperpanjang batasan pada output sampai akhir Maret 2018. Persediaan minyak melonjak pada bulan Mei karena output pulih di OPEC seperti Libya dan Nigeria, selain peningkatan produksi minyak AS, Keduanya sebagian dibebaskan dari kesepakatan pengurangan produksi.
Produksi minyak Libya naik lebih dari 50.000 barel per hari menjadi 885.000 barel per hari setelah perusahaan minyak negara itu menyelesaikan perselisihan dengan Wintershall dari Jerman. Sementara pasokan minyak Nigeria juga naik. Ekspor minyak mentah Bonny Light Nigeria ditetapkan mencapai 226.000 bph pada Agustus, naik dari 164.000 barel per hari pada bulan Juli.
Menjelang laporan persediaan mingguan A.S., stok minyak mentah A.S. diperkirakan turun 2,1 juta barel pekan lalu, sementara bensin terlihat terbangun 400.000 barel setelah data minggu lalu menunjukkan kenaikan tak terduga yang membebani pasar.
Secara teknis harga minyak sudah turun ke bawah ke daerah turunan dengan menyentuh posisi terendah enam minggu terhadap dolar A.S., memberi tanda bahwa ia mungkin mempertahankan momentum di pasar bearish. Prospek jangka pendek tidak mendorong karena harga & Indeks Kekuatan Relatif (RSI) berjalan dalam pesimisme kecuali beberapa rebound dalam beberapa hari kembali ke saluran. Jika minyak terus turun, pedagang mungkin akan mencari tambahan dalam posisi pendek untuk mengikuti momentum. Sebagai alternatif jika harga gagal turun lebih jauh dan berbalik ke rally, para pedagang mungkin berharap dapat mengejar beberapa rebound pada posisi yang panjang.
https://i.gyazo.com/7491870958f95e92594cb74b91b7b777.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229 ('https://www.acy.com/category/market-analysis')
djamirunaje
22nd June 2017, 06:40 PM
Harga Emas Menemukan Support Setelah Rugi Drastis
Emas menghentikan momentum turun pada hari Rabu setelah sepuluh hari berturut-turut meluncur tajam, ditutup dengan sedikit kenaikan 0,21 persen pada 1.245,47 poin. Penurunan baru-baru ini terutama disebabkan oleh pejabat Fed yang mengatakan bahwa rencana kenaikan suku bunga masih dalam perjalanan, suara hawkish mendorong saham A.S. sambil membatasi harga emas.
Keuntungan emas secara signifikan untuk hari kedua berturut-turut menjadi 1252,12 poin pada pukul 11:20 am di Sydney, menunjukkan pembalikan di dekat level support harian yang ditemukan di garis daerah ascending yang lebih rendah. Meski rebound yang disebabkan oleh support teknikal, prospek jangka menengah untuk harga emas tidak menggembirakan karena data ekonomi A.S. tidak menyenangkan bagi investor lama untuk emas.
Harga konsumen di Amerika Serikat meningkat 1,9 persen tahun ke tahun di bulan Mei 2017, turun dari kenaikan 2,2 persen di bulan April dan di bawah ekspektasi 2 persen. Ini adalah tingkat inflasi terendah sejak November tahun lalu. Suku bunga diumumkan direvisi naik menjadi 1,25 persen, 0,25 persen lebih tinggi dari sebelumnya, menarik lebih banyak dana ke sektor perbankan dan sekuritas, bukan ke pasar emas. Dari perspektif makroekonomi, tingkat inflasi yang di bawah perkiraan dan rencana kenaikan tingkat melanjutkan untuk menghambat rally dalam beberapa minggu terakhir.
Secara teknikal pada grafik H4 menunjukkan breakout kunci resistante di sekitar $1249, yang mendekati retracement Fibonacci 50% dari pergerakan utama Juli-Desember 2016, setelah aksi jual lanjutan pada harga emas. Breakout tersebut mengubah pesimisme jangka pendek dan dapat memberi kepercayaan besar kepada investor yang mencari posisi buy. Jika tidak mundur ke level retracement 50%, level resistance yang lebih tinggi bisa diidentifikasi di $1257.15.
https://i.gyazo.com/109bb56cdfc6cdd9327fc3d342269a92.png
Dengan kondisi bullish dari setup jangka panjang, harga emas rebound setelah menemukan support dari garis daerah ascending, dan para pedagang kemungkinan akan ingin memasukkan contoh support jangka pendek untuk membuat posisi buy. Dengan aksi harga tidak bergerak di luar daerah ascending jangka panjang, kemungkinan akan terus swing di dalamnya.
https://i.gyazo.com/0269b386ab5c3e21b748366ab6bf4491.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229 ('https://www.acy.com/category/market-analysis')
djamirunaje
23rd June 2017, 11:10 PM
Loonie Terus Naik Momentum Dengan Ritel Kuat
Loonierose 0,71 persen menjadi C $1,32332 melawan dolar A.S., mendekati tertinggi sesi sejak Maret. Kekuatannya membuat banyak investor kaget mengingat turunnya harga minyak ke level terendah sejak Agustus pekan ini, yang dipandang sebagai salah satu pendorong utama dalam perekonomian.
Apresiasi terus-menerus terhadap dolar Kanada disebabkan oleh pukulan ganda hawkishness dari anggota Bank of Canada Wilkins yang dicap oleh Gubernur Poloz yang mengatakan bahwa pemotongan suku bunga sebelumnya telah memicu pertumbuhan ekonomi dalam hal terjadi kecelakaan Minyak.
Nilai CAD yang baru tumbuh juga dipicu oleh penjualan ritel yang lebih baik dari perkiraan yang dirilis pada hari Kamis, awal terkuat sejak tahun 1991 menunjukkan konfirmasi ekonomi Kanada yang stabil dan berkembang. Angka ini menyoroti berapa banyak konsumen yang didukung oleh pertumbuhan lapangan kerja yang kuat - telah mendorong ekonomi negara tersebut keluar dari kemerosotan minyak, menghasilkan pertumbuhan yang merupakan salah satu yang tertinggi di negara maju. Namun, para investor yang meningkat menunjukkan kecemasan akan pertumbuhan mungkin tidak berkelanjutan karena sebagian besar pengeluaran konsumen didorong oleh efek kekayaan dari pasar real estat yang melonjak, terutama di Vancouver.
Seperti kata Poloz, ekonomi sedang berkumpul saat ini, tidak hanya di beberapa tempat tertentu namun berada pada rentang yang jauh lebih luas. Investor perlu terus memantau data CPI yang akan datang pada hari Jumat, yang diperkirakan 1,5 persen, sedikit lebih rendah dari sebelumnya. Jika CPI ditetapkan lebih tinggi, hal itu dapat memberi tekanan pada Bank of Canada untuk menaikkan suku bunga, sebuah tindakan yang mengarah pada CAD yang lebih kuat.
Grafik teknis per jam menunjukkan bahwa ada dua pendukung kunci di level 1.31905, level terendah 19 Juni dan 1.34641, posisi terendah 14 Juni. Jika USD / CAD turun, trader harus terlebih dulu melihat pasangan tersebut untuk melepaskan diri di bawah dua posisi terendah ini. Sebagai alternatif jika harga berbalik naik lebih tinggi dengan dukungan, trader mungkin akan mencari posisi yang panjang dalam waktu dekat.
https://i.gyazo.com/6ea38725220781296544e2cbb4991e88.png
USD / CAD melakukan konsolidasi dalam kenaikan harga mingguan yang meningkat. Dengan menyentuh saluran saluran bawah, kemungkinan rebound dengan dukungan teknis dan terus bergerak di saluran. Namun, jika berhasil menurunkan keuntungan CAD yang lebih rendah dapat terjadi yang menarik lebih banyak investor untuk membeli loonies untuk keuntungan lebih.
https://i.gyazo.com/5eb44d1ae9a4e9f419a23c4202b94c07.png
Data pedagang eceran menunjukkan 68,4 persen pedagang mengalami net-long dengan rasio pedagang yang panjang menjadi pendek di 2,16 menjadi 1. Pedagang tetap net-long sejak 7 Juni ketika USD / CAD diperdagangkan di dekat 1.34474. Jumlah pedagang net-long 7,6% lebih tinggi dari kemarin dan 0,8% lebih rendah dari minggu lalu, sementara jumlah pedagang net-short 15,7% lebih rendah dari kemarin dan 22,3% lebih tinggi dari pekan lalu. Bila sentimen dibaca sebagai indikator pelawan, nilai positif ini menunjukkan bias bearish untuk pasangan mata uang.
https://i.gyazo.com/1518f723665a38e48e7830b9dfa95d70.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229 ('https://www.acy.com/category/market-analysis')
djamirunaje
31st July 2017, 03:29 PM
Euro Melompati Rekor Ketahanan Ekonomi A.S.
https://i.gyazo.com/cea860787e2d67e6d090eda42216cee5.png
Euro ditutup pada rekor tertinggi terhadap dolar A.S. sejak awal 2015. Pada hari Jumat, nilai itu naik sekitar 0,61 persen dengan berakhir di $1,17448 di tengah stabilnya Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli di Jerman.
Dengan pernyataan kebijakan Federal Reserve pada hari Rabu lalu yang ditafsirkan sebagai dovish oleh pelaku pasar, resiko didukung dengan baik dan hampir semua mata uang utama meningkatkan nilai dibandingkan dolar A.S. selama seminggu.
Alasan kekuatan Euro beberapa bulan terakhir ini adalah risiko politik yang cepat meluas dari Eropa. Bank Sentral Eropa terlihat semakin dekat untuk mengumumkan program QE-nya; Dan krisis utang kemungkinan kecil akan muncul kembali dalam waktu dekat, dengan pertumbuhan Prancis dan Spanyol meningkat dan Yunani kembali ke pasar obligasi internasional.
Sebagai fakta bahwa kebijakan moneter ekspansif memiliki kelebihan dan efek samping, dan bahwa zona Euro telah berada dalam jalur pertumbuhan ekonomi ke atas, ECB harus mulai memikirkan bagaimana ia ingin kembali ke kebijakan moneter normal dan kapan harus menurunkan pembelian obligasi karena dampak positif semakin lemah dan risikonya meningkat.
Data ekonomi A.S. menunjukkan ketahanan pada kuartal kedua, dengan Produk Domestik Bruto naik pada tingkat tahunan 2,6 persen dari triwulan sebelumnya, sementara pertumbuhan kuartal pertama direvisi menjadi 1,2 persen dari 1,4 persen.
Meski rebound kuat di kuartal kedua, itu lebih rendah dari yang diperkirakan sebesar 2,7 persen, yang diramalkan oleh DAILYFX. Penggerak utama yang mendorong rebound ekonomi A.S. adalah peningkatan investasi konsumen dan bisnis, menandakan ekspansi delapan tahun berada di jalur yang akan dipertahankan.
Belanja konsumen, bagian terbesar dari ekonomi, dengan tingkat pertumbuhan 2,8 persen, memimpin ketahanan pada kuartal terakhir, sebagian besar didorong oleh pasar kerja yang stabil dan keuangan rumah tangga dibantu oleh keuntungan saham dan ekuitas rumah. Sementara investasi bisnis pada peralatan naik pada kecepatan 8,2 persen, rekor tertinggi dalam dua tahun ini, menunjukkan bahwa perusahaan secara universal optimis terhadap permintaan di A.S. dan di pasar luar negeri.
EUR/USD turun sedikit sebesar 0,05 persen menjadi $ 1,17401 pada 12:12 p.m. Di Sydney. Secara teknikal dengan tanda Indeks Kekuatan Relatif yang kuat (RSI) sebesar 70,6498, euro berkonsolidasi dalam kenaikan yang berkembang setiap hari. Ini berhenti meningkat setelah menyentuh kunci resistansi yang ditemukan di daerah garis atas.
Jika EUR /USD tembus lebih rendah, trader terlebih dahulu harus melihat pasangan tersebut untuk melepaskan garis yang lebih rendah di 1.15636. Sebagai alternatif jika harga terus naik, euro harus menembus di atas level tertinggi di hari Kamis di 1,17755, kemudian menguji garis naik mendekati 1.18077.
Saat kita menganalisa dengan retracement Fibonacci, jika indeks tembus lebih tinggi ke 1.17755 (retracement 100%), trader mungkin mencari beberapa ruang untuk kenaikan lebih lanjut sebelum kunci resistance ditemukan di 1.21119 (retracement 123.6%).
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229 ('https://www.acy.com/category/market-analysis')
djamirunaje
2nd August 2017, 02:28 PM
Euro Berhenti Untuk Naik, Namun Masih Menguap ditengah Kenaikan PDB
Pada hari Selasa Euro menghentikan tren kenaikan dari rekor tertinggi sejak awal 2015, dengan penurunan 0,35 persen ditutup pada 1,18001. Berkat situasi ekonomi yang solid di kawasan euro, euro masih dalam level kenaikan harga.
Perekonomian zona-eropa berkembang pesat pada kuartal kedua, terungkap dengan dikeluarkannya produk domestik bruto dan situasi pengangguran kemarin. Produk domestik bruto (PDB) di wilayah 19 negara meningkat 0,6 persen dalam tiga bulan terakhir, setelah kenaikan 0,5 persen pada kuartal pertama tahun ini. Menurut statistik dari Bloomberg, Jerman dan Belgia adalah satu-satunya negara yang mengalami kemunduran ekonomi di antara negara-negara utama di kawasan euro.
Keyakinan ekonomi terus berlanjut di antara para investor setelah angka pengangguran dan output manufaktur memberi isyarat bahwa ekonomi mulai naik, dan harapan bahwa tekanan harga akhirnya akan mulai meningkat sesuai dengan Bank Sentral Eropa. Perubahan pengangguran Jerman pada bulan Juli turun sekitar 9.000, mengalahkan perkiraan penurunan 5.000, sementara tingkat pengangguran tetap tidak berubah pada 5,7 persen.
Berdasarkan kekuatan solid ekonomi kawasan euro dan kenaikan tekanan harga secara bertahap, para pembuat kebijakan sedang mempersiapkan sebuah perdebatan tentang jalan pelonggaran kuantitatif saat ini di Musim Gugur, yang telah mengurangi biaya pendanaan untuk perusahaan dan rumah tangga, sehingga merangsang permintaan dan dorongan. pertumbuhan ekonomi. Presiden ECB Mario Draghi juga setuju dengan itu dengan mengungkapkan keyakinan bahwa pemulihan berbasis solid dan berbasis luas akan berlanjut ke babak kedua, dengan pasar tenaga kerja penyembuhan dan selisih output yang menutup memicu kenaikan inflasi yang berkelanjutan.
"Kebijakan moneter harus tetap stabil," kata pemberi pinjaman yang berbasis di Washington dalam sebuah laporan yang diterbitkan pekan lalu. "" Prospek jangka pendek yang membaik ditutup oleh risiko penurunan yang signifikan, terutama dalam jangka menengah dan panjang. "
Secara teknikal, EUR/USD melakukan konsolidasi dalam kenaikan harga. Terowongan ini seperti yang digambarkan di bawah ini, telah diciptakan dengan menghubungkan serangkaian bolak balik di titik tertinggi dan titik terendah yang dimulai dengan aksi harga 5 Juli. Jika tepi EUR/USD melemah, para pedagang terlebih dahulu harus melihat pasangan tersebut untuk melepaskan diri di bawah garis daerah yang lebih rendah. Atau jika harga berbalik lebih tinggi, EUR/USD harus menembus di atas level tertinggi hari Senin di 1.18442, kemudian menguji garis naik mendekati 1.18942.
https://i.gyazo.com/7dc10eca49e5a48d1e42fd54d0fb3688.png
Setelah menembus level tinggi pada resistant pada 24 Agustus di 1.17111 pada tahun 2015 dan 1.17292 (retracement 38.2%), trader mungkin akan mencari kenaikan lebih lanjut sebelum 1.21614 (retracement 50.0%) yang dianggap sebagai kunci resistent.
https://i.gyazo.com/948a892cbdb047219446303546039b54.png
djamirunaje
2nd August 2017, 02:30 PM
Euro Berhenti Untuk Naik, Namun Masih Menguap ditengah Kenaikan PDB
Pada hari Selasa Euro menghentikan tren kenaikan dari rekor tertinggi sejak awal 2015, dengan penurunan 0,35 persen ditutup pada 1,18001. Berkat situasi ekonomi yang solid di kawasan euro, euro masih dalam level kenaikan harga.
Perekonomian zona-eropa berkembang pesat pada kuartal kedua, terungkap dengan dikeluarkannya produk domestik bruto dan situasi pengangguran kemarin. Produk domestik bruto (PDB) di wilayah 19 negara meningkat 0,6 persen dalam tiga bulan terakhir, setelah kenaikan 0,5 persen pada kuartal pertama tahun ini. Menurut statistik dari Bloomberg, Jerman dan Belgia adalah satu-satunya negara yang mengalami kemunduran ekonomi di antara negara-negara utama di kawasan euro.
Keyakinan ekonomi terus berlanjut di antara para investor setelah angka pengangguran dan output manufaktur memberi isyarat bahwa ekonomi mulai naik, dan harapan bahwa tekanan harga akhirnya akan mulai meningkat sesuai dengan Bank Sentral Eropa. Perubahan pengangguran Jerman pada bulan Juli turun sekitar 9.000, mengalahkan perkiraan penurunan 5.000, sementara tingkat pengangguran tetap tidak berubah pada 5,7 persen.
Berdasarkan kekuatan solid ekonomi kawasan euro dan kenaikan tekanan harga secara bertahap, para pembuat kebijakan sedang mempersiapkan sebuah perdebatan tentang jalan pelonggaran kuantitatif saat ini di Musim Gugur, yang telah mengurangi biaya pendanaan untuk perusahaan dan rumah tangga, sehingga merangsang permintaan dan dorongan. pertumbuhan ekonomi. Presiden ECB Mario Draghi juga setuju dengan itu dengan mengungkapkan keyakinan bahwa pemulihan berbasis solid dan berbasis luas akan berlanjut ke babak kedua, dengan pasar tenaga kerja penyembuhan dan selisih output yang menutup memicu kenaikan inflasi yang berkelanjutan.
"Kebijakan moneter harus tetap stabil," kata pemberi pinjaman yang berbasis di Washington dalam sebuah laporan yang diterbitkan pekan lalu. "" Prospek jangka pendek yang membaik ditutup oleh risiko penurunan yang signifikan, terutama dalam jangka menengah dan panjang. "
Secara teknikal, EUR/USD melakukan konsolidasi dalam kenaikan harga. Terowongan ini seperti yang digambarkan di bawah ini, telah diciptakan dengan menghubungkan serangkaian bolak balik di titik tertinggi dan titik terendah yang dimulai dengan aksi harga 5 Juli. Jika tepi EUR/USD melemah, para pedagang terlebih dahulu harus melihat pasangan tersebut untuk melepaskan diri di bawah garis daerah yang lebih rendah. Atau jika harga berbalik lebih tinggi, EUR/USD harus menembus di atas level tertinggi hari Senin di 1.18442, kemudian menguji garis naik mendekati 1.18942.
https://i.gyazo.com/7dc10eca49e5a48d1e42fd54d0fb3688.png
Setelah menembus level tinggi pada resistant pada 24 Agustus di 1.17111 pada tahun 2015 dan 1.17292 (retracement 38.2%), trader mungkin akan mencari kenaikan lebih lanjut sebelum 1.21614 (retracement 50.0%) yang dianggap sebagai kunci resistent.
https://i.gyazo.com/948a892cbdb047219446303546039b54.png
djamirunaje
7th August 2017, 02:14 PM
Looine Turun Karena Kerja US Meningkatkan USD
Loonie terus kehilangan nilainya untuk hari kelima berturut-turut pada hari Jumat dari rekor tinggi sejak Juli 2015, dan turun 1,7 persen terhadap dolar A.S. minggu lalu namun masih naik hampir 9 persen sejak awal Mei.
Dengan beberapa tanda positif bahwa majikan A.S. mempekerjakan lebih banyak pekerja daripada yang diperkirakan pada bulan Juli dan menaikkan upah mereka, greenback menguat terhadap mata uang utama minggu lalu. Kenaikan dalam mempekerjakan data pada bulan Juli bersamaan dengan pendapatan rumah tangga yang lebih kuat dan kepercayaan konsumen yang melonjak dapat membuat rencana kenaikan suku bunga yang lain akhir tahun ini yang dilakukan oleh Federal Reserve sesuai jadwal karena bertujuan untuk menormalisasi kebijakan moneter.
Selain itu, kinerja perubahan gaji non-pertanian yang bagus yang mengalahkan perkiraan mendorong pertumbuhan baru-baru ini. Meskipun koreksi korektif pada dolar A.S. sedang terjadi, pasar masih menunjukkan pertanyaan tentang pertumbuhan jangka panjangnya karena agenda kebijakan Presiden Donald Trump kandas.
Penurunan nilai looniecan dilihat sebagai rally korektif dalam dolar A.S., sebagian besar didorong dari sisi greenback sehubungan dengan data pekerjaan A.S.. Data pekerjaan menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja Kanada mulai mengencang, karena ekonomi Kanada menambahkan 10.900 pekerjaan pada bulan Juli, sebagian besar dalam pekerjaan purnawaktu, kata Statistik Kanada, sementara tingkat pengangguran turun ke titik terendah sejak Oktober 2008.
Sesi terkuat mata uang pada sesi ini adalah C$1.24332, sementara menyentuh level terlemahnya sejak 18 Juli di C$1.2667. Dibantu oleh Bank Kanada menaikkan suku bunga bulan lalu untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh tahun, loonie melonjak lebih dari 9 persen Sejak awal Mei
Harga minyak merupakan salah satu ekspor utama Kanada dan memainkan peran penting dalam PDBnya, meningkat pada hari Jumat namun turun pada minggu ini, tertekan oleh kenaikan ekspor OPEC dan output A.S. yang kuat.
USD/CAD turun sedikit hampir 0,1 persen menjadi C$1.26342 pada pukul 12.05 siang. Di Sydney. Secara teknikal dengan pertanda naik Indeks Kekuatan Relatif (RSI) sebesar 44.8623, USD/CAD berkonsolidasi dalam saluran asuh yang berkembang setiap hari. Ini mungkin akan berhenti meningkat setelah menyentuh resistance kunci yang ditemukan pada moving average 20 hari yang menurun.
Jika USD/CAD turun lebih rendah didorong oleh MA5, trader harus terlebih dahulu melihat penurunan pasangan lebih lanjut. Sebagai alternatif jika harga terus mengarah ke posisi yang lebih tinggi, USD/CAD harus menembus di atas level tertinggi di hari Jumat di 1,26674, kemudian menguji garis saluran naik mendekati 1.26815.
Saat kita menganalisa dengan Fibonacci retracement, 1.27370 (retracement 23,6%) bisa dilihat sebagai resistant lain jika pasangan terus naik.
https://i.gyazo.com/9659a5b9ff431f28c9d95149c52eb6cd.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229 ('https://www.acy.com/category/market-analysis')
djamirunaje
9th August 2017, 06:35 PM
Euro Bullish Kemungkinan Lunglai dari low 2010
Euro naik tanpa henti selama beberapa bulan terakhir, namun pekan lalu pihaknya berjuang untuk bergerak lebih jauh untuk breakout level resistance kunci yang ditemukan di level terendah 2010 di 1,18760. Kemudian ia beralih sedikit ke rata-rata pergerakan 5 hari setelah melakukan beberapa usaha untuk melakukan perdagangan di atasnya namun tidak dapat mempertahankan kenaikan tersebut.
Manfaat dari program pelonggaran kuantitatif saat ini (QE) yang membantu meningkatkan ekonomi kawasan euro, euro telah menunjukkan kinerja yang kuat sejak awal tahun ini meski inflasi, yang tetap datar di 1,3 persen, masih jauh dari target.
Bank Sentral Eropa melakukan program pembelian obligasi, yang bertujuan untuk meningkatkan inflasi yang lemah, seperti membeli obligasi dari beberapa negara anggota di zona euro. ECB membeli lebih banyak obligasi Italia daripada yang diperkirakan pada bulan Juli untuk menebus peluang yang semakin berkurang di negara-negara yang lebih kecil seperti Portugal, data ECB menunjukkan.
ECB dan Bank Italy membeli obligasi Italia senilai €9,6 miliar bulan lalu, hampir satu setengah miliar euro lebih banyak dari komposisi pembelian 60 miliar euro setiap bulan yang akan didikte. Lebih dari itu, ECB telah membeli utang Prancis dan Jerman, yang berkontribusi lebih banyak dalam mendukung tingkat inflasi.
Euro mungkin terus menguat dalam beberapa bulan mendatang karena ECB tampaknya sedang dalam proses meruncingkan program QE menjelang batas waktu Desember, namun pasangan tersebut menghadapi pullback jangka pendek.
Saat beralih ke situasi ekonomi A.S., perusahaan menunjukkan bahwa mereka mengalami beberapa masalah dalam menemukan pekerja berkualitas, karena bukaan pekerjaan A.S. melonjak ke rekor tertinggi di bulan Juni, melampaui perekrutan. Sebagai ukuran permintaan tenaga kerja, lowongan pekerjaan meningkat sebesar 461.000 menjadi 6,2 juta yang disesuaikan secara musiman, tingkat tertinggi sejak rangkaian data dimulai pada bulan Desember 2000 dan mendorong tingkat lowongan pekerjaan naik dua per sepuluh dari persentase poin mendekati satu tahun Tinggi 4,0 persen.
Namun, peningkatan kesenjangan antara lowongan pekerjaan dan perekrutan menunjukkan ketidakcocokan keterampilan. Beberapa usaha kecil menyebutkan bahwa kurangnya keterampilan adalah alasan utama kekosongan. Kecurangan ekspektasi, sikap, penampilan dan kecanduan narkoba yang tidak masuk akal dan kecanduan obat untuk diskualifikasi pencari kerja juga menjadi alasan untuk itu.
Menurut grafik 1, EUR/USD masih bergerak dalam kenaikan harga naik, mulai akhir Februari tahun ini sekitar $ 1,05, sementara sekarang kembali ke pergerakan 5-hari di bawah tekanan hambatan utama yang ditemukan pada level terendah 2010 . Dalam hal euro akan didukung oleh MA5 dan berhasil menembus resistance tersebut, kenaikan lebih lanjut dapat terlihat pada investor buy long; Jika tidak, kemungkinan akan sebaliknya jika breakout lebih rendah dari lower line terjadi.
https://i.gyazo.com/8be3a99ff37273c93d76b0c20851184f.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229 ('https://www.acy.com/category/market-analysis')
djamirunaje
14th August 2017, 11:41 AM
Emas Terus Meningkat Meskipun Ketakutan Melemah di Korea Utara
Harga emas mempertahankan kenaikan yang baru-baru ini digerakkan oleh haven pekan lalu dengan logam mulia naik 2,3 persen menjadi diperdagangkan pada 1287 menjelang penutupan New York pada hari Jumat, meskipun ada upaya dari pejabat AS untuk mengurangi kekhawatiran akan perang nuklir yang akan berlangsung dengan Korea Utara. Ini mencapai puncak pada hari Jumat sejak 8 Juni, ditutup oleh 0,19 persen pada $ 1288,11, sementara dengan beberapa volatilitas intraday.
Kemajuan berlanjut di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan Korea Utara dengan suara lebih hawkish pada perang nuklir oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. Namun demikian, dua pejabat keamanan utama A.S. berusaha mengurangi ketakutan akan risiko geopolitik ini dengan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan pemimpin Korea Selatan. Dalam sebuah panggilan dengan Trump pada hari Sabtu di Asia, Presiden China Xi Jinping meminta semua pihak untuk menahan diri dan menghindari komentar peradangan.
Pembacaan terakhir pada indeks harga konsumen di A.S. menunjukkan kenaikan di bawah perkiraan, menurunkan kemungkinan bank sentral untuk tetap berada pada jalur pengetatan untuk kenaikan satu tingkat lagi tahun ini. CPI yang kurang dari perkiraan telah mendorong kenaikan harga emas, terus mendorong investor keluar dari investasi dolar A.S., dan menarik mereka ke pasar emas sebagai gantinya.
Indeks Harga Konsumen naik 0,1 persen disesuaikan secara musiman; Naik 1,7 persen selama 12 bulan terakhir, tidak disesuaikan secara musiman, sebuah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan pada hari Jumat. Lebih khusus lagi, indeks untuk tempat tinggal, perawatan medis dan makanan meningkat pada bulan Juli, yang menyebabkan peningkatan keseluruhan. Indeks untuk gas alam turun, sementara indeks listrik naik dan indeks bensin tidak berubah.
Menyoroti data ekonomi minggu ini akan menjadi penjualan ritel Juli dan pelepasan risalah dari pertemuan kebijakan FOMC terbaru. Melemahnya indeks harga menyeret ekspektasi kenaikan suku bunga Desember menjadi hanya 30 persen kemungkinan bank sentral akan memenuhi janjinya untuk kenaikan 25bps akhir tahun ini. Ada harapan umum bahwa seiring dengan turunnya ekspektasi suku bunga, meningkatnya ketegangan geo-politik, seiring dengan melemahnya bobot aset berisiko yang lebih luas terhadap sentimen, emas cenderung akan tetap didukung dengan baik dalam jangka menengah.
Secara teknikal harga emas memiliki tanda untuk memperlambat kenaikannya menghadapi resistance kunci di atas yang ditemukan di level 6 Jun di 1296.06, dengan perdagangan intraday di 1287.72 pada pukul 12:16 di Sydney. Di tempat ini, investor harus terus memantau kinerja beberapa hari ke depan. Jika berhasil menembus resistance, pasar bullish untuk harga emas bisa terlihat dalam waktu dekat; Jika tidak, kemungkinan akan mundur untuk menemukan support terdekat pada level terendah 9 Mei di 1214,25.
https://i.gyazo.com/008b048b5398461205b21dceeee1afcc.png
Tampak lebih dekat pada aksi harga di grafik 240-min menunjukkan harga mencoba mendekati garis saluran atas, menjaga emas dalam formasi saluran menaik yang telah kita lacak selama berminggu-minggu sekarang. Pecahnya saluran ini kemungkinan akan mengarah pada perubahan pola sesudahnya.
https://i.gyazo.com/0b2496d5183802bde616fd2c888e2fd4.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
16th August 2017, 08:48 PM
Pound MemperPanjang Kerugian Dengan Lebih Lemah Daripada Perkiraan CPI
Pound memperpanjang kerugian dan jatuh ke titik terendah bulanan terhadap dolar A.S. setelah CPI Inggris yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan inflasi lebih lemah dari perkiraan, memperlambat jalan kenaikan suku bunga oleh Bank of England. Oleh karena itu mengurangi ekspektasi kebijakan ketat menyeret pound hari ini.
Sterling turun untuk hari kedua, terutama dipengaruhi oleh tingkat inflasi bulan Juli yang sebesar 2,6 tingkat kenaikan, sama seperti pada bulan Juni dan merosot ekspektasi pasar dengan kenaikan 2,7 persen. Sementara inflasi inti, yang tidak termasuk volatile food dan harga energi, tetap tidak berubah sebesar 2,4 persen, juga di bawah perkiraan.
Lebih khusus lagi, harga untuk perumahan, listrik, gas dan bahan bakar lainnya naik 2,2 persen dari 2 persen di bulan Juni; Makanan dan minuman non-alkohol melonjak 2,6 persen dari 2,3 persen; Pakaian dan alas kaki meningkat 3,2 persen dari 2,3 persen. Sementara biaya transportasi, rekreasi dan budaya, dan restoran dan hotel naik dengan kecepatan lebih lambat.
Meskipun pertumbuhan inflasi IHK tetap stabil bulan lalu, harga masih naik jauh di atas upah rata-rata, yang berarti inflasi yang cepat menekan rata-rata standar masyarakat. Sebagai contoh, penumpang, serta pemberi pinjaman, ditetapkan untuk menanggung beban biaya yang melonjak terkait dengan kenaikan harga eceran. Namun, pensiunan akan mendapatkan keuntungan paling banyak karena pembayaran mereka didasarkan pada indeks ritel.
Penjualan ritel A.S. naik 0,6 persen, mencatat kenaikan terbesar dalam tujuh bulan di bulan Juli karena penjualan kendaraan bermotor melonjak dan pengeluaran konsumen meningkat. Ini menunjukkan ekonomi terus mendapatkan momentum di awal kuartal ketiga, dan juga mendorong dolar A.S.
GBP/USD naik sedikit hampir 0,07 persen menjadi $ 1,28690 pada 2:10 p.m. Di Sydney. Secara teknis meski dengan tanda lemahnya Indeks Kekuatan Relatif (RSI) sebesar 38.9348, GBP/USD melakukan konsolidasi dalam daily ascending channel yang sedang berkembang dalam jangka menengah. Ini mungkin akan berhenti menurun setelah menyentuh dukungan utama yang ditemukan di saluran saluran bawah.
Jika GBP/USD menembus jalur saluran, pedagang harus terlebih dulu melihat pasangan tersebut untuk menurun lebih jauh dan mencari support lain di level terendah 21 Juni. Atau jika harga terus berbalik naik, GBP/USD akan menguji moving average 20 hari.
https://i.gyazo.com/a723e694136697802f6f3771977419f8.png
Sekilas dalam grafik mingguan yang lebih panjang menunjukkan bahwa sekarang tengah berjuang untuk menembus 1.29461 (retracement 23,6%), yang dapat dilihat sebagai hambatan untuk peningkatan lebih lanjut. Jika gagal mundur, investor bisa melihat beli lama sebelum 1.37621 (retracement 38,2%).
https://i.gyazo.com/a669c7ba6865bd11d57feedc93ae97fe.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229 ('https://www.acy.com/category/market-analysis')
djamirunaje
21st August 2017, 04:08 PM
Minyak Mentah Meningkat 12-Minggu Di High Di Tengah Persediaan Yang Lebih Ketat
Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate AS September naik tajam pada hari Jumat, melonjak sekitar $ 1,8, atau 3,84 persen menjadi berakhir pada $48,654 per barel. Meskipun rally pada hari Jumat, harga minyak turun minggu lalu pada tanda-tanda bahwa laporan permintaan China yang lemah mengempiskan pasar, namun laporan AMDAL yang agak bullish, dolar yang lebih lemah dan jumlah rig yang jatuh menyediakan beberapa peningkatan.
Minyak naik ke level tertinggi sejak akhir Mei di tengah pengetatan pasokan dan reli pasar yang lebih luas yang dipicu oleh kepergian Steve Bannon dari Gedung Putih. Data pemerintah minggu lalu menunjukkan bahwa stok turun paling banyak sejak September pekan lalu, sementara produksi minyak mentah A.S. mengalami kenaikan mingguan terbesar sejak Juni.
Penghapusan Bannon, mantan ketua Breitbart News, yang mungkin tetap tenang pada pernyataan Trump tentang kekerasan di Charlottesville, Virginia, yang menyebabkan pertanyaan yang terus berlanjut tentang kemampuannya untuk mempertahankan timnya dan menerapkan rencana ekonominya dan strategi energi A.S. secara efektif.
Sebuah laporan yang diupdate oleh perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada hari Jumat pagi, menunjukkan jumlah mingguan rig minyak yang beroperasi di AS minggu lalu turun lima rig menjadi total 763. Aunit di Exxon (NYSE: XOM) Mobil's Baytown, menyediakan 584.000 barel- Sehari, kilang terbesar kedua di AS, telah ditutup. Rig yang dikurangi merupakan barometer penting bagi industri pengeboran dan berfungsi sebagai proxy untuk menurunkan pasokan produksi minyak.
Harga minyak telah bertahan di bawah $50 per barel karena OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) dan sekutu-sekutunya melakukan upaya untuk mengurangi pasokan dan membantu menyeimbangkan pasar. Selain anggota OPEC, 10 produsen lagi di luar kartel, termasuk Rusia, menyetujui kesepakatan untuk memangkas pasokan 1,8 juta barel per hari sampai Maret 2018.
Dalam minggu depan, investor akan terus memantau data mingguan stok minyak dan bensin yang dikeluarkan oleh Administrasi Informasi Energi A.S.
Harga minyak mentah saat ini diperdagangkan sedikit lebih rendah di 48,535 pada 12:16 p.m. Di Sydney. Dengan tanda-tanda bullish bahwa Indeks Kekuatan Relatif (RSI 14) berada pada kecenderungan naik di 53.9695, harganya pecah lebih tinggi ke harga turun, yang seharusnya merupakan formasi harga dalam beberapa bulan terakhir, setelah mundur dari pelarian. Awal bulan ini. Pelarian kedua lebih cenderung mengarah ke kenaikan selanjutnya setelahnya, namun akan menghadapi resistant yang terjadi di 50.271.
https://i.gyazo.com/418071f387aabaca251bd88870543300.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229 ('https://www.acy.com/category/market-analysis')
djamirunaje
23rd August 2017, 03:45 PM
NAS100 Melonjak di Tengah Langkah Besar Reformasi Perpajakan
Indeks Nasdaq 100 naik paling tinggi dalam seminggu setelah penurunan signifikan seminggu sebelumnya, sementara Treasuries menurun dan dolar menguat seiring dengan pertumbuhan ekspektasi bahwa administrasi Trump melakukan upaya untuk mereformasi rencana pajak.
NAS100 melonjak 1,46 persen atau 84,5 poin yang ditutup pada 5818,3, menguat kembali ke rata-rata pergerakan 5 hari. Pemenang terbesar sesi NAS100 adalah Vertex Pharmaceuticals Inc (NYSE: VRTX), yang naik 4,34 persen atau 6,47 poin yang ditutup pada 155,48. Activision Blizzard Inc naik 4,01 persen atau 2,48 poin menjadi berakhir pada 64,26 poin dan Fastenal Company naik 3,58 persen atau 1,43 poin menjadi 41,40 pada akhir perdagangan.
Namun, pecundang terbesar termasuk Ulta Beauty Inc (NYSE: ULTA), turun 1,09 persen atau 2,56 poin menjadi berakhir pada 231,65, sementara Intel Corporation (NYSE: INTC) turun 0,77 persen atau 0,27 poin menjadi 34,65 dan Mattel Inc (NYSE: Mat) Merosot 0,67 persen atau 0,11 poin menjadi ditutup pada 16,31.
Tim Trump dan pembuat undang-undang membuat langkah signifikan dalam membentuk perombakan pajak, bergerak jauh melampaui susunan kerja enam paragraf yang diluncurkan pada bulan Juli yang memicu kekhawatiran tentang kemampuan mereka pada salah satu prioritas utama GOP. Saat ini ada konsensus yang luas mengenai beberapa cara untuk membayar pemotongan tarif pajak perorangan dan perusahaan, termasuk membatasi pengurangan bunga hipotek untuk pemilik rumah dan membuang kemampuan orang untuk mengurangi pajak negara bagian dan lokal.
Setelah kegagalan untuk mencabut Obamacare, Repbulicans berada di bawah tekanan dan bersemangat untuk melakukan langkah serius dalam reformasi pajak, daerah mana yang bisa menghidupkan presiden, komunitas bisnis dan membangun kembali kepercayaan publik terhadap orang-orang Republik
Meskipun pertumbuhan pasar saham terus berlanjut, HSBC Holdings Plc, Citigroup Inc. dan Morgan Stanley melihat tanda bahwa pasar global berada dalam tahap terakhir dari demonstrasi mereka sebelum terjadi penurunan dalam siklus bisnis.
Oxford Economics Ltd ahli strategi marco Gaurav Saroliya menggunakan indikator - nilai tambah bruto perusahaan non-keuangan setelah inflasi - untuk ekuitas bull A.S., yang menunjukkan negatif pada basis tahun ke tahun. Dibandingkan dengan bekas titik resesi, posisi surplus perusahaan A.S. menunjukkan bahwa kita mungkin sangat terlambat dalam siklus ini.
https://i.gyazo.com/db81a7ab824cbe00d0e14d90bfafda3b.png
Secara teknikal meski dengan tanda Indeks Relatif Kekuatan harian turun di 51.4429, NAS100 masih bergerak dalam momentum menguat. Tepat setelah menemukan support di 5770.2 (retracement 50.0%), sekarang berjuang tepat di bawah 5885,1 (retracement 23,6%), yang bisa dianggap sebagai resistance. Jika terjadi pelarian, kenaikan selanjutnya 27 juli menuju high 5988.7 akan terjadi.
https://i.gyazo.com/faa64d27abf7a41decf150041aeb104c.png
Dari sekilas grafik mingguan yang lebih panjang, kita bisa melihat bayangan panjang di candle stick selama beberapa minggu terakhir. Ini mungkin menunjukkan bahwa resistensi tinggi di atas mencegah indeks pecah. Jika gagal menembus level tinggi, investor harus lebih berhati-hati terhadap risiko yang berpotensi turun.
https://i.gyazo.com/d65a3991a0e27ce3419b323af54bbeb5.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229 ('https://www.acy.com/category/market-analysis')
djamirunaje
29th August 2017, 01:50 PM
Kekuatan Euro Berlanjut Setelah Komentar Draghi
Euro melonjak ke level tertinggi sejak Januari 2015 terhadap dolar A.S. pada hari Jumat, sebesar 1,03 persen pada akhir di $1,19188 di tengah sedikitnya yang menyebutkan tentang kekuatan mata uang tunggal seperti yang diharapkan oleh Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi.
Berbicara di konferensi tahunan Federal Reserve AS di Jackson Hole, Wyoming, Draghi membela peraturan keuangan bebas dan peraturan pasca krisis, sambil menghindari komentar mengenai kebijakan moneter yang disengaja atau nilai tukar euro, yang dianggap sebagai masalah yang dibicarakan sebelumnya.
"Keterbukaan terhadap perdagangan di bawah ancaman, dan ini berarti bahwa kebijakan yang ditujukan untuk menjawab reaksi balasan ini adalah bagian penting dari campuran kebijakan untuk pertumbuhan dinamis," kata Draghi dalam teks sambutannya pada acara di Wyoming, Jumat. "Belok ke arah proteksionisme akan menimbulkan risiko serius untuk melanjutkan pertumbuhan produktivitas dan potensi pertumbuhan ekonomi global."
Ini adalah fakta bahwa euro telah memperpanjang kenaikannya ke tingkat yang cukup tinggi, dan beberapa investor berharap Draghi akan mencoba untuk menurunkan euro karena mata uang yang kuat akan merusak pemulihan ekonomi zona euro, tercermin dari hilangnya kekuatan ekspor.
Euro menguat secara signifikan dengan pemulihan kawasan euro sejak awal tahun ini. Jerman adalah pendorong utama dalam kenaikan ini karena menyumbang sekitar 30 persen dari output kawasan euro. Rincian produk domestik bruto, yang diperkirakan akan tumbuh 0,6 persen yang dipublikasikan pada hari Jumat, mengungkapkan konsumen dan pemerintah mendorong ekspansi kuartal terakhir. Ekspor naik sedikit, meski impor naik lebih cepat dan membuat perdagangan bersih menyeret pertumbuhan.
Ketidakpastian bangsa saat ini berasal dari faktor domestik, seperti skandal pembuat mobil dan pemilihan bulan depan, dan prospeknya mungkin positif bagi ekonomi masa depan. Namun, ukuran kondisi ekonomi Ifo yang mereda dari rekor tertinggi di bulan Agustus menunjukkan ketertinggalan kepercayaan investor terhadap negara.
EUR/USD mundur sedikit sebesar 0,17 persen menjadi $1,19224 pada pukul 12:20 malam. Di Sydney. Secara teknikal dengan tanda meningkatnya Indeks Kekuatan Relatif (RSI) sebesar 65,9531, USD/CAD masih berkonsolidasi dalam daily ascending channel yang sedang berkembang.
Dari grafik harian EUR/USD, kita dapat melihat bahwa level tersebut telah menembus level rendah 6 Jun di 1.18760 pada tahun 2010, menunjukkan bahwa kenaikan lebih lanjut akan terjadi jika tidak akan mundur dalam beberapa hari berikutnya.
https://i.gyazo.com/53caf0ded396926db5bbe46fd699ddda.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
1st September 2017, 02:08 PM
Loonie melonjak Di tengah Pertumbuhan cepat PDB dalam Enam Tahun
Dolar Kanada melonjak menjadi kurang dari 1,2500 melawan dolar dan diperdagangkan di dekat sesi rendah di 1,24396, menghapus semua keuntungan dalam dolar sehari ke depan. Ini menjadi pemain terbaik di antara mata uang utama di tengah rilis pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan.
Perekonomian Kanada meningkat pada kecepatan 4,5 persen melampaui ekspektasi pada kuartal kedua, yang berada di puncak di antara negara-negara Kelompok Tujuh, dan didorong oleh pesta terbesar dalam pengeluaran rumah tangga sejak sebelum resesi 2008-2009. Pertumbuhan PDB triwulanan merupakan yang tercepat dalam enam tahun dan melampaui perkiraan 3,7 persen dari para ekonom.
Pertumbuhan ekonomi yang mengejutkan ini mendorong peluang bahwa Dewan Komisaris (Bank of Canada) akan terus menaikkan suku bunga tahun ini, setelah menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,75 persen dari 0,5 persen pada bulan Juli untuk pertama kalinya dalam 7 tahun, yang dapat dianggap sebagai sebuah era baru menjadi siklus pengetatan oleh para spekulator. Tingkat kenaikan suku bunga BOC pada bulan September meningkat dari 25 persen menjadi 40 persen, karena ekonomi negara tersebut tampaknya mendekati kapasitas penuh dalam lonjakan pertumbuhan terkuat di lebih dari satu dekade.
Loonie, sebagai mata uang komoditi-sentrifus, juga didorong oleh kenaikan signifikan minyak mentah dalam waktu dekat dua bulan, karena industri minyak memainkan peran penting dalam ekonominya secara keseluruhan dan harganya akan berdampak besar pada mata uang tersebut.
Indeks dolar AS telah mengalami kerugian sejak awal tahun ini dan pasar sedang menunggu data penting yang akan datang untuk terus mengikuti gerakan berikut mengenai ekonomi A.S.
Sebelumnya, data PCE menunjukkan inflasi inti Agustus sebesar 1,4% y/y. Kinerja inflasi yang lemah bisa menjadi alasan hilangnya nilai dolar. Namun, Steven Mnuchin, Menteri Keuangan A.S., mengatakan bahwa sementara arah jangka pendek dari dolar tidak menyangkut dia, dolar yang lebih lemah "agak lebih baik" untuk perdagangan A.S.
Slide USD pada komentar Mnuchin juga didorong oleh kekhawatiran bahwa reformasi pajak dapat melibatkan pemotongan pajak secara langsung, kata Greg Anderson, kepala strategi FX di Bank of Montreal; "Pasar memandang reformasi pajak yang defisit netral karena USD-positif namun pemotongan pajak langsung akan ditafsirkan oleh pasar FX global karena tidak bertanggung jawab dan negatif USD"
Lonjakan USD hari Rabu terutama dikontribusikan oleh meningkatnya kepercayaan konsumen dan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih baik dari perkiraan yang dirilis pada hari yang sama, tumbuh 3,0 persen.
Dolar Kanada saat ini diperdagangkan lebih rendah, dan mendekati sesi rendah pada 29 Agustus. Secara teknikal USD/CAD akan menemukan support tepat di bawah pada low 29 Agustus di 1.24396, dan pada level terendah 27 Juli di 1.24131, dengan menurunnya Indeks Kekuatan Relatif dari 38.4781 pada 2:35 pm di Sydney.
Jika CAD/CAD tidak didukung oleh sesi yang rendah dan berhasil dipecahkan, kerugian lebih lanjut dapat dilihat untuk investor pendek; Jika tidak, kemungkinan besar akan berbalik untuk menemukan koreksi diri mendekati rata-rata pergerakan 20 hari.
https://i.gyazo.com/cfbbbf4b5b11d789a8a8c7561bbf1fc2.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
4th September 2017, 09:09 PM
Emas Membuka High di Tengah Uji Bom Korea Utara
Harga emas mencapai level tertinggi 11 bulan, yang diperkirakan akan dibuka tinggi dan terus meningkat pada saat ini setelah Korea Utara melakukan uji bom hidrogen. Emas telah meningkat hampir dua bulan pada kecepatan yang cukup tinggi di tengah peluncuran rudal balistik menengah yang dirancang untuk membawa muatan nuklir yang terbang di atas Jepang dan masuk ke Samudra Pasifik utara.
Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat pada hari Minggu, mengumumkan bahwa itu adalah bom hidrogen canggih untuk rudal jarak jauh, dan mengakibatkan ancaman respons militer besar-besaran dari Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Senin dini hari di Seoul, militer Korea Selatan mengkonfirmasi telah melakukan latihan rudal sebagai tanggapan atas tes bom tersebut. Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan pada hari Minggu bahwa dia akan mengumpulkan sebuah paket sanksi baru untuk secara potensial memotong semua perdagangan dengan Korea Utara, termasuk melarang ekspor tekstil Pyongyang dan maskapai nasional negara tersebut, menghentikan pasokan minyak ke pemerintah dan militer, mencegah warga Korea Utara dari bekerja di luar negeri dan pejabat tinggi ke daftar hitam untuk tunduk pada pembekuan aset dan larangan bepergian.
Uji coba nuklir terbaru kemungkinan akan menekan lebih banyak tekanan pada China untuk mengambil tindakan keras terhadap tetangganya, namun Beijing mempertanyakan sanksi ekonomi akan bekerja dan mengatakan bahwa bukan tanggung jawabnya untuk mengendalikan Pyongyang.
Indeks dolar A.S. terus menurun karena laporan menunjukkan situasi kerja di A.S. tidak kehilangan momentum kenaikannya. Sebagai fakta bahwa kecewa bagi mereka yang mencari inflasi yang lebih tinggi, pasar dan Fed akan tetap dalam mode "wait and see" untuk mengikuti kenaikan suku bunga.
Pada Jumat lalu, gaji Nonfarm meningkat sebesar 156.000 di bawah perkiraan median 180.000, dan revisi untuk dua bulan sebelumnya mengurangi 41.000 pekerjaan, menurut data Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,4 persen dari 4,3 persen.
Secara teknikal harga emas masih dalam momentum menguatnya di tengah uji coba bom Korea Utara namun menghadapi resistance kunci di depan yang ditemukan pada level tinggi 9 November 1337.13. Pembentukan bendera positif ini menunjukkan tren yang semakin meningkat. Jika gagal keluar dari resistance kunci kedepan, kemungkinan akan turun ke moving average 5 hari.
https://i.gyazo.com/605d5e2cda739c5e64602ea157a03fc1.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
7th September 2017, 01:13 PM
Minyak Naik ke sesi High Karena Kilang Minyak Memulai Kembali Berproduksi setelah Harvey
Kemarin minyak mentah West Texas Intermediate AS melonjak 2,56 persen, atau $ 1,21 ditutup pada level tertinggi tiga minggu di $ 48.515 karena lebih banyak kilang dan jaringan pipa A.S. yang memulai kembali memproduksi minyak dan bahan bakar setelah Badai Harvey. Ini adalah hari keempat berturut-turut untuk mendapatkan nilainya karena Harvey mengganggu sekitar seperempat kapasitas penyulingan A.S.
Badai Harvey menyerang Pantai Teluk pada minggu sebelumnya, yang mencakup hampir sepertiga pasokan minyak di A.S., dan menutup sejumlah besar kilang, yang memangkas permintaan untuk bensin dan bahan bakar lainnya.
Sekitar 3 juta barel per hari, atau 16 persen dari kapasitas penyulingan A.S., tetap offline atau dalam mode restart awal pada Senin malam, menurut Andy Lipow, presiden Asosiasi Minyak Lipow. Itu mengurangi sekitar 1,2 juta galon per hari pasokan bensin, kira-kira setara dengan konsumsi di California, Oregon dan Washington.
Kilang Minyak memulai kembali untuk dijalankan di Corpus Christi, Texas, di mana Harvey jatuh sebagai badai Kategori 4. Tanaman di Danau Charles, Louisiana, di dekat jatuh kedua kalinya Harvey minggu lalu, juga mengaduk-aduk bahan bakar setelah terputusnya pasokan minyak.
Karena beberapa daerah mengambil bagian dari kehancuran Harvey, badai Irma yang baru dan bahkan lebih kuat, yang diperkuat menjadi badai Kategori 5 pada hari Selasa, menuju ke Pantai Timur dan Florida. Ini mungkin menghapus sejumlah permintaan bensin jika menyentuh Pantai Timur. Tidak seperti mantan Hurricane Harvey, Irma saat ini tidak menargetkan kilang Gulf Coast.
Permintaan bensin biasanya turun antara bulan September dan Oktober, sementara bisnis mendorong terhentinya konsumsi dua kali selama Badai Rita dan Katrina pada tahun 2005 dan Badai Gustav dan Ike pada tahun 2008.
Hal itu mendorong sebuah insentif bagi produsen minyak produsen Saudi dan Rusia untuk memperpanjang kesepakatan mereka untuk mengurangi produksi minyak melampaui kuartal pertama 2018, namun belum mencapai kesepakatan akhir.
Meskipun kesepakatan OPEC untuk mengurangi pasokan, yang bertujuan untuk mengecilkan stok minyak mentah dan mengakhiri lebih dari tiga tahun kelebihan pasokan, permintaan yang lebih lemah dapat mempersulit pencapaian tujuan tersebut.
Secara teknis harga minyak mentah melumpuhkan harga sebelumnya untuk kedua kalinya setelah lonjakan kemarin. Harganya lebih cenderung naik dalam beberapa hari ke depan untuk menyentuh level tertinggi 1 Agustus di 50.271, yang bisa dilihat sebagai resistant kunci di depan.
Kita dapat melihat bahwa ada pembalikan mengenai formasi harga, mulai akhir Juni, dengan RSI14 (Indeks Kekuatan Relatif) yang cukup tinggi yaitu 55.7011 pada pukul 12:40 malam. di Sydney. Selain itu, juga didukung oleh garis yang dihubungkan oleh posisi terendah 21 Jun dan 31 Agustus.
https://i.gyazo.com/f6ffa7a9c524498a87bc9f8036d8f1c2.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
15th September 2017, 01:15 PM
Rally Emas Di tengah Peluncuran Rudal Korea Utara di Jepang
Emas rally intraday untuk hari kedua setelah penurunan moderat dari high tahunan, naik 0,23 persen dan diperdagangkan pada $1331,71 per 10:50 p.m. di Sydney. Penurunan harga baru-baru ini kemungkinan besar disebabkan oleh kenaikan indeks dolar A.S. dari rekor terendah sejak awal 2015.
Sebuah berita baru telah mendorong kenaikan harga pagi ini. Korea Utara menembakkan rudal kedua ke Jepang menuju samudera Pasifik selama berbulan-bulan, sebuah provokasi segar yang segera terjadi setelah PBB menyetujui sanksi yang lebih keras terhadap rezim Kim Jong Un.
Korea Utara baru saja menenggelamkan Jepang "ke laut" dengan serangan nuklir dan mengubah A.S. menjadi "abu dan kegelapan" sebagai tanggapan atas sanksi PBB terbaru satu hari yang lalu. Sementara YoshihideSuga, juru bicara pemerintah Jepang, mengumumkan bahwa terus-menerus provokasi terhadap negara kita oleh Korea Utara sama sekali tidak dapat ditolerir.
Meski harga emas telah didukung oleh acara pelanggar yang dilakukan oleh peluncuran rudal Korea Utara, namun juga akan menghadapi resistant dalam menanggapi potensi rebound dalam dolar, karena beberapa data penting terlihat cukup bagus dari ekspektasi, seperti Indeks Harga konsumen dan menolak Initial Jobless Claims yang dirilis hari Kamis ini.
Departemen Tenaga Kerja A.S. mengatakan pada hari Kamis Indeks Harga Konsumen naik 0,4 persen bulan lalu menjadi 1,9 persen di tengah lonjakan harga bensin dan harga sewa, setelah turun 0,1 persen di bulan Juli. CPI yang lebih baik dari perkiraan hampir mencapai target inflasi 2,0 persen, dan menggarisbawahi bahwa situasi ekonomi yang langgeng di Amerika.
Harga bensin melonjak 6,3 persen, kenaikan terbesar sejak Januari, setelah tidak berubah di bulan Juli. Peningkatan lebih lanjut kemungkinan terjadi pada bulan September setelah Badai Harvey memaksa penutupan sementara kilang minyak. Pejabat Departemen Tenaga Kerja mengatakan sulit untuk mengatakan apakah Harvey, yang membanting Texas menjelang akhir Agustus, berdampak pada harga bensin bulan lalu.
Selain itu, jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun, terungkap dengan menolak Klaim Pengangguran Awal, yang mengalami kerugian 284.000 minggu lalu, namun angka yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja terkena dampak oleh topan Irma dan Harvey.
Dampak oleh badai mungkin menyebabkan kenaikan data ketenagakerjaan secara tiba-tiba, karena meningkatnya permintaan di daerah-daerah yang terkena bencana akan membantu meningkatkan permintaan untuk pekerjaan di industri tertentu. Oleh karena itu diharapkan akan terjadi kenaikan Klaim Pengangguran dalam minggu depan, maka pembusukan bertahap selama beberapa minggu ke depan.
Pola teknis bendera menunjukkan tren yang meningkat dalam 9 bulan terakhir, diikuti oleh penurunan moderat setelah kenaikan ini secara keseluruhan. Dapat dilihat bahwa beberapa demonstrasi terjadi setelah menemukan support pada moving average 20 hari. Jika hal itu terus meningkat, akan menghadapi resistant di depan pada level tertinggi pada 8 September di 1357.53.
https://i.gyazo.com/6c72cf224ddd47e3dfb7a9081845bf11.png
Prospek jangka panjang untuk XAUUSD telah ditunjukkan pada grafik 2, dianalisis dengan menggambar retracement Fibonacci mingguan. Hal ini dapat ditemukan bahwa resistance kunci di depan di 1379.53 (retracement 38%), yang dapat menghambat kenaikan lebih lanjut.
https://i.gyazo.com/ed50f42d13e4dd38be477af9d6a59131.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
18th September 2017, 03:11 PM
Meski Jatuh di Penjualan Ritel, S&P mencapai rekor tertinggi
Saham A.S. ditutup minggu terbaik sejak Januari, dengan indeks S&P 500 melonjak di atas 2.500 untuk pertama kalinya, karena investor menunjukkan ketahanan dalam menghadapi kekhawatiran atas uji coba rudal Korea Utara. Tingginya rekor indeks menunjukkan prospek yang menjanjikan untuk kepercayaan konsumen, meskipun dolar melemah setelah penurunan yang tak terduga pada penjualan ritel Agustus mengancam kekuatan ekonomi.
S&P 500 melonjak 1,22 persen atau 30,2 poin menjadi ditutup pada 2501,3, mendorong pergerakan 20-hari moving average. Pendapatan terbesar sesi S&P 500 adalah NVIDIA Corporation (NASDAQ: NVDA), yang naik 6,32 persen atau 10,71 poin menjadi ditutup pada 180,11. First Solar Inc (NASDAQ: FSLR) menguat 4,17 persen atau 2,02 poin menjadi berakhir pada 50,45 dan Western Digital Corporation (NASDAQ: WDC) naik 3,18 persen atau 2,73 poin menjadi 88,52 pada akhir perdagangan.
Namun, kekalahan terbesar termasuk Oracle Corporation (NYSE: ORCL), kehilangan 7,67 persen atau 4,05 poin pada 48,74, sementara Acuity Brands Inc (NYSE: AYI) turun 4,21 persen atau 7,49 poin menjadi 170,50 dan Carnival PLC (NYSE: CCL) merosot 4,07 persen atau 2,80 poin menjadi ditutup pada 65,94.
Penjualan ritel A.S. secara tak terduga turun pada Agustus dan output industri mencatat penurunan terbesar sejak 2009 karena Badai Harvey mengganggu aktivitas ekonomi, menunjukkan bahwa badai tersebut telah melemahkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga, sementara ekonom memperkirakan data akan meningkat pada kuartal keempat tahun ini.
Departemen Perdagangan mengatakan penjualan ritel turun 0,2 persen bulan lalu, penurunan terbesar dalam enam bulan karena penjualan kendaraan bermotor anjlok 1,6 persen. Penjualan bahan bangunan, elektronik dan peralatan serta pakaian juga turun.
Survei Confidence Universitas Michigan, yang dirilis pada hari Sabtu, menunjukkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan mengenai sentimen konsumen A.S.. Meskipun kepercayaan konsumen yang menurun akan menyertai pendapatan turun atau upah pekerja, yang menunjukkan beberapa ancaman potensial, data yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen terhadap pasar masih tetap ada.
Secara teknikal perdagangan intraday saat ini berada di level 2504.5 pada pukul 12:10 siang. di Sydney, yang memiliki sedikit kenaikan dari hari sebelumnya, dengan Indeks Kekuatan Relatif yang kuat (RSI 14) dari 69.1164. Sepanjang tren kenaikan indeks, kami menarik garis support yang dihubungkan oleh posisi terendah sesi. Dalam hal retret dan tembusnya turun ke rata-rata pergerakan 20 hari, indeks cenderung bergerak menuju garis ini untuk menemukan beberapa support.
https://i.gyazo.com/b49a30d8b51559fbc047cfdce74bf8b7.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
22nd September 2017, 12:29 PM
USD/JPY Memperpanjang Keuntungannya Seperti Fed Yang Meninggalkan Suku Bunga yang Ditahan
Yen Jepang memperpanjang penurunannya untuk hari kelima terhadap dolar A.S. pada hari Kamis, kehilangan nilai 0,259 atau 0,23 persen menjadi ditutup pada ¥112,464. Kerugian yen yang terus berlanjut dalam dua minggu ini dari rekor tertinggi sejak akhir 2016 terutama disebabkan oleh rally dolar, karena pandangan Fed yang hawkish tentang kenaikan suku bunga meningkatkan kemungkinan akhir tahun ini di Komite Pasar Terbuka Federal kemarin.
Bank Jepang membiarkan kebijakan moneter tidak berubah oleh program pembelian aset yang tersisa dan tingkat suku bunga jangka pendeknya pada -0,1 persen pada hari Kamis, dalam upaya untuk mempertahankan stimulus ekonomi pada tingkat inflasi rendah. Namun, seorang anggota dewan komisaris baru menolak keputusan tersebut dalam pertemuan pertamanya - sebuah perselisihan yang tidak terduga mengenai sebuah dewan yang seluruhnya dipilih oleh Perdana Menteri Shinzo Abe.
Keputusan untuk mempertahankan kebijakan stimulus kemarin diharapkan oleh semua 45 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Pemungutan suara 8-1, dengan Goushi Kataoka keberatan. Kataoka berpendapat bahwa ada sedikit kesempatan untuk mencapai target inflasi BOJ dalam jangka waktu yang diproyeksikan sekitar tahun fiskal 2019, menurut pernyataan bank sentral tersebut. Dia membuat komentar bahwa program kurva yield saat ini tidak cukup kuat, meski inflasi cenderung terus tumbuh karena harga minyak dan nilai tukar asing.
Dolar A.S. mulai rally setelah Fed akhirnya membuat pengumuman resmi bahwa mereka akan mulai menormalisasi neraca pada bulan Oktober dan suara hawkish meningkatkan probabilitas kenaikan suku bunga tahun ini, diikuti oleh tiga kenaikan di tahun 2018.
Selama konferensi pers yang diadakan kemarin, Yellen mengatakan bahwa Fed akan terus melepas neraca dan akan melihat kenaikan suku bunga sebagai alat untuk melawan potensi perlambatan atau guncangan dalam waktu dekat. Ini berarti bahwa Fed akan kembali memperluas neraca hanya jika tingkat suku bunga mencapai batas nol lebih rendah lagi. Jelas, Fed ingin melepas neraca secepat mungkin.
Karena melepas neraca merupakan prioritas bagi bank sentral saat ini, menaikkan suku bunga akan menjadi cara lain untuk melawan risiko penurunan di masa depan. Jika rencana pajak Trump masuk dan PPI China tetap sehat, Fed memang bisa memberikan 3 atau bahkan kenaikan 4 tingkat di 2018.
Harga intraday untuk USD/JPY diperdagangkan di ¥112.106 pada pukul 12:08. di Sydney, dengan penurunan moderat untuk sepenuhnya menghapus keuntungan kemarin. Saat menggambar Fibonacci retracement sebagai alat analisa teknikal dalam daily chart, kita bisa melihat bahwa ada resistant kunci di 112.972 (retracement 50.0%) tepat diatas posisi saat ini. Jika gagal menembus level tinggi dalam beberapa hari, 111.635 (retracement 38.2%) akan terlihat sebagai support untuk jangka pendek.
Seperti yang ditunjukkan pada grafik, ada penurunan yang menunjukkan tren USD/JPY dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini mungkin akan menghalangi jalur atas, namun jika berhasil pecah, investor mungkin akan mencari kenaikan lebih lanjut pada pasangan ini.
https://i.gyazo.com/5db8dab17a0e604d92ef832976db0d8f.png
Sumber : ACY Capital | ACY 稀万 (https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229)
djamirunaje
25th September 2017, 03:08 PM
USD/CAD Terus Naik karena Fed Memberikan Beberapa Support
Itu adalah semacam minggu rebound untuk pasangan USD/CAD, tanda-tanda yang terlihat di minggu sebelumnya dan itu juga bisa menjadi tanda positif untuk periode pertumbuhan yang panjang. Pasangan ini telah terpantul selama seminggu dari posisi terendah di 1.20612 dan kondisi mental ini stabil dan kuat sejauh ini, meski tidak banyak perubahan pada hari Jumat.
Dolar A.S. telah rally selama seminggu dan menguat 0,062 persen atau 0,00076 menjadi ditutup pada 1,23368 pada hari Jumat. Kemungkinan kenaikan mendatang akan bergantung pada beberapa data AS dan Kanada yang akan datang, dan dampak kebijakan moneter A.S. yang akan datang pada kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga bulan Desember dan rencana pengurangan neraca.
Inflasi Kanada yang berkinerja buruk pada bulan Agustus meningkat hanya 1,4 persen dan penjualan ritel naik 0,4 persen namun penurunan volume barang yang dijual merupakan penyebab konten. IHI yang lebih buruk dari perkiraan menunjukkan bahwa inflasi melampaui target 2,0 persen dan memperlemah harapan pertumbuhan ekonomi di masa depan Kanada. Namun, penjualan ritel yang kuat mengisyaratkan kepercayaan konsumen dan pertumbuhan yang akan datang, yang dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi pada gilirannya.
Karena situasi ekonomi Kanada sangat berkorelasi dengan ekspor minyak, demonstrasi harga minyak dapat bermanfaat bagi pertumbuhan ekonominya. Seperti dapat dilihat bahwa WTICOUSD telah naik di atas area $ 50 per barel, dan berdasarkan grafik teknis kemungkinan pelarian yang lebih tinggi dapat mendorong pertumbuhan Kanada dan juga mata uangnya lebih jauh.
Bounce pasangan ini bertepatan dengan kekuatan dolar yang berhasil bertahan di seluruh papan. Dolar A.S. telah menemukan beberapa bantuan dari proyeksi ekonomi hawkish yang diterbitkan pada hari Rabu oleh the Fed. Pasar pada awalnya memperkirakan kenaikan suku bunga pada bulan Oktober, sementara karena pergerakan suku bunga bulan September dan data campuran, probabilitasnya turun menjadi 38 persen.
Fed mengumumkan rencana pengurangan neraca pembayaran Oktober lalu dan kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya di bulan Desember, yang memiliki probabilitas hingga 70 persen. Kedua rencana ini akan memberi tekanan pada loonie, dan juga membuat pergerakan pasar turun ke depan.
Secara teknikal USD/CAD nampaknya jeda untuk bangkit baru-baru ini, yang mungkin akan menunggu beberapa data mendatang untuk memimpin. Seperti yang dapat kita lihat di daily chart, kenaikannya menyebabkan persimpangan moving average 5 hari dan moving average 20 hari, yang menunjukkan tanda kuat pasar bullish USD/CAD, juga ditandai oleh kenaikan RSI (14) yang sekarang 47.3664.
Jika terus tumbuh, resistant yang ditunjukkan pada moving average 60 hari dan level tertinggi 31 Agustus di 1.26625 dapat menghentikan kenaikannya. Selain itu, resistant lain di 1.24681 (retracement 23,6%) akan menjadi kendala pertama, dan masih ada beberapa ruang untuk mendukung kenaikan USD/CAD.
https://i.gyazo.com/87fc235c99330850008c0b5d438ee872.png ('http://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229')
djamirunaje
27th September 2017, 12:20 PM
NASDAQ 100 Meruncing Sedikit Setelah Kerugian Yang Signifikan
Pasar saham A.S. berakhir campur aduk kemarin sementara dolar A.S. baru-baru ini naik di sebagian besar dewan forex setelah kursi Fed Yellen mencatat bahwa inflasi tetap undershoot namun akan kembali ke target 2 persen. Dengan demikian, Fed memperkirakan kenaikan suku bunga lainnya pada bulan Desember kemungkinan akan mengurangi potensi risiko di masa depan dan memperkirakan ekonomi A.S. memasuki resesi.
NASDAQ 100 menunjukkan kerugian paling banyak di antara tiga pasar saham utama di A.S. selama dua minggu terakhir, meskipun rally sedikit kemarin. Indeks naik sekitar 0,18 persen atau 10,4 poin untuk sebagian menghapus kerugian sehari sebelumnya. Kekalahan dua mingguan terutama disebabkan oleh lonjakan kemungkinan kenaikan suku bunga lain tahun ini menjadi sekitar 68 persen, di mana telah dibahas dalam konferensi pers pekan lalu.
Ketua Federal Reserve Janet Yellen mencatat bahwa secara bertahap menaikkan suku bunga adalah pendekatan kebijakan yang paling tepat pada hari Selasa, di tengah ketidakpastian yang lebih tinggi mengenai inflasi, memperkuat perkiraan bank sentral A.S. untuk kenaikan lain tahun ini.
"Ini akan menjadi tidak bijaksana untuk menjaga kebijakan moneter ditahan sampai inflasi kembali ke 2 persen," katanya Selasa di Cleveland. Selain itu, dia mengatakan Fed "juga harus waspada untuk bergerak terlalu lambat."
Karena fakta bahwa harga konsumen di AS meningkat 1,9 persen tahun ke tahun di bulan Agustus 2017, mendekati target 2 persen, sekarang saatnya mempertimbangkan beberapa metode pengetatan kebijakan moneter yang mungkin dilakukan. Ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi akan menarik dana dari pasar saham ke sistem perbankan, sehingga menimbulkan dampak negatif pada pasar saham A.S.
Conference Board mengatakan pada hari Selasa bahwa indeks kepercayaan konsumen turun ke angka 119,8 bulan ini dari 120,4 di bulan Agustus, yang merupakan pembacaan tertinggi dalam lima bulan. Menurunnya kepercayaan konsumen, yang dipengaruhi oleh Hurricanes Harvey dan Irma, pada umumnya terkait dengan penurunan belanja dan permintaan konsumen, yang dapat menghancurkan prospek ekonomi.
"Meskipun gangguan badai akan membuat pengeluaran tidak merata secara geografis selama beberapa bulan ke depan, kami berharap konsumen tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi A.S. pada tahun 2018," kata James Bohnaker, ekonom A.S. di IHS Markit di Lexington, Massachusetts.
Presiden Trump kembali berjanji pemotongan pajaknya semalam mengatakan bahwa pemotongan pajak untuk kelas menengah tidak akan sedikit, tapi luar biasa. Jika Trump berhasil bekerja dengannya, tidak ada alasan mengapa ekonomi A.S. tidak dapat terus berkembang selama beberapa tahun.
Secara teknis NASDAQ 100 sedang berkonsolidasi dalam kenaikan yang sedang berkembang dan saat ini berdiri di dekat jalur daerah lower. Jika terus turun, pedagang harus melihat kemungkinan support yang ditemukan di lower channel, dan bisa mencari posisi long pada posisi tersebut. Sebagai alternatif jika indeks membalikkan posisi yang lebih tinggi, ia harus menembus di atas level tertinggi 1 September di 6018,7, kemudian menguji garis saluran asah.
https://i.gyazo.com/3bdbef36bab1a59137cf07c373979d0f.png ('https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229')
djamirunaje
28th September 2017, 08:53 PM
S&P 500 Mencapai Rekor Karena Trump Mengusulkan Overhaul Pajak Terbesar
Diminta oleh perusahaan yang menguntungkan dari pemotongan pajak, Indeks S&P 500 naik sebanyak 0,35 persen pada hari Rabu, mengakhiri satu poin dari rekor saat Presiden AS Donald Trump meluncurkan sebuah reformasi pajak, dengan tujuan merangsang tuntutan dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Lonjakan Indeks S&P 500 terutama dipimpin oleh kenaikan saham bank dan teknologi pada prospek pajak yang lebih rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Topi kecil, kelompok dengan tingkat pajak tertinggi, naik paling banyak sejak bulan Maret.
Presiden Trump dan para pemimpin Partai Republik pada hari Rabu mengusulkan perombakan pajak terbesar dalam tiga dekade, memberikan potongan pajak yang signifikan kepada kebanyakan orang Amerika, dan bertujuan untuk membantu orang-orang bekerja, menciptakan lapangan kerja dan membuat kode pajak lebih sederhana dan adil.
Perombakan pajak, bagaimanapun, masih meminta beberapa kritik bahwa rencana tersebut menguntungkan orang kaya dan perusahaan, dan juga dapat menambahkan triliunan dolar ke defisit. Kemungkinan besar menghadapi perjuangan berat di Kongres dengan partai Trump sendiri terbagi dan Demokrat bersikap bermusuhan, karena proposalnya, yang akan menguntungkan orang-orang di negara-negara dengan pajak tinggi yang didominasi oleh Demokrat, dapat juga dipandang sebagai metode politik yang efektif untuk mendapatkan lebih banyak pendukung kepada kaum Republikan.
Upaya besar yang dilakukan oleh Trump dan pemerintahannya untuk melewati pemotongan pajak di Kongres akan sangat memacu pertumbuhan dan investasi, didorong oleh tingginya permintaan dan konsumsi karena masyarakat akan mendapatkan lebih banyak upah dari pemotongan pajak, dan juga oleh kegiatan investasi yang lebih energik yang dilakukan oleh perusahaan. Ditambah dengan nada hawkish baru-baru ini dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen pada hari Selasa yang meningkatkan probabilitas kenaikan suku bunga Desember, prospek dolar akan lebih menjanjikan dan mulai memasuki tren bullish.
"Reformasi pajak akan sangat penting dalam membuat Amerika bersaing lagi dan mungkin memperluas pemulihan ekonomi yang menua ini, namun hal itu tidak akan terjadi dalam ruang hampa dan tingkat suku bunga tidak akan terpancing oleh apakah pertumbuhan dan inflasi benar-benar merespons dorongan fiskal, "Peter Boockvar, analis pasar utama di Lindsey Group, menulis dalam sebuah catatan kepada kliennya, Rabu.
Secara teknikal perdagangan intraday saat ini berada di level 2503.8 pada pukul 12:10 siang. di Sydney, yang memiliki sedikit penurunan dari hari sebelumnya, dengan Indeks Kekuatan Relatif yang kuat (RSI 14) dari 63.7910. Terlepas dari tren kenaikan indeks, kami menarik daerah naik yang berkembang yang dihubungkan oleh titik tertinggi sesi dan titik terendah untuk menunjukkan arus tren indeks
Karena kemungkinan didorong oleh faktor fundamental terutama reformasi perpajakan di A.S., indeks mungkin akan menembus resistant yang ditemukan di level tertinggi kemarin dan mencapai rekor. Jika tidak, mungkin akan mendapat dukungan pada moving average 20 hari di dekat 2489.8.
https://i.gyazo.com/3f0973851d19b4966e72db0b008e9211.png ('https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229')
djamirunaje
4th October 2017, 04:20 PM
AUD Terpental Karena RBA Mempertahankan Suku Bunga Yang Tidak Berubah
Dolar Aussie mulai ditahan setelah lonjakan selama dua minggu terakhir hampir 4,07 persen terhadap dolar A.S. Ini diuji di bawah support kemarin dan kemudian terpental 0,12 persen atau 0,00095 poin, karena apresiasi dolar A.S.
Bank sentral Australia mempertahankan suku bunga yang tidak berubah, berada pada rekor terendah 1,5 persen seperti yang diharapkan. Ini adalah penahanan 13 berturut-turut sejak RBA melakukan langkah terakhirnya, pemotongan 25 basis poin pada Agustus 2016.Tingkat suku bunga tersebut memperkuat keengganan Gubernur Philip Lowe untuk mengikuti kebijakan dan mitranya yang maju lainnya.
"Beberapa bulan terakhir ini ada tanda-tanda yang lebih konsisten bahwa investasi bisnis non-pertambangan mulai membaik," kata Lowe dalam pernyataan hari Selasa. "Konsolidasi tren ini akan menjadi perkembangan yang disambut baik. Kondisi bisnis seperti yang dilaporkan dalam survei berada pada tingkat tinggi dan utilisasi kapasitas meningkat. Pipa besar investasi infrastruktur juga mendukung prospek tersebut. Terhadap hal ini, pertumbuhan upah riil yang lambat dan tingkat hutang rumah tangga yang tinggi cenderung menghambat pertumbuhan pengeluaran rumah tangga "
Kondisi ekonomi global telah membaik. Pekerjaan di Australia meningkat di semua negara bagian dan diikuti oleh peningkatan partisipasi angkatan kerja. Sedangkan pertumbuhan upah tetap rendah, yang kemungkinan berlanjut untuk sementara waktu. Inflasi masih tetap rendah dan diperkirakan tumbuh secara bertahap seiring dengan penguatan ekonomi.
Dr Lowe juga mencatat bahwa apresiasi sejak pertengahan tahun sebagian besar disebabkan oleh dolar A.S. yang lebih rendah, yang memiliki dampak yang tidak diinginkan, terutama untuk menjaga inflasi di bawah target band RBA.
"Nilai tukar yang lebih tinggi diharapkan dapat berkontribusi pada tekanan harga yang terus berlanjut dalam ekonomi," kata Dr Lowe.
Secara teknikal perdagangan intraday AUD/USD saat ini berada di 0,78537 pada 12:15. di Sydney, kemungkinan mulai rebound setelah menemukan support di sekitar 0,77848, dengan Indeks Kekuatan Relatif lemah (RSI 14) dari 41,4244. Tapi RSI yang naik tampaknya memberi tahu kita prospek positif untuk pasar bullish AUD
https://i.gyazo.com/133de7f0504a9fdda061fe487f6eb47a.png
Namun, ketika kita melihat grafik M30 AUD/USD, ia menghadapi resistant jangka pendek yang ditemukan di atas 0,78594. Jika gagal keluar, kemungkinan penurunan lebih lanjut terjadi; Jika tidak, investor mungkin akan mencari beberapa rebound setelahnya.
https://i.gyazo.com/9407eb3a53464e71c2db3206ba7a5b9a.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
9th October 2017, 03:09 PM
USDCAD Turun Setelah Data Payroll Non-pertanian A.S.
Dolar Kanada melonjak pada hari Jumat hampir 0,27 persen atau 0,00336 poin, menghapus sebagian kerugian di hari sebelumnya, di tengah memperketat pasar kerja di Kanada. Telah mengalami kerugian yang signifikan selama satu bulan dari rekor rendah sejak Mei 2015, terutama karena rebound yang kuat dolar A.S.
Menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja, nonfarm payrolls yang dirilis pada hari Jumat kehilangan 33.000 pekerjaan pada bulan September, yang merupakan penurunan bulanan pertama dalam tujuh tahun, bahkan saat tingkat pengangguran turun menjadi 4,2 persen, terendah sejak Februari 2001.
Hilangnya daftar gaji non-pertanian mencerminkan dampak buruk dari Hurricanes Harvey dan Irma, yang menyerang Texas dan Florida masing-masing. Angka tersebut, bagaimanapun, diperkirakan akan lebih rendah dari biasanya, sehingga dapat mempengaruhi respon yang benar dalam kebijakan moneter dari Federal Reserve.
Ekonom yang disurvei oleh DailyFX mengharapkan pertumbuhan gaji 80.000 di bulan September, dibandingkan dengan 169.000 di bulan Agustus. Tingkat pengangguran diperkirakan akan stabil di 4,4 persen. Ini menurun bahkan saat tingkat partisipasi angkatan kerja naik menjadi 63,1 persen, tingkat tertinggi sepanjang tahun dan pembacaan terbaik sejak Maret 2014.
Seiring mengencangkan pasar tenaga kerja A.S. yang seharusnya membawa inflasi kembali ke target 2 persen, Presiden Fed New York William Dudley menyarankan agar Fed terus menaikkan suku bunga secara perlahan untuk memperketat kebijakan moneter.
Kanada menambahkan 10.000 pekerjaan pada bulan September karena keuntungan dalam pekerjaan full-time 112.000 mengimbangi hilangnya pekerjaan paruh-waktu 102.000. Ini adalah bulan kerja lurus ke-10 yang mendapatkan kenaikan upah terkuat dalam lebih dari satu tahun, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja Kanada memiliki lebih banyak tanda untuk diperketat.
Secara teknis USD/CAD telah berada dalam saluran kenaikan. sudah menembus rata-rata pergerakan 60 hari. Terowongan ini seperti yang digambarkan di bawah, telah diciptakan dengan menghubungkan serangkaian ketinggian ayunan dan titik terendah dimulai dengan aksi harga 8 September. Jika USD / CAD turun lebih rendah, pedagang terlebih dahulu harus melihat pasangan tersebut untuk melepaskan diri di bawah saluran yang lebih rendah. Sebagai alternatif jika harga berbalik lebih tinggi, USD/CAD harus menembus di atas level tertinggi di hari Jumat di 1,25975, kemudian menguji garis saluran naik mendekati 1.26887.
Prospek jangka pendek untuk USD/CAD dapat dilihat dari retracement Fibonacci. Pada saat ini, 1.25033 (retracement 61.8%) merupakan level support untuk posisi saat ini, dan masih ada ruang untuk kenaikan lebih lanjut.
https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229'] ('http://Sumber : https://i.gyazo.com/f8bf52664f03c13c8029ad5573f78df7.png[/IMG]
djamirunaje
11th October 2017, 02:43 PM
Harga Minyak Melonjak Setelah Arab Saudi Nyatakan Pangkas Ekspor
Harga minyak mentah bergerak naik kemarin, sebesar sekitar 2 persen, dan ditutup pada $50.764 per barel; kembali ke atas level harga $50 setelah sempat mengalami penurunan signifikan pada Jumat lalu. Kenaikan ini didorong oleh keputusan Arab Saudi untuk memangkas ekspornya pada bulan November, serta komentar dari OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) dan perusahaan-perusahaan perdagangan bahwa pasar kini tengah bergerak untuk seimbang kembali setelah bertahun-tahun mengalami surplus. Salah satunya, produsen-produsen minyak shale AS juga akan melakukan upaya untuk mengurangi suplai.
Untuk menyatakan komitmen atas tanggung jawabnya dalam kesepakatan pemangkasan output minyak, Arab Saudi mengumumkan untuk mengurangi alokasi ekspor November sebanyak 560,000 barel per hari (bph), yang mana dapat mendorong naik harga minyak. Kesepakatan pemangkasan output minyak dijadwalkan berakhir pada Maret 2018, tetapi kemungkinan untuk memperpanjangnya telah dikemukakan.
Dalam sebuah konferensi di New Delhi, OPEC mengatakan ada "tanda-tanda jelas" bahwa pasar minyak telah mulai seimbang kembali setelah bertahun-tahun mengalami surplus. OPEC telah berusaha mengurangi limpahan surplus melalui kesepakatan antara anggota dan bukan anggota, termasuk Rusia, untuk memotong produksi sebanyak 1.8 juta bph.
"Dalam proses pengurangan stok (minyak) global yang terus berlanjut, baik di daratan maupun lepas pantai, perkembangan positif di bulan-bulan terakhir ini tak hanya menunjukkan percepatan proses, tetapi penurunan masif pada tangki-tangki penyimpanan minyak di semua wilayah," kata Sekjen OPEC Mohammad Barkindo.
Selama prospek produksi A.S. jangka pendek, Badai Nate telah memicu harga sementara sejumlah produsen AS masih nonaktif. Berdasarkan data yang dirilis oleh Departemen Dalam Negeri AS kemarin, 85% dari produksi minyak di Teluk Meksiko masih nonaktif, tetapi takkan berlangsung lama.
Secara teknikal, harga minyak telah naik sedikit ke $50.792 per barel pada 11:45 am di Sydney, sebagaimana terlihat di MT4. Dalam pandangan ACY, ini menunjukkan bahwa harga telah sukses keluar dari resisten level tinggi 1 Agustus dan berdiri kokoh. Dengan RSI (14) pada 56.8548 mengungkap kekuatan positif dalam harga minyak, seiring dengan perjalanannya dalam Ascending Channel yang terbentuk sejak akhir Juni.
https://i.gyazo.com/3279c18b6091c7410e5ce01e176cf07a.png
Walaupun kita bisa melihat kenaikan lebih lanjut dalam jangka menengah, harga minyak menghadapi sebuah halangan. Halangan ini ditemukan pada 50.859 (Retracement 23.6%) dalam beberapa hari berikutnya, ketika kita menggunakan Fibonacci Retracement untuk memprediksi pergerakannya.
https://i.gyazo.com/cc30fa2b7e748dd825dc2c91874ba098.png ('https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229')
djamirunaje
16th October 2017, 05:26 PM
NASDAQ 100 Capai Rekor Tinggi Di Tengah Kenaikan Inflasi
Pasar saham Amerika Serikat bergerak naik pada Jumat lalu, dengan NASDAQ 100 meningkat nyaris 0.46 persen, atau 27.6 poin ke rekor tinggi, setelah data Inflasi Harga Konsumen (IHK) AS mencatat kenaikan tertinggi dalam delapan bulan di September, sebesar 2.2 persen.
Pada NASDAQ 100 di hari Jumat, ACY mencatat kenaikan tertinggi dialami oleh Viacom B Inc (NASDAQ: VIAB) yang meningkat 5.82 persen, atau 1.43 poin ke penutupan pada 26.00. Ulta Beauty Inc (NASDAQ: ULTA) naik 4.43 persen, atau 8.42 poin ke harga penutupan 198.58; dan NetEase Inc (NASDAQ: NTES) naik 2.90 persen, atau 7.89 poin ke 279.65 di akhir perdagangan.
Namun demikian, penurunan terbesar diantara dialami oleh JB Hunt Transport Services Inc (NASDAQ: JBHT) yang menurun 4.01 persen, atau 4.34 poinke harga penutupan pada 104.01. Sementara Walgreens Boots Alliance Inc (NASDAQ:WBA) melorot 2.09 persen, atau 1.44 poin ke 67.56; dan Activision Blizzard Inc (NASDAQ: ATVI) berkurang 1.56 persen, atau 0.97 poin ke harga penutupan 61.08.
Laporan Inflasi AS
Departemen Ketenagakerjaan AS mengatakan pada hari Jumat bahwa IHK (Consumer Price Index/CPI) naik 0.5 persen bulan lalu; kenaikan bulanan terbesar sejak Januari, setelah naik 0.4 persen pada bulan Agustus. Kenaikan IHK terutama didorong oleh meroketnya harga Gasoline seusai gangguan produksi pasca badai di pabrik-pabrik pengilangan di area Gulf Coast. Namun demikian, inflasi pokok masih bergeming.
Walaupun IHK kelihatannya didorong naik oleh Gasoline, tetapi tekanan harga masih ringan, sebagaimana terlihat dari pembacaan IHK Inti (Core CPI) pada 1.7 persen di bulan September. IHK Inti mengecualikan komponen harga makanan dan energi yang volatile dalam perhitungannya. IHK Inti hanya naik 0.1 persen, sehubungan dengan lambatnya kenaikan harga sewa tempat tinggal, penurunan harga kendaraan bermotor baru, serta indeks perawatan kesehatan.
ACY menilai, pembacaan IHK Inti yang terus menerus rendah kemungkinan akan membuat khawatir para pejabat Federal Reserve yang telah terlibat dalam debat sengit mengenai laju inflasi. Akan tetapi, pimpinan FED Janet Yellen sudah mengatakan bahwa faktor-faktor temporer seperti pemangkasan harga oleh perusahaan-perusahaan telepon nirkabel, lah yang menahan laju inflasi.
Outlook Teknikal NASDAQ 100
Secara teknikal, indeks NASDAQ 100 meningkat ke 6101.7 pada 12:15 pm di Sydney. Untuk jangka panjang, ACY menilai indeks masih berada dalam Ascending Price Channel yang terbentuk mulai dari awal Februari tahun ini. Namun saat ini dengan Commodity Channel Index (CCI) 14 pada 101.3003 dan menunjukkan potensi overbought, terungkap oleh kemunduran CCI dari atas 100, yang dapat mengindikasikan sejumlah risiko potensial kemunduran kelak.
https://i.gyazo.com/625d0993caffb94268f3015ce3d01629.png
Chart 1: NAS100 Daily
Jika kita lihat pada outlook indeks berjangka waktu lebih pendek, pada chart 30 menit misalnya, kita bisa menemukan bahwa CCI juga menurun dari atas 100. Dalam hal ini, investor bisa mencari peluang untuk memasang posisi short pada indeks ini.
https://i.gyazo.com/14159ac36d6c48743e971c0c014be740.png
Chart 2: NAS100 M30
djamirunaje
17th October 2017, 04:49 PM
NZD/USD Menguat Setelah Pengumuman CPI
Kemarin (16/Oktober) telah dirilis Consumer Price Index (CPI) tahunan China dan New Zealand. CPI China bulan September 2017 mencapai angka year-on-year yang diekspektasikan pada 1.6%, lebih rendah dari laju year-on-year bulan Agustus pada 1.8%. CPI New Zealand year-on-year di kuartal tiga 2017 sedikit di atas prediksi, melonjak ke 1.9% versus ekspektasi 1.8%. Kenaikan CPI ini merupakan hasil dari Trade-Weighted Exchange Rate yang lebih kuat.
Akhir September lalu, Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) mengumumkan suku bunga tetap pada 1.75%, dan keinginan untuk memiliki Trade-Weighted Exchange Rate yang lebih rendah. Angka CPI kemarin telah bergerak ke arah yang berlawanan dengan ekspektasi bank sentral. Karenanya, dalam pandangan ACY, angka CPI ini boleh jadi akan mempengaruhi keputusan RBNZ untuk menyesuaikan kebijakan moneternya.
Outlook Teknikal NZD/USD
Dolar New Zealand telah menguat terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya karena rilis data CPI kemarin. Secara teknikal, dari outlook data jangka pendek 30M, NZD/USD bergerak dalam Ascending Channel yang sedang terbentuk. NZD/USD naik ke 0.71820 per 16 Oktober kemarin. Dengan melihat pada chart di bawah ini, Retracement akan terjadi ketika pasangan mata uang ini kembali menyentuh level support pada channel tersebut.
https://i.gyazo.com/92003558753367210b2b7c33c9ff2112.png
Chart 1 NZD/USD Pada Timeframe M30.
Jika kita melihat chart Daily untuk mengetahui outlook pada jangka yang lebih panjang, pasangan mata uang ini telah bergerak dalam Descending Channel yang terbentuk sejak Agustus. Namun, menurut ACY, trader masih dapat mencari posisi buy dalam beberapa hari ke depan, karena sudah mulai menyentuh resisten pada Channel tersebut, dengan indikator saat ini pada 48.5, dekat dengan garis median 50.
https://i.gyazo.com/9e0895d671910998be198dba1cc6404f.png
Chart 2 NZD/USD Pada Timeframe Daily.
djamirunaje
23rd October 2017, 01:21 PM
Yen Melemah Setelah Kemenangan Abe Dalam Pemilu
Yen memperpanjang pelemahan dan menurun ke titik terendahnya dalam lebih dari tiga bulan, setelah koalisi petahana Perdana Menteri Shinzo Abe mempertahankan mayoritas kursinya di parlemen pada Pemilihan Umum yang digelar hari Minggu lalu, mensinyalkan kelanjutan kebijakan-kebijakannya saat ini dalam belanja fiskal dan pelonggaran moneter.
Jepang Lanjutkan Abenomics
Yen kehilangan nilainya sebesar 0.82 persen dan ditutup pada 113.458 per Dolar pada hari Jumat. Meski kebijakan Abenomics yang meliputi pelonggaran moneter, stimulus fiskal, dan reformasi struktural, telah menyeret mata uang menjadi lebih lemah, Bank of Japan (BoJ) belum mencapai target kebijakannya untuk mendongkrak laju inflasi tahunan ke angka 2 persen.
"Hasil pemilu memperkuat ekspektasi untuk penunjukan kembali Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda atau seseorang dengan pandangan serupa dipilih sebagai gubernur berikutnya guna memperpanjang pelonggaran moneter saat ini, (sehingga) membuat USD/JPY lebih responsif pada setiap peningkatan yield obligasi AS," kata Yuji Saito, Direktur Eksekutif di Departemen Forex Credit Agricole CIB di Tokyo.
Walaupun Jepang telah mengalami enam kuartal pertumbuhan ekonomi secara berurutan di bawah kepemimpinan Abe, didorong oleh stimulus fiskal dan kebijakan moneter ultra-longgar, ia masih menghadapi tantangan dalam mengendalikan utang publik Jepang yang membengkak dengan mendorong kenaikan pajak penjualan lebih lanjut. Menurut sang PM, rencana kenaikan pajak penjualan yang dimaksudkan akan diadakan pada 2019 tersebut merespon kondisi gaji yang stagnan dan angkatan kerja yang semakin cepat menua. Di samping itu, Abe belum menemukan jalan keluar untuk mengalahkan deflasi, dengan laju inflasi rendah saat ini yang tercatat pada 0.7% di bulan Agustus.
Outlook ekonomi Jepang dalam jangka pendek dan jangka menengah adalah perpanjangan kebijakan moneter longgar yang akan terus mendorong optimisme dalam investasi dari pasar luar negeri dan domestik, serta melemahkan mata uang -hal mana membantu ekspor. Selaras dengan itu, harga-harga aset akan digerakkan oleh investasi yang lebih besar dan ekspor netto yang meningkat.
Senat AS Loloskan Anggaran
Senat AS meloloskan resolusi anggaran tahun fiskal 2018 dengan rekonsiliasi 51-49 pada hari Kamis, membuka pintu untuk masuknya kepemimpinan partai Republikan guna merombak kode pajak tanpa dukungan dari Partai Demokrat.
Ini adalah langkah besar bagi kebijakan Trump dalam mempersiapkan kesuksesan reformasi pajak, dan menyediakan bahan bakar untuk pertumbuhan ekuitas dan ekonomi berkelanjutan. Namun demikian, ACY mencatat sejumlah ekonom memiliki pendapat berbeda mengenai reformasi pajak, mengatakan bahwa momen pengurangan pajak boleh jadi berisiko karena defisit yang lebih tinggi akan meningkatankan tekanan fiskal atas pemerintah, hal mana berdampak negatif bagi prospek ekonomi jangka panjang.
Outlook Teknikal USD/JPY
Secara teknikal, menurut ACY, outlook USD/JPY yang lebih luas tetap konstruktif, tetapi menghadapi resisten signifikan pada Downward Trend Channel (Kanal Tren Menurun) yang terbentuk sejak awal tahun ini. Apabila gagal naik lebih tinggi, maka trader harus memantau hingga pair ini breakout di bawah level rendah 16 Oktober pada 111.66.
Alternatif lain, jika harga terus menanjak lebih tinggi, maka pair ini akan menguji level tinggi 10 Maret pada 115.502. Berdasarkan indikator CCI (14), USD/JPY telah melesat jauh di atas 100, sehingga mensinyalkan momen overbought signifikan saat ini.
https://i.gyazo.com/73c085a946b160348a1ef3f79970e010.png
Chart USD/JPY Daily
djamirunaje
26th October 2017, 03:16 PM
AUD/USD Setelah Rilis Indeks Harga Konsumen Australia
Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Australia dirilis pada Rabu, 25 Oktober. Data kuartalan tersebut telah naik 0.6% dan secara year-on-year menunjukkan 1.8%, padahal sebelumnya diperkirakan akan naik ke 2%. ACY mencatat bahwa kedua data itu berada di bawah angka ekspektasi.
Pengumuman CPI ini berdampak deflasioner pada Dolar Australia, sementara perekonomian menunjukkan situasi inflasi rendah. Tingkat suku bunga acuan (Official Cash Rate) juga akan tetap berada pada 1.5% hingga 2018.
Outlook dari chart 5 Menit pada AUD/USD secara teknikal telah jatuh 40 poin saat rilis CPI. Pasangan mata uang ini bergerak ke 0.7740 dan menunjukkan momentum bearish.
Dengan melihat outlook Daily, juga nampak sisa-sisa Descending Price Channel yang terbentuk sejak September. Posisi saat ini pada 0.77137 per tanggal 26 Oktober, pukul 2:25 pm waktu Sydney. Chart menunjukkan Relative Strength Index (RSI) yang sangat lemah pada 33.7, jauh di bawah garis median. Pasangan mata uang ini juga sudah menyentuh level Support dan kemungkinan akan menembus garis Support lebih lanjut. Posisi saat ini adalah pada Retracement 61.8%.
https://i.gyazo.com/8090bfa857fab40c80efec2f110460f8.png ('https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229')
Untuk jangka panjang, ACY memandang Buy bukanlah pilihan yang bagus, karena pair ini akan berada pada posisi bergerak ke bawah dan trader harus mencari peluang Sell. Sebaliknya, jika pair ini bisa menembus 0.78, maka dapat mengindikasikan sejumlah potensi untuk mundur dan barangkali ada sinyal Buy untuk trader.
https://i.gyazo.com/79600c28a8f3bdcac13d163f2e684cf8.png ('https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229')
djamirunaje
27th October 2017, 01:30 PM
Euro Kolaps Setelah ECB Perpanjang Program Pembelian Obligasi
Euro tumbang pada hari Kamis, hari terburuknya tahun ini versus Dolar AS, menyusul keputusan ECB (European Central Bank) untuk memperpanjang program pembelian obligasinya hingga September 2018, sehingga memupuskan peluang kenaikan suku bunga ECB tahun depan.
Kemarin, EUR/USD jatuh sebesar sekitar 0.01616, atau 1.37 persen, ke $1.16494, menghapus semua kenaikan yang dialaminya bulan ini. Sementara itu, Indeks Dolar AS meroket ke 94.550 di saat bersamaan, dengan potensi untuk menuju ke ronde apresiasi berikutnya.
ECB Pertahankan QE
Para trader ramai-ramai menjual Euro setelah ECB memperpanjang program pembelian obligasi selama sembilan bulan hingga September 2018, dan menyisakan beberapa peluang untuk memperpanjangnya lagi jika dibutuhkan. ACY juga mencatat, rencana program pembelian obligasi bulanannya telah dikurangi setengah menjadi 30 milyar Euro mulai Januari tahun depan.
Alih-alih sepenuhnya keluar dari Quantitative Easing (QE), pengurangan QE oleh ECB merupakan buah dari rendahnya tingkat inflasi di kawasan Euro. Sebelumnya ada ekspektasi pasar kalau bank sentral itu akan mengumumkan keluar dari QE tahun depan dan mendinginkan perekonomian untuk menghindari overheat. Namun Draghi, yang mengekspresikan optimisme tentang pertumbuhan Zona Euro di konferensi persnya, tetap berhati-hati menghadapi lesunya inflasi di wilayah ini yang membutuhkan stimulus besar dalam bentuk QE dari ECB.
Reformasi Pajak Trump
Dolar telah menanjak dalam beberapa hari terakhir ini karena optimisme atas pemangkasan Pajak Federal yang akan datang, serta spekulasi pasar kalau Presiden Trump akan memilih pimpinan Fed yang akan menaikkan suku bunga dengan laju lebih cepat dibanding pimpinan Fed saat ini, Janet Yellen.
Presiden Donald Trump menjanjikan reformasi pajak bagi rakyat Amerika dengan harapan kebijakan itu akan menciptakan pendapatan ekstra bagi perusahaan-perusahaan yang kemudian dapat diinvestasikan dalam bisnis mereka dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Sejumlah perusahaan AS mengatakan bahwa mereka akan menggunakan perolehan dari reformasi pajak untuk buyback saham, membayar utang, dan sejumlah tindakan lain yang baik bagi pemegang saham.
Tujuan pemangkasan pajak korporasi yang dilakukan pemerintahan Trump, mulai dari 35 persen hingga 20 persen, adalah untuk mendorong perusahaan-perusahaan multinasional membawa pulang profit yang dibuatnya di luar negeri, memberikan lebih banyak insentif untuk membangun pabrik-pabrik di Amerika Serikat daripada di luar negeri.
Outlook Teknikal EUR/USD
Secara teknikal, setelah penurunan tajam pada pasangan mata uang ini, EUR/USD sudah menembus level support terendah yang sebelumnya tercetak pada 17 Agustus. EUR/USD berkonsolidasi dalam Descending Price Channel sejak mulai akhir Agustus. Menurut ACY, apabila pair ini sukses menembus garis bawah Channel, maka bisa merosot dengan laju lebih cepat. Dengan Relative Strength Index (RSI) menunjukkan bahwa EUR/USD bergerak dalam tren menurun, maka pair ini sekarang berada dalam pasar bearish hingga menemukan support dalam pergerakan turunnya.
https://i.gyazo.com/187b279d64071fd48889d4c417918b69.png
Chart EUR/USD Daily
djamirunaje
30th October 2017, 05:16 PM
NASDAQ Capai Rekor Tinggi Di Tengah Tangguhnya Pertumbuhan Ekonomi
Pasar Saham AS melesat pada hari Jumat, sementara Indeks NASDAQ 100 menanjak lebih dari 2 persen, atau 123.5 poin ke 6208.3, sekaligus mencetak rekor penutupan tertinggi. Lonjakan ini terutama didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang solid, yang ditunjukkan oleh Gross Domestic Product (GDP) lebih baik dibanding perkiraan.
Dalam NASDAQ 100 pada hari Jumat, kenaikan tertinggi satu sesi diperoleh oleh Align Technology Inc (NASDAQ: ALGN) yang naik 16.24 persen, atau 32.96 poin ke harga penutupan 235.94. Amazon.com Inc (NASDAQ: AMZN) meningkat 13.22 persen atau 128.52 poin ke 1100.95, dan Intel Corporation (NASDAQ: INTC) naik 7.38 persen atau 3.05 poin ke 44.40 di akhir sesi.
Namun demikian, penurunan terparah di antaranya dialami oleh Expedia Inc (NASDAQ: EXPE) yang turun 15.99 persen, atau 23.56 poin ke penutupan pada harga 123.79, sementara Cerner Corporation (NASDAQ: CERN) merosot 8.43 persen atau 6.01 poin ke 65.31 dan Baidu Inc (NASDAQ: BIDU) melorot 8.15 persen atau 21.25 poin ke penutupan pada 239.37.
Menurut Departemen Perdagangan, GDP AS meningkat dalam laju tahunan 3.0 persen pada kuartal tiga, setelah berekspansi dalam laju 3.1 persen di kuartal sebelumnya. Perekonomian secara tak terduga telah mempertahankan laju pertumbuhan yang tangguh pada kuartal lalu, seiring dengan peningkatan investasi dan defisit perdagangan yang lebih rendah dan mengimbangi perlambatan akibat berbagai badai di bidang belanja konsumen dan konstruksi.
Seiring dengan didiskusikannya reformasi pajak Presiden Trump, ACY melihat para investor telah makin memperhitungkan efek pemangkasan pajak korporasi dalam saham-saham perusahaan AS. Hal ini mensinyalkan bahwa pemerintahan Trump hanya punya sedikit ruang untuk melakukan kekeliruan, karena jika Kongres yang dikendalikan oleh Partai Republik gagal meloloskan kebijakan ini, maka satu hal yang menentukan nasib Trump ini dapat mendorong aksi jual parah di pasar saham.
Saat ini, dengan pengetatan di pasar tenaga kerja telah mendorong tingkat inflasi mendekati target 2 persen, maka akan ada peluang lebih besar bagi Fed untuk menaikkan suku bunga pada bulan Desember, dan lebih cepat lagi di masa depan. Di sisi lain, kondisi suku bunga makin meninggi dapat meredam efek peraturan pajak apapun.
Para investor harus terus mengamati legislasi pajak yang akan diumumkan minggu depan, karena dapat menentukan arah pasar dalam waktu dekat. Secara teknikal, outlook yang lebih luas untuk NASDAQ 100 tetap dalam channel tren naik yang telah terbentuk sejak awal tahun ini. Setelah lonjakannya pada hari Jumat, NASDAQ 100 mendekati level atas pada channel tersebut, yang saat ini dapat dianggap sebagai resisten. Menurut ACY, jika gagal menembus lebih tinggi, maka indeks ini kemungkinan akan terus bergerak menelusuri channel ini.
https://i.gyazo.com/349984ff00fe2541963a5f4ecf751a05.png
Chart NASDAQ 100 Daily
djamirunaje
31st October 2017, 02:56 PM
EUR/USD Buka Peluang Sell Setelah Rapat Kebijakan ECB
Pada rapat kebijakan ECB minggu lalu tanggal 26 Oktober, Presiden ECB Mario Draghi mengumumkan pengurangan program pembelian aset bank sentral tersebut ke 30 milyar Euro per bulan mulai Januari 2018.
Bank Sentral ini juga tak merubah suku bunga fasilitas pinjaman marginal dan fasilitas deposit, masing-masing pada 0.25% dan -0.40%. Selain itu, ECB tetap mempertahankan kebijakan suku bunga nol (Zero-Interest Rate Policy/ZIRP). ECB tidak akan menaikkan suku bunga sementara menyelenggarakan program QE, dan ini mengindikasikan bahwa suku bunga kemungkinan tidak akan naik hingga setidaknya tahun 2019.
Dengan melihat respon EUR/USD setelah pengumuman ECB, ACY mencatat pasangan mata uang ini telah bergerak menurun. Pasangan mata uang ini telah diperdagangkan di level terendahnya dalam tiga bulan dan bergerak lebih rendah lagi akibat Krisis Catalan yang memilih kemerdekaan dari Spanyol sejak awal Oktober.
Di sisi Dolar AS, pekan ini ada pengumuman penting lainnya dalam kebijakan moneter AS yang juga akan mempengaruhi pasangan mata uang ini. Pasar telah mengekspektasikan tidak akan ada perubahan suku bunga, dan kemungkinan kenaikan hanya akan terjadi pada bulan Desember.
Secara teknikal, dengan melihat outlook intraday EUR/USD, pasangan mata uang ini berada pada 1.16365 per 31 Oktober. Pergerakannya nyaris mencapai level support pada Channel dan kemungkinan akan menemukan support pada 1.15290. Dalam penilaian ACY, level rendah Relative Strength Index (RSI 14) juga kelihatannya mensinyalkan outlook yang negatif dan pasar yang bearish. Bagi trader yang akan mentradingkan EUR/USD, maka dapat mencari posisi sell dalam beberapa hari ke depan.
https://i.gyazo.com/2e87b7059df7588e166b744994d9ff6c.png
EUR/USD Daily Chart
djamirunaje
1st November 2017, 02:48 PM
NZD/USD Setelah Rilis Data Ketenagakerjaan New Zealand
Tadi pagi (1/November) telah dirilis data ketenagakerjaan New Zealand. Angka aktual yang diumumkan tidak sesuai dengan angka yang diekspektasikan pasar, dan justru lebih baik dibanding perkiraan. Tingkat Pengangguran untuk Kuartal III telah menurun dari 4.8% menjadi 4.6%. Ini adalah level terendah sejak Desember 2008. Perubahan ketenagakerjaan untuk Kuartal III tahun 2017 juga meningkat ke 4.2% dari 3.1% pada Kuartal III tahun 2016. Angkanya naik 2.2% dibanding kuartal sebelumnya.
ACY mencatat, Dolar New Zealand menguat nyaris setengah persen terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya dan diekspektasikan akan ada kenaikan suku bunga pada tahun 2018, karena data yang dirilis menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi dibanding ekspektasi. Trader juga perlu memperhatikan pengumuman suku bunga Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) yang akan diumumkan minggu depan, 9 November. Dari sisi Dolar AS, akan ada pengumuman suku bunga FOMC hari ini dan pengumuman Presiden AS Donald Trump mengenai pimpinan Federal Reserve berikutnya.
Secara teknikal, outlook NZD/USD pada chart Daily menunjukkan bahwa pasangan mata uang ini masih dalam Channel tren menurun sejak Agustus. Harga bertolak di sekitar level 0.6850, dan jika tembus lebih rendah dari level 0.68, maka menampilkan kondisi bearish lagi. Saat ini, harga telah mencapai garis support pada Channel dengan RSI (14-Days) menampakkan outlook negatif, hanya 34.69 di bawah garis median 50.
NZD/USD Daily Chart
https://i.gyazo.com/94f775412a4a81ad1946dc5a4d466ef1.png
djamirunaje
2nd November 2017, 07:09 PM
Outlook EUR/USD Setelah Rilis Keputusan Rapat FOMC
Rapat FOMC pekan ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 1-1.25%, sesuai dengan ekspektasi analis. Tak ada pengumuman proyeksi ekonomi maupun konferensi Janet Yellen. Pasar dapat memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga hanya bisa terjadi di bulan Desember 2017 mendatang dan dalam tahun 2018.
Pekan ini, Presiden Donald Trump juga akan membuat keputusan mengenai siapa yang akan menjadi pimpinan Federal Reserve berikutnya. Sosok tersebut boleh jadi Ketua Fed sekarang, Janet Yellen; anggota Dewan Gubernur Fed, Jerome Powell; atau mantan anggota Dewan Gubernur Fed, Kevin Warsh. Yellen dan Powell akan menerapkan strategi yang mirip jika mereka dipilih untuk menjadi pimpinan Fed berikutnya. Mereka memiliki pandangan netral mengenai kebijakan moneter, berbeda dengan Kevin Warsh yang kemungkinan akan mengadopsi pendekatan hawkish.
Seusai rapat FOMC, ACY mencatat tak ada reaksi signifikan pada mata uang Dolar AS, karena keputusan tersebut mengemuka sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun demikian, pasangan mata uang EUR/USD diperdagangkan menurun ke 0.25% setelah pengumuman tersebut. Hal ini boleh jadi juga merupakan dampak dari pengumuman ECB minggu lalu yang memperpanjang program QE hingga tahun 2018.
Chart di bawah ini menunjukkan outlook EUR/USD pada chart Daily. EUR/USD berlanjut menciptakan pola Head and Shoulder, menembus neckline dekat level 1.670. Berdasarkan pantauan ACY, EUR/USD diekspektasikan menemukan support di sekitar 1.1600. Indikator Relative Strength Index (RSI) 14-Days masih dalam outlook negatif pada 42.06.
https://i.gyazo.com/2b6e12e76bae8e7e3c3f14ddc5ec3ef9.png ('https://web.facebook.com/acy.capital.bahasa/?_rdc=1&_rdr')
djamirunaje
6th November 2017, 12:47 PM
NAS100 Terus Gempur Rekor Setelah NFP AS Naik
Pasar Saham di Amerika Serikat terus membubung pada hari Jumat di tengah rilis data Non-farm Payroll dari Departemen Tenaga Kerja yang mengindikasikan para majikan di AS menambahkan karyawan dalam jumlah terbanyak dalam setahun, bangkit dari pelambatan yang dialami pada bulan September. Diantara tiga Pasar Saham Mayor, Indeks NASDAQ 100 terus mencetak rekor tinggi, meningkat sebanyak sekitar 0.61 persen dan ditutup pada 6282.8.
Indeks NASDAQ 100 Melonjak
Kenaikan di Pasar Saham tergerakkan oleh statistik ketenagakerjaan yang kuat; lantaran statistik menunjukkan tingkat pengangguran menyusut serta jumlah pengangguran dan tenaga kerja menurun, sehingga menciutkan Angkatan Kerja.
Di NASDAQ 100 pada hari Jumat, perolehan terbesar dalam sesi perdagangan didapat oleh MercadoLibre Inc (NASDAQ: MELI) yang naik 13.28 persen, atau 31.35 poin ke penutupan pada 267.35. Qualcomm Incorporated (NASDAQ: QCOM) naik 12.71 persen, atau 6.97 poin ke penutupan pada 61.81; dan Dentsply Sirona Inc (NASDAQ: XRAY) menanjak 5.95 persen, atau 3.64 poin ke 64.80 di akhir perdagangan.
Namun, diantara saham-saham dengan performa terburuk terdapat Discovery Communications C Inc (NASDAQ: DISCK) yang turun 5.35 persen, atau 0.87 poin ke penutupan pada 15.39, sementara Discovery Communications Inc (NASDAQ:DISCA) merosot 4.56 persen, atau 0.79 poin ke 16.52; serta Liberty Global PLC (NASDAQ: LBTYA) menurun 3.51 persen, atau 1.11 poin ke penutupan pada 30.51.
Kian Mendukung Kenaikan Suku Bunga
Kenaikan Payroll ke 261k, setelah hanya mencatat 18k di periode sebelumnya, mengindikasikan bahwa penurunan hanyalah dampak badai, sebagaimana diekspektasikan oleh Fed. ACY mencatat ketenagakerjaan bangkit kembali di restoran dan bar, sehingga ada tambahan 89,000 karyawan setelah berkurang 98,000 pada bulan September.
Dengan kenaikan Payroll rata-rata sebesar 162k dalam tiga bulan terakhir, laporan tenaga kerja secara luas menyediakan lebih banyak bukti bahwa perekonomian mendekati Maximum Employment, situasi di mana para pembuat kebijakan di Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunga di bulan Desember, untuk ketigakalinya tahun ini. Kemungkinan kenaikan suku bunga meningkat secara signifikan setelah Jerome Powell dinominasikan untuk menjadi ketua Fed berikutnya. Ia termasuk sosok yang kecondongan kebijakannya cukup sejalan dengan kebijakan Trump.
Reformasi Pajak Trump
Komite Keuangan Senat, yang tengah menggarap legislasinya sendiri, mentargetkan akan meluncurkan Undang-Undangnya pada akhir minggu depan. Presiden Donald Trump ingin reformasi pajak ini menjadi kemenangan pertamanya di lembaga Legislatif, tetapi jika rencana UU ini diloloskan oleh House of Representative -dimana sukses tidak dijamin akan tercapai- maka para wakil rakyat dari partai Republik di Senat AS akan menghadirkan rintangan yang lebih kuat.
Reformasi Pajak tak pelak akan meningkatkan profit korporasi AS, dan bisa membuat laporan keuangan mereka makin impresif. Namun demikian, secara berkesinambungan, Reformasi Pajak juga akan menaikkan defisit anggaran AS lebih dari $1.5 triliun dalam 10 tahun yang akan datang, menurut James Lankford, seorang senator partai Republik dari Oklahoma. Kenaikan defisit dan utang negara akan berbahaya dan berdampak buruk bagi perekonomian di masa depan.
Perombakan pajak akan membantu mendorong perekonomian dan pasar saham dalam jangka pendek. Namun untuk outlook yang lebih luas, ACY menilai jalur kenaikan suku bunga acuan boleh jadi mendinginkan pertumbuhan pasar saham, karena makin banyak investor akan mencari return yang lebih tinggi.
Outlook Teknikal NASDAQ 100
Secara teknikal, NASDAQ 100 telah mencapai titik resisten, yang diwakili oleh garis Channel atas. Indeks ini masih terus bergerak mengikuti Upward Price Channel yang terbentuk sejak awal tahun ini. Apabila Indeks ini mampu menembus lebih tinggi, maka para trader dapat menantikan kenaikan dalam jangka pendek. Alternatif lain jika Indeks berbalik menurun, maka kemunduran boleh jadi akan tetap di dalam Channel ini.
Chart 1: NAS100 Daily
https://i.gyazo.com/0e034dce4f6383ede9be9568e61c48cc.png
djamirunaje
7th November 2017, 03:21 PM
Implikasi Besar Untuk Minyak Seiring Game Of Thrones Di Arab Saudi
Pada hari Jumat, harga minyak memperpanjang reli. Harga mencapai level tertingginya dalam lebih dari dua tahun pada hari Senin ini, seiring dengan pengetatan pasar. ACY ('https://www.acy.com/landingpage/acy-advantages?=Seputarforex') mencatat minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 0.31% ke $55.81 per barel, sementara minyak mentah Brent naik 0.30% ke $62.26 per barel; masing-masing mencapai level tertinggi sejak Juli 2015.
Pemberantasan Korupsi Di Arab Saudi
Pada berita akhir pekan, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdel Aziz, mengumumkan pembentukan komite luar biasa yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, serta Ketua Komisi Investigasi dan Monitoring, Ketua Otoritas Anti-Korupsi Nasional, Ketua Biro Audit Umum, Jaksa Agung, serta Pimpinan Keamanan Negara.
Putra Mahkota Arab Saudi memperkuat posisinya dengan melakukan pemberantasan korupsi yang melibatkan penangkapan tokoh-tokoh terkemuka, termasuk keluarga kerajaan, menteri, dan investor, termasuk miliuner Alwaleed bin Talal serta pimpinan National Guard, Miteb bin Abdullah.
Langkah-langkah ini mewakili perkembangan politik yang mengejutkan di Arab Saudi, dan karenanya maka pasar mengekspektasikan tak ada perubahan cepat di negeri eksportir minyak mentah terbesar ini. Dengan kata lain, ACY ('https://www.acy.com/landingpage/acy-advantages?=Seputarforex') menilai Arab Saudi akan terus memperpanjang pemangkasan produksi minyak, sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
Ekstensi Kesepakatan OPEC
Harga minyak memperpanjang reli yang telah dimulai sejak awal Oktober, terutama digerakkan oleh harapan negara-negara produsen minyak akan menyepakati ekstensi pemangkasan output pada pertemuan yang digelar akhir bulan ini.
Berdasarkan kesepakatan awalnya, OPEC dan 10 negara non-OPEC lain yang dipimpin Rusia, setuju mengurangi produksi sebesar 1.8 juta barel per hari (bph) selama enam bulan. Kesepakatan tersebut diperpanjang pada Mei 2017 untuk periode sembilan bulan lagi hingga Maret 2018 dalam upaya untuk menyusutkan inventori minyak global serta mendongkrak harga minyak.
Para trader mengatakan, ada tanda-tanda pengetatan pasar dalam fundamental minyak. Perusahaan-perusahaan Energi AS memangkas jumlah sumur minyak sebanyak 729 pekan lalu, penurunan terbesarnya sejak Mei 2016.
Penurunan aktivitas pengeboran di AS terjadi seiring Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan Grup Non-OPEC yang dipimpin Rusia menjanjikan pemangkasan produksi minyak sebesar 1.8 juta barel per hari (bph), dalam rangka mengetatkan pasar.
Perjanjian untuk mengurangi produksi ini dijadwalkan berlangsung hingga Maret 2018, tetapi ada konsensus berkembang untuk memperpanjang kesepakatan ini. Dalam pandangan ACY ('https://www.acy.com/landingpage/acy-advantages?=Seputarforex'), diskusi akan terus berlangsung menjelang rapat 30 November, yang akan dihadiri para menteri perminyakan dari negara-negara OPEC dan non-OPEC yang berpartisipasi.
https://i.gyazo.com/ace19f8f43964a924d1d3393112fd2d3.png
djamirunaje
14th November 2017, 08:00 AM
ACY: Pounds Jatuh Karena Kepemimpinan PM May Dalam Bahaya
Sterling bergerak naik pada hari Jumat lalu, menanjak 0.35% dan ditutup pada 1.3191. Kenaikan Pound tersebut didorong oleh data Output Manufaktur Inggris yang lebih baik dibanding perkiraan.
Selain itu, Pound juga diuntungkan berkat pelemahan Dolar akibat Reformasi Pajak yang mengecewakan. Reformasi tersebut merupakan bagian dari paket lebih besar yang akan memangkas tingkat Pajak Korporasi dari 35 persen menjadi 20 persen, dan memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk secepatnya mengurangkan biaya investasi baru berupa peralatan dalam periode lima tahun, serta diharapkan akan menarik lebih banyak perusahaan memindah kantornya ke Amerika Serikat. Namun, nampaknya hal itu tak memungkinkan lagi.
ACY mencatat, Dolar bergerak menurun ke level terendah satu pekan terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya, di tengah bertumbuhnya keraguan mengenai kemampuan partai Republik untuk menggolkan perombakan pajak mereka tahun ini.
Namun demikian, pada hari perdagangan ini, Pound Inggris berada dalam tekanan baru dengan selip 0.5% ke $1.3120, setelah Times of London melaporkan pada hari Minggu bahwa 40 anggota Parlemen dari Partai Konservatif telah setuju menandatangani mosi tidak percaya pada PM Theresa May.
May tertekan karena jumlah anggota Parlemen yang tak mempercayainya terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir, sejak konferensi partai Konservatif di mana ia dihantam sejumlah krisis. Jika delapan orang wakil rakyat lagi menempatkan tanda tangan mereka dalam surat tersebut, maka akan memicu pergantian kepemimpinan di tubuh partai Konservatif.
Kabinet PM Theresa May digerogoti oleh beberapa skandal dan kekeliruan yang melibatkan menteri-menteri top-nya. Ia bahkan kehilangan dua menteri dalam sepekan. Dan, dengan tidak adanya kemajuan dalam negosiasi perpisahan dengan Uni Eropa, perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor telah memprediksi bahwa jika mereka meninggalkan Uni Eropa maka profit akan berkurang dan bisa mengarah pada PHK. Sejumlah perusahaan juga menyiapkan Emergency Plan untuk menghadapi kemungkinan dampak dari Brexit.
Pertemuan Uni Eropa berikutnya yang bertempat di Brussels pada 14-15 Desember akan menjadi deadline sesungguhnya bagi perundingan Brexit, dan Inggris berharap UE akan meluncurkan fase diskusi berikutnya. Di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi, ACY melihat para trader waspada mengenai perkembangan di masa depan.
Chart GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/1fd6f6a43cf30e951ded09dc0e867486.png
Secara teknikal, GBP/USD telah diperdagangkan di atas Moving Average 200-Day. Ini mensinyalkan Buy dalam sudut pandang jangka panjang. Namun demikian, GBP/USD sudah diperdagangkan di bawah Moving Average 30-Day selama beberapa hari, sehingga untuk trader jangka pendek, Sell bisa menjadi opsi yang lebih baik.
Level Support Penting:
• Support 1: 1.3111.
• Support 2: 1.3026.
Level Resisten Penting:
• R1: 1.3441.
• R2: 1.3320.
Pekan ini, Inflasi akan menjadi yang paling diperhatikan oleh pasar finansial global; dengan AS, Inggris, Zona Euro, dan Kanada sama-sama bersiap merilis data CPI. Para Investor juga akan berfokus pada Central Bank Communications Conference yang digelar oleh ECB; dengan diskusi panel antara pimpinan bank sentral Eropa, AS, Inggris, dan Jepang, menjadi sorotan.
djamirunaje
14th November 2017, 12:45 PM
ACY: Euro Terangkat Jelang Pertemuan Bank-Bank Sentral
Para Investor berfokus pada Central Bank Communications Conference yang digelar ECB hari ini; kalender ekonomi Eropa yang dipadati oleh rilis data GDP Jerman kuartal III (preliminer); update angka GDP Italia, Polandia, Hungaria, Republik Ceko, dan Belanda; sembari menantikan rilis berbagai data inflasi beberapa hari kemudian.
Pertumbuhan Ekonomi Jerman kuartal III diperkirakan akan tetap teguh pada 0.6 persen Quarter-on-Quarter (QoQ). Analis juga memperkirakan angka aktual GDP Italia naik ke 0.5% dari 0.4% QoQ di periode sebelumnya. Trader memandang positif perekonomian Uni Eropa, sebagaimana direfleksikan dalam survey ekspektasi ZEW bulan November. ZEW bulan November diekspektasikan mencapai 19.5, jauh di atas angka sebelumnya.
Sebagaimana diketahui publik, Yellen berencana menaikkan suku bunga pada bulan Desember. Fed Amerika Serikat telah menaikkan suku bunga sebanyak empat kali sejak tahun 2015, dan nampaknya cukup yakin akan menaikkannya lagi pada bulan Desember. Namun demikian, para trader lebih tertarik untuk mengetahui kebijakan-kebijakan mendatang, terutama ketika pasar berada di tengah ketidakpastian lantaran Reformasi Pajak AS. Selain itu, ketua Fed tersebut akan digantikan pada bulan Februari tahun depan; karena kebiasaannya untuk berhati-hati, maka trader tak mengharapkan banyak informasi dari Yellen dalam pertemuan ini.
Carney baru saja menaikkan suku bunga pada bulan November, tetapi alih-alih mendorong GBP naik, langkah tersebut justru mengakibatkannya melemah. Namun demikian, hal itu terutama karena peristiwa tak terduga berupa peningkatan mosi tidak percaya atas PM Theresa May, yang boleh jadi tidak akan berkurang dalam jangka pendek. Para trader masih terus memantau pergerakan selanjutnya.
ACY mencatat Bank of Japan tak memiliki rencana untuk merubah kebijakan dalam waktu dekat karena fakta-fakta masih jauh dari target inflasi dua persen.
Di sisi lain, meski Draghi dari ECB tidak berencana mengetatkan suku bunga hingga akhir tahun depan, tetapi perlu dicatat bahwa perekonomian Zona Euro bertumbuh dengan laju paling pesat dalam nyaris satu dekade. Para Analis memprediksi European Central Bank (ECB) akan bergerak secara bertahap ke posisi hawkish di tahun 2018.
Chart EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/900cc3b520c9fbf639d8b87003054b35.png
Secara teknikal, EUR/USD diperdagangkan di atas Moving Average 200-Day. Dapat dilihat dalam chart yang diambil ACY di atas. Hal ini mensinyalkan Buy dalam perspektif jangka panjang, di mana Euro bersiap untuk bergerak ke 1.1700 atau lebih tinggi lagi.
Level-level Support Penting:
S1: 1.1656
S2: 1.1662
Level-level Resisten Penting:
R1: 1.1668
R2: 1.1674
Walaupun sekarang indikator-indikator mensinyalkan beli, tetapi sulit untuk dikatakan dengan pasti, karena Presiden ECB Draghi bisa dengan mudah menjatuhkan mata uang Euro pada pidatonya hari Selasa, dengan menegaskan berbagai alasan mengapa kebijakan yang sangat akomodatif perlu dipertahankan. Dengan mempertimbangkan hal itu, para trader akan terus mengamati guna mengkonfirmasi bias bank-bank sentral.
djamirunaje
15th November 2017, 11:57 AM
EUR/USD Melonjak Dengan Tangguhnya Pertumbuhan Kawasan Euro
Euro mengalami kenaikan terbesar dalam lebih dari dua bulan, melesat sekitar 0.79% ke penutupan pada 1.17966 pada hari Selasa, lantaran Statistik Zona Euro menunjukkan performa pertumbuhan ekonomi yang tangguh. Lonjakan tersebut sudah nyaris menghapus semua penurunan yang diderita Euro dalam tiga pekan terakhir.
GDP Euro Meninggi, Dimotori Belanja Konsumen Dan Investasi
Kantor Statistik Uni Eropa mengkonfirmasi bahwa Gross Domestic Product (GDP) bertumbuh 0.6% dari Juli hingga September, dibanding kuartal sebelumnya. Sedangkan dalam basis year-on-year, pertumbuhan mencapai 2.5%, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang sebesar 2.3%, meski sebelumnya AS naik lebih cepat dibanding Zona Euro.
Performa tangguh pertumbuhan Zona Euro dimotori oleh negara ekonomi terbesarnya, Jerman, yang melaju lebih cepat di kuartal tiga, berkat melambungnya ekspor dan meningkatnya investasi peralatan perusahaan. Setelah penyesuaian musiman (seasonally adjusted), GDP Jerman naik 0.8% dalam satu kuartal, melampaui forecast konsensus pada 0.6%.
Selain itu, ACY mencatat, peningkatan permintaan domestik di Zona Euro juga memompa pertumbuhan, ditunjukkan oleh kenaikan belanja konsumen dan investasi. Diantara penggerak permintaan domestik, belanja konsumen di Kawasan Euro naik dari EUR1402.33 milyar di kuartal I ke EUR1402.33 milyar di kuartal II/2017; mempertahankan laju yang kencang sejak 2013.
Grafik 1: Belanja Konsumen Kawasan Euro.
https://i.gyazo.com/f97991765e31c0e13701d2cee72ec18c.png
Hasil survey ZEW (Riset Ekonomi Eropa) untuk sentimen ekonomi, yang mengevaluasi ekspektasi ekonomi masa depan untuk keseluruhan Zona Euro, telah ditetapkan pada 30.9, melampaui angka sebelumnya pada 26.7. Hal ini mengungkapkan bahwa pasar lebih optimis akan pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Para ekonom di Credit Suisse Group dan Oxford Economics Institute memiliki pandangan optimis mengenai perekonomian Zona Euro, yang telah memetik banyak keuntungan dari masa keemasannya, dengan ekspansi yang lebih tinggi dan laju inflasi relatif rendah.
Reformasi Pajak AS Menjadi Risiko Pasar
Outlook Reformasi Pajak di Amerika Serikat menempatkan sejumlah ketidakpastian di pasar, karena House of Representatives dan Senat tidak bisa mencapai konsensus mengenai perbedaan waktu implementasinya. Hasilnya adalah sejumlah penurunan di pasar saham dan nilai tukar Dolar. Apabila perombakan pajak tak bisa diloloskan Kongres dalam waktu dekat, tak pelak pasar akan berguguran.
Outlook Teknikal EUR/USD
Secara teknikal, ACY melihat EUR/USD berkonsolidasi dalam Descending Price Channel, yang dimulai sejak akhir Agustus. Namun demikian, kenaikannya baru-baru ini nampak membalik tren menurun dan menyentuh batas atas dalam Price Channel. Apabila berhasil menembus batas atas, maka trader perlu memantau resisten berikutnya untuk pair ini pada level tinggi tanggal 8 September di 1.20912.
Grafik 2: EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/145318f5bdfc34e38420e6d11974877d.png
djamirunaje
15th November 2017, 03:27 PM
ACY: Minyak Merosot Setelah IEA Padamkan Outlook Pasar
Harga minyak WTI merosot pada akhir perdagangan hari Selasa, jatuh secara signifikan dari $56.66 per barel ke $54.72 per barel. Penurunan sebesar 3.4 persen tersebut merupakan yang terburuk dalam dua pekan terakhir, sekaligus menjadi tiga hari berturut-turut harga minyak menurun, sejak Jumat. Minyak Brent juga terjun dari level tinggi harian pada $63.28 per barel ke $61.30 per barel, sebelum pasar ditutup.
Ekspektasi Harga Lebih Tinggi Bisa Jadi Tak Terealisasi
Minyak Mentah melangkah mundur karena IEA yang berbasis di Paris, menebarkan kabut gelap atas outlook pasar 2018. Dalam laporan pasar minyak bulanannya yang rilis di hari Selasa, IEA memangkas forecast permintaan minyaknya sebanyak 100,000 barel per hari (bph) untuk tahun ini dan tahun berikutnya, ke estimasi 1.5 juta bph di tahun 2017 dan 1.3 juta bph pada 2018. Dengan kata lain, ekspektasi industri minyak yang menginginkan harga minyak diperdagangkan lebih tinggi dan lebih stabil diantara $50-60 per barel, boleh jadi takkan terealisasi.
Reli harga minyak dimulai pada akhir Oktober, dengan harga telah beranjak hingga ke atas $60 per barel untuk pertama kalinya sejak tahun 2015. Harga terdorong signifikan, terutama disebabkan oleh gangguan distribusi dan tensi geopolitik sambung menyambung di Timur Tengah, khususnya gejolak di Arab Saudi minggu lalu. Namun demikian, pertumbuhan permintaan minyak kemungkina akan melambat dalam beberapa bulan ke depan, karena menghangatnya cuaca memangkas konsumsi energi.
Di samping perlambatan permintaan, ACY menilai ancaman terbesar bagi keseimbangan pasar adalah pertumbuhan suplai dari negara-negara non-OPEC. "Bahkan setelah pertumbuhannya mengalami pemangkasan moderat, produksi Non-OPEC akan mengikuti laju pertumbuhan tahun ini sebesar 700,000 bph, dengan tambahan 1.4 juta bph produksi di tahun 2018, dan permintaan tahun depan akan berhadapan dengan hal ini," ungkap IEA.
Outlook Minyak WTI
https://i.gyazo.com/7d0594c9466cb44c5fa66c4b405653c6.png
Pada chart WTICOUSD Daily, secara teknikal, ACY memandang reli jual masih menjadi preferensi. Harga WTI sudah diperdagangkan di atas Moving Average 30-Day selama beberapa hari, memberikan sinyal jual kuat sekarang. Posisi Long masih diperkirakan menarik bagi para buyer di atas $56, tetapi begitu harga menembus ke atas $57 secara agresif, maka aksi jual akan mengambil alih pasar.
Level Support Penting:
S1: 55.33
S2: 55.59
Level Resisten Penting:
R1: 55.85
R2: 55.11
EIA Amerika Serikat akan mempublikasikan data mingguan mengenai persediaan minyak dan gasolin nanti malam, dan laporannya akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pasar minyak bagi para trader.
djamirunaje
16th November 2017, 03:52 PM
ACY: Trader Amati Rilis Inflasi Kanada Bulan Oktober
Dolar Kanada bergerak lebih rendah terhadap Greenback pada hari Rabu, setelah CPI Inti Amerika Serikat dirilis pada 1.8 persen, lebih baik dibanding berkiraan 1.7 persen. USD/CAD naik 0.24% sepanjang hari, dengan pembukaan pada 1.2731 dan ditutup pada 1.2762, serta menyentuh 1.2789 dalam perdagangan Intraday.
Ketidakpastian NAFTA
Presiden Trump tiba di Amerika Serikat setelah turnya baru-baru ini di negara-negara Asia Pasifik. Ia membanggakan perjalanannya di Asia sebagai "sukses yang luar biasa" dan mengklaim bahwa "Amerika kembali" sebagai pemimpin dunia, sembari menegaskan lagi pesannya tentang "America First". ACY menilai, posisi proteksionisnya bisa mensinyalkan masalah bagi Kanada, karena Trump telah berjanji akan merenegosiasikan perjanjian perdagangan bebas NAFTA, yang mencakup perdagangan senilai lebih dari $1 triliun per tahun.
Pertemuan kelima diadakan di ibukota Meksiko, tetapi ini adalah pertemuan pertama yang tak dihadiri para menteri. Menurut pernyataan yang diterbitkan pada hari Rabu, baik Amerika Serikat, Meksiko, maupun Kanada, mengatakan bahwa menteri mereka takkan datang.
Sementara itu, para negosiator Meksiko mengusulkan agar North American Free Trade Agreement direview dengan ketat setiap lima tahun, berdasarkan pada apa yang terjadi dan efek apa yang timbul, dibanding mengikuti ide kadaluwarsa otomatis dari AS. Ketidakpastian mengenai NAFTA ini akan menjadi ancaman bagi masa depan ekonomi Kanada hingga jangka tertentu.
Inflasi Kanada Jadi Sorotan
Kanada akan merilis data Penjualan Manufaktur hari ini serta data Inflasi Konsumen bulan Oktober pada hari Jumat, sedangkan Amerika Serikat bakal mempublikasikan data Klaim Pengangguran dan Indeks Manufaktur Fed Philly pada Kamis ini. Data Inflasi Konsumen Kanada akan menjadi yang paling penting, dengan laporan diekspektasikan menunjukkan kenaikan 0.1 persen bulan lalu.
ACY mencatat Bank of Canada (BoC) telah membiarkan suku bunga tetap bulan lalu, sesuai ekspektasi, dan memperingatkan bahwa mereka akan terus pasang posisi hati-hati dalam mempertimbangkan langkah-langkah di masa depan, sehubungan dengan risiko-risiko dan ketidakpastian yang dihadapi perekonomian.
Outlook Teknikal USD/CAD
https://i.gyazo.com/0d97c9a2375fcecc8a898ea66a6bb365.png
Pada grafik, secara teknikal, "buy dips" (membeli saat tren naik harga terkoreksi turun) masih menjadi preferensi pasar, dengan kisaran Daily antara 1.2762-1.2777. Harga pada USD/CAD telah diperdagangkan di bawah Moving Average 200-Day selama beberapa pekan, sehingga sinyal beli kuat saat ini.
Level-level Support Penting:
S1: 1.2765
S2: 1.2768
Level-level Resisten Penting:
R1: 1.2771
R2: 1.2774
djamirunaje
17th November 2017, 05:46 PM
ACY: Harga Emas Masih Berkabut
Harga Emas beranjak naik pada hari Kamis dengan meningkat 0.03 persen dalam perdagangan Intraday, berada pada 1278.53 per ons setelah dibuka pada 1278.19 per ons. Emas diuntungkan oleh pergerakan sentimen pasar di tengah perdebatan yang terus berlanjut mengenai prospek inflasi AS tahun depan.
Harga Emas jatuh signifikan pada hari Rabu, setelah rilis data CPI. Data yang lebih baik dari ekspektasi itu mensinyalkan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal keempat tetap solid, sehingga memantapkan ekspektasi trader bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga untuk ketigakalinya tahun ini pada bulan Desember, sesuai rencana. Karena ketidakpastian di AS, harga Emas bergerak mundur di hari Kamis, naik tipis tetapi masih di bawah banyak tekanan. Apalagi, duet laporan Penjualan Ritel dan Inflasi yang dipublikasikan di hari Kamis, mendongkrak nilai Dolar, sehingga membebani harga Emas.
Berdasarkan kabar terbaru, US House of Representatives meloloskan pemangkasan pajak massal yang direncanakannya. ACY mencatat Greenback bergerak naik terhadap mata yang-mata uang mayor lainnya, segera setelah berita dirilis, menarik diri dari level rendah tiga pekan yang tercapai di sesi perdagangan sebelumnya. Indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang lainnya, melonjak 0.12 persen ke 93.93 dalam hari yang sama.
Namun, harga Emas pada hari perdagangan ini melawan perkiraan dan terus menanjak lebih tinggi, dengan dibuka pada 1278.72 per ons, serta menyentuh 1284.02 per ons, level tertinggi harian sejauh ini, pada pukul 1:30 waktu Sydney. Kenaikan harga terutama disebabkan trader menelaah hasil voting rencana pajak AS, sedangkan US Senate belum menyelenggarakan voting untuk rencana pajak berbeda yang dibuatnya. Karenanya, masih ada banyak ketidakpastian di Amerika Serikat, dan para trader cenderung pasif dalam memandang masa depan.
Grafik XAU/USD Daily
https://i.gyazo.com/ed1530c938bf4397a774ddd906d0b77c.png
Pada grafik, secara teknikal, "buy dips" (membeli saat tren naik harga terkoreksi turun) masih menjadi preferensi. Kisaran perdagangan harian akan berada diantara 1278.54-1284.21. Moving Average yang diterapkan ACY, menunjukkan sinyal buy kuat untuk saat ini.
Level-level Support Penting:
S1: 1281.29
S2: 1282.61
Level-level Resisten Penting:
R1: 1283.93
R2: 1285.25
"Outlook untuk Fed semestinya menjaga kemunduran Dolar relatif sementara saja," kata Omer Esiner, Pimpinan Analis Pasar di Commonwealth Foreign Exchange di Washington. Dengan ketidakpastian di Amerika Serikat dan isu laten Korea Utara, para trader perlu berhati-hati di pasar; pergerakan apapun bisa mendorong ataupun menjatuhkan harga Emas.
djamirunaje
20th November 2017, 05:17 PM
ACY: Euro Hadapi Masalah Setelah Lobi Jerman Gagal
Euro menyentuh level tertinggi tiap pekan pada minggu lalu, karena angka GDP yang lebih tinggi dari ekspektasi. Namun demikian, Euro anjlok terhadap Dolar pada hari Senin, setelah Angela Merkel menyatakan kegagalannya untuk membentuk pemerintahan baru. EUR/USD dibuka pada 1.1784 pada hari Senin, tetapi kemudian merosot secara luas ke 1.1721, level terendah harian sejauh ini (per pukul 3 pm waktu Sydney). Euro jatuh lebih dari 0.5% dalam perdagangan intraday terhadap Greenback, akibat kerisauan mengenai ketidakpastian politik di negara ekonomi terbesar di Zona Euro tersebut.
Setelah 12 tahun memegang posisi sebagai Kanselir Jerman, Merkel telah menjadikan dirinya sebagai tonggak stabilitas Eropa di masa krisis. Ia mengatakan bahwa ia akan terus bertahan dan berkonsultasi dengan Presiden Jerman mengenai apa yang akan terjadi berikutnya, pada hari Senin. "Beritanya negatif bagi Euro, tetapi implikasi jangka panjangnya belum jelas," kata Mansoor Mohi-uddin, Pimpinan Strategi Mata Uang di Natwest Markets di Singapura, sebuah unit di bawah Royal Bank of Scotland Group Plc.
ACY menilai, peristiwa ini menunjukkan bahwa negara-negara Eropa masih terkekang dalam kaitannya dengan panggung global. Hal ini jelas akan mempengaruhi segalanya, mulai dari kebijakan terhadap Uni Eropa, Turki dan Rusia, hingga belanja pemerintah dan pemangkasan emisi karbon. Akibatnya dapat membuat Euro berkabut dalam jangka panjang.
Secara teknikal, pada grafik, reli jual masih menjadi preferendi dalam grafik empat jam berikut ini (grafik 1), sebagaimana diindikasikan oleh RSI dan MACD.
Grafik 1: EUR/USD 4H
https://i.gyazo.com/b8e999962bebd55459b232205e24525b.png
Namun demikian, pada grafik Daily (grafik 2), sinyal beli kuat lebih menonjol, dengan sejumlah saran berikut dari ACY.
Level-level Support Penting:
S1: 1.1752
S2: 1.1631
Level-level Resisten Penting:
R1: 1.1856
R2: 1.1781
Grafik 2: EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/aec397bea8ca3de85f21f8e8fbde4f52.png
Euro boleh jadi berada dalam masalah saat ini. Namun, Dolar telah bergerak menurun baru-baru ini dikarenakan ketidakpastian mengenai reformasi pajak. Para trader berhati-hati mengenai pergerakan lebih lanjut, dan setiap kemungkinan penundaan reformasi pajak bisa mengancam Greenback menuju tren menurun.
Sebagai disebutkan sebelumnya, Euro mendapatkan Support kuat baru-baru ini, terutama dikarenakan bagusnya performa data ekonomi. Selain itu, sebagian juga dikarenakan spekulasi kalau European Central Bank (ECB) akan mulai bersuara lebih hawkish mengenai outlook kebijakan moneternya, sehingga memberi trader lebih banyak keyakinan pada Euro. Malam nanti, Presiden ECB Draghi akan memberikan pidato di Brussels, dimana ia boleh jadi akan memberikan sedikit pencerahan mengenai tren Euro di masa depan.
djamirunaje
21st November 2017, 01:16 PM
ACY: Kenaikan Dolar Menekan Harga Emas Ke Terendah Dalam Sepekan
Pada hari Senin, harga Emas terpuruk sebanyak 1.24 persen, dengan pembukaan pada $1292.60 per ons dan ditutup pada $1276.61 per ons, bahkan lengser lebih rendah lagi ke $1274 per ons dalam perdagangan intraday.
Dikarenakan besarnya ketidakpastian di Amerika Serikat dan tensi geopolitik yang tak terselesaikan, harga emas tetap berada dalam trading range yang terbatas dalam sebulan terakhir, bergerak antara level rendah $1260.61 per ons hingga level tinggi $1296.93 per ons. Para Buyer langsung beraksi begitu harga jatuh ke bawah $1270, dan kemudian aksi jual berlangsung begitu harga bergerak mendekati $1290, sehingga harga terus berfluktuasi.
Pada hari Senin, kejatuhan harga terutama diakibatkan oleh tekanan dari penguatan Dolar. ACY mencatat Greenback diuntungkan oleh krisis di Jerman, dan menyentuh level tertingginya dalam sepekan terhadap sekelompok mata uang mayor lainnya.
Senin kemarin, Kanselir Angela Merkel mengatakan bahwa ia lebih memilih untuk diadakannya pemilu baru dibanding memimpin pemerintahan minoritas (Minority Government). Keprihatinan mengenai masa depan kepemimpinannya melektakkan perekonomian Jerman -yang notabene merupakan ekonomi terbesar di Zona Euro-- dalam kondisi krisis.
Euro segera jatuh setelah kabar beredar; merosot lebih dari 0.5% terhadap Dolar pada hari yang sama. Dolar kemudian diuntungkan dari penurunan ini. Indeks Dolar naik sebesar 0.31 persen ke 94.01 dalam perdagangan intraday. Di sisi lain, para trader lebih positif terhadap prospek suku bunga AS lebih tinggi di bulan Desember. Kuatnya ekspektasi kalau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga, menekan harga Emas ke level rendah baru.
Grafik 1: XAU/USD H1
https://i.gyazo.com/9f6575bc9e20da9a17b66b3f34ebf56b.png
Pada grafik Hourly, secara teknikal, indikator mensinyalkan Sell. Namun demikian, pada grafik Daily, Buy masih menjadi preferensi. Berikut saran ACY terurai di bawah ini.
Level-level Support Penting:
S1: 1278.23
S2: 1279.45
Level-level Resisten Penting:
R1: 1280.67
R2: 1281.89
Grafik 2: XAU/USD Daily
https://i.gyazo.com/6b8f199848d1d85a98ff7a9e6877646f.png
Secara keseluruhan, dengan meningkatnya kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember, harga Emas saat ini sensitif pada pergerakan naik, karena Dolar yang lebih kuat membuat Emas menjadi lebih mahal untuk dimiliki trader. Para Trader kini mengamati rapat Federal Reserve pada 12-13 Desember, dengan harapan memperoleh outlook yang lebih jelas mengenai harga Emas.
djamirunaje
22nd November 2017, 01:36 PM
ACY: Euro Rebound Karena Draghi Yakin Inflasi Tinggi
Euro menanjak sedikit terhadap Dolar AS, tepat setelah mengalami anjlok besar-besaran akibat kegagalan Jerman membentuk pemerintahan baru. EUR/USD naik sekitar 0.05 persen dan ditutup pada $1.17374 pada hari Selasa di tengah pidato Presiden ECB Draghi di Brussels. Ia kemungkinan akan terus melanjutkan kebijakan moneternya saat ini untuk menangani rendahnya inflasi saat ini.
Draghi Pertahankan Kebijakan Moneter Longgar
ACY mencatat, kondisi ketenagakerjaan di Kesatuan 19 Negara menyentuh rekor tinggi, sementara pengangguran jatuh ke level terendah sejak 2009. Satu hal yang perlu disebutkan adalah Tingkat Partisipasi, yang mengukur berapa banyak orang yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan, telah naik dua persen di atas level sebelum krisis, didorong oleh keterlibatan wanita dan warga berusia lebih tua di dunia kerja. Hal ini mengindikasikan performa ekonomi yang lebih tangguh.
Namun demikian, Draghi telah lama frustasi menghadapi betapa kecil kenaikan gaji yang didapat oleh para pekerja, kemungkinan karena tuntutan gaji mereka didasarkan pada rendahnya inflasi dalam beberapa tahun terakhir, atau karena mereka mengkhawatirkan keamanan kerja. Ia mengatakan, dengan menurunnya pengangguran, maka inflasi pada akhirnya akan naik di wilayah Euro, meski tak banyak tanda-tanda itu untuk saat ini, dengan absennya bukti yang menunjukkan perbaikan ketenagakerjaan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan gaji, sebagaimana bisa dilihat pada chart di bawah ini.
Chart 1: Hubungan Antara Pertumbuhan Gaji Dan Jumlah Orang Bekerja
https://i.gyazo.com/85ac39b21a9350374050fb77d390af7f.png
Ketimbang mengkhawatirkan tingkat inflasi yang lemah, Draghi mengatakan mereka percaya bahwa basis inflasi kelak akan berubah. Hal ini ditunjukkan dengan rekalibrasi ECB pada program pembelian obligasinya, yang akan dikurangi dari 60 milyar Euro ke 30 milyar Euro per bulan, mulai tahun depan.
Secara keseluruhan, kebijakan moneter longgar di kawasan Euro, termasuk suku bunga rendah, Quantitative Easing, dan kebijakan lainnya, akan tetap dipertahankan dalam waktu lebih lama hingga tingkat inflasi mencapai target dua persen.
Outlook Teknikal EUR/USD
Secara teknikal, situasi mirip dengan apa yang telah disampaikan ACY sebelumnya. EUR/USD masih bergerak dalam Downward Price Channel yang terbentuk sejak bulan Agustus. EUR/USD mundur setelah gagal menembus batas atas channel, tetapi nampaknya pasangan mata uang ini akan mencobanya lagi kelak.
Outlook yang lebih luas untuk EUR/USD didukung dengan analisa menggunakan Fibonacci Retracement, yang mengungkap bahwa harga saat ini diperkuat oleh 1.17304 (Retracement 23.6%). Apabila EUR/USD gagal bertahan di level ini, maka penurunan lebih lanjut bisa terjadi dalam waktu dekat.
Chart 2: EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/90b348979cea304064b5c7fd16960d45.png
djamirunaje
28th November 2017, 07:14 PM
ACY: S&P 500 Meningkat Di Tengah Kenaikan New Home Sales
Semua bursa ekuitas Amerika Serikat meningkat pada hari Senin kemarin, dengan S&P 500 naik nyaris 0.05% setelah menyentuh level tertinggi historis pada sekitar pukul 16:30 (GMT+2), seusai Presiden Donald Trump mendorong pengesahan UU Pajak secara menyeluruh.
Dalam S&P 500 pada hari Senin, kenaikan terbesar satu sesi dialami oleh Newell Brands Inc (NYSE: NWL), yang naik 5.01 persen atau 1.42 poin ke harga penutupan pada 29.79. Signet Jewelers Ltd (NYSE: SIG) naik 4.92 persen, atau 2.45 poin, ke penutupan pada 52.25; serta Illumina Inc (NASDAQ: ILMN) naik 4.18 persen, atau 8.98 poin ke 223.84 di akhir perdagangan.
Namun demikian, performa terburuk diantaranya mencakup Western Digital Corporation (NASDAQ: WDC), yang menurun 6.71 persen, atau 6.23 poin ke harga penutupan pada 86.55. Kemudian Marathon Oil Corporation (NASDAQ:MRO) merosot 4.30 persen, atau 0.65 poin ke 14.48; serta Newfield Exploration Company (NYSE: NFX) menurun 3.42 persen atau 1.05 poin ke penutupan di 29.69.
Trump Promosikan Rancangan UU Pajak
Sejak Trump menjabat sebagai Presiden pada bulan Januari, ia dan rekan-rekannya dari partai Republik belum menerbitkan undang-undang besar apapun di Kongres, meski telah mengendalikan Parlemen dan White House. Karenanya, partai Republik bersegera membawa rancangan UU Pajak untuk voting di Senat, kemungkinan pada hari Kamis.
Perombakan kodifikasi pajak dipandang oleh para anggota partai Republik sebagai kesempatan terakhir mereka untuk mencatatkan pencapaian legislatif pada tahun 2017, yang bisa memenangkan dukungan kembali untuk pemilu tahun depan.
Trump bercuit, "UU Pemotongan Pajak terbentuk dengan sangat baik, dukungan besar. Hanya dengan sedikit perubahan, sejumlah hitungan matematis, kelas menengah dan penyedia lapangan kerja, bisa mendapatkan lebih banyak dolar dan simpanan secara aktual dan melewati provisi menjadi lebih mudah dan berfungsi sangat baik!"
Terlepas dari outlooknya yang cerah, sejumlah ekonom masih mengkhawatirkan Undang-Undang tersebut dan dampaknya pada utang dan defisit AS, yang mengancam perekonomian dalam jangka panjang. Di samping itu, tekanan lebih besar pada utang pemerintah, kemungkinan akan membuat perawatan kesehatan menjadi tak terjangkau bagi masyarakat.
Departemen Perdagangan AS melaporkan New Home Sales naik 6.2 persen ke tingkat 685,000 unit secara tahunan (seasonally adjusted) pada bulan Oktober, level tertingginya sejak Oktober 2007. Laju penjualan bulan September direvisi turun ke 645,000 unit dari 667,000 unit pada laporan sebelumnya.
New Home Sales dipandang sebagai indikator leading dan mensinyalkan outlook yang positif bagi perekonomian nasional. Dalam pandangan ACY, laju pertumbuhannya yang tercepat dalam satu dekade, memberikan sinyal yang bagus bagi konstruksi perumahan.
Outlook Teknikal S&P 500
Outlook jangka panjang bagi S&P 500 untuk saat ini bergerak dalam Ascending Price Channel yang sedang terbentuk, bermula sejak awal tahun ini. Posisinya dekat dengan batas atas Price Channel, dan nampak berkonsolidasi dari penyempitan antara batas atas dan Moving Average 20-day.
Sementara itu, ACY mencatat, outlook jangka pendek dalam chart 30 menit nampak menurun untuk saat ini. Apabila indeks menembus ke bawah level rendah 27 November pada 2596.8, maka loss lebih jauh bisa jadi akan dilihat oleh investor.
Chart 1: SPX500 Daily
https://i.gyazo.com/294331a1617a3d0ff57fb742d3526d3f.png
Chart 2: SPX500 M30
https://i.gyazo.com/322a78b76cdcbfbeb994a53a27e2117a.png
djamirunaje
29th November 2017, 05:43 PM
US30 Melesat Ke Rekor Tinggi Di Tengah Kemajuan Reformasi Pajak
Pasar saham AS melesat ke rekor tinggi pada hari Selasa, dengan US30 membubung lebih dari 1.08 persen, di tengah besarnya kemajuan reformasi pajak di Senat. Kemajuan tersebut menghapus sebagian pengaruh peluncuran misil Korea Utara dini hari ini.
Dalam US30 di hari Selasa, kenaikan terbesar dialami oleh JPMorgan Chase & Co (NYSE: JPM), yang menanjak 3.50 persen, atau 3.43 poin ke harga penutupan di 101.36. Verizon Communications Inc (NYSE: VZ) naik 2.43 persen, atau 1.16 poin ke penutupan pada 48.82; sedangkan Cisco Systems Inc (NASDAQ: CSCO) naik 2.33 persen, atau 0.86 poin ke 37.73 di akhir perdagangan.
Namun demikian, penurunan terbesar diantaranya diderita Apple Inc (NASDAQ: AAPL), yang merosot 0.59 persen, atau 1.02 poin ke harga penutupan pada 173.07. ACY mencatat Coca-Cola Company (NYSE: KO) menurun 0.15 persen, atau 0.07 poin ke 45.83; sedangkan Nike Inc (NYSE: NKE) merosot 0.08 persen, atau 0.05 points to close at 59.58.
Percepat Proses Jelang Voting
Komite Anggaran Senat, tanpa diskusi apapun, dengan cepat menyetujui legislasi dalam Party-Line Vote yang menyisihkan partai Demokrat. Atas kesuksesan aksi komite tersebut, White House menyebutnya, "sebuah langkah penting untuk meloloskan reformasi dan pembebasan pajak historis."
Presiden Trump dan rekan-rekannya dari partai Republikan bergerak cepat untuk memajukan legislasi pajak mereka yang kompleks ke voting Senat yang diharapkan terjadi pada hari Kamis. Ini dianggap sebagai satu-satunya legislasi besar yang potensial di Kongres untuk membantu mereka memenangkan dukungan kembali dalam pemilu tahun depan.
Korea Utara mengakhiri periode tenang selama dua bulan, dengan meluncurkan misil balistik antar benua dekat Jepang. ACY menilai, hal ini menyajikan ancaman bagi pasar saham AS, tetapi terhapus oleh rencana reformasi pajak.
Indeks Keyakinan Konsumen Melesat
Indeks Keyakinan Konsumen AS meningkat 3.3 poin ke angka 129 bulan ini, mendekati level tinggi 17 tahun, digerakkan oleh pasar tenaga kerja yang tangguh, sementara harga perumahan meningkat tajam di bulan September, sehingga semestinya menopang belanja konsumen dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun demikian, outlook pertumbuhan jangka pendek dinodai oleh data lain pada hari Selasa yang menunjukkan peningkatan defisit perdagangan di bulan Oktober dan penurunan akumulasi inventori. Kesenjangan perdagangan yang lebih besar dan lemahnya investasi inventori, memicu para ekonom untuk memangkas estimasi GDP kuartal IV mereka.
Outlook Teknikal Indeks US30
Secara teknikal, outlook jangka pendek Indeks US30 pada chart 30 Menit masih menantikan pemilihan arah yang baru setelah lonjakan ke level tinggi. Apabila Indeks ini bergerak lebih tinggi ke rekor 23832.2, maka kenaikan lebih lanjut dimungkinkan terjadi. Jika tidak, maka apabila bergerak ke level yang lebih rendah, investor bisa mencari support berikutnya pada level tinggi 28 November pada 23753.9.
Grafik US30 Dalam Timeframe 30 Menit
https://i.gyazo.com/0557c0de724f0efe7e6de314289bbaa9.png
djamirunaje
4th December 2017, 05:03 PM
Minyak Melonjak Lantaran OPEC Perpanjang Pemangkasan Suplai
Pada hari Jumat, harga Minyak Mentah melonjak dan mengalami kenaikan terbesar dalam sepekan, sebanyak 1.69% ke penutupan pada $58.131 per barel, sehingga menghapus sebagian penurunan di pekan sebelumnya.
Kini, sehari setelah OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, memperpanjang pembatasan suplai hingga akhir tahun depan. Hal yang disukai investor adalah, kesepakatan pembatasan suplai ini kemungkinan akan menentukan arah pergerakan harga minyak hingga tahun depan.
Sejumlah produsen minyak penting, misalnya Libya dan Nigeria, bergabung dengan kesepakatan ini untuk pertama kalinya. Arab Saudi dan Rusia setuju untuk memimpin para partisipan lainnya mengkonfirmasi kuota yang ditentukan masing-masing.
Pada hari Kamis di Wina, Khalid Al Falih, Menteri Energi Arab Saudi, mengatakan negaranya bermaksud untuk menjalankan disiplin produksi minyak di 2018 dalam level yang sama dengan tahun ini. Sedangkan ACY mencatat, Menteri Energi Rusia, Alexander Novak, mengatakan mereka akan berjumpa setiap dua-tiga bulan untuk menganalisa dampak pemangkasan ini pada suplai global.
"OPEC telah melaksanakan dengan baik tugas mereka menyampaikan aksi-aksi yang akan dilakukan. Ada lebih sedikit ketidakpastian mengenai arah kemana mereka menuju," kata Mark Watkins, seorang Manajer Investasi Regional di US Bank Wealth Mangement yang berbasis di Utah, "Lebih dari apapun, ini membantu memberikan landasan yang lebih kuat bagi harga minyak."
Sebaliknya, sebuah ketidakpastian besar berpotensi mengancam hasil pemangkasan suplai. Yaitu, produksi minyak AS kemungkinan menanjak sejuta barel per hari lagi sebelum akhir tahun 2018, sebagai akibat dari ekstensi kesepakatan OPEC. Demikian menurut Barclays Plc. Hal ini akan menjadi risiko di batas bagi suplai minyak mentah, jika harga terus meningkat.
UBS Group AG juga mengatakan bahwa kenaikan harga minyak lebih lanjut "kemungkinan akan memicu produksi minyak Shale AS lebih lanjut, karena lead time yang lebih singkat."
Outlook Teknikal Minyak WTI
Secara teknikal, WTI (West Texas Intermediate) bergerak dalam Uptrend Price Channel yang terbentuk sejak awal April, dengan menyentuh batas atas Channel yang mewakili resisten kunci pada saat ini. Apabila WTI sukses menembus ke atas, maka kenaikan lebih lanjut bisa terjadi, dan investor perlu berhati-hati menghadapi level tinggi 61.555 yang sebelumnya tercapai pada 6 Mei 2015. Level tersebut akan menjadi penghalang berikutnya bagi kenaikan harga minyak.
Sementara itu, ACY melihat Relative Strength Index (RSI) berada pada level yang cukup tinggi, meski tren dalam beberapa bulan terakhir menampakkan downtrend. Oleh karena itu, prospek jangka pendek bagi harga bisa menghadapi resisten kunci.
Chart WTICOUSD Pada Timeframe Daily
https://i.gyazo.com/52a36096ce1b49b79e355205fd706331.png
djamirunaje
5th December 2017, 02:07 PM
Indeks NASDAQ 100 Anjlok, Diseret Saham High-Tech
Indeks Nasdaq 100 berakhir dengan penurunan signifikan sebesar 1.05% dan ditutup pada harga 6259.6, setelah menyentuh level tinggi intraday di awal hari perdagangan. Saham-saham perbankan dan peritel melesat, sedangkan saham-saham perusahaan teknologi merosot, karena investor menyesuaikan portofolio mereka dalam rangka memetik keuntungan dari pemotongan pajak korporasi yang diharapkan akan terealisasi.
Dalam indeks Nasdaq 100 pada hari Senin, kenaikan terbesar dialami oleh Discovery Communications Inc (NASDAQ: DISCA), yang naik 7.14 persen, atau 1.39 poin ke harga penutupan di 20.85. O'Reilly Automotive Inc (NASDAQ: ORLY) naik 6.82 persen, atau 15.99 poin ke penutupan pada 250.39. Sedangkan Discovery Communications C Inc (NASDAQ: DISCK) naik 6.09 persen, atau 1.12 poin ke 19.52 di akhir perdagangan.
Kemerosotan terbesar diderita Align Technology Inc (NASDAQ: ALGN), yang merosot 11.13 persen, atau 28.27 poin ke penutupan pada 225.80. Sedangkan Intuitive Surgical Inc (NYSE: ISRG) menurun 6.73 persen, atau 26.71 poin ke 369.95; dan Adobe Systems Incorporated (NYSE: ADBE) berkurang 6.17 persen, atau 11.08 poin ke penutupan pada 168.44.
Mengapa Pengesahan UU Pajak Berimbas Pada Saham High-Tech?
Alasan terbesar mengapa diloloskannya UU Pajak di Senat berdampak buruk pada saham-saham teknologi adalah karena masih memuat pajak minimal alternatif korporasi, yang terutama pentung bagi industri High-Tech di Kalifornia. Di samping itu, investor membutuhkan dana untuk membeli saham perbankan, department stor, dan lainnya yang dinilai mendapatkan keuntungan dari pajak yang lebih rendah, sehingga memilih menjual saham-saham teknologi yang telah menjadi relatif lebih mahal seusai kenaikannya tahun ini.
Setelah House of Representative dan Senat mengesahkan UU Pajak mereka masing-masing, langkah berikutnya, mereka perlu merekonsiliasi perbedaan-perbedaan mereka. Undang-undang final diharapkan bisa diselesaikan sebelum akhir tahun ini dan dikirim ke meja Presiden Trump.
Undang-undang versi Senat dan House memiliki satu fitur besar yang sama: Keduanya sama-sama memangkas tingkat pajak korporasi dari 35 persen menjadi 20 persen. Ini sebuah langkah historis dalam pengenaan pajak perusahaan, sementara umumnya orang Amerika mendukung kenaikan pajak atas korporasi. Namun, ada beberapa perbedaan besar pula, termasuk mengenai seberapa permanen perombakan pajak ini. UU versi House menetapkan perubahan kodifikasi pajak individual secara permanen; sedangkan UU versi Senat akan mulai mengurangi ekspektasi pasar tahun depan, dan memungkinkan kebanyakan provisi penting untuk kadaluwarsa setelah 2025, sesuai dengan peraturan Senat yang membatasi seberapa besar sebuah undang-undang akan bisa meningkatkan defisit negara.
ACY menilai, outlook jangka pendek dan jangka panjang bagi saham-saham AS akan positif lantaran stimulus ekonomi dari UU Pajak yang baru. Namun dalam jangka pendek, sebuah risiko potensial masih ada, yaitu perbedaan antara UU versi House dan Senat yang belum mencapai konsensus.
Outlook Teknikal NAS100
Secara teknikal, terlepas dari penurunannya kemarin, Indeks Nasdaq 100 masih bergerak dalam Ascending Price Channel yang terbentuk sejak awal tahun ini. Indeks tak nampak akan keluar dari Channel dalam beberapa hari mendatang.
Ketika ACY menganalisa dengan Ichimoku; setelah kemunduran signifikan, indeks bisa menemukan support pada Kijun Sen yang mewakili Moving Average 50-Day. Apabila Indeks dapat menembus lebih rendah lagi, maka penurunan lebih lanjut, dan ini perlu lebih diwaspadai oleh investor.
https://i.gyazo.com/eb132cf08587412f8974a84e5c4113cf.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
7th December 2017, 03:22 PM
Harga Minyak Jatuh Karena Kebutuhan Pengilangan Berkurang
Minyak Mentah mengalami hari terburuknya dalam dua bulan, karena kenaikan persediaan gasolin di tanki-tanki penyimpanan Amerika Serikat mensinyalkan bahwa pabrik-pabrik pengilangan akan membutuhkan lebih sedikit pasokan Minyak Mentah. Harga Minyak Berjangka West Texas Intermediate (WTI) melorot sekitar 2.6 persen dan ditutup pada $55.839, sementara harga gasolin tumbang ke level terendahnya dalam nyaris tujuh pekan.
US Energy Information Administration (EIA) mengatakan bahwa inventori gasolin Amerika naik sebanyak 6.78 juta barel pekan lalu, jumlah terbesarnya sejak bulan Januari; melampaui estimasi dalam survei Bloomberg sebelumnya dan membayangi penurunan pekanan ketiga yang dialami persediaan minyak mentah. Sementara itu, peningkatan laju operasional pabrik-pabrik pengilangan di AS untuk pekan ketujuh berturut-turut, telah berkontribusi pada meluapnya suplai yang dikirim ke tanki-tanki penyimpanan.
Walau persediaan gasolin AS biasanya meningkat pada periode ini, tetapi kenaikan pekan lalu "lebih besar daripada yang diekspektasikan orang-orang," kata Craign Bethune, seorang Manajer Portfolio Senior di Manulife Asset Management, via telepon, "Tak bisa menghindar dari itu."
Bulan lalu, ACY mencatat harga Minyak mencapai level tertinggi $59 per barel untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2015, karena pemangkasan produksi oleh OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) dan produsen-produsen minyak sekutunya, termasuk Rusia, menggerogoti limpahan suplai global. Namun demikian, dalam waktu yang sama, eksplorasi minyak shale AS menjadi duri dalam daging bagi koalisi OPEC dengan menggenjot output nyaris setiap pekan sepanjang tahun ini.
Secara teknikal, penurunan harga minyak telah mematahkan pola yang bergerak di atas Moving Average 20-Day, yang bisa dianggap sebagai level support. Jika gagal untuk reli dalam beberapa hari mendatang, maka investor bisa mencari level support berikutnya pada 54. 715. Indikator lainnya dari Ichimoku yang digunakan ACY dalam ulasan ini, menunjukkan pada kita bahwa harga masih bergerak dalam tren naik untuk jangka panjang. Setelah penurunan signifikan, support harga bisa ditemukan dari Kijun-Sen, apabila tidak merosot lebih lanjut.
https://i.gyazo.com/aff77043de06b4b96980463bc33f8ddd.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
11th December 2017, 11:46 AM
Pound Jatuh Setelah Kenaikan 228,000 Pekerjaan Di AS
Pound Inggris kehilangan nilainya secara signifikan pada hari Jumat, tepatnya sebesar 0.65 persen ke harga penutupan pada $1.33827; nyaris menghapus keseluruhan kenaikan yang dialami sehari sebelumnya. Pasangan mata uang GBP/USD mengalami penurunan sepekan, sehari setelah Presiden AS Donald Trump nyaris mencapai targetnya untuk meloloskan Undang-Undang Pajak yang menguatkan Dolar AS. Pelemahan Pound terutama disebabkan oleh penguatan Dolar AS tersebut.
Laporan Ketenagakerjaan AS
Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan menambahkan 228,000 lapangan kerja pada bulan November, dan tingkat pengangguran nasional tetap berada pada 4.1%. Sementara itu, ada kenaikan rerata gaji per-jam sebesar 2.5% dibanding setahun sebelumnya, dari $25.91 ke $26.55.
Namun demikian, jika kita menengok pasar tenaga kerja tahun ini, pertumbuhan gaji di AS gagal meningkat, meski performa ekonomi cukup tangguh hingga menekan tingkat pengangguran ke level lebih rendah. Kelesuan terjadi relatif luas di pasar tenaga kerja, termasuk diantara karyawan dengan keahlian rendah, yang boleh jadi dilihat sebagai kandidat untuk menerima kenaikan gaji lebih tinggi, seiring dengan kian langkanya tenaga kerja.
Pekerja di 20 persen terendah dalam rerata gaji per sektor, menerima kenaikan 3.9% kenaikan gaji per-jam di bulan Oktober, dibanding setahun yang lalu; terakselerasi dari kenaikan 3.4% dalam setahun yang berakhir pada bulan Oktober 2016.
ACY menilai, kegagalan kenaikan gaji tahun ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS nampak tak terlalu ketat. Padahal, ini adalah salah satu prasyarat yang diperlukan untuk mendorong laju inflasi, yang saat ini pun tak cukup tinggi.
Brexit Masih Jadi Perkara Utama
Mari alihkan fokus kita ke Inggris Raya. Setelah berhasil mengamankan persetujuan pendahuluan pada hari Jumat untuk memajukan diskusi Brexit ke fase kedua, Perdana Menteri Theresa May gigih untuk memulai diskusi mengenai hubungan dengan Uni Eropa di masa depan, terutama mengenai jenis persetujuan perdagangan guna menawarkan kepastian yang lebih baik bagi korporasi.
"Meski orang-orang Inggris tak menyukai tatanan yang telah kami negosiasikan dengan Uni Eropa, persetujuan ini takkan mengijinkan pemerintahan masa depan untuk mengambil langkah berbeda," tulis Michael Gove, Menteri Masalah Pedesaan, Pangan, dan Lingkungan, dalam sebuah kolom di media Daily Telegraph. Dengan demikian, proses Brexit masih menjadi ancaman bagi prospek ekonomi Inggris di masa depan.
Outlook Teknikal GBP/USD
Secara teknikal, sebagaimana digambarkan ACY dalam grafik Daily di bawah ini, outlook yang lebih luas untuk GBP/USD tetap konstruktif, karena masih berada dalam Upward Trend Channel yang terbentuk sejak awal tahun ini.
Untuk outlook jangka pendek, GBP/USD menurun untuk mendekati Moving Average 20-Day, yang bisa jadi merupakan level support dimana investor perlu mengamati. Apabila pasangan mata uang ini gagal mendarat pada level support ini, maka penurunan lebih lanjut bisa terjadi dalam waktu dekat.
https://i.gyazo.com/0c671b35260c4d158ae60601b5014141.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
13th December 2017, 08:15 PM
Harga Minyak Tumbang Seusai Reli Gegara Masalah Pipa
Harga Minyak anjlok pada hari Selasa, setelah trader melakukan aksi jual untuk memanen profit pasca kenaikan harga ke level tertingginya selama dua tahun, akibat penutupan mendadak jalur pipa minyak penyalur minyak mentah North Sea. WTI untuk pengiriman bulan Januari ditutup pada $57.375, seusai penurunan sekitar 0.96%.
Kontrak Berjangka naik tiga hari berturut-turut, setelah American Petroleum Institute (API) mengatakan inventori minyak AS jatuh ke 7.38 juta barel pada pekan lalu; dua kali lipat lebih besar dibanding forecast penurunan 2.89 juta oleh para analis dalam sebuah survey Bloomberg. Jika perhitungan kelompok industri ini dikonfirmasi oleh Energy Information Administration pada hari Rabu, maka ini akan menjadi penurunan inventori terbesar sejak Agustus.
Menurut Phil Flynn, Analis Pasar Senior di Price Futures Group Inc Chicago, dalam sebuah wawancara via telepon, penurunan inventori semestinya mendukung minyak dalam jangka pendek. Katanya juga, "Data menunjukkan permintaan pengilangan untuk minyak (mentah) sangat kuat."
Minyak Brent dan West Texas Intermediate sama-sama anjlok pada hari Selasa, seiring melonggarnya kekhawatiran mengenai dampak ditutupnya sebuah jalur pipa minyak penting di Laut Utara. Semenjak disepakatinya ekstensi pemangkasan suplai hingga akhir tahun depan oleh Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan negara-negara produsen sekutunya seperti Rusia, harga minyak telah dan kemungkinan akan bergerak lebih tinggi selama beberapa bulan ke depan.
Namun demikian, kesepakatan yang digawangi OPEC tersebut menghadapi ancaman dari pengeboran shale Amerika, yang diperkirakan pemerintah akan menggenjot output tahun depan hingga lebih dari 10 juta barel per hari (bph). Dengan demikian, ACY menilai pergerakan harga minyak di masa depan akan dipengaruhi oleh perencanaan para pemasok Amerika.
Outlook Teknikal WTI
Secara teknikal, ACY memantau WTI pada chart Weekly untuk melihat tren jangka panjangnya. Tren terbentuk sejalan dengan Ascending Price Channel yang dimulai sejak April 2016. Walaupun kini menjumpai resisten pada batas garis atas, dan masih berjuang untuk menembusnya dalam beberapa minggu terakhir. Apabila WTI gagal bergerak lebih tinggi dan breakout, maka investor perlu mencari peluang untuk membuka posisi short.
https://i.gyazo.com/321d0c9e6c9a575831fae738b2a3fe01.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
14th December 2017, 12:59 PM
Indeks Dow Jones Menanjak Ke Puncak Setelah Rapat FOMC
Pasar saham AS telah reli selama berbulan-bulan dan diperdagangkan pada all-time high di tengah antisipasi akan dipangkasnya pajak untuk korporasi. Acuan Dow Jones Industrial Average Index (.DJI) ditutup naik 0.42 persen ke 24624.8, menyentuh rekor tinggi.
Dalam indeks US30 di hari Rabu, kenaikan terbesar satu sesi dialami oleh Caterpillar Inc (NYSE: CAT), yang naik 3.59 persen, atau 5.15 poin ke harga penutupan pada 148.57. Nike Inc (NYSE: NKE) naik 3.43 persen, atau 2.13 poin ke penutupan pada 64.30; dan Coca-Cola Company (NYSE: KO) meningkat 1.35 persen, atau 0.61 poin ke 45.90 di akhir perdagangan.
Namun demikian, penurunan terbesar diderita oleh International Business Machines (NYSE: IBM), yang turun 1.81 persen atau 2.83 poin ke penutupan pada 153.91. Sementara itu, American Express Company (NYSE: AXP) tergelincir 1.60 persen, atau 1.59 poin ke 97.78; dan JPMorgan Chase & Co (NYSE: JPM) berkurang 1.25 persen, atau 1.34 poin ke penutupan pada 105.51.
Legislasi Pajak AS Mendekati Final
Anggota Kongres dari Partai Republik telah mencapai kesepakatan mengenai legislasi pajak final pada hari Rabu, melapangkan jalan bagi voting terakhir pada pekan depan bagi paket pengurangan pajak korporasi dari 35 persen ke 21 persen. Paket pengurangan pajak tersebut lebih tinggi satu persen dari proposal awal, tetapi masih terhitung dalam reduksi besar-besaran yang sudah lama diinginkan perusahaan-perusahaan AS.
Sejalan dengan finalisasi perombakan pajak terbesar dalam 30 tahun ini, para pengambil kebijakan gamang mengenai apakah akan memangkas pajak pendapatan untuk golongan kaya. Pada akhirnya, mereka mencapai konsensus untuk memotongnya dari 39.6 persen menjadi 37 persen, meski ada kritik dari partai Demokrat yang mengatakan rencana partai Republik memihak pada korporasi dan golongan kaya, sementara hanya menawarkan sedikit keringanan bagi kelas menengah.
Berdasarkan draft yang telah disusun, rencana yang disusun oleh partai Republik ini akan meningkatkan utang nasional sebanyak sekitar $1.5 triliun hingga $20 triliun dalam kurun waktu 10 tahun. Atas pertimbangan ini, partai Republik berupaya menyelesaikan rincian paket mereka tanpa meningkatkan estimasi dampak pada defisit dan utang federal.
Dalam sebuah acara yang diadakan oleh partai Demokrat, Pimpinan Ekonom Moody's Analytics, Mark Zandi, mengatakan bahwa Undang-Undang buatan Partai Republik tersebut, jika diimplementasikan, akan mengakibatkan suku bunga meningkat, sehingga manfaat dari tingkat pajak korporasi yang lebih rendah, akan sepenuhnya "terhapuskan". Karenanya, dampak jangka panjangnya bagi pasar saham masih belum diketahui, meski pasar nampak bagus dalam jangka pendek.
Suku Bunga Naik, Inflasi Masih Lamban
Para pejabat Federal Reserve sungguh-sungguh menaikkan suku bunga 25 basis poin lebih tinggi ke 1.50 persen, sesuai ekspektasi. ACY mencatat, mereka juga menaikkan forecast pertumbuhan ekonomi di tahun 2018, meski tak merubah proyeksi kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali dalam tahun depan.
"Perubahan ini menggarisbawahi ekspektasi komite bahwa pasar tenaga kerja akan tetap kuat, dengan penciptaan lapangan kerja secara berkelanjutan, banyak peluang bagi tenaga kerja dan kenaikan gaji," demikian disampaikan Pimpinan Fed Janet Yellen pada reporter di Washington hari Rabu, setelah pengumuman keputusan kenaikan suku bunga. Dalam konferensi pers terakhirnya, Yellen menekankan bahwa penerusnya, Jerome Powell, telah menjadi bagian dalam konsensus untuk membentuk strategi kenaikan suku bunga Fed secara bertahap.
Inflasi Konsumen AS Inti (2.2 persen) melambat pada bulan November, dikekang oleh lemahnya biaya layanan kesejatan dan jatuhnya harga garmen dengan laju terbesar dalam nyaris dua dekade. Hal ini bisa berdampak pada laju kenaikan suku bunga Federal Reserve tahun depan.
Lambannya kenaikan Inflasi Konsumen Inti (Core CPI) membuat pertimbangan Fed mengenai laju pengetatan kebijakan moneter tahun depan menjadi lebih kompleks.
Outlook Teknikal US30
Dow Jones Industrial Average Index reli lima hari berturut-turut ke level tertinggi, yang cukup sulit untuk diprediksi kapan akan berbalik secara teknikal. Meski demikian, ACY berupaya menggunakan "Bulls" untuk memprediksi kapan waktunya melakukan Sell. Sebagaimana digambarkan di bawah, ada potensi sinyal reversal saat ini, dengan oscillator berbalik ke bawah dan nilainya pada bar yang dianalisa berada di atas 0.
https://i.gyazo.com/e69cfc9c95f8e78cb967d5f18ea58a4f.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
15th December 2017, 03:13 PM
AUD/USD Melanjutkan Reli Di Tengah Pengetatan Ketenagakerjaan
Dolar Aussie naik empat hari berturut-turut ke level tinggi bulanan terhadap Dolar AS, reli dari level terendahnya dalam setengah tahun terakhir. Mata uang ini menanjak sekitar 0.37 persen dan ditutup pada US$0.76646 di hari Kamis, setelah rilis tingkat pengangguran yang rendah di Australia.
Angka-angka yang dirilis Biro Statistik Australia kemarin menunjukkan bahwa tingkat pengangguran hanya 5.4 persen secara nasional, level terendahnya sejak Februari 2013. Sementara itu, sebanyak 61,600 lapangan kerja baru dibuka, menandai kenaikan bulanan terbesar dalam lebih dari dua tahun, dan lebih tinggi dari estimasi 19,000 yang diharapkan pasar.
Lonjakan ini berarti, angkatan kerja nasional telah meningkat sebanyak 383,000 dalam setahun terakhir; sesuatu yang disetarakan oleh Perdana Menteri Malcolm Turnbull kemarin dengan pembukaan 1000 lowongan setiap hari, atau "...1000 kesempatan baru bagi warga Australia yang ingin maju untuk mencapai cita-cita bagi mereka sendiri dan keluarga mereka."
"Rekor angka ketenagakerjaan hari ini menunjukkan lebih banyak warga Australia mendapatkan pekerjaan, lebih banyak yang memiliki kepercayaan diri untuk mencari pekerjaan, serta lebih banyak pengusaha berinvestasi dan menciptakan lapangan kerja baru, dan merekrut lebih banyak karyawan," kata Turnbull.
Kenaikan rekrutmen tenaga kerja, sebagian disebabkan karena peningkatan permintaan karyawan di periode libur Natal. Perusahaan-perusahaan berusaha membuat laporan keuangan yang bagus, dengan cara mengosongkan inventori via pemberian diskon. Dalam hal ini, lebih banyak pekerjaan tercipta untuk memenuhi kebutuhan aksi korporasi.
ACY mencatat, Australia telah menjadi perekonomian yang paling bersandar pada China diantara negara-negara maju, dengan sekitar sepertiga ekspor mengalir ke negeri Panda. Komposisi penjualan tersebut mengalami perubahan dari waktu ke waktu: 8 persen impor China dari Australia tahun lalu adalah barang konsumsi, berbanding dengan hanya 2 persen pada tahun 2013; sementara porsi bahan tambang telah menurun ke 56 persen dari 62 persen dalam periode yang sama.
Hubungan ini membuat Dolar Australia menjadi proxy bagi pertumbuhan China, khususnya karena mata uang dengan likuiditas tinggi ini lebih mudah diperdagangkan daripada Yuan. Namun demikian, UBS telah memangkas proyeksinya untuk konsumsi domestik, dengan menggarisbawahi tiga ancaman penting yang akan terus membebani belanja rumah tangga di tahun mendatang, yaitu lemahnya gaji, pertumbuhan harga perumahan, dan rendahnya tabungan rumah tabungan.
Outlook Teknikal AUD/USD
Secara teknikal, jika kita menganalisa dengan Ichimoku, harga mendekati "cloud" yang digunakan sebagai "filter". Apabila harga bergerak melintasi filter sepenuhnya, pasangan AUD/USD diekspektasikan naik lebih lanjut; jika tidak, maka ACY menilai AUD/USD kemungkinan akan terus mengambang pada levelnya saat ini.
https://i.gyazo.com/0aa9000aee38e9c69d0f849b5ffb3a89.png
Outlook dalam jangka lebih pendek untuk pasangan mata uang ini, jika kita melihat chart M30, tengah menghadapi resisten di atasnya pada level tinggi 14 Desember pada 0.76791. Jika AUD/USD berhasil tembus ke level lebih tinggi dalam beberapa hari ke depan, maka investor bisa menyaksikan kenaikan lebih lanjut.
https://i.gyazo.com/1508fecc68a207205e050c0a3c7069b7.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
18th December 2017, 01:51 PM
NASDAQ 100 Melesat Ke Level Tinggi, Menjelang Legislasi Pajak
Pasar-pasar saham AS melesat ke rekor tertinggi pada hari Jumat, karena pasar merasa optimis kalau Rancangan Undang-Undang Pajak akan disahkan pada pekan ini, dengan voting Senat diadakan secepat-cepatnya pada Selasa dan Presiden Donald Trump berniat menandatangi perundangan tersebut sebelum akhir pekan.
Indeks Nasdaq 100 berhasil reli sejak tanggal 5 Desember dan terus meningkat sebesar sekitar 3.46 persen dalam dua minggu terakhir. Secara khusus, indeks naik 1.47 persen, atau 93.7 poin, ke harga penutupan pada rekor level tinggi historis baru 6481.3 di hari Jumat.
Dalam NASDAQ 100 di hari Jumat, kenaikan terbesar dialami dalam satu sesi perdagangan dialami Biomarin Pharmaceutical Inc (NASDAQ: BMRN), yang meroket 5.07 persen, atau 4.49 poin, ke harga penutupan 93.02. Express Scripts Holding Co (NASDAQ: ESRX) menanjak 3.67 persen, atau 2.53 poin, ke harga penutupan 71.55; sedangkan Costco Wholesale Corporation (NASDAQ: COST) naik 3.32 persen, atau 6.20 poin ke 192.73 di akhir perdagangan.
Di sisi lain, ACY mencatat penurunan terparah diderita oleh CSX Corporation (NASDAQ: CSX), yang merosot 7.64 persen, atau 4.38 poin ke harga penutupan pada 52.93, sementara Sirius XM Holding Inc (NYSE: SIRI) menurun 5.12 persen, atau 0.290 poin ke penutupan pada 5.370; dan Starbucks Corporation (NYSE: SBUX) menyusut 2.36 persen, atau 1.41 poin ke 58.29 di akhir perdagangan.
Pertumbuhan pasar saham yang luar biasa ini kemungkinan merefleksikan pandangan investor yang cukup yakin akan disahkannya perundangan mengenai pajak dalam minggu ini, barangkali pada hari Selasa, serta dampak positifnya bagi korporasi AS yang sudah lama diekspektasikan.
Data-data ekonomi yang dirilis baru-baru ini juga menunjukkan performa ekonomi yang tangguh di Amerika, dengan Penjualan Ritel bulan November meningkat 0.8 persen, mengungguli ekspektasi karena musim belanja menjelang liburan dimulai lebih cepat. Hal ini mengarah pada kekuatan ekonomi yang berkelanjutan, dan bisa membuka jalan untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut tahun depan.
Selain itu, data Federal Reserve menunjukkan Produksi Industri AS meningkat dalam laju yang lebih lambat di bulan November. Hal ini terjadi lantaran output pabrikan termoderasi, seusai melesat dengan laju tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun, sehubungan dengan pemulihan ekonomi pasca Badai
Outlook Teknikal Indeks NASDAQ 100
Secara teknikal, Indeks NASDAQ 100 masih terkonsolidasi dalam Ascending Price Channel yang sedang terbentuk untuk outlook lebih luas, sejak awal tahun ini. Sebagaimana bisa dilihat pada chart Daily, Indeks NASDAQ 100 menghadapi sebuah resisten penting yang dapat ditemukan pada garis atas Channel. Garis atas Channel tersebut nampak mencoba menghalangi indeks naik dalam laju lebih tinggi.
Sebenarnya, saat ini, sulit untuk memprediksi pergerakannya dari segi analisis teknikal. Alih-alih analisis teknikal, ACY menilai indeks akan lebih sensitif pada berita-berita ekonomi makro, seperti pengaruh perombakan pajak pada perekonomian secara keseluruhan dalam jangka pendek.
https://i.gyazo.com/253f59317a8ce4f6ea2a96765fd3be14.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
20th December 2017, 05:18 PM
ACY: USD/JPY Agak Meningkat, Trader Amati Rapat Dua Hari BoJ
USD/JPY diperdagangkan agak meningkat hingga mencapai rekor tinggi harian pada 113.08 di hari Rabu. Namun demikian, dikarenakan sebuah kendala dalam voting Senat mengenai pemangkasan pajak, pasangan mata uang ini beralih haluan dan menutup perdagangan harian dengan kenaikan sebesar 0.003 persen saja pada 112.88, setelah dibuka pada 112.54.
Pada hari Selasa, House of Representative telah menyetujui perombakan pajak AS terbesar dalam 30 tahun terakhir. Ekspektasi positif pada Dolar membangkitkan dukungan bagi Greenback dan menaikkan harganya terhadap sekelompok mata uang lain. Meski begitu, anggota partai Republik di Kongres perlu mengadakan voting lain hari ini karena masalah prosedur, dengan pasangan mata uang USD/JPY perlahan-lahan menghapus kemerosotan minggu lalu pada hari perdagangan ini.
Sementara itu, ACY mencatat, kenaikan Dolar AS terbatas dikarenakan perhatian trader menyoroti rapat kebijakan dua hari Bank of Japan. Pada bulan November, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda dalam pidatonya telah menyebutkan tentang konsep "reversal rate", yang berarti BoJ mensinyalir tingkat suku bunga yang terlalu rendah sudah mulai memberikan lebih banyak efek samping buruk ketimbang manfaat. Para trader meyakini konferensi pers Kuroda boleh jadi akan membahas mengenai ini, setelah rapat diakhiri pada hari Kamis mendatang. Dengan demikian, trader semestinya bisa memperoleh sejumlah petunjuk mengenai niat BoJ setelahnya.
Grafik 1: USD/JPY H1
https://i.gyazo.com/fc6eab36b0a7ddb1bbfb47ecfafd9970.png
Pada grafik, secara teknikal, indikator-indikator mensinyalkan Buy, baik pada grafik Hourly maupun Daily, dengan sejumlah saran di bawah ini dari ACY.
Level-level Support Penting:
S1: 112.94
S2: 112.87
Level-level Resisten Penting:
R1: 113.08
R2: 113.01
Grafik 2: USD/JPY Daily
https://i.gyazo.com/2012b996abeea1382504282384ed26c6.png
Secara umum, trader meyakini pemangkasan pajak pada akhirnya akan disahkan dan menjadi kemenangan legislatif pertama di bawah Presiden Donald Trump, sehingga tak ragu lagi bakal mempengaruhi Dolar. Namun sebelum itu, di tengah ketidakpastian mengenai maksud BoJ yang sesungguhnya, maka disarankan agar trader menunggu mengambil keputusan hingga setelah rapat usai.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
2nd January 2018, 01:01 PM
Prospek Pasar Saham AS Untuk Tahun 2018 Mendatang
Pasar Saham AS merayap turun di hari terakhir tahun 2017, dengan S&P 500 menurun 0.63 persen, atau 16.9 poin ke penutupan pada 1665.8, level terendahnya dalam dua pekan terakhir. Sementara itu, Indeks NASDAQ 100, yang terdiri atas perusahaan-perusahaan teknologi besar, melanjutkan penurunan untuk hari kedelapan berturut-turut; sehingga memunculkan pertanyaan diantara investor mengenai apakah ini akhir reli saham-saham teknologi, atau malah ini merupakan akhir dari siklus naik Pasar Saham.
Sejak Presiden Donald Trump menjabat di awal tahun 2017, Pasar Saham AS melesat, dengan S&P 500 naik nyaris 20 persen, NASDAQ meningkat sekitar 28 persen, dan Dow Jones Industrial Average naik 25 persen.
Terkait prospek Pasar Saham AS tahun 2018, ACY melihat nyaris semua bank investasi berpendapat positif, terutama karena dua sebab: perombakan pajak yang akan menstimulasi ekonomi, serta siklus kenaikan suku bunga yang mendorong saham-saham finansial. Namun, walau Wall Street merasa positif, tetapi ada perbedaan pendapat mengenai tingkat seberapa bagus Pasar Saham di tahun 2018 mendatang.
Goldman Sachs Target S&P 500 Capai 2850
Goldman Sachs adalah yang paling optimis, dengan mematok target S&P 500 pada 2850 di tahun 2018. Posisi bullish tersebut menurutnya akan dipicu oleh empat faktor: pengesahan perombakan pajak, pertumbuhan pesat ekonomi AS, dan berlanjutnya kenaikan harga Minyak Mentah.
Disebutkan juga bahwa pemangkasan pajak akan mendorong Pasar Saham AS lebih tinggi lagi, meroketkan EPS S4P 500 sebanyak 5 persen. Tahun 2018 mendatang akan menjadi tahun dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada siklus ekonomi saat ini, kemungkinan hingga mencapai 10.5 persen, kemudian diikuti dengan pertumbuhan perlahan hingga menggapai rekor tinggi di tahun 2020.
Sebagaimana Goldman Sachs, Merrill Lynch dan UBS juga menilai reformasi pajak sebagai faktor besar yang menggerakkan Pasar Saham AS naik lebih tinggi di tahun 2018. Dalam forecast UBS, S&P 500 akan naik ke 2900 poin, atau bahkan hingga 3300 poin, jika Gedung Putih mampu memberikan hasil lebih besar dalam perombakan pajak.
https://i.gyazo.com/4d07d11da53c9077f4fec01ce067c6d9.png
Di samping pemangkasan pajak, ACY mencatat, faktor makroekonomi juga berperan penting. Goldman Sachs berpendapat, pertumbuhan ekonomi AS bisa mencapai 2.5 persen pada tahun 2018, dan situasi ketenagakerjaan akan terus membaik. Kedua hal itu akan membantu inflasi dan tingkat pengangguran mencapai target Federal Reserve.
Morgan Stanley Lebih Konservatif
Di sisi lain, Morgan Stanley lebih konservatif dibandingkan bank-bank investasi lainnya. Katanya, penurunan S&P 500 pada tahun 2017 adalah yang terkecil dalam 38 tahun terkahir, sednagkan volatilitas rendah boleh jadi berubah tahun ini. Morgan Stanley bersikeras bahwa Pasar Saham dan ekonomi AS telah berada pada tahap terakhir periode ekspansi saat ini, dan akan menyentuh level tertingginya pada semester pertama tahun ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
3rd January 2018, 01:19 PM
Crude Meninggi Meski Gejolak Melanda Iran
West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bukan Februari naik sekitar 0.29% ke $60.283 per barel. Pada sesi trading sebelumnya, kontrak berjangka ini menyentuh $60.684, level intraday tertinggi sejak Juni 2015. Harga Minyak ditutup mendekati level tertinggi 30-bulan, setelah gejolak sipil berhari-hari di Iran gagal mengganggu suplai dari produsen minyak mentah terbesar ketiga OPEC itu.
Kemunduran harga Minyak dari level tertinggi satu sesi, menunjukkan pelonggaran setelah jalur-jalur pipa minyak penting di Libya dan Inggris kembali berfungsi normal, dan produksi Amerika Serikat melesat ke level tertinggi dalam lebih dari empat dekade. Namun, ACY mencatat ini merupakan pertama kalinya sejak Januari 2014, dua harga Minyak acuan mengawali Tahun Baru dengan harga di atas $60 per barel. Faktor penggeraknya merupakan reli anti-pemerintah di Iran dan berlangsungnya pemangkasan suplai yang dipimpin OPEC dan Rusia.
Risiko Geopolitik Kembali Ke Agenda Pasar Minyak
Meski gejolak yang ditimbulkan reli anti-pemerintah Iran yang dimulai pada hari Kamis di kota Masshad, awalnya menyasar penanganan pemerintah di bidang ekonomi, tetapi fokusnya meluas dalam sehari ke lokasi-lokasi keagamaan dan pasukan keamanan negara.
"Saya takkan terkejut jika hasil apapun dari krisis saat ini pada akhirnya akan negatif bagi harga Minyak," kata Eugen Weinberg, pimpinan Riset Komoditas di Commerzbank AG di Frankfurt. "Apabila protes ini menghantarkan pada perubahan rezim, maka bisa menarik investasi baru masif dan membuahkan output lebih besar."
Sumber-sumber dari industri minyak Iran dan pengapalan mengatakan bahwa sejauh ini protes tersebut tak berdampak banyak pada produksi maupun ekspor minyak. Namun demikian, risiko geopolitik jelas kembali ke agenda pasar minyak mentah, setelah absen sejak pasar minyak mengalami surplus di paruh kedua tahun 2014.
Outlook Teknikal WTI
Meski mengalami kelemahan di perdagangan harian, WTI tetap berada dalam tren bullish jangka panjang yang solid, didukung oleh pemangkasan produksi yang dipimpin oleh OPEC dan Rusia. Pemangkasan produksi tersebut telah dimulai pada Januari 2017 dan dijadwalkan berlangsung selama tahun 2018. Lebih dari itu, pertumbuhan permintaan yang kuat, khususnya dari China, juga menunjang harga minyak mentah.
Namun demikian, peningkatan produksi minyak AS, yang mendekati ambang 10 juta barel per hari (bph), menjadi ancaman bagi outlook bullish tersebut. Outlook WTI yang lebih luas, sebagaimana ditunjukkan di chart Weekly yang disajikan ACY di bawah, tetap condong ke sisi atas, sembari mendekati sebuah resisten penting yang ditemukan dari session high terakhir pada Mei 2015. Hasil dari penembusan resisten tersebut akan menunjukkan sejauh mana harga minyak akan meningkat.
Grafik 1: WTICOUSD Weekly
https://i.gyazo.com/b1e246d648a4d8d7c693ecac3775f9bf.png
Indikator teknikal Bulls Power di chart Daily mensinyalkan risiko penurunan pada harga, seiring Oscillator berbalik ke bawah dari puncak dalam beberapa hari ini.
Grafik 2: WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/e4dcf6bd736c41cfa3a2db5478eef969.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
4th January 2018, 10:50 AM
EUR/USD Jatuh Setelah Rilis Notulen Rapat FOMC
Dolar AS berhenti menurun dan berbalik menguat terhadap mata uang-mata uang utama pada hari Rabu, setelah rilis Notulen Rapat Federal Reserve bulan lalu, dimana para pengambil kebijakan memutuskan untuk menaikkan suku bunga jangka pendek untuk ketigakalinya di tahun 2017.
Euro jatuh ke terendah satu sesi terhadap Dolar, menghapus kenaikan yang diperoleh di hari sebelumnya, dan ditutup pada $1.20129. ACY menilai, kejatuhan pasangan mata uang ini terutama dikarenakan rilis Notulen dan outlook ekonomi tangguh yang ditunjukkan oleh data manufaktur AS.
Aktivitas Pabrikan AS Meningkat
Aktivitas pabrikan AS meningkat lebih besar dibanding ekspektasi pada bulan Desember, didorong oleh pertumbuhan pesanan baru (new orders); sebuah penanda momentum ekonomi kuat di akhir 2017.
Di samping data new orders, fundamental ekonomi yang tangguh juga digarisbawahi oleh data-data lainnya di hari Rabu, dengan belanja konstruksi naik ke rekor tinggi pada bulan November di tengah kenaikan pengeluaran publik dan swasta secara umum.
Institute for Supply Management (ISM) mengatakan, indeks aktivitas pabrikan nasionalnya naik ke 59.7 pada bulan lalu -tertinggi kedua dalam enam tahun-, dari 58.2 pada bulan November. Pembacaan di atas 50 mengindikasikan pertumbuhan di sektor manufaktur, yang mencakup sekitar 12 persen perekonomian AS. Sementara itu, meski barometer ketenagakerjaan jatuh 2.7 poin bulan lalu, tetapi masih pada level tinggi yang konsisten dengan ekspansi payroll di sektor manufaktur.
Menurut Notulen Rapat Bank Sentral tanggal 12-13 Desember yang dirilis hari Rabu, para pengambil kebijakan di Federal Reserve menunjukkan kekhawatiran mengenai kelanjutan inflasi yang rendah saat ini, dan memandang perubahan pajak baru-baru ini menyediakan pendorong bagi belanja konsumen.
Outlook Teknikal EUR/USD
Secara teknikal, ACY mencatat EUR/USD mengalami pullback dalam menghadapi resisten pada 1.20912, level tinggi yang sebelumnya tercapai pada 8 September 2017; sementara di saat bersamaan menghadapi level support yang ditemukan dari level tinggi tanggal 27 November jika terus bergerak menurun. Pasangan mata uang tersebut boleh jadi akan bergumul diantara kedua level tersebut untuk sementara, dan investor sebaiknya menantikan breakout dari salah satu level tadi.
Dengan melihat indikator MACD, nampak tak ada sinyal penurunan untuk saat ini, tetapi juga tak ada tanda kenaikan berkelanjutan. Oleh karena itu, investor perlu bersabar dan mengamati pergerakannya dalam jangka pendek.
https://i.gyazo.com/1c8ef38d7997f8bee9e2ed0bf2cec186.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
5th January 2018, 10:08 AM
Harga Minyak Mentah Melandai Hadapi Resisten Penting
Harga Minyak Mentah menyentuh atas $62 per barel dalam perdagangan Intraday untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun, setelah persediaan Minyak Mentah AS dilaporkan menurun dalam jumlah terbesar sejak Musim Panas. West Texas Intermediate (WTI) kemudian melandai ke harga penutupan pada $61.856 per barel di hari Kamis, setelah sempat mengalami kenaikan pesat dalam dua pekan terakhir.
Harga Kontrak Berjangka naik 0.6% di New York ke level tertingginya sejak Desember 2014. Kenaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan permintaan, khususnya dari China. Energy Information Administration (EIA) mengatakan, persediaan Minyak Mentah (Crude Inventories) Amerika selip 7.42 juta barel sejak pekan lalu, karena pabrik-pabrik pengilangan menggenjot laju operasional ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade; mensinyalkan kuatnya permintaan.
"Angka inventori Minyak Mentah cukup sehat dibandingkan dengan konsensus," kata Brian Kessens, yang turut mengelola $16 milyar aset sektor energi di Tortoise Capital Advisors LLC melalui telepon, "Orang-orang optimistis akan ada dampak susulan di balik latar belakang harga Minyak Mentah ini."
Di samping kuatnya permintaan, ACY mencatat pengetatan suplai juga memainkan peran penting dalam menggerakkan harga Minyak ke arah atas. Inventori Minyak Mentah menurun, dengan persediaan di Oklahoma merosot ke bawah rerata lima tahunannya. Harga juga naik seiring OPEC dan Rusia bekerjasama menyusutkan inventori global melalui pemangkasan output. Dan ada pula kekhawatiran mengenai stabilitas produsen terbesar ketiga OPEC, Iran.
Outlook Teknikal WTI
Secara teknikal, dari apa yang telah diperlihatkan oleh grafik Weekly, WTI berada di ambang penembusan ke level tinggi 61.555 yang sebelumnya dicapai pada Mei 2015, yang nampak sebagai resisten penting. Apabila WTI gagal menembus ambang harga tersebut dalam jangka pendek, maka pullback kemungkinan akan terjadi, dan trader bisa mencari peluang untuk membuka posisi short karenanya. Apabila terjadi sebaliknya, maka ACY memperkirakan akan ada ruang luas bagi WTI untuk naik lebih lanjut di masa depan.
Grafik 1 WTICOUSD Weekly
https://i.gyazo.com/32ecde288db8e351aa493ebeeaf18299.png
Pada grafik Daily dengan diaplikasikan indikator teknikal MACD, WTI masih dalam momentum kenaikan, tanpa bukti jelas mengenai pembalikan tren (trend reversal) untuk saat ini.
Grafik 2 WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/432f09c3e04b30c02cd99c5a5eded39c.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
9th January 2018, 03:00 PM
S&P Jaga Momentum Hingga Seusai Rilis NFP
S&P500 memperpanjang kenaikannya dalam tahun 2018 pada hari Senin untuk hari kelima berturut-turut, meski kemajuannya melambat karena sektor Kesehatan dan Finansial terbebani, sedangkan investor tengah menunggu permulaan musim pelaporan keuangan kuartalan.
Tiga indeks saham mayor cenderung beragam, dengan S&P 500 melonjak 0.19 persen, atau 5.1 poin, ke 2744.8 pada hari Senin. Dalam catatan ACY, indeks-indeks saham memulai tahun 2018 dengan kenaikan empat hari pertama terkuat sejak tahun 2006.
Jelang Rilis Laporan Kuartalan
Dalam S&P 500 pada hari Senin, kenaikan terbesar satu sesi dicapai oleh Seagate Technology PLC (NASDAQ: STX), yang naik 7.13 persen, atau 3.06 poin ke harga penutupan pada 46.00. Kohl's Corporation (NYSE: KSS) naik 4.67 persen, atau 2.54 poin ke penutupan pada 56.90; dan Albemarle Corporation (NYSE: ALB) naik 4.35 persen, atau 5.73 poin ke 137.45 di akhir perdagangan.
Namun demikian, penurunan terbesar diantaranya dialami oleh Biogen Inc (NASDAQ: BIIB), yang turun 3.75 persen, atau 12.84 poin ke penutupan pada 329.65; sementara L Brands Inc (NYSE: LB) merosot 3.42 persen, atau 1.72 poin ke 48.64; sedangkan Regeneron Pharmaceuticals Inc (NASDAQ: REGN) kehilangan 3.27 persen, atau 12.58 poin ke harga penutupan pada 372.52.
Sektor Kesehatan adalah performer terburuk dalam S&P hari Senin lalu, sedangkan investor tetap berhati-hati dalam menuangkan dananya ke sektor Perbankan sebelum perusahaan-perusahaan mulai merilis pelaporan keuangan kuartal IV dalam pekan ini.
Di sektor Perbankan, Wells Fargo (WFC.N) dan Citigroup (C.N) jatuh lebih dari 1 persen, sementara Goldman Sachs (GS.N) menurun 1.5 persen. Kebanyakan bank besar Amerika Serikat telah mengestimasikan setidaknya satu perubahan terhadap pendapatan kuartal IV mereka, dikarenakan pemangkasan pajak AS.
Rilis Data Ketenagakerjaan Hanya Berdampak Terbatas
Rilis data ketenagakerjaan yang lebih buruk dari ekspektasi, nampaknya memiliki dampak yang terbatas di pasar saham pada hari Jumat lalu. Ketiga indeks saham mayor mengalami kenaikan signifikan dalam meresponnya, karena investor menunjukkan sikap positif menghadapi pasar di masa depan yang akan dipengaruhi oleh pemangkasan pajak.
Departemen Ketenagakerjaan AS pada hari Jumat mengatakan bahwa perekonomian menambahkan 148,000 pekerjaan di sektor Non-Farm, lebih rendah daripada ekspektasi. Akan tetapi, ACY mencatat Tingkat Pengangguran tetap pada level rendah 4.1 persen.
Dengan performa pasar saham yang sedemikian tangguh, cukup sulit untuk memprediksi seberapa jauh saham-saham akan terus menjaga momentum pada posisi ini, yaitu di rekor tinggi secara historis. Indeks Saham kemungkinan terutama dipengaruhi oleh dampak pemangkasan pajak di pasar, sedangkan kebijakan moneter yang akan diaplikasikan juga perlu diperhatikan.
Grafik SPX500 Daily
https://i.gyazo.com/2d324f0ce34f5ac902e16e9c9e335b2a.png
Sumber :https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
10th January 2018, 02:49 PM
Harga Minyak Capai Tertinggi Tiga Tahun Karena Pengetatan Suplai
Harga Minyak Mentah melesat ke level tertinggi sejak Desember 2014, karena pengetatan suplai. Hal ini didorong oleh pemangkasan produksi OPEC dan ekspektasi bahwa inventori Minyak Mentah AS telah jatuh untuk pekan kedelapan berturut-turut; mencatat penurunan inventori terpanjang di Musim Dingin sejak 2007-2008.
Minyak Mentah West Texas Intermediate (WTI) naik $1.532, atau 2.48 persen, ke harga penutupan pada $63.394 per barel, setelah menyentuh level tertingginya sejak Desember 2014 pada $63.24.
Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, memperpanjang kesepakatan pemangkasan produksi Minyak hingga akhir 2018, guna mengurangi limpahan Minyak di inventori yang telah menjatuhkan harga Minyak.
Harga juga didukung oleh penurunan inventori minyak AS sebesar 11.2 juta barel dalam sepekan yang berakhir tanggal 5 Januari, ke angka total 416.6 juta, menurut American Petroleum Institute. Angka tersebut jauh melampaui ekspektasi analis yang mengharapkan penurunan sebesar 3.9 juta barel saja. Jika data ini dikonfirmasi oleh pemerintah AS pada pukul 15:30 GMT hari Rabu ini, maka penurunan tersebut akan menjadi yang terbesar sejak 2 September 2016 ketika persediaan AS jatuh sebanyak 14.5 juta barel.
"Pemangkasan produksi dan permintaan terus menyeimbangkan pasar," kata Gene McGillian, seorang Manajer Riset Pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut, via telepon.
Meski pengetatan suplai mendorong harga naik, tetapi harga yang lebih tinggi bisa memicu kembali meningginya produksi Minyak Mentah AS dalam tahun 2018, sehingga mengimbangi pemangkasan produksi yang dilakukan pihak lain. Menurut US Energy Information Administration pada hari Selasa, produksi minyak AS diekspektasikan akan melampaui 10 juta barel per hari (bph) bulan depan, menuju rekor tertinggi sepanjang masa, beberapa bulan lebih cepat dibanding perkiraan sebelumnya.
Dalam pandangan ACY, hal ini bisa mengurangi minat OPEC dan Rusia untuk mempertahankan kesepakatan pembatasan suplai mereka hingga akhir tahun, karena khawatir kehilangan pangsa pasar.
Outlook Teknikal WTI
Secara teknikal, tren bullish WTI masih berlanjut, karena harga tetap berada di atas titik Support penting pada 61.555 yang ditemukan pada level tinggi bulan Mei 2015, tepat setelah menemukan Support dalam penurunannya. Jika WTI kembali ke bawah level tinggi tahun 2017 pada $60.48 dan harga pembukaan tahun 2018 pada $60.111, maka outlook teknikal akan berbalik bearish untuk Minyak.
Pada grafik Daily dengan diaplikasikan indikator MACD, pergerakannya masih dalam momentum naik. Menurut ACY, apabila belakangan nanti pembalikan terjadi dalam pembentukan indikator, maka investor perlu sangat berhati-hati akan kemungkinan pembalikan tren.
https://i.gyazo.com/1b1db030091edcb3cd8bed2b63a4c82e.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
11th January 2018, 04:50 PM
Yen Melaju Dengan Dibayangi Pengetatan Kebijakan BoJ
Yen menguat untuk pekan keenam berturut-turut terhadap Dolar AS dan semua mata uang G-10 lainnya, serta menyeret turun saham-saham di Tokyo, karena Bank of Japan (BoJ) mengurangi pembelian obligasi jangka panjang. USD/JPY anjlok sekitar 1.09 persen ke penutupan pada ¥112.647 di hari Rabu; penurunan paling drastis dalam enam pekan terakhir.
BoJ Akan Pertimbangkan Pengetatan Moneter
Reaksi pasar pada pengurangan besaran pembelian obligasi jangka panjang yang dilakukan pada hari Selasa oleh BoJ, menggambarkan perhatian yang meningkat mengenai kapan BoJ akan berbalik pada normalisasi kebijakan. Para Ekonom memperingatkan agar tidak terlalu mempedulikan pembelian obligasi yang dilakukan BoJ, tetapi situasi perekonomian Jepang dalam ekspansi terpanjang sejak pertengahan 1990, sehingga meningkatlah ekspektasi kalau BoJ akan bergabung dengan rekan-rekan bank sentral lainnya dan mulai menormalisasi kebijakan, paling cepat dalam tahun ini.
Menurut Allen Sinai, Presiden Decision Economics Inc., perekonomian Jepang akan melampaui perkiraan pertumbuhannya tahun ini, sehingga memicu bank sentral untuk mempertimbangkan kebijakan moneter ketat di pertengahan tahun. Ia mengekspektasikan perekonomian Jepang akan bertumbuh 2 persen di tahun 2018, dan lebih cepat lagi pada 2019, kemungkinan sebesar 2.5%.
Inflasi tetap berada di bawah target 2 persen yang ditentukan oleh BoJ, tetapi indikator pilihan bank sentral tersebut naik secara konsisten sepanjang tahun lalu, dan mencapai 0.9 persen di bulan November. Sinai mengatakan, ia mengekspektasikan inflasi akan mencapai 2 persen, lebih cepat dibanding waktu yang diproyeksikan BoJ di sekitar April 2019.
ACY mencatat, Haruhiko Kuroda, Gubernur Bank of Japan, telah mengatakan bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga hanya karena perekonomian berjalan baik, karena target utamanya adalah inflasi.
Outlook USD/JPY
Outlook yang lebih luas bagi USD/JPY tetap bearish, karena pasangan mata uang ini masih dalam tren menurun sejak Mei 2017, dan kemungkinan masih akan bergerak di dalam "terowongan" yang serupa. Sedangkan untuk periode jangka pendek, bisa dilihat sebagai pasar bearish juga karena pullback yang signifikan kemarin mengantarkan pada breakout turun dari level sebelumnya yang digambarkan dalam Channel merah, dan kemudian penurunan lebih lanjut bisa terjadi.
Saat ini, investor mengamati titik support penting yang ditemukan pada level rendah yang pernah tercapai pada 27 November. Dalam pandangan ACY, jika pasangan mata uang ini terus menurun ke level support ini dan berlanjut menembus lebih rendah lagi, maka investor bisa menyaksikan sejumlah penurunan di masa depan.
Sedangkan pada grafik Daily dengan diaplikasikan indikator RVI (10) dan MACD, keduanya berada pada momentum menurun. Hal ini menunjukkan bahwa momentum ke depan bisa berlanjut.
Grafik USD/JPY Daily
https://i.gyazo.com/736ed8ebb29a243e43a2a933cdef9263.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
12th January 2018, 01:59 PM
US30 Melaju Meski Ada Kekhawatiran Soal Pemangkasan Pajak
Ketiga pasar saham mayor Amerika Serikat melaju untuk mencapai rekor level tinggi pada hari Kamis, dengan Dow Jones Industrial Average meroket 201.9 poin, atau 0.80 persen, ke harga penutupan pada 25,532.2. Dengan demikian, indeks telah naik delapan hari berturut-turut.
Saham-Saham Di US30
Dalam US30 di hari Senin, kenaikan terbesar satu sesi dialami oleh Chevron Corporation (NYSE: CVX), yang naik 3.04 persen, atau 3.91 poin ke penutupan pada 132.57. Boeing Co (NYSE: BA) naik 2.45 persen, atau 7.86 poin ke penutupan pada 328.12; sedangkan Intel Corporation (NASDAQ: INTC) naik 2.14 persen, atau 0.91 poin ke 43.41 di akhir perdagangan.
Namun demikian, ACY mencatat penurunan terbesar diantaranya dialami oleh American Express Company (NYSE: AXP), yang kehilangan 0.48 persen, atau 0.49 poin ke penutupan pada 100.73. Sementara Procter & Gamble Company (NYSE: PG) menurun 0.35 persen, atau 0.32 poin ke 90.15; dan Coca-Cola Company (NYSE: KO) berkurang 0.07 persen, atau 0.03 poin ke penutupan pada 46.04.
Kontroversi Pemangkasan Pajak AS
Performa ekonomi yang tetap tangguh setelah legislasi pemangkasan pajak ditandangani pada bulan lalu, dipandang sebagai pencapaian signifikan Trump sebagai Presiden. Legislasi tersebut memangkas pajak atas pendapatan korporasi sebanyak 14 persen, dan mengurangi pajak individual yang kebanyakan berlaku bagi rumah tangga berpendapatan tinggi. Pemerintah berpendapat bahwa pemangkasan pajak tersebut akan meningkatkan belanja bisnis maupun belanja konsumen.
Namun demikian, Presiden Fed New York, William Dudley, yang juga merupakan salah satu anggota Federal Reserve paling berpengaruh, menawarkan kritik terperinci atas pemangkasan pajak yang dilakukan Trump. Katanya, pemangkasan pajak baru atas korporasi dan individual tersebut akan menyediakan dorongan dalam jangka pendek, tetapi membuat perekonomian jadi rapuh di tahun-tahun mendatang. Bukan hanya perundangan tersebut akan melukai peringkat kredit Amerika Serikat, kemungkinannya pun rendah untuk meningkatkan belanja korporasi dan rumah tangga, karena golongan kaya mendapatkan keuntungan terbesar; demikian menurut Dudley.
Komentar Dudley mengindikasikan bahwa para pejabat bank sentral tidak ragu untuk mengkritik pemilihan waktu rencana pajak dan asumsi ekonomi partai Republik, meskipun ia tetap mempertahankan pandangan bahwa Fed bisa menaikkan suku bunga secara bertahap. Para pejabat Fed lainnya juga telah memperingkatkan soal biaya jangka panjang bagi perundangan tersebut, meski wawancara dengan beberapa orang diantara mereka baru-baru ini menunjukkan sedikitnya minat untuk mengadopsi kenaikan suku bunga yang lebih atau kurang agresif dibanding rencana awal.
Menurut ACY, keberlanjutan pasar saham bergantung pada bagaimana pemangkasan pajak berdampak pada perekonomian.
Grafik US30 Daily
https://i.gyazo.com/0a3dcd5aa00a16f45adb5216dda6f8af.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
15th January 2018, 02:55 PM
Aussie Terus Menguat Karena Lemahnya Dolar AS
olar Aussie telah reli secara signifikan dari level terendah pada $0.75008 ke level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, sebesar lebih dari 5.5 persen, dan kemudian ditutup pada $0.79130 terhadap Dolar AS. Menghadapi resisten penting yang bisa ditemukan dari level tinggi 13 Oktober pada 0.78964, mata uang ini masih bergumul di kisarannya saat ini berada. Breakout dari ambang ini bisa memperkuat kenaikannya lebih lanjut.
Namun demikian, posisi chart memperingatkan kemungkinan pembalikan arah ke bawah, dengan divergen RSI bearish mengindikasikan momentum kenaikan boleh jadi memudar, dan bisa mengawali formasi Top (puncak) di bawah angka 0.79.
Dari sini, harga penutupan harian terbaru berada tepat di bawah Fibonacci Retracement 23.6% (0.79354), yang bisa dilihat sebagai resisten penting yang mencegahnya terus menerus meningkat. Alternatifnya, ACY memperkirakan tekanan di atas Fibo 23.6% akan membuka jalan untuk pergerakan menantang resisten tinggi pada 0.81245.
Grafik AUDUSD Daily
https://i.gyazo.com/2760a5f20e9b4ebf87b3625952e3fba2.png
Dolar AS belum menunjukkan bukti terhentinya penurunan saat ini; sedangkan pertumbuhan Penjualan Ritel yang kuat pada 0.4% menampakkan optimisme dalam perekonomian, meskipun lebih rendah dari perkiraan pada 0.5%. ACY menilai, kemungkinan karena dipengaruhi oleh musim liburan bulan lalu, Dolar tidak bereaksi besar.
Outlook Ekonomi Australia
Outlook perekonomian Australia tidak nampak kuat secara berkelanjutan. Westpac Banking Corp mengestimasikan pertumbuhan pekerjaan secara tahunan saat ini pada 3.2 persen, setara dengan payroll AS yang menambahkan 4.6 juta pekerjaan dalam periode yang sama; dan karenanya tidak nampak sustainable.
Di sisi lain, dengan lowongan di Australia menanjak ke rekor tinggi menjelang akhir tahun lalu, niat perusahaan-perusahaan untuk merekrut karyawan baru nampaknya tetap besar. Selain itu, rekor tinggi jumlah karyawan belum dikonversikan ke pertumbuhan gaji, sehingga bisa berpengaruh negatif bagi Belanja Konsumen dalam jangka panjang.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
15th January 2018, 08:04 PM
Nasdaq Capai Rekor Baru Di Tengah Kuatnya Penjualan Ritel
Saham-saham AS naik ke rekor tinggi, dengan NASDAQ 100 maju signifikan sebesar 0.73% ke harga penutupan pada 6755.9 poin pada hari Jumat, karena data Penjualan Ritel memicu optimisme bagi perekonomian dan harapan pemangkasan pajak akan mendorong keuntungan perusahaan-perusahaan.
Dalam NASDAQ 100 di hari Jumat, kenaikan terbesar satu sesi dialami oleh Seagate Technology PLC (NASDAQ: STX), yang meningkat 4.60 persen, atau 2.26 points ke penutupan pada 51.26. American Airlines Group (NASDAQ: AAL) naik 3.63 persen, atau 2.05 poin ke penutupan pada 58.47; sedangkan Adobe Systems Incorporated (NASDAQ: ADBE) naik 3.24 persen, atau 6.13 poin ke 195.05 di akhir perdagangan.
Namun demikian, ACY mencatat penurunan terbesar dialami oleh Facebook Inc (NASDAQ: FB), yang merosot 4.47 persen, atau 8.40 poin ke penutupan pada 179.37; sementara Workday Inc (NASDAQ: WDAY) menurun 1.17 persen, atau 1.34 poin ke 112.90; dan Cintas Corporation (NASDAQ: CTAS) berkurang 0.98 persen, atau 1.59 poinke penutupan pada 160.46.
Laju inflasi Amerika Serikat secara mengejutkan terakselerasi pada bulan Desember karena meningkatnya biaya perumahan, sehingga memperkuat kemungkinan kenaikan suku bunga sebanyak beberapa kali di tahun 2018. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Inti, yang tidak memperhitungkan harga makanan dan energi, meningkat sebanyak 1.8 persen, mengungguli forecast yang dipatok pada 1.7 persen. Baik kuatnya angka CPI maupun Penjualan Ritel, sama-sama mendukung optimisme bagi perekonomian AS, yang kemungkinan dipengaruhi oleh musim liburan di bulan Desember. Apabila data ekonomi beralik menurun, seperti Penjualan Ritel dan Belanja Konsumen, maka saham-saham AS kemungkinan akan mundur untuk mengalami beberapa revisi.
Outlook Teknikal NASDAQ 100
Seiring dengan naiknya NASDAQ 100 ke rekor tinggi, ACY menilai tidak mudah untuk memperkirakan kemana akhirnya nanti. Indikator Bollinger Bands dan MACD yang diaplikasikan di atas grafik Daily nampak masih dalam momentum naik, belum menunjukkan tanda-tanda pullback. Apabila kelak indeks mengalami kemunduran disertai beberapa pullback pada indikator, maka investor perlu sangat berhati-hati dan mencari peluang untuk menempatkan posisi short.
Grafik NAS100 Daily
https://i.gyazo.com/663770d0d23cfb7e310635fa276b50d8.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
16th January 2018, 06:54 PM
GBP/USD Naik Beruntun, Trader Amati Data CPI Hari Ini
Sterling bergerak menuju kenaikan beruntun empat sesi pada perdagangan hari ini, melesat sebanyak 2.2 persen sejak awal peningkatannya pada Kamis lalu dari harga pembukaan $1.3503 hingga diperdagangkan pada $1.3795 saat ini (hari Selasa pukul 11:30 waktu Sydney). Sementara itu, Pounds telah meningkat ke lebih dari $1.38 sejak referendum Brexit.
Selain karena diuntungkan oleh data-data ekonomi yang lebih baik dibanding ekspektasi, performa terbaik Sterling dalam satu dekade setelah lesu di tahun 2016, tak ragu lagi, juga didukung oleh kemajuan yang dicapai Inggris dalam negosiasi mengenai keluarnya negeri itu dari Uni Eropa.
Namun demikian, ACY mencatat, kenaikan terbesar di hari Senin diperoleh lantaran pelemahan Dolar, serta harapan pasar akan negara-negara anggota Uni Eropa lain untuk menemukan Brexit yang relatif lebih lunak.
Media melaporkan bahwa Belanda dan Spanyol membuka diri untuk membuat kesepakatan dimana Inggris tetap sedekat mungkin dengan blok perdagangan tersebut. Meskipun laporan tersebut kemudian ditepis oleh negara-negara yang bersangkutan, tetapi masih membantu meningkatkan harapan trader dan mendorong harga naik lebih tinggi di hari Jumat.
Di sisi lain, diskusi Kanselir Jerman Angela Merkel pada pekan lalu untuk membentu pemerintahan koalisi besar, telah sangat mendukung Pound, karena para trader memandang ini sebagai "breakthrough". Merkel dipandang sebagai sekutu Inggris, juga sebagai seseorang yang akan mencari kesepakatan dagang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kesepakatan dagang semacam itu akan mewujudkan lingkungan investasi sehat bagi para trader, khususnya mereka yang tertarik pada posisi long.
Grafik GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/ad7be97c47e52dac9efc7a1456890e1a.png
Pada grafik Daily, secara teknikal, indikator-indikator mensinyalkan strong buy. Namun, bagi trader posisi short, grafik Hourly mengindikasikan arah yang berbeda untuk aksi jual.
Perhatikan sejumlah saran berikut dari ACY:
Level-level support penting:
S1: 1.3742
S2: 1.3652
Level-level resisten penting:
R1: 1.3922
R2: 1.3832
Grafik GBPUSD H1
https://i.gyazo.com/2adb4301c5356da2c0946390afc41a89.png
Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) akan dirilis pada hari Selasa, dengan para trader mengekspektasikan kenaikan 3.0 persen pada harga-harga di bulan Desember. Data ini akan memberikan outlook yang lebih jelas bagi Sterling, tetapi para trader perlu berhati-hati karena apabila meleset lebih rendah, maka bisa menyebabkan aksi jual.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
16th January 2018, 07:14 PM
Ekspektasi Kebijakan Lebih Ketat, Euro Capai Level Tinggi Tiga Tahun
Euro melaju empat hari berturut-turut ke level tertinggi tiga tahun pada hari Senin, di tengah meningkatnya optimisme seputar pertumbuhan yang membubungkan ekspektasi pasar mengenai kebijakan moneter ketat dari European Central Bank (ECB). Sementara itu, peluang kesepakatan untuk pembentukan pemerintahan koalisi di Jerman juga meningkatkan keyakinan pasar di benua tersebut.
EUR/USD meroket dalam beberapa hari ini, dengan menanjak sekitar 0.57 persen ke penutupan di $1.22612, sebuah level harga yang terakhir dicapai pada awal 2015, tepat sebelum ECB mengumumkan program pembelian obligasi pemerintahnya. Pada grafik Daily dengan diaplikasikan MACD, EUR/USD mendapatkan momentum naik dan level tinggi pada indikator bergerak meninggi, selaras dengan kenaikan harga pasangan mata uang ini. Hal ini menunjukkan bahwa harga akan terus melanjutkan momentum ini, hingga ada reversal pada MACD.
Sedangkan terkait Relative Strength Index (RSI) yang juga dipasang pada grafik oleh ACY, kenaikan harga pada pasangan mata uang ini diikuti oleh uptrend pada RSI, meski saat ini menunjukkan overbought. Apabila RSI mundur ke 70 atau lebih rendah dari itu, maka investor perlu mewaspadai sejumlah posisi short. Selain itu, level tinggi yang sebelumnya tercapai pada 8 September 2017, bisa dipandang sebagai level support untuk pullback tersebut.
Dengan dunia secara umum dan Eropa secara khusus menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan berkelanjutan, ECB mulai mempertimbangkan penarikan stimulus yang dilancarkannya saat ini, dan Euro tengah berada pada laju pertumbuhan cepat. Karenanya, para investor kini memperhitungkan potensi kenaikan suku bunga di kawasan Eropa.
Sementara itu, ACY mencatat Euro juga digerakkan oleh optimisme bahwa pemerintah Jerman bergerak menuju sebuah kesepakatan untuk membentuk pemerintahan koalisi. Partai CDU-nya Kanselir Jerman Angela Merkel dan partai Social Demokrat (SDP) akan melakukan diskusi koalisi secara formal, sehingga meredam kekhawatiran di negara ekonomi terbesar Eropa tersebut.
Grafik EURUSD Daily
https://i.gyazo.com/e4bf46b18a9d340373af0631a17d1d74.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
16th January 2018, 07:29 PM
Outlook Jangka Pendek Euro Bisa Hadapi Resisten
Euro berada di jajaran penampil terbaik pekan lalu dengan menambah kenaikan 1.42% versus Dolar AS, dan menyentuh level tinggi tiga tahun pada pekan ini. Pemicu reli Euro muncul di pertengahan pekan lalu, ketika rilis notulen rapat European Central Bank (ECB) bulan Desember mengungkapkan nada lebih hawkish dibanding perkiraan pasar.
Berdasarkan apa yang kami lihat di grafik teknikal Daily, jika ada beberapa hal yang tembus pada awal tahun 2018, ECB telah memposisikan diri untuk siap menarik stimulus lebih cepat dibanding jadwal yang telah dibuat.
Dengan melihat grafik 30-Minutes, EUR/USD berjuang di level yang digambarkan oleh serangkaian level tinggi dan level rendah terkini. Breakout ke level yang lebih tinggi atau lebih rendah akan menghantarkan pada tren lain dalam jangka pendek. Sementara itu, indikator MACD menunjukkan level tinggi yang lebih rendah meski harga mengalami kenaikan; sesuatu yang bisa disebut sebagai "Divergen Bearish". ACY melihat Divergen Bearish juga dihadirkan oleh Relative Strength Index (RSI), yang kemungkinan akan mengantarkan pada pullback.
Grafik EUR/USD M30
https://i.gyazo.com/30d6b3e82bed04af69e1125257e9cc45.png
Dalam sepekan ke depan, ACY menilai perhatian pasar akan tertuju pada angka CPI Zona Euro untuk bulan Desember, yang bisa disimpulkan sebagai catatan inflasi tahun 2017 secara keseluruhan. Revisi terakhir ini bisa menjadi faktor yang menahan trader dari langkah mereka mendorong Euro lebih tinggi, meskipun hanya sejenak. Dengan perkiraan +1.4% y/y dari +1.5% y/y, atau +0.4% m/m dari +0.1% m/m, laporan inflasi ini nampaknya tak diposisikan untuk mendorong harga naik lebih tinggi.
Akan tetapi, meskipun data inflasi menahan Euro di pertengahan pekan, itu akan bersifat temporer. Pengukuran pasar mengenai inflasi terus menunjukkan tren meningkat; dan 5-year/5-year inflation swap forwards yang menjadi salah satu pengukur inflasi pilihan Presiden ECB Draghi, pekan lalu ditutup pada 1.739%, level tertingginya sejak 21 Februari 2017. Dengan demikian, ECB kemungkinan merasa yakin pada jalur normalisasi kebijakannya saat ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
17th January 2018, 02:13 PM
Sterling Perpanjang Kenaikan Dengan Rilis CPI
Sterling sedikit memperpanjang kenaikannya setelah meningkat tiga hari beruntun di tengah kuatnya CPI yang menggarisbawahi fakta bahwa perekonomian Inggris tetap tangguh dengan laju pertumbuhan sehat. Sementara itu, kuatnya performa GBP/USD juga ditunjang oleh pelemahan Greenback.
Pergerakan teknikal untuk Pound ditutup sebagai "cross line" yang kemungkinan menunjukkan potensi reversal dari pergerakan saat ini akan terjadi karena resisten signifikan yang ada di depan. Namun, keputusan investasi apa yang harus dibuat oleh investor, tergantung pada bagaimana pergerakan berikutnya.
CPI Sesuai Ekspektasi
Consumer Price Index (YoY) di Inggris selaras dengan forecast 3.0 persen, menurun di bulan Desember dari level tinggi enam bulan yang dicapai periode sebelumnya pada 3.1 persen. Inflasi Inti berada pada 2.5 persen, mengalahkan ekspektasi (2.6 persen). Data Harga Perumahan Pemerintah mengindikasikan bawha kenaikan harga-harga secara nasional dalam beberapa bulan terakhir ini diperpanjang (+5.1% y/y, turun sedikit dari data periode sebelumnya yang direvisi naik ke +5.4%), sementara Harga Perumahan di London tetap lemah (+2.3%).
Laju Inflasi yang lebih lambat dari forecast, akan membebani jalan Bank of England untuk menaikkan suku bunga, sehingga bisa jadi membuat kenaikan GBP tidak berkelanjutan.
Outlook Teknikal GBP/USD
Outlook yang lebih luas untuk GBP/USD dilihat dari grafik Daily cukup positif untuk saat ini, karena bergerak bersama dengan Ascending Channel yang sedang terbentuk sejak tahun lalu. Khususnya, dalam pandangan ACY, breakout batas Fibonacci penting (61.8%) bisa mengantarkan pada peningkatan lebih lanjut dalam jangka panjang, yang bisa menjadi support untuk kemungkinan pullback berikutnya.
Dengan diaplikasikan MACD, indikator juga berada dalam momentum naik, mensinyalkan bahwa pasangan ini akan menjaga momentum, dan ini adalah entry yang bagus bagi investor.
Grafik GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/49705170b2037e20ae0744c157c57b1b.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
17th January 2018, 02:19 PM
GBP Hadapi Resisten Di Grafik 30 Menit
Berdasarkan grafik Daily GBP/USD, Pound berada diantara Top Performer dalam beberapa hari terakhir, dengan meningkat sekitar 2.73% versus Dolar AS dari level rendah pekan lalu. Walaupun pasangan mata uang ini melandai di hari Selasa, dipicu oleh data CPI Inggris yang selaras dengan ekspektasi (3.0%).
Outlook jangka panjang untuk pasangan ini, jika kita lihat pada grafik 30 Menit misalnya, melanjutkan penumpukan net-long yang telah berkontribusi dalam pembentukan Ascending Price Channel sejak pertengahan Januari. Sementara itu, harga menghadapi batas 1.38194 yang ditemukan dari level tinggi 15 Januari, dimana harga masih berkisar per 12:13 pm waktu Sydney. ACY berpendapat, breakout dari level resisten horizontal ini akan mengantarkan pada kenaikan berkelanjutan.
Dengan Commodity Channel Index (CCI) diaplikasikan pada grafik 30 Menit, nilai indikator berada pada posisi overbought, yakni lebih dari 100. Apabila CCI mundur ke bawah 100 di kemudian hari, investor perlu berhati-hati dalam melanjutkan keputusan net-long-nya dan menunggu apa yang akan terjadi setelah itu.
Selain itu, ACY mencatat, MACD terus meningkat setelah pullback yang dipicu oleh kenaikan harga dalam beberapa jam terakhir. Selaras dengan CCI, ketika Anda melihat perlambatan dalam upaya breakout MACD dan CCI di 100, maka peluang reversal dalam jangka pendek membuat investor perlu mempertimbangkan aksi jual guna menghindari kerugian. Namun apabila itu tak terjadi, maka investor tak perlu ragu untuk buy.
Grafik GBP/USD 30 Menit
https://i.gyazo.com/66142b56892209a0eb93185750188c2f.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
17th January 2018, 02:30 PM
ACY: Loonie Alami Kenaikan, Diskusi NAFTA Berlanjut Minggu Depan
Para trader mengamati keputusan suku bunga yang akan dirilis hari ini oleh Bank of Canada (BoC). Loonie telah menjaga tren kenaikan dan meningkat sekitar 6 persen terhadap Dolar AS dalam 12 bulan terakhir.
USD/CAD Digoyang Isu NAFTA
Mengamati lebih dekat pergerakan harga USD/CAD kemarin, pasangan mata uang ini dibuka pada $1.2427 dan ditutup pada $1.2433 di hari Selasa, atau bisa dikatakan Loonie jatuh sekitar 0.05% terhadap Greenback. Akan tetapi, pada 10 Januari ketika spekulasi NAFTA beredar, USD/CAD dibuka pada $1.2458 dan ditutup pada $1.2546, atau merosot 0.71 persen dan kehilangan sebagian besar kenaikan yang telah diperolehnya.
Biaya untuk melindungi Loonie dari kerugian telah menjadi signifikan, setelah laporan bahwa Ameirka Serikat akan menarik diri dari North American Free Trade Agreement (NAFTA). Hal ini membuat trader berpikir ulang. Utamanya, dalam situasi saat ini yang menurut pejabat Kanada, ada peningkatan kemungkinan Presiden AS Donald Trump menarik diri dari NAFTA.
Secara luas, pasar mengekspektasikan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuannya ke 1.25 persen. Namun demikian, trader masih menyimpan kekhawatiran mengenai masa depan Dolar Kanada, karena kenaikan suku bunga diperkirakan takkan banyak membantu Loonie, sehubungan dengan dilanjutkannya diskusi dalam putaran ketiga tanggal 23 Januari. ACY mencatat ada banyak ketidakpastian mengenainya, karena nampaknya Meksiko dan AS telah merencanakan diskusi putaran berikutnya di Mexico City pada bulan Februari.
Outlook Teknikal USD/CAD
Grafik 1: USDCAD H1
https://i.gyazo.com/4a80e75edd057e1e42bc003c97072f63.png
Secara teknikal, indikator-indikator mensinyalkan strong sell baik pada grafik Hourly maupun Daily. Berikut beberapa saran dari ACY:
Level-level Support Penting:
S1: 1.2370
S2: 1.2398
Level-level Resisten Penting:
R1: 1.2480
R2: 1.2508
Grafik 2: USDCAD Daily
https://i.gyazo.com/da40ccc73c188b934836a93935bad9c0.png
Analis menilai ini bisa mensinyalkan bahwa kenaikan suku bunga agaknya takkan agresif jika BoC memang menaikkan suku bunga pada Rabu ini. Di sisi lain, beberapa investor berpendapat bahwa jika BoC mengumumkan suku bunga tak berubah, maka itu bisa jadi tetap hawkish, karena mereka menganggap ini bukan kondisi dimana bank sentral akan melonggarkan kebijakan moneternya. Loonie nampaknya "mendapatkan angin" saat ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
18th January 2018, 01:01 PM
USD/CAD Jangka Pendek Cenderung Mundur Karena Divergen Bearish
Dolar Kanada menurun sekitar 0.14 persen ke 1.24551 per Dolar AS pada 12:00 pm waktu Sydney, menyusul reli terbesar Dolar AS setelah mengalami loss signifikan dalam sebulan terakhir. ACY mencatat, penurunan Dolar Kanada terjadi meskipun Bank of Canada (BoC) meningkatkan suku bunganya sebesar 0.25% ke 1.25%, level tertinggi sejak tahun 2009.
Bank tersebut mengatakan, walaupun akan ada beberapa kali kenaikan suku bunga tahun ini, tetapi dibutuhkan kebijakan moneter yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan inflasi dan perekonomian saat ini dalam laju yang sehat. Kejatuhan Loonie dalam perdagangan Intraday bisa jadi karena pasar sudah memperhitungkan kenaikan suku bunga yang lebih cepat atau lebih besar dibanding pertimbangan BoC.
Dalam pandangan ACY, outlook jangka pendek USD/CAD tetap dalam momentum naik yang telah dimulai sejak pertengahan Januari, setelah mengalami satu periode penurunan ketika kita melihat grafik 15 Menit. Namun, analisa intraday pada grafik ini menunjukkan Divergen Bearish pada Relative Strength Index (7), yang mensinyalkan bahwa kemungkinan penurunan akan meningkat dalam beberapa jam ke depan.
Grafik USD/CAD 15-Menit
https://i.gyazo.com/ea9f1b5b320c8aa1fc5b92f4d312c2a7.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
19th January 2018, 05:32 PM
Aussie Jaga Momentum Dengan Optimisme Pada Data Ketenagakerjaan
Dolar Aussie memperpanjang pertumbuhannya pada hari Kamis untuk menjaga momentum kenaikan sejak pertengahan Desember tahun lalu, di tengah lemahnya Dolar AS. Kenaikan di hari sebelumnya, kemungkinan didorong oleh kenaikan ketenagakerjaan pada bulan Desember, yang menempati posisi puncak dalam setahun pertumbuhan ketenagakerjaan kuat.
Data Ketenagakerjaan yang dirilis pada hari Kamis mengungkapkan bahwa perekonomian menciptakan dua kali lipat lebih banyak pekerjaan di bulan Desember dibanding perkiraan, pada 34,700. ACY mencatat, ini merupakan periode pertumbuhan beruntun terpanjang yang direkam oleh Australian Bureau of Statistics.
Namun demikian, Tingkat Pengangguran di bulan Desember juga naik setingkat ke 5.5 persen, karena semakin banyak orang yang mencari pekerjaan dengan Tingkat Partisipasi menanjak ke 65.7 persen, level tertingginya dalam nyaris 7 tahun.
Walaupun pengangguran meningkat, tetapi momentum rekrutmen karyawan di Australia tetap kuat. Jika berkelanjutan, maka ini bisa mulai mendorong kenaikan gaji dan meningkatkan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter, seperti kenaikan suku bunga, agar dilakukan oleh Reserve Bank of Australia.
Coba lihat chart Daily AUD/USD untuk melihat outlook yang lebih luas. Pasangan mata uang ini terus bergerak dalam momentum uptrend yang dimulai sejak pertengahan Desember, dengan laju yang tajam. Karena ada sejumlah ruang sebelum mencapai resisten di depan, maka AUD/USD kemungkinan akan terus melaju sejalan dengan Price Channel yang didukung oleh bukti kenaikan MACD, tetapi juga akan menghadapi batas penting di depan pada 0.80577, dimana sejumlah percobaan untuk breakout telah gagal. Kegagalan berkali-kali artinya tingkat kesulitan untuk menembusnya akan tinggi, sehingga ACY menilai investor perlu berhati-hati saat harga mencapai titik ini.
Dengan Relative Strength Index (14) diaplikasikan, nampak bahwa indikator ini sekarang berlokasi di bawah sisi overbought dan masih dalam momentum kenaikan. Jika nantinya RSI mundur ke bawah 70, maka investor bisa mulai mempertimbangkan keputusan untuk keluar dari posisi long pada AUD/USD.
Grafik AUD/USD Daily
https://i.gyazo.com/1f124039638e6843ca2afa79866fae83.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
22nd January 2018, 09:11 AM
Euro Ambil Ancang-Ancang Jelang Konferensi Pers ECB
Euro melandai sebesar 0.18% ke 1.22147 terhadap Dolar AS, meskipun muncul optimisme yang menyangga outlook ekonomi dari kabar bahwa Kanselir Jerman Angela Merkel telah mencapai solusi baru menuju pemerintahan periode keempatnya setelah berbulan-bulan jalan buntu. Sementara itu, Dolar pulih dari level rendah sebelumnya, seiring dengan berlanjutnya Government Shutdown.
Masuk ke pekan sebelumnya, ACY mencari momentum dalam Euro untuk terhenti sementara mata uang ini menelaah kenaikan yang telah dicapainya setelah breakout level tinggi tiga tahun. Dalam hari-hari ke depan, hal-hal serupa bisa muncul, tetapi kami melihat price action berada di sisi lemah hingga periode konsolidasi berlalu.
Halangan yang cukup signifikan dalam jangka pendek bisa ditemukan di sekitar swing low yang dahulu tercipta saat aksi jual tahun 2014. Sedikit maju-mundur di kisaran tersebut dipandang positif, karena koreksi lanjutan bisa bermanfaat bagi EUR/USD.
Jika ada peluang untuk pullback di bawah level rendah minggu lalu pada 1.21640, kecuali apabila ada momentum yang kuat, maka itu takkan dianggap patut diwaspadai oleh pemilik posisi long. Namun, segera setelah retest breakout level tinggi tepat di bawah 12100, maka kewaspadaan diperlukan.
Menurut ACY, para investor perlu mengantisipasi Konferensi Pers ECB di Frankfurt dimana Presiden Mario Draghi akan mengumumkan keputusan mengenai kebijakan moneter pada hari Kamis. Pengumuman bernada pengetatan diperkirakan akan diberikan dalam kesempatan tersebut.
Grafik EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/f353c1b0ee03c6bb82cf4814826acd32.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
andengireng
24th January 2018, 10:16 AM
https://charts.mql5.com/17/334/usdjpy-h1-trading-point-of.png
Kita lihat disini kalau USDJPY berada di titik support, namun saya tidak merekomendasikan untuk membuka posisi sekarang, silahkan Anda membuka posisi sell saat harga berada di 110.334 (resistance) dengan potensi TP di area 109.947
djamirunaje
24th January 2018, 06:05 PM
Yen Perpanjang Kenaikan Setelah BoJ Tak Ubah Kebijakan
Yen Jepang melonjak 0.56 persen ke ¥110.301 per Dolar pada hari Rabu, menyentuh rekor harga penutupan tertinggi dalam empat bulan terakhir. Bank of Japan (BoJ) memutuskan untuk tidak merubah kebijakannya, sesuai ekspektasi, pada hari Selasa, dan pimpinannya mendinginkan spekulasi tentang pergeseran dari kebijakan moneter ultra-longgar dalam tahun ini.
Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda, menegaskan kembali kebijakannya dengan mengatakan bahwa tak ada perlunya menaikkan suku bunga atau memperlambat pembelian Exchange-Traded Funds (ETF) yang dilakukan bank sentral secara reguler, karena inflasi masih jauh dari target.
Dalam review kuartalan mengenai proyeksinya, ACY mencatat, bank sentral tak mengubah estimasi ekonomi dan inflasinya. Inflasi tetap diperkirakan baru akan mencapai target 2 persen dalam tahun fiskal yang berakhir bulan Maret 2020.
Untuk Outlook Daily pada USD/JPY, saat ini berada tepat pada area support yang tercipta oleh Fibo (61.8%) dan batas bawah dari Channel harga jangka lebih pendek yang digambarkan garis abu-abu. Apabila support sukses mendukung pada kedua level, maka pasangan mata uang ini kemungkinan akan menguji hambatan selanjutnya pada Fibo (50.0%). Sebaliknya, breakout dari level support akan menghantarkan pada kerugian lebih besar bagi Greenback.
Dengan diaplikasikan MACD, nampak bahwa Indikator menunjukkan momentum menurun, sementara laju penurunannya melambat. ACY memperkirakan pasangan mata uang ini akan cenderung memantul (bounce) karena kuatnya pertahanan pada titik ini, sehingga investor dan trader perlu terus mengamati dan menantikan potensi reversalnya untuk ditradingkan.
Grafik USD/JPY Daily
https://i.gyazo.com/8784cb3e897e9d15bd2133f460c5afdc.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
25th January 2018, 06:17 PM
USD/CAD Gagal Reli Dengan Dukungan Retracement 61.8%
Tim ekonomi Presiden AS Donald Trump telah tiba di Davos, Switzerland, dengan membawa agenda "America First". Dalam rangka mengurangi defisit dagang, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, menyatakan menyambut baik pelemahan dolar pada hari Rabu, sehingga mengakibatkan Greenback jatuh dan menggarisbawahi kekhawatiran kalau Presiden Donald Trump meningkatkan "serangan" pada partner-partner dagang besarnya, seperti China dan Korea.
Karena perekonomian Kanada tetap berada dalam laju pertumbuhan kokoh, sementara harga minyak menyentuh level tertinggi tiga tahun dan terus meninggi, Loonie kemungkinan akan terus menampilkan performa yang baik. Jika kita melihat grafik teknikal USD/CAD, breakout Daily dari level saat ini bisa mengakibatkan kerugian lebih lanjut bagi nilai Greenback.
Pada grafik Daily yang diambil ACY di bawah ini, Fibonacci Retracement menyediakan trader sebuah peringatan potensi pembalikan tren (trend reversal). Namun, setelah bergumul di level yang didukung oleh Fibo (61.8%), harga tembus karena terus bergerak ke bawah. Di sisi lain, jika gagal bergerak lebih rendah lagi, maka pembalikan Relative Strength Index (RSI) dan MACD akan membentuk Divergen Bullish. Dalam hal ini, potensi reli lebih kuat pada USD/CAD bisa terjadi.
Sedangkan bilamana menurun lebih lanjut, maka ACY menilai USD/CAD akan menguji level rendah yang sebelumnya dicapai pada 8 September, yang dianggap sebagai level support penting.
Grafik USD/CAD Daily
https://i.gyazo.com/2e7765edc33b3c6bdf8e69581ff2cb1d.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
29th January 2018, 05:03 PM
Pelemahan USD/CAD Berlanjut Karena GDP AS Di Bawah Ekspektasi
Pelemahan Dolar AS terus berlanjut, dengan Greenback merosot 0.34 persen terhadap sebagian besar mata uang mayor di hari Jumat; sehingga mencatatkan pekan terburuk sejak Mei. Komentar dari pejabat senior AS pekan lalu mendukung pelemahan nilai tukar mata uangnya.
USD/CAD memperpanjang pelemahannya di hari Jumat sebesar 0.67% ke penutupan pada C$1.23085 per dollar, rekor terendahnya sejak September 2017, karena Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa perekonomian berekspansi dalam laju lebih lambat dari perkiraan (2.6%) di kuartal keempat. Dalam catatan ACY, perekonomian diseret oleh perdagangan dan inventori, mengimbangi sehatnya pertumbuhan dalam belanja konsumen dan investasi bisnis yang mensinyalkan momentum solid memasuki tahun 2018. Di sisi lain, perekonomian Kanada mempertahankan kondisi baik, dengan CPI naik 1.9 persen di bulan Desember, sesuai ekspektasi.
Menurut grafik Daily, outlook lebih luas untuk USD/CAD tetap bearish, karena sepinya perubahan intraday nampaknya tidak merubah momentum saat ini, dengan kemungkinan resisten penting dihadirkan oleh Fibo (61.8%) di depan. Untuk memprediksi pergerakan hingga beberapa hari mendatang, meski pasangan mata uang ini telah tembus level Retracement (61.8%), kombinasi antara Relative Strength Index (RSI) dan MACD yang diaplikasikan, masih mendukung momentum bearish saat ini, karena akan mengalami Bullish Divergence jika pasangan ini menghentikan penurunannya. Setelah itu, ACY menilai Bullish Divergence yang dihadirkan kedua indikator tersebut akan mendahului terjadinya pembalikan harga (reversal).
Grafik USD/CAD Daily
https://i.gyazo.com/6e08fa8e55430a981f787b39745609d3.png
Dolar AS telah jatuh tujuh pekan beruntun, menunjukkan performa terburuk dalam satu dekade. Untuk membuat keputusan trading yang baik pekan ini, Investor perlu berfokus pada keputusan suku bunga Fed dan data ketenagakerjaan yang akan datang, memantau apakah mereka akan mengangkat Dolar AS atau tidak.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
30th January 2018, 04:29 PM
Perspektif Teknikal Mingguan EUR/USD
Euro berhenti mempertahankan momentum naiknya terhadap Dolar AS dalam beberapa hari terakhir, seiring penguatan Dolar terhadap mayoritas mata uang mayor. EUR/USD mundur moderat dari rekor tinggi sebanyak 0.36% ke penutupan pada $1.23804 pada hari Senin.
Di hari-hari berikutnya dalam pekan ini dan pekan depan, peluang terbaik untuk meruntuhkan reli EUR/USD akan muncul bila GDP Kuartal IV/2017 dan CPI Januari di Zona Euro meleset dari ekspektasi, sedangkan FOMC mensinyalkan jalur kebijakan ke depan yang lebih hawkish.
Karena rapat FOMC hari Rabu adalah yang terakhir bagi Janet Yellen sebagai pimpinan Federal Reserve sebelum diambil alih oleh Jerome Powell bulan depan, maka diekspektasikan takkan ada perubahan kebijakan signifikan. Apalagi, ini merupakan rapat tanpa konferensi pers maupun rilis Summary of Economic Projections (SEP).
Laporan GDP Zona Euro Kuartal IV/2017 diekspektasikan untuk menunjukkan pertumbuhan sebesar 2.7% dalam basis tahunan, naik dari 2.6% di kuartal ketiga. Ini akan menjadi laju pertumbuhan tertinggi sejak Kuartal I/2011 ketika Zona Euro bertumbuh 2.9%. Namun demikian, inflasi di Zona Euro tetap rendah, dan jauh dari target European Central Bank (ECB) di akhir program QE.
ACY menilai, data ekonomi yang sedemikian solid bagi Zona Euro takkan berfungsi banyak dalam menghentikan spekulasi seputar kapan ECB mulai tapering atas program QE-nya. Sedangkan bila data menyimpang signifikan dari ekspektasi pasar, maka akan mengakibatkan dampak penurunan bagi EUR/USD.
Grafik EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/8a0e4660657a689f3d31f1a7fdb38cb1.png
Secara teknikal, pasangan mata uang EUR/USD mengkonfrontasi batasan signifikan yang terbentuk dari level Retracement Fibo (161.8%), sementara pergerakannya gagal break out setelah beberapa kali percobaan yang ditandai oleh dua shadow panjang pada Candlestick. Perkiraan dari ACY untuk dua pekan ke depan pada pasangan mata uang ini adalah bila data GDP Kuartal IV/2017 dan CPI Januari Zona Euro lebih rendah dari perkiraan, maka EUR/USD cenderung mundur untuk mencari support dari Moving Average 20-Day
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
31st January 2018, 05:08 PM
Minyak Lesu Karena Laporan Tunjukkan Kenaikan Inventori
Minyak Mentah mundur dari level tinggi tiga tahunnya, setelah sebuah laporan menunjukkan kenaikan inventori untuk pertama kalinya di Amerika Serikat sejak bulan November. West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Maret menurun 2.33 persen ke $63.994 per barel di hari Selasa.
Menurut American Petroleum Institute, persediaan minyak mentah (inventori) meningkat 3.23 juta barel pekan lalu, sedangkan persediaan gasolin naik 2.69 juta barel. ACY mencatat, ini akan menggenapkan kenaikan dua belas pekan beruntun, apabila data EIA yang akan dirilis nanti malam mengkonfirmasinya.
Sementara itu, harga minyak juga ditekan oleh peningkatan output minyak mentah AS yang telah mencapai 9.88 juta barel per hari (bph) pekan lalu, level tertingginya sejak 1983 dalam data pemerintah. Hal ini membuktikan bahwa produksi minyak mentah AS akan menyentuh rekor baru, meskipun OPEC dan Rusia telah mencapai kesepakatan untuk memangkas output.
Berdasarkan grafik Daily pada WTI yang diambil ACY di bawah ini, harga terus melandai dan kini berada tepat pada Moving Average 20-Day sebagai level support, yang juga bertepatan dengan level Fibonacci Retracement (23.6%). Kedua level support akan memperkuat reli harga, jika gagal break out lebih jauh. Sedangkan apabila harga ternyata terus menurun, maka ke depan ada support lain pada Fibo (38.2%) dan level 61.555 yang sebelumnya tercapai sebagai high pada tahun 2015.
Grafik WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/564a1706ff0b4264587c21c7cc2ab124.png
Meskipun ada peluang reli dengan dukungan level-level support tadi, sejumlah indikator teknikal menunjukkan bahwa kemerosotan harga baru-baru ini bisa memicu penurunan lebih besar dalam beberapa hari mendatang. Hal ini dibuktikan oleh Divergen Bearish yang secara simultan ditampilkan oleh MACD dan RSI (14), sebagaimana nampak dalam grafik di atas. Kedua indikator mengindikasikan bahwa kekuatan uptrend boleh jadi sudah memudar, sehingga memberikan peringatan bagi investor bahwa posisi long pada komoditas ini disarankan tidak lagi ditahan.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
12th February 2018, 05:51 PM
GBP/USD Mulai Bangkit Menyambut Core CPI
Sterling berada di bawah tekanan Dolar AS dan bergerak lesu pada Jumat kemarin (9 Desember). Dalam kerangka waktu intraday, GBP/USD merosot lebih dari 0.63 persen dan mematahkan level kunci 1.4000. Pair tersebut dibuka di kisaran 1.3910 dan ditutup pada harga 1.3823, setelah sempat menyentuh level terendah harian di 1.3764. Namun demikian, Cable memulai sesi trading hari ini (12 Februari) di posisi yang lebih baik. Menurut ACY, ini merupakan petunjuk baru yang bisa memuncukan sinyal perubahan pada GBP/USD.
Hari Minggu kemarin (11 Januari), Chief Economist Bank Sentral Inggris menuturkan jika BoE cenderung perlu meningkatkan suku bunga lagi untuk mengatasi inflasi, tapi tidak dalam taraf yang agresif.
Hal ini berkaitan dengan tindakan Bank Sentral pada November lalu, yang menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir. Pekiraan pasar untuk kenaikan lanjutan sebesar 25 bps di bulan Mei mendatang, kini sudah mencapai 70 persen. Akan tetapi, keyakinan tersebut juga dibebani oleh sikap pemerintah, terutama mengenai masalah Brexit yang tak kunjung usai.
Inflasi Inggris telah menyentuh 3.1 persen di bulan November, yang merupakan angka tertinggi di lebih dari lima tahun terakhir. Apabila suku bunga tidak ditingkatkan, BoE memprediksi jika tingkat inflasi akan memerlukan lebih dari tiga tahun untuk kembali ke level target 2%. Core CPI untuk bulan Desember sebenarnya sudah kembali ke 2.5 persen, tapi forecast pasar memperkirakan jika hasil untuk bulan Januari bakal naik ke 2.6 persen.
Grafik GBP/USD H1
https://i.gyazo.com/f146f7f484af4362db036b6dca1a1a21.png
Pada chart di atas, outlook teknikal memperlihatkan sinyal strong buy dari indikator-indikator yang dipasang. Namun ACY memandang jika peluang Sell tampak jauh lebih menonjol di chart Daily.
Grafik GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/ea13a664ba6e2324d9b4d14a543ebf21.png
Berikut adalah beberapa perkiraan Support dan Resistance untuk GBP/USD:
Level Support Kunci:
S1: 1.3812
S2: 1.3791
Level Resistance Kunci:
R1: 1.3854
R2: 1.3833
Sebagai rekomendasi, trader disarankan untuk tetap berhati-hati menjelang rilis Core CPI Inggris, karena data tersebut bisa memberikan petunjuk lanjutan tentang penerapan kenaikan suku bunga BoE.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
20th February 2018, 07:48 AM
ACY: USD/JPY Raih Kembali Kenaikan Hari Ini
Yen Jepang mengambil alih kembali kerugian yang dialaminya dalam hari perdagangan sebelumnya. Setelah mengalami penurunan empat hari beruntun,USD/JPY dibuka pada 106.11 dan ditutup pada 106.26 pada hari Jumat. Walaupun harga naik perlahan terhadap Dolar sebelum penutupan pasar, USD/JPY masih menyentuh 105.55 dan menandai level terendahnya sejak November 2016.
USD/JPY telah menjalani tren penurunan bulan ini akibat pelemahan Dolar, serta dipengaruhi pula oleh inflasi yang lebih tinggi dan ketidakpastian seputar ekonomi AS. Dalam berita berbeda, kepemimpinan baru bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) sudah diumumkan. Gubernur BoJ Kuroda ditunjuk kembali, sedangkan direktur ekskutif BoJ, Masayoshi Amamiya dan dosen universitas Waseda, Masazumi Wakatabe, dinominasikan menjadi Deputi Gubernur. Ketiganya diyakini pasar sebagai pertanda bahwa bank sentral akan mempertahankan jalur kebijakan ultra-longgar.
Namun demikian, berita ini agaknya memiliki dampak sedikit saja terhadap pergerakan harga. USD/JPY hanya sedikit berubah dalam hari perdagangan ini, dengan diperdagangkan pada 106.40 saat penulisan ulasan ini oleh ACY (4:30 PM Waktu Sydney), setelah mengalami kenaikan intraday 0.07 persen.
Grafik 1: USD/JPY H1
https://i.gyazo.com/471f315c4e56b4ad9f5b0be38eb45496.png
Pada grafik Hourly, secara teknikal, indikator-indikator menunjukkan sinyal beli kuat, tetapi grafik Daily menampilkan sinyal jual yang unjuk gigi.
Grafik 2: USD/JPY Daily
https://i.gyazo.com/4c7a6276c3684d53f1da1dace54ec9da.png
Perhatikan sejumlah saran dari ACY berikut
Level-level Support Penting:
S1: 106.14
S2: 105.90
Level-level Resisten Penting:
R1: 106.62
R2: 106.38
Secara umum, trader perlu berhati-hati pada pasangan mata uang ini, karena akan terus dipengaruhi oleh sentimen investor pada Greenback, yield Obligasi AS (Treasury), aset aset dengan bunga tinggi, serta kekhawatiran mengenai inflasi.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
1st March 2018, 05:13 PM
ACY: Laju EUR/USD Selip Menuju Support
Setelah menyentuh High 3 tahun, Euro menurun secara dramatis dalam 9 hari terakhir. Hasil pengamatan ACY menunjukkan bahwa EUR/USD berjuang di area Fibo Retracement 23.6% selama beberapa hari, sebelum akhirnya terhempas oleh testimoni pertama dari Ketua Fed Jerome Powell.
Di penampilan publik perdananya sebagai Ketua Bank Sentral AS pada Selasa (27 Februari) kemarin, Powell berkomitmen untuk menghalau risiko overheating, sembari tetap menjalankan rencana kenaikan suku bunga secara bertahap. Dalam hal ini, sinyal Rate Hike saja sudah cukup untuk membuat heboh para investor.
Di sisi lain, ekonomi Prancis berekspansi 2.5% di kuartal ke-4, mengalahkan proyeksi pencapaian di 2.4%. Sementara itu, pasar tenaga kerja Jerman masih mempertahankan momentum kenaikan, sebagaimana terlihat di data Unemployment Change yang -22k.
GDP AS sendiri masih tumbuh 2.5%, sedikit lebih rendah dari capaian di periode sebelumnya. Namun jika melihat pertumbuhan cepat yang tercatat sejauh ini, hasil CPI yang relatif tinggi di kuartal keempat bisa mensinyalkan keadaan overheating.
Secara teknikal, EUR/USD akan berhadapan dengan support Fibo Retracement 38.2% dan upper line Ichimoku. Menurut perkiraan ACY, breakout dari salah satu level tersebut bisa memicu penurunan harga lebih jauh.
Grafik EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/db20dadb42d256e64baf9e6bf038f376.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
5th March 2018, 05:14 PM
GDP Melambat, Loonie Tetap Dalam Momentum Menurun
Dolar Kanada dan Peso Meksiko menjadi mata uang mayor dengan performa terburuk dalam sebulan terakhir, sekaligus termasuk salah satu mata uang dengan kinerja paling jelek dalam enam bulan terakhir.
Perekonomian Kanada telah melambat lebih buruk dari ekspektasi dalam paruh kedua tahun lalu, karena rumah tangga-rumah tangga yang menanggung utang besar mulai mengurangi pembelanjaan mereka. Menurut Badan Statistik Kanada pada hari Jumat, perekonomian bertumbuh dalam laju tahunan 1.7 persen di kuartal keempat, versus ekspektasi ekonom yang mengharapkan kenaikan sebesar 2 persen. Selain itu, ACY mencatat, Gross Domestic Product untuk kuartal ketiga direvisi turun.
Proposal bea impor logam yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengejutkan pasar dan akan berefek negatif bagi performa perdagangan Kanada. Dengan ketidakpastian seputar perdagangan memuncak dan inflasi cukup moderat, bank sentral Kanada (Bank of Canada) punya cukup banyak ruang untuk terus berhati-hati dalam menaikkan suku bunga.
Namun, secara teknikal, menurut Fibonacci Retracement yang diaplikasikan oleh ACY pada chart USD/CAD Daily, harga saat ini menghadapi resisten kuat pada level Retracement (0%), setelah lonjakan yang bertahan selama lebih dari satu bulan.
Chart USD/CAD Daily
https://i.gyazo.com/92d91f9cc3537d8ab61a48541cfc4257.png
Dikombinasikan dengan analisa dari Relative Strength Index (RSI), posisinya berada pada area overbought. Ini memberikan sinyal jual bagi investor, yang perlu diperhatikan guna menghindari potensi risiko pergerakan menurun lebih besar.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
6th March 2018, 06:46 PM
Yen Menurun Meski Bank Sentral Cari Cara Akhiri Stimulus
Dolar AS reli mengikuti pasar saham dunia, karena kekhawatiran mengenai proposal bea impor logam Presiden Donald Trump mulai memudar. Sementara itu, Yen menarik diri sedikit dari rekor level terendah sejak November 2016. Pada pasangan USD/JPY di chart Daily, ACY menilai pergerakannya didukung oleh channel harga yang mengarah ke bawah sejak awal 2017.
Akhir Dari Era Stimulus Moneter
Akhir dari era kebijakan moneter longgar bagi perekonomian dunia dalam satu dekade sebelumnya, makin jadi sorotan karena Bank of Japan (BoJ) mulai memikirkan mengenai kapan mereka akan mulai memperlambat program stimulus. Komentar Gubernur Haruhiko Kuroda pada bulan Jumat bahwa bank sentralnya akan mulai mempertimbangkan bagaimana mengakhiri pelonggaran moneter sekitar tahun fiskal yang berawal di bulan April 2019, merupakan sinyal paling jelas bahwa stimulus darurat bagi perekonomian Jepang bakal mencapai titik penghabisan.
"Patut untuk dicatat betapa Kuroda dalam beberapa pekan terakhir telah dipaksa untuk berbicara lebih spesifik mengenai jalan keluar (dari kebijakan moneter longgar)," kata Izumi Devalier, pimpinan ekonom Jepang di Bank of America Merrill Lynch, "Satu setengah tahun lalu, ia akan membungkam diskusi (mengenai ini) secara menyeluruh dengan pernyataan 'masih terlalu dini untuk membicarakannya'."
BoJ memperkirakan target inflasi akan dicapai pada tahun fiskal 2019. Karena masih masih cukup lama waktu untuk mencapai target 2 persen, maka kenaikan suku bunga boleh jadi menghambat pemulihan ekonomi saat ini. Apabila demikian, maka menghentikan stimulus merupakan cara yang tepat guna menghindari potensi efek negatif bagi perekonomian, hal mana menjadi masalah prioritas bagi pemerintah Jepang.
Outlook USD/JPY
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya oleh ACY, dukungan dari channel harga yang lebih rendah, boleh jadi melindungi harga dari penurunan susulan. Namun demikian, apabila channel ini ditembus, maka kemungkinan akan mengakibatkan kemerosotan lebih lanjut, dan itulah titik dimana investor perlu berhati-hati.
Grafik USD/JPY Daily
https://i.gyazo.com/2c4223995da76f23011b4d814175ddeb.png
Dengan indikator MACD diaplikasikan pada chart Daily, kita bisa melihat Divergen Bullish, karena ada level rendah yang lebih tinggi (higher lows) pada MACD, muncul berpasangan dengan pergerakan harga dari level rendah ke lebih rendah lagi (lower lows).
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
7th March 2018, 02:27 PM
EUR/USD Tetap Bullish Menghadapi Bea Impor Tinggi
Euro telah meningkat tinggi secara signifikan, sementara proposal bea impor AS menghadapi perlawanan dari lobi-lobi para pemimpin partai Republik. ACY mencatat, kritik atas proposal itu menyebutkan adanya kekhawatiran kalau kebijakan penerapan bea impor bakal memicu perang dagang dan mengacaukan perekonomian AS.
Para wakil rakyat dari partai Republik meningkatkan himbauan mereka pada Presiden Donald Trump agar membatalkan niatnya untuk menerapkan bea impor atas besi dan aluminium, termasuk diantaranya pemimpin mayoritas di Senat, Mitch McConnell. Salah satu sosok terkemuka penentang proposal bea impor lainnya, juru bicara House of Representative, Paul Ryan, mengatakan rencana penerapan bea impor besi sebesar 25 persen dan aluminium sebesar 10 persen itu terlalu luas. Walaupun kebijakan ini dimaksudkan untuk menghantam China, tetapi dampak utamanya justru akan dirasakan oleh negara-negara sekutu AS, seperti Kanada.
Outlook Teknikal EUR/USD
Pada grafik 60-menit, EUR/USD tengah diperdagangkan pada $1.24195 per pukul 11:40 am di Sydney, sudah menembus resisten penting pada 1.24015 (Retracement 61.8%). Pasangan mata uang ini masih bergerak dalam momentum naik, setelah bergumul di level resisten tersebut selama beberapa waktu sebelumnya.
Grafik EUR/USD Pada Timeframe 1 Jam
https://i.gyazo.com/395148a4677cdb799f59f75e8933f7ca.png
Setelah sukses breakout dari resisten, ACY menilai ada ruang besar bagi EUR/USD untuk meningkat lebih lanjut, kemungkinan menuju resisten pertama pada 1.24738 yang sebelumnya dicapai pada tanggal 15 Februari. Jika bergerak naik lebih lanjut, maka bisa menuju resisten kedua pada 1.25545 yang sebelumnya dicapai pada tanggal 16 Februari.
Indikator Relative Strength Index (RSI 14) telah menampilkan momentum menurun, sedangkan harga mencetak level tinggi yang lebih tinggi (higher high). Hal ini mengungkap potensi pembalikan (reversal) bagi EUR/USD, apabila bergerak kembali ke bawah Retracement 61.8%.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
8th March 2018, 06:00 PM
Harga Minyak Jatuh Di Tengah Pertumbuhan Output AS
Harga minyak mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari tiga pekan, dengan merosot 1.52 persen ke penutupan di sekitar $61.367 per barel. ACY mencatat ini berhubungan dengan laporan pemerintah AS yang menunjukkan ekspansi produksi persediaan minyak mentah, serta reli ekuitas.
Tren menurun di pasar saham, penguatan Dolar AS, dan ancaman bea impor Trump yang dikhawatirkan memicu perang dagang, menjadi faktor-faktor yang menekan harga minyak mentah. Sementara itu, peningkatan output minyak AS juga berperan sebagai kekuatan yang mendorong harga minyak ke arah bawah. Energy Information Administration (EIA) mengatakan bahwa inventori minyak mentah AS meningkat sebanyak 2.41 juta barel pekan lalu, semenetara produksi melonjak ke rekor baru.
Menghadapi pertumbuhan output minyak mentah AS lebih lanjut, Sekjen OPEC Mohammad Barkindo tak menunjukkan kekhawatiran. Katanya, ia optimistis akan dukungan permintaan yang kuat.
Grafik WTICOUSD di Timeframe Daily
https://i.gyazo.com/8a7e2c5b8968374eeea6455d8f7ff663.png
Mari kita lihat WTI pada grafik Daily. Setelah menembus level Retracement 38.2% (61.944), ACY menilai pergerakannya menghadapi dua Support signifikan di sekitarnya, yaitu level tinggi 61.555 yang sebelumnya tercapai pada 6 Mei, serta Fibo Retracement 50%. Sebagaimana bisa Anda lihat pada grafik, harga yang menjaga momentum ini sepertinya akan menembus Cloud yang tercipta oleh Ichimoku, sehingga kemungkinan memicu penurunan lebih jauh dalam waktu dekat.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
9th March 2018, 07:31 PM
Nasdaq Perpanjang Kenaikan Hadapi Pengumuman Bea Impor
Sebagaimana diberitakan oleh Associated Press, pasar ekuitas AS memperpanjang kenaikan menjelang pengumuman bea impor tadi malam. Acuan indeks Nasdaq 100 meningkat 0.72 persen dan ditutup pada 6971.2, setelah menanjak lima hari beruntun.
Pengumuman Bea Impor
Presiden AS Donald Trump menetapkan bea impor besi dan aluminium masing-masing pada 25 persen dan 10 persen pada hari Kamis, sejalan dengan ekspektasi pasar. Namun, ia menarik ikrarnya untuk menerapkan aturan tersebut bagi semua negara, dengan mengecualikan Kanada dan Meksiko untuk memberikan landasan bagi diskusi terpisah dalam rangka North American Free Trade Agreement (NAFTA).
Negara-negara lain yang telah mendapatkan banyak keuntungan dari perdagangan dengan Amerika Serikat, seperti China dan Korea, akan sangat terdampak oleh bea impor ini. Selain itu, sejumlah industri yang mengandalkan besi dan aluminium akan terimbas pula.
Trump juga menuntut konsesi dari Uni Eropa, mengeluh bahwa mereka memperlakukan mobil-mobil Amerika secara tidak adil dan mengancam akan menaikkan bea impor atas mobil dari Uni Eropa.
Outlook Teknikal Nasdaq 100
Secara teknikal, Indeks Nasdaq 100 telah reli dekat rekor tinggi, meskipun terjadi crash pada awal Februari. Artinya, dalam pandangan ACY, indeks ini menghadapi resisten mayor pada level tinggi 7031.1 yang sebelumnya dicapai pada tanggal 29 Januari.
Grafik NAS100 Daily
https://i.gyazo.com/630d3191c4ba8a61b8c68eee02f8cf1b.png
Stochastic Oscillator yang diaplikasikan pada grafik Daily telah melesat ke atas 88, berarti bahwa lokasinya sudah berada di area jenuh beli (overbought area), dan mensinyalkan potensi aksi jual akan terjadi. Menurut ACY, di sini investor harus lebih berhati-hati, menunggu arah kemana indeks akan bergerak setelah menguji resisten di atas.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
12th March 2018, 06:38 PM
Indeks Dow 30 Lanjutkan Kenaikan Di Tengah Bagusnya Ketenagakerjaan
Pasar ekuitas AS melanjutkan kenaikkannya pada hari Jumat setelah meningkat selama sepekan, dengan Indeks US 30 naik 0.39% ke penutupan pada 25432.6. ACY mencatat, kenaikan tersebut dipicu oleh kondisi ekonomi yang sehat, karena perekonomian AS pada bulan Februari 2018 mengalami musim perekrutan tenaga kerja terbesar sejak pertengahan 2016.
Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat menunjukkan bahwa Non-farm Payroll naik 313,000 di bulan Februari, melampaui estimasi median pada 205,000 dalam sebuah survey ekonom. Sementara itu, tingkat pengangguran pada bulan Februari tetap 4.1 persen, bertahan pada level yang sama untuk bulan kelima beruntun.
Namun demikian, tekanan inflasi tetap rendah, karena kenaikan gaji --yang bulan lalu mendorong naik pasar finansial-- tak berlanjut. Data mengenai gaji menunjukkan perlambatan dari laju tinggi yang memicu gejolak ekonomi bulan lalu, lantaran kekhawatiran kalau Federal Reserve bisa menaikkan suku bunga lebih cepat.
Outlook Teknikal Indeks US30
Secara teknikal, Indeks US 30 telah menyempit, ditampilkan oleh grafik di bawah ini, ditahan oleh level rendah dan level tinggi sejak akhir Januari. Posisinya sekarang berada di bawah Descending Resistance Line yang menjadi poin penentu untuk memilih arah tertentu. Apabila Indeks US 30 gagal menembusnya, maka menurut ACY, kemunduran Indeks akan mengindikasikan pergerakan berlanjut dalam segitiga ini.
Grafik Indeks US30 Daily
https://i.gyazo.com/461c523c96d4e4cb1f5223b5359a57fc.png
Pembacaan indikator Stochastic Oscillator mengindikasikan bahwa Indeks US 30 berada pada area jenuh jual (overbought area) dan masih menjaga momentum kenaikannya. Namun, apabila Stochastic mundur ke bawah 80, maka investor boleh mulai mempertimbangkan untuk melakukan aksi jual.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
13th March 2018, 11:50 AM
Harga Minyak Jatuh Akibat Forecast Pertumbuhan Output Shale AS
West Texas Intermediate (WTI) jatuh 1.1 persen ke $61.367 per barel pada hari Senin, setelah laporan pemerintah menunjukkan output minyak shale Amerika Serikat berekspansi lebih lanjut. Berdasarkan data pemerintah, output dari beberapa kawasan shale terbesar di AS diperkirakan akan naik 131,000 barel per hari (bph) pada bulan April, sehingga mengancam upaya pemangkasan limpahan surplus yang dilakukan OPEC. Sedangkan menurut sebuah forecast Bloomberg, peningkatan persediaan di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman kontrak futures, hanya berubah sedikit setelah menurun selama 11 pekan beruntun.
Kekhawatiran mengenai peningkatan produksi AS terus membebani produsen dan investor. "Semakin lama kesepakatan itu berlangsung, (semakin) itu akan berantakan," kata Warren Patterson, seorang pakar strategi komoditas, dalam wawancara di Singapura. Ia merujuk pada kesepakatan pemangkasan output antara negara-negara anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC). Katanya, "Mereka terus menerus melepaskan pangsa pasar untuk (diambil alih) AS."
Outlook Teknikal WTI
ACY mencatat, WTI Futures bergerak mundur menghadapi resisten Fibonacci (Retracement 38.2%) kemarin, tetapi di saat yang sama juga menemukan support pada Retracement 50.0%. Jika sukses tembus ke level yang lebih rendah, maka akan menguji level support kedua yang berada pada Retracement 61.8%.
Grafik WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/11d836ab2602417d62c0dddf645c7b5c.png
Bersama dengan tekanan oleh Retracement 50.0% setelah tembus ke level yang lebih rendah, ACY menilai breakout dari cloud Ichimoku bisa mengakibatkan penurunan lebih lanjut. Selain itu, Relative Strength Index (RSI) yang diaplikasikan pada grafik bergerak serempak dengan tren menurun, ke arah yang sama dengan arah yang dituju oleh harga, sebagaimana ditunjukkan pada grafik di atas.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
14th March 2018, 03:13 PM
Euro Terus Naik Setelah Tillerson Dipecat
Euro naik dua hari beruntun terhadap Dolar AS, sementara pasar menelaah berita-berita ekonomi dan politik di Amerika Serikat. Pasangan mata uang EUR/USD masih reli 0.44 persen dan ditutup pada $1.23882, mendekati level tinggi satu sesi pada 1.24440.
Data CPI Amerika Serikat bulan Februari dilaporkan berada pada 2.2 persen, sesuai dengan eksepektasi analis ekonomi dan melampaui angka periode sebelumnya yang hanya mencapai 2.1 persen. Pertumbuhan inflasi yang tangguh mengungkapkan kondisi ekonomi bagus, dan memperkuat kemungkinan kenaikan suku bunga tiga kali dalam tahun ini.
Sementara itu untuk jangka pendek, sejumlah berita ekonomi dan politik telah mengancam Greenback. Pemecatan mendadak Menteri Luar Negeri Rex Tillerson --untuk digantikan dengan Direktur CIA Mike Pompeo-- boleh jadi membuat investor mengantisipasi siapa lagi yang akan digusur dari White House, khususnya terkait dengan kebijakan perdagangan.
Presiden AS Donald Trump tengah berupaya untuk menerapkan tarif hingga $60 milyar atas impor dari China dan akan menyasar sektor-sektor teknologi dan komunikasi. Demikian disampaikan oleh dua orang yang kabarnya mendiskusikan masalah ini dengan pejabat pemerintahan Trump pada hari Selasa.
Agenda proteksionis Trump telah memperburuk pemulihan ekonomi global yang tengah berlangsung, serta meningkatkan ketidakpastian pasar. ACY mencatat sejumlah event yang akan datang juga semestinya diamati oleh investor, termasuk rilis data penjualan ritel bulan Februari, serta pidato Presiden ECB Draghi di Frankfurt yang disoroti karena pasar memantau potensi penghentian Quantitative Easing (QE).
Outlook Teknikal EUR/USD
Secara teknikal, EUR/USD telah didukung oleh level support pada Fibo Retracement 23.6% (1.23192) dan cloud Ichimoku. Setelah itu, pasangan mata uang ini cenderung untuk bergerak lebih jauh guna menguji resisten pertama di atas 1.24440. Apabila sukses menembus level ini, maka akan mendekati resisten kedua yang sangat kuat di level high tanggal 16 Februari pada 1.25545.
Grafik EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/26ea01a08ba82a3bfbc4fb73927ef9f4.png
Ke depan, Stochastic Oscillator (5,3,3) menghadapi resisten mayor pada 89%, dan reaksi berikutnya pada level ini perlu diperhatikan. Akan tetapi untuk saat ini, ACY menilai masih ada cukup banyak ruang untuk meningkat.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
15th March 2018, 01:09 PM
Dolar Kanada Melemah Akibat Menipisnya Peluang Kenaikan Suku Bunga
Dolar Kanada mempertahankan posisi pada level dekat C$1.29622 per Dolar AS. Pasangan mata uang USD/CAD telah menurun sekitar 0.09 persen ke penutupan pada 1.29525, setelah mengalami kenaikan dramatis di hari sebelumnya. Harga intraday saat ini didukung oleh level high 1.29200 yang terakhir dicapai pada tanggal 19 Desember.
Presiden Donald Trump memilih Larry Kudlow, seorang komentator televisi dan analis ekonomi dari kalangan konservatif untuk menggantikan Gary Cohn sebagai penasehat ekonomi White House. Kudlow adalah penasehat informal Trump pada kampanye pilpres 2016 dan memiliki pengalaman bekerja di Wall Street. Ia telah mengkritisi keputusan presiden dengan mengatakan bahwa tarif impor logam akan buruk bagi para produsen pengguna besi baja.
Sementara itu, penjualan ritel di Amerika Serikat merosot untuk bulan ketiga beruntun pada Februari, karena rumah tangga konsumen memangkas pembelian kendaraan bermotor dan barang-barang besar lainnya. Hal ini memicu analis untuk merevisi turun forecast pertumbuhan ekonomi AS kuartal pertama.
Kini, mari alihkan pengamatan ke Kanada. Awal pekan ini, Stephen Poloz, pimpinan bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC), menyampaikan sebuah pidato yang mensinyalkan dihapusnya kemungkinan kenaikan suku bunga BoC pada bulan April. Fokusnya pidatonya terletak pada potensi pasar ketenagakerjaan yang belum direalisasikan, sedangkan kenaikan suku bunga bisa jadi justru akan membuat potensi tersebut tak bisa diwujudkan. Karena hal ini, maka ACY menilai probabilitas kenaikan suku bunga yang lebih rendah boleh jadi mengarah pada depresiasi Loonie dalam jangka panjang.
Outlook Teknikal USD/CAD
USD/CAD telah diperdagangkan hingga mencapai resisten kritis pekan ini di antara level 1.29195 dan titik kritis psikologis 1.3000, meski belum menembusnya. Momentum kemungkinan akan mengarah pada breakout ke level lebih tinggi, yang bisa mensinyalkan pergeseran tren menuju penguatan USD terhadap Dolar Kanada.
Grafik USD/CAD Daily
https://i.gyazo.com/34ed989423d43e322c2ae15f1f5a3645.png
Jika pasangan mata uang ini mampu menjaga momentum kenaikan, maka menurut ACY, pergerakan USD/CAD akan mendekati resisten tahunan yang dimulai sejak awal 2016, sehingga ada banyak ruang untuk mendapatkan keuntungan dari kesenjangan antara harga sekarang dan resisten ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
20th March 2018, 05:00 PM
Pounds Terus Meningkat Jelang BoE Dan CPI
Forecast Pound Inggris: Bullish
Pound Inggris terus bergerak naik pada hari Senin setelah meningkat sedikit sejak awal Maret. Pagi ini ACY mencatat, telah terjadi breakout bullish lagi di atas level psikologis 1.4000 seusai tercapainya persetujuan mengenai rencana transisi Brexit. Dengan adanya dua penggerak pasar nampak di horizon untuk pekan ini, yaitu keputusan suku bunga BoE dan pengumuman CPI hari Kamis, maka masih ada potensi untuk volatilitas ke level tinggi pada pair-pair GBP.
Inflasi telah menjadi topik pendorong dalam tren bullish GBP/USD sepanjang tahun, dan dengan Inggris telah mengalami lima bulan beruntun inflasi pada 3% atau lebih, maka Bank of England kemungkinan mengalami kesulitan dalam memutuskan kebijakan. Di sisi lain, sebagaimana telah kami sampaikan dalam bahasan kemarin, bahwa pasar telah memiliki ekspektasi universal akan kenaikan suku bunga dari Federal Reserve Amerika Serikat. Jika terjadi kenaikan suku bunga tanpa komentar hawkish yang menyertainya, maka bisa jadi ada beberapa pergerakan menurun untuk Dolar AS.
Grafik GBPUSD Daily
https://i.gyazo.com/33cbe1bb60357345315e8b8313e1ff09.png
Secara teknikal, pasangan mata uang GBP/USD terus bergerak melewati Uptrend Channel yang dimulai sejak pertengahan Desember, setelah menemukan support pada Retracement Fibo 61.8% (1.37380). Untuk periode jangka panjang, ACY memperkirakan kemungkinan GBP/USD akan mempertahankan momentum kenaikannya. Namun, untuk jangka pendek, GBP/USD menghadapi dua resisten pada 1.41445 dan garis atas Channel. Jika Anda seorang investor yang berfokus pada investasi jangka pendek, maka masih ada ruang untuk melakukan Buy di bawah resisten pertama.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
21st March 2018, 07:21 PM
Emas Temukan Support Pada Level Tinggi 2015, Menjelang FOMC
Harga Emas terus bergerak menurun setelah menembus Retracement 38.2%, dengan merosot sebesar 0.42 persen ke harga penutupan pada $1311.20, level penutupan terendah sejak tanggal 2 Januari. Harga masih diperdagangkan dalam Bearish Channel, setelah gagal menembus level tertinggi tahun 2018 pada pertengahan bulan Februari, dan sejak saat itu telah menetap untuk menemukan support pada kisaran $1307.17 yang merupakan level tinggi tahun 2015.
Sementara itu, keputusan suku bunga pasca rapat kebijakan bank sentral AS (FOMC) besok akan menimbulkan volatilitas bagi harga Emas. ACY menilai ada peluang besar kenaikan suku bunga FOMC karena mereka telah cukup terbuka mengenai rencana untuk normalisasi kebijakan lebih lanjut. Namun demikian, pertanyaan yang lebih besar adalah berapa kali kenaikan suku bunga yang dapat diekspektasikan pasar dari bank sentral AS. Sebanyak tiga kali kenaikan (termasuk yang akan diumumkan esok hari) telah lama menjadi fokus ekspektasi pasar, tetapi dalam testimoni Powell di hadapan Kongres awal bulan ini, ia menyampaikan preferensinya untuk Dolar yang lebih kuat, sehingga ide kenaikan suku bunga sebanyak empat kali mulai banyak didiskusikan.
Apabila ada nada yang lebih hawkish dari bank sentral, ACY memperkirakan Dolar AS dapat mengokohkan posisi kenaikan cukup panjang untuk menguji level 91.00 pada indeks Dolar AS (DXY), sebuah Retracement jangka panjang yang bisa berdampak pada Emas.
Grafik XAU/USD Daily
https://i.gyazo.com/61cf409fde278b294229304bf2139ea8.png
Pada XAU/USD di chart Daily, harga intraday telah memantul sedikit, kemungkinan akan menguji Retracement 38.2% lagi setelah menginjak support pada level tinggi tahun 2015. Apabila pergerakannya kelak berbalik mundur, maka kemungkinan akan kembali mendapatkan Support dari level tinggi tahun 2015 dan level Retracement 50.0%.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
22nd March 2018, 02:44 PM
Kenaikan Suku Bunga Fed Membebani Indeks Dow Jones
Dow Jones Industrial Average mundur sedikit dengan volatilitas rendah di tengah kehebohan putusan kenaikan suku bunga Fed bulan Maret. Pejabat Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunga pinjaman acuan sebesar 25 basis poin dan memperkirakan laju kenaikan yang lebih tajam pada tahun 2019 dan 2020, sesuai dengan konteks outlook ekonomi yang membaik, sebagaimana ditunjukkan oleh kebangkitan inflasi dan rendahnya tingkat pengangguran.
Dalam briefing dengan reporter, Jerome Powell, pimpinan Fed, memberikan sinyal mengenai rencana kenaikan suku bunga bertahap. Sesuai yang telah diperkirakan, kenaikan akan dilakukan sebanyak 2 kali lagi tahun ini bukannya 3 kali, tetapi laju lebih cepat bisa dilaksanakan tahun depan.
Setelah putusan suku bunga FOMC, ACY mencatat Greenback anjlok terhadap mata uang mayor lainnya hingga lebih dari 0.8 persen. Pasar sudah memperhitungkan perkiraan kenaikan suku bunga tersebut, sehingga Indeks Dolar AS (DXY) dan pasar saham AS tertekan lantaran kondisi aktual sesuai ekspektasi.
Grafik US30 Daily
https://i.gyazo.com/016599888d033ca72bc4cc448e24feaf.png
Grafik teknikal Indeks US30 berada pada persimpangan dimana arah pergerakan berikutnya lebih dapat ditentukan, setelah Indeks mengalami konsolidasi dalam Price Channel yang sempit sejak akhir Januari. Sedangkan dilihat dari outlook ekonomi, ACY menilai, meskipun pemangkasan pajak dapat menaikkan saham-saham korporasi untuk jangka pendek, kekhawatiran lain seperti bea impor atas banyak industri global kemungkinan akan menyeret turun perekonomian secara keseluruhan. Karena alasan ini, arah jangka pendek kemungkinan menurun dan menuju support pada kisaran yang sebelumnya dicapai pada awal bulan Februari.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
27th March 2018, 12:54 PM
Pound Cenderung Bullish Di Tengah Potensi Rate Hike
Pasar saham AS kembali melesat setelah mengalami penurunan terbesar dalam dua tahun. Indeks acuan utama menanjak lebih dari 2.7 persen, pulih dari kelesuan yang dialami pada hari Jumat, karena eskalasi ketegangan mengenai perdagangan mulai memudar. Sementara itu, ACY mencatat Indeks Dolar (DXY) mengalami depresiasi lebih lanjut hingga mencapai 88.59 pada pukul 11:00 am waktu Sydney, menjadi penggerak bagi pasar saham.
Penguatan berlanjut pada Pound Inggris. Kinerja Maret yang kuat membalik penurunan yang dialami selama Februari. Pekan lalu, ada sejumlah penggerak Pound, salah satunya yang terpenting adalah pergeseran nada hawkish yang membuat Bank of England (BoE) disoroti lantaran kemungkinan kenaikan suku bunga di bulan Mei.
Dengan memantau grafik GBP/USD Daily, nampak bahwa kemarin, breakout harga tertinggi satu sesi pada 1.41445 memberikan bahan bakar untuk naik lebih jauh lagi. Namun demikian, kenaikan moderat kemarin mengantarkan pasangan mata uang ini menghadapi level resisten penting berikutnya di sekitar 1.4253, dimana ACY menilai investor perlu bersabar menantikan arah pergerakan selanjutnya. Pada tahap ini, dikarenakan breakout DXY ke arah yang lebih rendah dan potensi kenaikan suku bunga BoE, maka ada lebih besar kemungkinan GBP/USD akan menembus level tersebut dan melanjutkan momentum saat ini.
Grafik GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/6f0847bfbf81cfbbe591ba7d223b66fd.png
Outlook jangka panjang GBP/USD masih optimistis bagi investor, karena pasangan ini terus bergerak dalam Ascending Price Channel. Selain itu, ada uptrend pada MACD dan RSI.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
28th March 2018, 07:52 PM
Nasdaq Kemungkinan Reli Menjelang Rilis Data GDP AS
Pasar ekuitas Amerika Serikat tumbang lagi di hari Selasa, diseret oleh aksi jual pada saham-saham sektor teknologi, karena investor menilai ulang ancaman atas pertumbuhan pendapatan industri yang mendorong reli tahun lalu ini. Facebook memimpin diantara saham-saham yang nilainya jatuh secara signifikan, sedangkan CEO Mark Zuckerberg diekspektasikan akan memberikan testimoni di hadapan Komite Dagang dan Energi Majelis Rendah AS, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran mengenai perlindungan privasi konsumen.
Kekhawatiran mengenai ketegangan perdagangan yang dipicu oleh langkah proteksionis Presiden Donald Trump, telah sangat melonjakkan volatilitas pasar baru-baru ini, dan boleh jadi akan terus berlanjut hingga Amerika dan China mencapai suatu kesepakatan mengenai perdagangan.
Menurut ACY, hal yang perlu diamati oleh investor sekarang adalah jadwal rilis data GDP Tahunan untuk kuartal keempat 2017, yang diekspektasikan akan mencapai pertumbuhan 2.7%, lebih tinggi 0.2% dibanding pelaporan sebelumnya.
Outlook Teknikal Nasdaq
Indeks Nasdaq 100 anjlok hingga nyaris menghapus semua kenaikan yang diperoleh di hari sebelumnya, turun lebih dari 3.3 persen ke 6525.2 poin, menuju ke lokasi dimana Fibo Retracement 61.8% berada untuk kedua kalinya menguji seberapa kuat titik support ini. Lebih dari itu, jika kita memperpanjang fokus, terlihat kemerosotan besar pada awal Februari saat Ascending Channel dimulai. Hal-hal tadi, disertai dengan support lain yang membatasi level rendah ini, membuka kemungkinan bagi indeks Nasdaq untuk naik dan menguji Fibo Retracement 50.0%.
Grafik NAS100 Daily
https://i.gyazo.com/45ca29316a7b7e41c4a738241017d69d.png
ACY memperkirakan, sejalan dengan pembalikan Stochastic Oscillator ke atas ambang 20, yang dianggap sebagai batas jenuh jual (Oversold), Indeks Nasdaq kemungkinan akan reli beriringan dengan peningkatan angka Stochastic.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
andengireng
29th March 2018, 08:02 AM
https://charts.mql5.com/17/913/usdchf-h1-xm-global-limited.png
USDCHF hari ini kita lihat ternyata ada lonjakan harga beberapa jam lalu, sehingga trend menjadi bullish, maka dari itu silahkan Anda membuka posisi buy di titik support yaitu titik 0.95515 dengan target di titik 0.96697.
djamirunaje
29th March 2018, 12:37 PM
Euro Tertarik Mundur Akibat Meroketnya Dolar
Greenback melonjak dua hari beruntun terhadap mata uang-mata uang mayor setelah mengalami kemerosotan selama lebih dari sebulan, di tengah melonggarnya ketegangan perang dagang dengan China. Reli Dolar AS juga merefleksikan angka GDP yang berkinerja bagus, lebih baik dari ekspektasi.
ACY mencatat, kemerosotan di pasar ekuitas yang terseret oleh saham-saham teknologi kembali mengarahkan aliran modal ke pasar forex dalam lingkup tertentu. Hal ini mendorong Dolar AS menguat, sementara yield Obligasi Treasury 10-tahunan ditahan di bawah 2.8 persen, untuk pertama kalinya sejak awal Februari melorot lebih rendah dari 2.75 persen.
Dikarenakan kenaikan signifikan yang dialami oleh Indeks Dolar AS (DXY), Euro merosot menjelang rilis sejumlah data penting untuk Zona Euro pekan ini, termasuk CPI Jerman bulan Maret dan kondisi pasar tenaga kerja. Euro bisa jadi mengalami sejumlah reli jika data sesuai dengan ekspektasi, lebih unggul dari periode sebelumnya.
Outlook Teknikal EUR/USD
Berdasarkan analisa teknikal pada EUR/USD di chart Daily, kemerosotan selama dua hari telah menarik harga hingga turun ke bawah Moving Average 20-Day dan level Fibo Retracement 61.8%. Selain itu, breakout ini bisa jadi mengantarkan pada penurunan lebih jauh menuju level rendah 1.22388 yang sebelumnya dicapai pada 20 Maret. Demikianlah pergerakan yang diperkirakan ACY untuk beberapa hari ke depan.
Grafik EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/db4414c72667c5fb11718e7ab03c9089.png
Dalam outlook yang lebih luas untuk pasangan mata uang ini, kemungkinan masih berlanjut berfluktuasi dalam kotak yang berkisar antara 1.25545 hingga 1.21538. Breakout dari kisaran tersebut akan memandu pergerakan selanjutkan ke suatu arah tertentu.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
4th April 2018, 07:03 PM
USD/JPY Reli Meski Ketegangan Perdagangan Membayangi
Greenback menguat lagi terhadap Yen pada hari Rabu, dengan USD/JPY mengalami kenaikan 0.69 persen ke penutupan pada 106.606 yen, meskipun outlook dibayangi oleh kekhawatiran mengenai eskalasi ketegangan perdagangan antara AS-China yang bisa memperburuk perekonomian dunia dan pertumbuhan Amerika Serikat.
Dengan julukan mata uang Safe Haven, Yen selalu menarik perhatian di tengah ketidakpastian ekonomi, khususnya ketika ada peningkatan ketegangan terkait perdagangan dunia. Di sisi lain, Yen sering melemah ketika minat investor pada aset-aset yang berisiko lebih tinggi meningkat.
Namun demikian, outlook Dolar tetap suram, karena ketegangan perdagangan yang dipicu oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. ACY mencatat, Dolar telah melemah sekitar 2.2 persen terhadap enam mata uang mayor lainnya dalam tahun ini.
Outlook teknikal yang lebih luas untuk Dolar terhadap Yen, boleh jadi menantikan pembalikan apabila sebuah kesepakatan bisa tercapai seusai negosiasi antara China dan AS. Saat ini, USD/JPY bergerak menyusuri level rendah pada Descending Price Channel yang digambarkan pada chart Daily di bawah ini.
Grafik USD/JPY Daily
https://i.gyazo.com/25509c7538c79df1b687468593012190.png
Apabila USD/JPY gagal menembus ke level lebih rendah lagi, maka ACY menilai, reli bisa diekspektasikan terjadi dalam beberapa pekan ke depan. Indikator MACD yang diaplikasikan pada chart mengindikasikan potensi pembalikan harga (reversal).
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
6th April 2018, 02:28 PM
Dow Jones Tumbang Usai Munculnya Proposal Tarif Tambahan Atas China
Indeks Dow Jones tumbang 1.35 persen dalam perdagangan intraday dan mencapai posisi 24129 per pukul 11:30 AM waktu Sydney. Kemerosotan tersebut nyaris menghapus seluruh kenaikan yang dialami dalam dua hari terakhir. Keruntuhan pasar terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia tengah mempertimbangkan tarif impor tambahan senilai USD100 Milyar atas China, sehingga membakar kembali perselisihan antara kedua negara.
Pandangan umum menilai kedua negara masih membuka kemungkinan untuk solusi via negosiasi untuk menghindari rencana penerapan bea impor. Namun, setelah China merilis daftar tarif serupa untuk dikenakan atas barang impor Amerika, termasuk kedelai, pesawar, mobil, daging sapi, dan bahan-bahan kimia; Amerika Serikat langsung merespon dengan proposal tarif tambahan senilai USD100 Milyar ini karena menganggap pembalasan China tidak adil.
Balas-membalas penerapan bea impor yang ibarat gayung bersambut ini membangkitkan kekhawatiran kalau-kalau situasi akan memburuk hingga menjadi perang dagang yang akan meremukkan pertumbuhan ekonomi global. ACY mencatat, perwakilan Partai Republik dari kawasan Barat dan Midwest telah menyuarakan kekhawatiran mereka mengenai besarnya bahaya bahaya bagi eksportir pertanian AS.
Outlook Teknikal Indeks Dow Jones (US30)
Chart 1: US30 Daily
https://i.gyazo.com/1c1d6338e1effb6c51ccdb58e8b0139f.png
Secara teknikal, Indeks pada chart Daily tengah bergerak menyusuri sebuah Channel yang menyempit, setelah mundur dari level tertinggi historis, dan dihalangi oleh batas atas Channel pada perdagangan hari ini. ACY menyarankan agar investor berhati-hati, jangan sampai tergesa-gesa mengambil keputusan sebelum terjadi breakout ke level lebih tinggi maupun lebih rendah. Terjadinya breakout berarti ada konfirmasi bagi pergerakan berikutnya.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
9th April 2018, 01:53 PM
Nasdaq Reli Setelah Trump Ungkap Nada Lunak Di Twitter
Tepat setelah pengumuman bahwa Presiden Trump menginstruksikan pada Departemen Keuangan untuk mencari cara guna menerapkan tarif atas USD100 Milyar impor China lagi, pasar saham AS segera bereaksi dan tumbang pada hari Jumat. Penambahan tersebut meningkatkan jumlah produk China yang dipertimbangkan akan dikenai bea impor menjadi USD150 Milyar.
Eskalasi retorika mendorong Indeks Nasdaq 100 turun tajam pada hari Jumat, lebih dari 2.2 persen ke harga penutupan pada 6435.1 poin dan menghapus semua kenaikan yang diperoleh pada dua hari terakhir. ACY mencatat, pasar saham AS telah menunjukkan volatilitas tinggi sejak ketegangan perdagangan AS - China dimulai.
Namun demikian, Trump merilis nada yang lebih lunak dalam upaya untuk menstabilisasi pasar. "China akan menurunkan batasan dagangnya karena itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan," demikian disampaikan Trump pada 50 follower Twitter-nya pada Minggu pagi, seusai sepekan penuh ketegangan perdagangan meningkat.
"Bea impor akan jadi resiprokal dan sebuah kesepakatan akan dicapai dalam hal hak kekayaan intelektual," katanya. Ia juga mengungkapkan bahwa tak peduli apa yang terjadi, "Presiden Xi dan saya akan selalu berteman," katanya, merujuk pada Presiden China Xi Jinping.
Outlook Teknikal Indeks Nasdaq
Efeknya langsung terasa setelah komentar moderat Trump mengenai potensi perang dagang dengan China. Perdagangan intraday indeks Nasdaq 100 menampilkan reli moderat 0.37 persen per pukul 12:00 pm di Sydney, setelah sebelumnya breakout level Fibonacci Retracement 23.6% di sekitar 6497 poin.
Grafik NAS100 Daily
https://i.gyazo.com/e324140ee19ae166f003a458d3831cd6.png
Reli Indeks pada grafik Daily nampaknya akan menemui resisten pada Fibonacci Retracement 23.6% yang setelahnya bisa menyeretnya turun. Dengan melihat pergerakannya pada Ascending Price Channel yang digambarkan pada Chart, ACY memperkirakan potensi penurunan kemungkinan akan menarik indeks kembali pada garis batas bawah Channel. Artinya, investor dapat mencari sejumlah posisi short saat hal itu terjadi.
Namun demikian, apabila indeks sukses tembus resisten mayor pada retracement yang akan datang, maka kenaikan RSI dan MACD mengindikasikan dorongan lebih lanjut menuju level rintangan berikutnya di sekitar 6629 poin (Fibo Retracement 38.2%).
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
andengireng
11th April 2018, 12:58 PM
Wah, saya mengikuti beberapa kali analisa ACY, sungguh sangat membuat saya rugi, dalam 1 bulan analisa yang diberikan ACY salah semua, sehingga saya kehilangan uang saya dalam jumlah yang banyak. Saya rasa ACY masih belum hebat dalam hal memberikan analisa Forex.
djamirunaje
11th April 2018, 05:04 PM
Apakah Breakout NZD/USD Menandakan Kenaikan Lanjutan?
Dolar New Zealand mengalami reli dua hari beruntun per pukul 4:00 pm di Sydney, setelah Amerika Serikat menunjukkan pasar ketenagakerjaan yang lebih lemah dibanding perkiraan, diikuti dengan sejumlah kemunduran yang dialami oleh Dolar AS dalam dua hari terakhir.
Nampaknya, terdapat korelasi negatif antara indeks Dolar AS dan ketegangan perang dagang. Artinya, ketegangan yang lebih kuat dalam perselisihan dagang antara AS-China akan mendorong Dolar AS menguat, sembari menjerumuskan pasar ekuitas.
Dalam situasi seperti ini, Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato yang memberikan sinyal positif bagi pasar, karena ia mendukung globalisasi dan pembukaan pasar China, dalam upacara pembukaan Boao Forum. Hal itu sangat menenangkan ketegangan perdagangan, sehingga justru melemahkan Dolar AS.
Outlook Teknikal NZD/USD
Kenaikan intraday NZD/USD mendorong pasangan mata uang ini ke atas Descending Price Channel, dan ACY menilai kemungkinan akan meningkat lebih lanjut menuju resisten penting di sekitar 0.7436 yang notabene merupakan level tinggi (high) 16 Februari lalu. Apabila hal itu tak terjadi dan NZD/USD bergerak mundur, maka batas atas Channel akan menjadi level support untuk mencegah penurunan lebih jauh.
Grafik NZD/USD Daily
https://i.gyazo.com/b40cf00ea8e552f6e3dd6ff4ca084fef.png
Disandingkan dengan analisis indikator lainnya, ACY menemukan bahwa MACD baru saja mulai bergerak naik dan Relative Strength Index (RSI) menunjukkan level rendah yang lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Tanda-tanda tersebut merupakan sinyal bullish bagi buyer pada tahap ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
12th April 2018, 07:58 PM
Breakout Pada WTI Bisa Picu Kenaikan Lebih Tinggi
Kontrak berjangka West Texas Intermediate untuk pengiriman bulan Mei melesat naik USD1.16 ke penutupan pada USD66.694 per barel di New York Mercantile Exchange, mencapai level tertinggi tiga tahun akibat risiko geopolitik yang mengguncang pasar minyak. Ini merupakan peristiwa langka ketika pergerakan pasar minyak mentah dan pasar saham menuju ke arah perbeda.
Investor memperhatikan risiko-risiko geopolitik yang telah mendorong harga minyak ke rekor tertinggi sejak 2014. Arab Saudi, eksportir minyak terbesar dunia, menggagalkan serangan misil ke ibukotanya, hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa misil AS akan segera menyerang Suriah. Ketegangan ini bahkan membuat hubungan AS-Rusia merosot hingga titik beku.
Harga minyak mentah ditutup dekat level tinggi 15 Januari pada 66.693, setelah harga intraday naik hingga 67.4 tetapi kemudian menurun. Harga pembukaan hari ini lebih tinggi dibanding harga penutupan sebelumnya, sehingga mengindikasikan performa kuat dan ekspektasi tinggi di kalangan investor.
WTI diperdagangkan sedikit meningkat pada USD66.80 per barel pada pukul 12:00 PM di Sudney. Pergerakannya sudah menembus resisten penting yang bertempat pada level tinggi tanggal 15 Januari, sebagaimana nampak pada grafik yang digambarkan oleh ACY berikut ini.
Grafik WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/b037d4cc544b6c220b0df908202cf05f.png
Harga minyak cenderung menjaga momentum kenaikan, tetapi akan menghadapi resisten dalam perjalanannya ke atas. Resisten ini merujuk pada batas atas Uptrend Price Channel yang telah terbentuk sejak pertengahan Februari. Namun, menurut ACY, bila WTI mampu breakout dari Channel ini, maka dapat menghantarkan pada kenaikan yang lebih tajam di masa depan.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
13th April 2018, 02:16 PM
S&P500 Siap Reli Dalam Beberapa Jam Ke Depan?
Pada Indeks S&P500 grafik Hourly, pergerakannya naik menyusuri sebuah Uptrend Channel, meskipun mengalami sejumlah penurunan dalam beberapa jam lalu. Indeks ini bergerak menuju level rendah satu sesi, mendekati batas bawah Channel, yang bisa dipandang sebagai support penting pada basis Hourly. Setelah menyentuh level support ini, ACY menilai, pergerakannya kemungkinan akan reli dalam beberapa jam ke depan.
Grafik S&P500 Pada Timeframe Hourly
https://i.gyazo.com/af6132e5c35b986ec996db2cab7898ab.png
Berlanjutnya prediksi Uptrend juga bisa dilihat dari Stochastic Oscillator yang bertempat di area jenuh jual (overbought) dan memiliki kecenderungan untuk bertolak kembali ke atas ambang 20 di mana investor direkomendasikan untuk Buy. Selain itu, Relative Strength Index (RSI) mendekati level support, dengan ekspektasi sinyal reli yang sangat tinggi.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
17th April 2018, 03:49 PM
Harga Minyak Jatuh Di Tengah Memudarnya Risiko Geopolitik
Pada hari Senin, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Mei jatuh $0.953 ke penutupan pada $66.317 per barel, setelah reli lima sesi beruntun seusai serangan AS, Prancis, dan Inggris ke Suriah. AS, Prancis, dan Inggris membombardir Suriah sebagai respon atas serangan kimia yang dilakukan pemerintahnya terhadap warga sipil. Kemunduran harga minyak merefleksikan kelegaan pasar bahwa serangan misil ke Suriah tidak meluas menjadi konflik regional yang lebih luas maupun bereskalasi.
Jumat lalu, minyak bumi melonjak ke level tertingginya sejak 2014 seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Sementara itu, ACY mencatat, output minyak AS melesat tujuh pekan beruntun dan aktivitas pengeboran berada di level tertinggi sejak tahun 2015.
Dalam lingkup harga minyak yang lebih luas, dipertimbangkannya perpanjangan kesepakatan OPEC untuk memangkas output hingga 2018, boleh jadi mendongkrak harga minyak menuju $80; target harga yang diharapkan oleh para pejabat OPEC.
Outlook Teknikal WTI
Dengan memantau grafik Daily, kita menemukan bahwa kemarin terjadi breakout ke bawah resisten yang ditempatkan pada level tinggi 25 Januari dekat 66.69.
Harga intraday berada pada 66.57 per pukul 12:30 pm waktu Sydney, dengan sedikit kenaikan dalam upaya untuk naik kembali ke atas level resisten. Kegagalan upaya ini akan mengakibatkan penurunan lebih lanjut, menuju support yang bertepatan dengan Moving Average 20-Day. Dalam pandangan ACY, kemunduran ke level yang lebih rendah akan mengarah ke batas bawah Channel harga yang digambarkan dalam grafik.
Grafik WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/166e4f63878a03c23a378f7eb366d633.png
Secara teknikal, pergerakan harga pada grafik Daily dihentikan oleh batas atas Channel tempat harga berada saat ini. Situasi ini bertepatan dengan penurunan indikator Stochastic Indicator kembali ke 80, lokasi dimana investor bisa mulai mempertimbangkan untuk membuka posisi short dalam produk ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
18th April 2018, 02:33 PM
GBP/USD Mundur Saat Hadapi Resisten
Pound mundur dari level tertinggi terhadap Dolar AS sejak 23 Juni 2016, mematahkan kenaikan beruntun selama tujuh hari sebelumnya. GBP/USD jatuh 0.35 persen dan menetap di $1.42840, menghapus sebagian kenaikan yang mengantarkannya ke level tertinggi satu sesi. Sementara itu, level tinggi dan level rendah terbaru telah membentuk Ascending Price Channel.
Grafik GBPUSD Daily
https://i.gyazo.com/5a8eff5966fd218b795c76848c00a3a7.png
Kemunduran Pound nyata dipicu oleh batas atas Channel ini, karena terjadi setelah harga menyentuh resisten pada batas atas Channel. Menurut ACY, kemunduran berkelanjutan bisa diekspektasikan akan menuju support yang bertepatan dengan Moving Average 20-Day. Apabila itu tidak terjadi, maka pasangan mata uang ini akan berusaha untuk menguji resisten lagi dengan sejumlah ruang yang dapat dimasuki oleh buyer.
Angka RSI yang tinggi dan berada di area jenuh jual (overbought), memberikan sinyal potensi pullback ke bawah 70. Apabila RSI bergerak menembus ke bawah 70, maka investor harus mulai mencari peluang untuk Sell.
Selain pada level-level yang telah disebutkan, target resisten berikutnya terletak pada Retracement 100.0% pada 1.4344 yang berada tepat di atas harga saat ini. Sedangkan apabila harga bergerak mundur, maka ACY memperkirakan, penembusan Moving Average 20-Day akan mengantarkan pada Retracement 61.8% di sekitar 1.41.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
20th April 2018, 05:03 PM
Akankah Breakout Pound Mengakibatkan Penurunan Lebih Jauh?
Pound jatuh tajam tiga hari beruntun terhadap Greenback pada hari Kamus, merosot sekitar 0.84 persen dan menetap pada $1.40808; nyaris menghapus semua kenaikan yang telah dialami selama dua pekan terakhir. Pembalikan harga jangka pendek dimulai ketika data penting Inggris yang dirilis menunjukkan kecenderungan perlambatan ekonomi.
Nada dovish yang disampaikan Gubernur Bank of England, Mark Carney, mengakibatkan Pound menurun. Ia memberikan sinyal bahwa ekspektasi kenaikan suku bunga bulan depan boleh jadi tidak akan terwujud; alih-alih, Inggris harus bersiap-siap untuk menghadapi sejumlah kenaikan suku bunga dalam beberapa tahun mendatang.
Carney mengakui lemahnya data-data ekonomi belakangan ini, berdasarkan sejumlah laporan yang telah dipublikasikan. Penjualan ritel Inggris merosot 1.2 persen pada bulan Maret, dua kali lipat lebih rendah dari prediksi sebelumnya, karena salju dan dinginnya cuaca yang mengakibatkan orang-orang enggan keluar rumah dan menganggu pengiriman barang-barang. Sementara itu, ACY mencatat, inflasi mengalami kenaikan 2.5 persen saja, di bawah prediksi awal pada 2.7 persen.
Outlook Teknikal GBP/USD
Secara teknikal, GBP/USD saat ini sudah lepas dari batas bawah pada Ascending Channel, sehingga menurut ACY, pasangan mata uang ini bisa jadi terus bergerak menurun untuk mencari support jangka panjang dari Channel lebih tinggi yang digambarkan dengan tinta biru. Sebelum GBP/USD mencapai posisinya saat ini, pasangan mata uang tersebut pada dasarnya telah berada pada uptrend yang terbentuk sejak awal Maret.
Grafik GBPUSD Daily
https://i.gyazo.com/1f4c0af9ceb6e61d9b7a3314f87f4ffe.png
Indikator Stochastic Oscillator menunjukkan pasangan mata uang ini berada pada posisi jenuh jual (oversold). Apabila Stochastic bergerak naik ke atas 20, maka ini menandakan waktunya bagi investor untuk mempertimbangkan aksi jual.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
23rd April 2018, 05:30 PM
Dapatkah Level Rendah Saat Ini Menopang Dolar Australia?
Dolar Australia mengalami penurunan hari kedua terhadap Greenback pada hari Jumat. AUD/USD menurun 0.76 persen ke harga penutupan pada USD0.76684, level terendah dalam tiga pekan terakhir. Dolar Australia merosot setelah Biro Statistik Australia melaporkan pada hari Kamis bahwa ketenagakerjaan nasional mengalami peningkatan lebih rendah dibanding perkiraan. Hal ini mengindikasikan bahwa suku bunga boleh jadi akan mengalami perubahan.
ACY mencatat, perekonomian Australia mengalami kenaikan 4,900 pekerjaan di bulan Maret, hanya seperempat dari estimasi ekonomi. Sementara itu, kenaikan ketenagakerjaan bulan Februari direvisi turun ke minus 6,300 setelah penyesuaian data sesuai siklus musiman. Tingkat pengangguran, sebuah data yang dipandang penting oleh bank sentral, tetap berada pada 5.5 persen, karena lebih sedikit orang mencari pekerjaan pada bulan lalu.
Berkurangnya kenaikan pekerjaan kemungkinan meredam ekspektasi kenaikan suku bunga Reserve Bank of Australia dalam tahun ini, karena Gubernur RBA Philip Lowe mengatakan, ia ingin pasar tenaga kerja mendekati full employment (tingkat pengangguran sekitar 5 persen), sebelum mempertimbangkan kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2010.
Outlook Mingguan AUD/USD
https://i.gyazo.com/b13a1b92daaaea00099312e3c74d0662.png
AUD/USD nampaknya bergelut di kisaran antara batas atas Descending Channel jangka menengah dan level support horizontal dekat 0.7649. ACY menilai, harga intraday pada 12:20 pm di Sydney ditopang oleh garis support ini. Jika AUD/USD tidak bergerak menurun untuk menembus level ini, maka kemungkinan akan rebound untuk menguji resisten Fibonacci 61.8%. Dorongan lebih lanjut di atas level tersebut menyingkap batas atas Descending Channel terkait.
Sebaliknya, jika AUD/USD tembus ke level lebih rendah, maka akan bertemu support jangka panjang dari garis tren naik yang telah meningkat sejak Januari 2016.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
26th April 2018, 07:23 PM
Outlook Jangka Pendek USD/CAD Nampaknya Akan Mundur
Greenback sepertinya lelah menjaga momentum kenaikannya terhadap mata uang-mata uang mayor dalam beberapa hari terakhir, dan akan beristirahat sejenak. Dolar Kanada bertahan selama dua hari terakhir. Tepat setelah mengalami penurunan empat hari beruntun terhadap Dolar AS, Dolar Kanada naik sedikit 0.09 persen ke C$1.28435, dengan harga intraday sempat mencapai setinggi 1.28966.
Awasi data GDP AS yang akan dirilis pada hari Jumat, yang diekspektasikan mencatat laju kenaikan 2.0 persen pada kuartal pertama tahun 2018, jauh lebih rendah dibandingkan data periode sebelumnya. Lambatnya pertumbuhan ekonomi boleh jadi membebani kekuatan pembalikan indeks Dolar AS. Walaupun indeks ini sudah keluar dari kisaran yang dihuninya selama lebih dari tiga bulan, tetapi perekonomian yang lebih lemah kemungkinan akan menjatuhkan Greenback dalam jangka pendek.
Pada grafik Daily yang ditarik oleh ACY, USD/CAD secara umum mengikuti Ascending Price Channel yang telah dimulai sejak pertengahan Agustus dan memandunya menuju upswing dalam jangka panjang. Apabila kita ingin melihat bagaimana pergerakannya dalam beberapa hari ke depan, maka sejumlah kekalahan kemungkinan akan terjadi dalam menghadapi dua resisten penting pada Fibonacci Retracement 23.6% dan 50.0%, yang masing-masing berada dekat 1.2923. Pasangan mata uang ini juga akan menemui level support pada Retracement 38.2% tepat di bawahnya.
Grafik USD/CAD Daily
https://i.gyazo.com/2a9ef4df844ecfa3ecb2a2631848b738.png
Di sisi lain, jika pasangan mata uang ini berhasil menembus kedua resisten tersebut, maka kenaikan lebih lanjut bisa terjadi hingga mencapai level tinggi 1.31243 yang sebelumnya tercapai pada 19 Maret. Namun, kita juga perlu berfokus pada Stochastic Oscillator yang membantu strategi trading. Posisinya berada pada area jenuh jual (overbought) dan mengarah ke bawah. Asalkan level "80" ditembus, maka ACY menyarankan investor agar mempertimbangkan aksi jual.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
1st May 2018, 07:59 PM
Grafik Nasdaq Hourly Tengah Menunggu Breakout
Kontrak berjangka saham AS mendapatkan kenaikan tipis, sementara saham-saham Asia tak mengalami perubahan besar pada hari Selasa; setelah Amerika Serikat menunda penerapan bea impor logam atas negara-negara sekutunya hingga 1 bulan. Indeks Nasdaq 100 Futures mengalami penurunan beruntun hari kedua dan ditutup pada 6583.1; nyaris menghapus seluruh kenaikan yang dialami pada hari Kamis.
Pada hari Senin, pasar menantikan bagaimana AS akan bersikap menjelang penerapan bea impor atas besi baja dan aluminium. Sesuai ekspektasi, Presiden AS Donald Trump menunda keputusan untuk menerapkan bea tersebut pada Kanada, Uni Eropa, dan Meksiko, hingga 1 Juni. AS juga telah mencapai kesepakatan mengenai prinsip-prinsip bea impor dengan negara-negara lain, termasuk Australia dan Brazil.
Ada peristiwa penting bagi pasar AS pekan ini. Federal Open Market Committee, yang akan memulai rapat dua hari pada hari Selasa, diekspektasikan membiarkan suku bunga untuk pinjaman bank overnight tetap pada kisaran 1.5-1.75 persen. Suku bunga yang tak berubah akan membuat pasar saham cukup stabil.
Pada grafik 1-jam, Indeks Nasdaq 100 bergumul di kisaran antara Fibonacci Retracement 38.2% dan 50.0%, setelah mendapatkan dorongan dari level support pada Retracement 50.0%. ACY memperkirakan, breakout ke arah manapun setelah ini dapat mengakibatkan pergerakan berkelanjutan.
Grafik NASDAQ 1-Hour
https://i.gyazo.com/e195828831f1daf2bbbdbae1521c1ba8.png
Dikombinasikan dengan penggunaan Relative Strength Index (RSI) untuk memprediksi, nampak bahwa grafik menunjukkan Bullish Divergence. Hal ini mengindikasikan potensi pembalikan arah (reversal) dalam beberapa jam ke depan. ACY menyarankan agar investor perlu memperhatikan kemungkinan ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
7th May 2018, 06:53 PM
EUR/USD Cenderung Menurun Karena Ketenagakerjaan AS Bagus
Euro tetap flat dengan mencatatkan kenaikan terbatas saja terhadap Dolar AS selama empat hari beruntun, setelah mencapai support pada Fibonacci Retracement 61.8%. Harga intraday EUR/USD diperdagangkan pada 1.1971 per pukul 12:50 PM di Sydney, naik sekitar 0.11 persen setelah Departemen Ketenagakerjaan AS mengayakan Nonfarm Payroll di bulan April tak sebagus ekspektasi.
Departemen Ketenagakerjaan AS mempublikasikan laporan pengangguran dan rekrutmen pada hari Jumat, menyediakan gambaran terbaru mengenai perekonomian. Menurut sejumlah statistik, pasar tenaga kerja kuat, tetapi tidak berlebihan; sedangkan ekspansi ekonomi memiliki landasan kuat, meskipun agak lambat di awal tahun ini menjelang diberlakukannya pemangkasan pajak. Bulan ini, ekspansi ekonomi AS mencatat rekor terpanjang kedua dalam sejarah.
Nonfarm Payroll pada bulan April bertambah 164,000, lebih rendah dibanding forecast; sementara dilakukan penambahan sebanyak 30,000 atas data dua bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran jatuh ke 3.9 persen; level terendah sejak 2000 yang sekaligus menandakan bahwa pasar tenaga kerja AS menjadi makin kompetitif. Gaji naik 2.6 persen dalam setahun terakhir, tak lebih tinggi dari inflasi. Kenaikan moderat tersebut boleh jadi tak mendorong Federal Reserve untuk meningkatkan suku bunga acuannya dengan lebih agresif dibanding yang telah disinyalkannya.
Di sisi lain, Core CPI Zona Euro hanya naik 0.7 persen; di bawah ekspektasi dan masih jauh dari target 2.0 persen yang ditentukan bank sentralnya. Menurut ACY, data inflasi yang lemah kemungkinan takkan mendorong ECB untuk menaikkan suku bunga tahun ini.
Outlook Teknikal EUR/USD
Pada grafik Daily, EUR/USD ditahan pada level support pada Fibonacci Retracement 61.8%. Berdasarkan situasi ekonomi yang tangguh di Amerika Serikat, ACY memprediksi pasangan mata uang ini akan break out ke bawah untuk menguji level rendah di sekitar 1.1716 yang sebelumnya disentuh pada 12 Desember.
Grafik EURUSD Daily
https://i.gyazo.com/436dc81174a43cdb054ea56e66d87dd3.png
Dengan memantau beberapa indikator seperti Relative Strength Index (RSI) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD), nampak bahwa pergerakan EUR/USD masih dalam momentum menurun. Hal ini mengindikasikan kemungkinan penurunan lebih jauh pada EUR/USD.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
9th May 2018, 02:16 PM
Minyak Naik Lagi Setelah Trump Keluar Dari Perjanjian Nuklir Iran
West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Juni memperpanjang kenaikannya sedikit, tetapi ditutup di atas USD70 untuk pertama kalinya sejak akhir 2014. Level rendah intraday kemarin sempat tembus Moving Average 20-Day ke USD67.62, tetapi kemudian berbalik naik lagi dengan dukungan MA-20 tersebut.
Harga intraday WTI diperdagangkan pada USD70.60 per barel pada pukul 11:24 AM di Sydney, dan dapat mengalami kenaikan moderat setelah Presiden Donald Trump mengatakan AS akan menarik diri dari perjanjian tahun 2015 yang membatasi program nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi atas Republik Islam tersebut. Keputusan Trump membuka babak baru yang dipenuhi ketidakpastian bagi Timur Tengah.
Keputusan Presiden Trum untuk menerapkan sanksi kembali atas Iran, cenderung mengetatkan sisi suplai pasar minyak dan bisa menggagalkan berbagai kesepakatan dagang senilai milyaran Dolar AS. Namun, perhatian saat ini terletak pada bagaimana sanksi semacam itu akan berdampak bagi perekonomian AS dan dunia secara keseluruhan.
Kenaikan harga minyak bisa mendorong laju CPI di Amerika Serikat. Sekarang saja Data Core CPI telah mencapai 2.1 persen, lebih tinggi dibanding target yang telah ditentukan oleh Fed; sehingga kemungkinan dapat membuatnya menaikkan suku bunga lebih cepat dibanding ekspektasi.
Mengenai apakah momentum kenaikan harga minyak akan berkelanjutan atau tidak, ACY menilai perlu diperhatikan rapat OPEC berikutnya pada bulan Juni. Pada saat itu, akan diputuskan apakah kesepakatan pemangkasan output akan diperpanjang hingga tahun 2019, setelah kadaluwarsa pada akhir tahun 2018.
Outlook Teknikal WTI
Pada grafik Daily, kita bisa melihat pergerakan naik yang kuat dan terus menerus pada WTI. Dalam sudut pandang lebih luas, reli telah berlangsung selama nyaris setahun.
Grafik WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/661bd6fc9b9201868270c8038f5bbe1b.png
Sebagaimana ditampilkan pada grafik, pergerakan naik berlangsung dalam channel yang terbentuk sejak Februari. Karena batas atas Channel mencegah harga untuk breakout, maka ACY memperkirakan WTI akan cenderung mundur sedikit pada jangka waktu sangat pendek hingga mencapai support pada MA20. Namun, bila breakout benar-benar terjadi, maka dapat memicu kenaikan dengan laju lebih cepat.
Dengan memantau juga indikator CCI (14), nampak bahwa pergerakan mundur didukung pula oleh ambang 100. Jika indikator CCI mundur lagi ke area jenuh beli (overbought), maka aksi jual bisa menjadi opsi berikutnya bagi investor.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
10th May 2018, 06:58 PM
NZD/USD Mungkin Lanjutkan Penurunan Setelah Putusan RBNZ
Dolar New Zealand melanjutkan momentum penurunannya hingga mencapai level terendah satu sesi sejak pertengahan Desember. Mata uang ini diperdagangkan pada $0.6922 terhadap Dolar AS per pukul 11:30 AM waktu Sydney, setelah bank sentral New Zealand (RBNZ) membiarkan suku bunga tetap pada rekor terendah dan membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga, karena inflasi masih lemah.
Pada hari Kamis, Gubernur RBNZ Adrian Orr memutuskan untuk membiarkan Official Cash Rate tetap pada 1.75 persen, dan mengatakan takkan merubahnya untuk waktu cukup lama. ACY mencatat, RBNZ menunda perkiraan waktu kenaikan OCR dari kuartal dua ke kuartal tiga tahun 2019.
Inflasi New Zealand melambat lebih jauh pada kuartal pertama tahun 2018 ke 1.1 persen, setelah meningkat 1.6 persen pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, GDP melaju 0.6 persen di kuartal keempat tahun 2017, tetapi sedikit di bawah ekspektasi pertumbuhan 0.7 persen yang diharapkan konsensus. Dalam situasi seperti ini, membiarkan suku bunga tetap pada rekor level terendah, akan mendukung ketenagakerjaan dan stabilitas harga yang lebih baik.
Outlook Teknikal NZD/USD
Dalam jangka pendek, ACY memperkriakan, suku bunga tetap kemungkinan akan mengakibatkan penurunan terus-menerus bagi NZD/USD. Secara teknikal, Descending Channel yang agresif telah mendorong pasangan mata uang ini turun dengan laju moderat, dan kemungkinan akan memperpanjang momentumnya untuk beberapa waktu lagi.
Chart 1: NZDUSD Daily
https://i.gyazo.com/d923bfae4fdd42ffd91e4e25122a0e4b.png
Dari level harga sekarang, support terdekat terletak pada kombinasi antara batas bawah Channel dan level 0.6897 yang sebelumnya tercapai sebagai high pada akhir November. Namun, divergen RSI yang positif menunjukkan adanya potensi pembalikan (reversal). Apabila RSI tembus dari level terendah sesi sebelumnya, maka penurunan lebih lanjut kemungkinan akan kembali terjadi.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
14th May 2018, 06:34 PM
USD/CAD Terhuyung-huyung Seiring Mundurnya Dolar
Dolar Kanada menunda momentum kenaikannya untuk dua hari beruntun, meski Indeks Dolar AS terus mundur hingga 92.34. USD/CAD diperdagangkan 0.19 persen lebih tinggi pada C$1.2791, kehilangan momentum penurunannya, karena Loonie melemah lebih parah ketimbang Greenback.
Kanada gagal menggalang lapangan kerja baru pada bulan April; bukannya mencatatkan kenaikan 20,000 sesuai ekspektasi, justru kehilangan 1,100 pekerjaan dalam sebulan. Namun, tingkat pengangguran tetap berada di level terendah dalam empat dekade dan gaji karyawan terakselerasi, sehingga mensinyalkan pasar tenaga kerja yang ketat. Ini merupakan kedua kalinya perekonomian tak menciptakan lowongan sejak pertengahan 2016. Meski begitu, satu hal dapat dipandang positif: penurunan khususnya terjadi pada pekerjaan paruh waktu, yaitu sebanyak 30,000. Sementara itu, pekerjaan full-time mengalami kenaikan sebesar 28,000.
Outlook pasangan mata uang tersebut untuk pekan ini akan berfokus pada performa Amerika Serikat pada penjualan ritel, yang diperkirakan akan mencapai 0.3 persen dibanding 0.6 persen pada periode sebelumnya. Kemudian CPI Kanada akan dirilis pada hari Jumat, dengan ekspektasi sama dengan pencapaian 2.3 persen pada periode sebelumnya.
Dolar bertahan stabil pada hari Senin, meski relinya baru-baru ini kehilangan daya sehubungan dengan mengendurnya yield obligasi AS. Dalam catatan ACY, Investor mengurangi ekspektasi akan dirilisnya serangkaian kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dalam tempo cepat.
Outlook Teknikal USD/CAD
Pada grafik Daily, USD/CAD menemukan support pada Fibonacci Retracement 38.2% setelah dua hari beruntun turun signifikan. Karena tak ada banyak ruang antara Retracement 50.0% dan 38.2%, maka ACY menyarankan investor untuk lebih sabar dalam memutuskan untuk memilih suatu arah tertentu.
Grafik USD/CAD Daily
https://i.gyazo.com/af81221b0e941ac53f07f144f400a7db.png
Disertai dengan penggunaan indikator Stochastic Oscillator untuk memprediksi pergerakan berikutnya, nampak bahwa posisi terletak di area jenuh jual (oversold). Di sini, aksi beli harus disiapkan begitu arahnya berbalik ke atas 20. Namun, jika pergerakan USD/CAD jatuh lebih jauh dan tembus Retracement 38.2%, maka aksi jual bisa menjadi opsi yang bagus.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
15th May 2018, 03:49 PM
Nasdaq Naik Lagi Di Tengah Meredanya Ketegangan Dagang AS-China
Pasar saham Amerika Serikat memperpanjang kenaikannya untuk hari kedelapan beruntun, karena ketegangan perdagangan antara China dan AS mereda. Kedua pihak bersedia terus bernegosiasi pasca sebuah rapat yang digelar awal bulan ini di Beijing.
Index Nasdaq 100 melejit pada hari Senin, setelah Presiden Trump mengambil langkah rekonsiliasi guna membantu perusahaan China pembuat perangkat telekomunikasi, ZTE, kembali beroperasi.
Indeks tersebut kemudian memangkas kenaikannya, lantaran Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan bahwa AS mencari jalan alternatif untuk menghukum ZTE Corp atas pelanggaran hukum yang dilakukannya secara terpisah dari negosiasi perdagangan. Namun, setelah bias lebih ringan yang ditunjukkan Trump dalam hal sanksi atas ZTE, saham-saham sejumlah perusahaan suplai AS yang berkaitan dengan ZTE meningkat dengan cepat, termasuk Qualcomm Corp, Lumentum Corp, and Intel Corp; sehingga indeks-indeks teknologi terdorong tinggi pada hari Senin.
Pada hari Selasa, ACY mencatat indeks mundur sedikit dalam perdagangan intraday, boleh jadi karena dipengaruhi oleh pernyataan Ross. Di grafik Daily, indeks Nasdaq 100 menyentuh level tertinggi dua bulan dan berupaya menggapai batas atas Ascending Channel. Akan tetapi, support jangka pendek pada MA5 telah terbentuk di sekitar 6930.0, dan breakout ke level yang lebih rendah akan mengungkap support berikutnya pada 6846.7. Dari sini, resisten jangka pendek adalah sekitar 7017.5. Kenaikan lebih tinggi akan mengungkap level tertinggi satu sesi pada 7187.7.
Grafik NASDAQ 100 Daily
https://i.gyazo.com/e7bc0763ad7f91189d884f4729727e8d.png
Lonjakan indeks baru-baru ini mendorong Relative Strenght Index (RSI 7) ke area jenuh jual (overbought), menunjukkan performa kuat. Dalam pandangan ACY, investor yang akan melakukan short-selling (buka posisi sell), bisa masuk ke pasar setelah RSI mundur ke bawah 70.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
16th May 2018, 08:04 PM
EUR/USD Kemungkinan Terus Menurun Di Tengah Perlambatan Ekonomi
Euro tumbang pada hari Selasa; hari penurunan keduanya setelah gagal reli. Mata uang ini merosot sekitar 0.75 persen ke $1.18363 terhadap Dolar AS. Penurunan EUR/USD terjadi karena perekonomian Zona Euro melambat pada kuartal pertama.
Data dari kantor statistik Uni Eropa, Eurostat, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Zona Euro melambat pada tiga bulan pertama tahun ini, dan hasil produksi industri pada bulan Maret lebih lemah dibanding ekspektasi. GDP Zona Euro tumbuh 2.5 persen year-on-year, sejalan dengan estimasi sebelumnya, sekaligus lebih rendah dari pencapaian periode sebelumnya.
Eurostat juga mengatakan bahwa produksi industri naik 0.5 persen month-on-month pada bulan Maret, lebih rendah dari estimasi pasar yang mengharapkan kenaikan 0.7 persen. Secara year-on-year, produksi meningkat 3 persen pada bulan Maret; padahal diekspektasikan naik 3.7 persen.
Outlook Teknikal EUR/USD
Pada grafik Daily, outlook EUR/USD tetap dalam tren menurun yang dihalangi Fibonacci Retracement 61.8%, setelah gagal reli ke atas Moving Average 200-Day. Lebih dari itu, perlintasan (crossover) antara Moving Average 200-Day dan Moving Average 20-Day kemungkinan memicu kemerosotan lebih lanjut. Apabila hal itu terjadi, maka ACY memperkirakan, level support yang bertepatan dengan low tanggal 12 Desember bisa menghentikan pergerakan bearish.
https://i.gyazo.com/8cb27367a34fcf1e872b1526a4a3154e.png
Dengan menggunakan alat Cycle Lines untuk menemukan siklus pasar dari pasangan mata uang ini, kita menarik garis berdasarkan sejumlah level rendah yang dapat ditemukan di atas grafik. Dapat dilihat bahwa ada beberapa ruang horizontal untuk menuju garis vertikal berikutnya yang tercipta ketika Cycle Lines menyentuh level terendah. Secara keseluruhan, ACY memprediksi EUR/USD akan terus menurun dalam pekan ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
17th May 2018, 05:45 PM
Dolar Australia Bisa Gagal Rebound Karena Kebijakan Moneter Tetap
Dolar Australia siap naik pada hari Rabu dan menunjukkan penguatan, nyaris menghapus penurunan yang dialami pada hari sebelumnya, meskipun Dolar AS mengalami kenaikan tipis. Sebelum AUD/USD sampai pada levelnya sekarang, pasangan mata uang ini telah mengalami downtrend sejak akhir Januari. Sejak saat itu, Price Channel yang terus menurun telah terbentuk, dengan batas bawah tertembus pada akhir April. Kemudian pasangan mata uang ini turun terus hingga posisinya sekarang.
Amati data ketenagakerjaan Australia bulan April pada sesi perdagangan Asia hari Kamis. Tingkat Pengangguran diperkirakan akan tetap pada 5.5 persen; dengan Employment Change diprediksikan 20,000, atau lebih tinggi dibanding sebelumnya. Namun demikian, potensi AUD/USD untuk rebound bisa jadi berkurang jika data-data tersebut tidak secara signifikan mengubah ekspektasi kebijakan moneter RBA. Hal ini bisa terjadi, karena bank sentral tersebut telah mengungkapkan kembali pada awal pekan ini bahwa mereka tidak melihat kemungkinan penyesuaian kebijakan dalam jangka pendek, pada notulen rapat mereka.
Jika kita memantau grafik Daily pada indeks Dolar AS, nampak bahwa indeks berupaya menembus resisten penting yang terbentuk dari high minggu lalu di sekitar 93.23. Apabila pergerakannya berhasil meninggi, maka ACY memproyeksikan target berikutnya ada pada high 12 Desember di sekitar 94.21, sekaligus meningkatkan tekanan downtrend bagi AUD/USD dalam beberapa hari ke depan.
Grafik 1: USD Index Daily
https://i.gyazo.com/65927b9f8f7e19d31c4fcf9ebd3fdb57.png
Meskipun demikian, jika indeks Dolar AS mundur saat mendekati resisten, maka AUD/USD bisa memperpanjang kenaikannya saat ini untuk menembus batas bawah Price Channel. Secara keseluruhan, pasangan mata uang ini berada pada posisi dimana investor mesti lebih bersabar. Namun, jika dipertimbangkan bersamaan dengan fakta bahwa kebijakan moneter Australia tak mengalami perubahan, maka ACY menilai Dolar Aussie memiliki lebih banyak kemungkinan untuk mundur lagi.
Grafik 2: AUDUSD Daily
https://i.gyazo.com/c7ad97724beb6533ce908af6d9bf6112.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
18th May 2018, 03:16 PM
Yen Nyaris Capai Level Terendah 4 Bulan Karena Lonjakan Yield UST
Yen Jepang merosot terus selama empat hari beruntun, sehingga nyaris mencapai level terendah empat bulan karena Dolar AS menunjukkan penguatan baru-baru ini. USD/JPY masih bergerak dalam arus downtrend setelah pengukuran inflasi oleh Bank of Japan menunjukkan penurunan untuk dua bulan berturut-turut pada April. Hal itu menggarisbawahi kesulitan yang dialami bank sentral untuk mencapai target inflasi 2 persen.
Penurunan laju inflasi Jepang yang terakhir ini kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran mengenai keberlanjutan program stimulusnya, yang oleh banyak orang dianggap telah mencapai batas kekuatannya dan hasilnya mulai menurun (diminishing returns). ACY mencatat, performa yang lemah seperti itu bisa memangkas forecast mengenai kapan BoJ akan memulai pengetatan kebijakan.
"Inflasi Jepang kemungkinan akan terus lesu dalam bukan-bulan mendatang," kata Shinichiro Kobayashi, seorang ekonom di Mitsubishi UFJ Research & Consulting, "Dukungan dari harga-harga energi (bagi inflasi) memudar dan tak ada tanda-tanda perubahan dalam perilaku penentuan harga korporasi ke arah kenaikan harga."
Sementara itu, dengan tangguhnya kondisi ekonomi AS, yield obligasi AS (US Treasury) telah melesat ke 3.12 persen pada hari Kamis, rekor tertinggi sejak 2011, sehingga mendorong Dolar AS naik dan kemungkinan menekan perekonomian negara-negara berkembang.
Grafik USDJPY Daily
https://i.gyazo.com/6854267694d0b82218aae1e0d7b99c5c.png
Pada grafik Daily, USD/JPY telah berkonsolidasi dalam Ascending Price Channel yang telah dimulai sejak akhir Maret. Namun demikian, kenaikan intraday pada hari Jumat mendorong pasangan mata uang ini ke depan resisten yang bertempat pada Fibonacci Retracement 61.8%. Pada titik ini, ACY menyarankan investor menunggu pergerakan berikutnya dari USD/JPY, guna mengikuti tren untuk mendapatkan profit.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
21st May 2018, 07:03 PM
S&P 500 Dibuka Pada Level Tinggi Setelah Ditangguhkannya Perang Dagang
Pasar saham AS dibuka pada level tinggi di hari Senin pagi, setelah Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan tentang masalah perdagangan pada hari Sabtu. Pemerintahan Trump takkan menerapkan bea impor atas produk-produk China untuk sementara ini. Sebelumnya, AS berencana mematok tarif atas USD150 milyar produk China untuk menghukum Beijing atas tuduhan praktek dagang tak adil dan pelanggaran hak milik intelektual Amerika.
Pada hari Minggu, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, mengatakan, perang dagang AS dengan China "ditunda" setelah kedua pihak setuju menarik ancaman bea impor mereka sembari menggarap perjanjian dagang yang lebih luas. Pernyataannya akan memberikan kelegaan bagi investor yang sempat khawatir kedua negara ekonomi terbesar itu berada di tepi perang dagang yang berpotensi melumpuhkan pemulihan global terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam pernyataan yang dirilis bersama, China mengajukan rencana untuk menaikkan pembelian barang dan jasa AS secara signifikan, khususnya dari sektor pertanian dan energi. Dalam hal ini, korporasi AS dari sektor-sektor tersebut kemungkinan akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari ekspor ke China, sehingga menghasilkan harga saham yang lebih tinggi.
Kejatuhan yield US Treasury 10-tahunan dari puncaknya pada 3.12%, kemungkinan akan mendorong pasar saham naik dalam jangka pendek. Namun, posisinya yang berada di atas 3% tetap bakal membebani kinerja pasar saham untuk jangka menengah dan panjang.
Indeks S&P 500 dibuka pada level tinggi, sekitar 0.7% di atas harga penutupan sebelumnya. ACY mencatat, walaupun meredanya ketegangan dagang bagus untuk mendorong pasar naik, tetapi Fibonacci Retracement 61.8% menghalangi di atas posisi saat ini, sebagaimana nampak pada grafik Daily. Apabila breakout sukses terjadi nanti, maka akan mengungkap resisten berikutnya yang bertempat pada batas atas Channel yang belum berhasil ditembus sejak akhir Maret.
Grafik S&P500 Daily
https://i.gyazo.com/7f7be0161d0836a91545fd2ef3408413.png
Menurut RSI (7) dan Stochastic Oscillator, pergerakan saat ini menunjukkan pembalikan (reversal) dari downtrend. Dalam pandangan ACY, hal ini mengindikasikan kelanjutan kenaikan harga pada outlook Weekly.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
andengireng
22nd May 2018, 12:11 PM
https://charts.mql5.com/18/331/usdjpy-h1-xm-global-limited.png
USDJPY menuju ke area support namun untuk analisa jangka panjang, sepertinya masih naik. Jadi untuk hari ini, Anda bisa melakukan buy di area 110.873, dengan TP di area 111.330.
djamirunaje
23rd May 2018, 08:00 PM
GBP/USD Cenderung Turun Hingga Retracement 50.0
Pound Inggris telah mengalami kenaikan tipis setelah merosot dua hari beruntun terhadap Dolar AS. Namun, nampaknya, Pound melanjutkan momentum penurunan setelah beristirahat selama lebih dari sepekan. Harga intraday untuk GBP/USD turun 0.15 persen ke 1.34084 pada pukul 1:00 PM di Sydney.
Outlook mingguan untuk pasangan mata uang ini perlu dipantau dengan mengamati data-data yang akan datang. Menurut Bloomberg News, perkiraan konsensus menyebutkan inflasi akan naik +0.5% dari +0.1% (m/m) dan tetap pada +2.5% (y/y).
Demikian pula, Core CPI diekspektasikan meningkat ke +2.2% dari +2.3% (y/y). Laju inflasi telah dijinakkan lebih cepat dibanding perkiraan para pengambil kebijakan, dan sejalan dengan perlambatan pertumbuhan di kuartal pertama tahun 2018. Dengan begitu, sepertinya Bank of England kini dalam mode menunggu informasi lebih lanjut sebelum memberikan sinyal mengenai perubahan suku bunga berikutnya.
Info penting lainnya adalah GDP kuartal pertama yang akan dirilis hari Jumat. Rilisan kedua GDP Inggris kuartal I/2018 diprediksi akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebanyak +1.2% dalam basis tahunan, sama dengan laporan yang terdahulu. ACY mencatat, hal ini berarti pertumbuhan Inggris tetap pada kondisi terlemahnya sejak 2012. Akibatnya, ada situasi stagflasi mini terjadi.
Outlook Teknikal GBP/USD
Pada grafik Daily, pergerakan harga untuk pasangan ini cenderung memperpanjang penurunan untuk menemui support pada Fibonacci Retracement 50.0%. Namun, karena DXY juga akan menghadapi resisten penting pada Retracement 38.2%, pasangan mata uang GBP/USD bisa reli setelah menyentuh level 50.0% dekat 1.3329.
Grafik GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/1a40a4fd50493ffd70dbbada2b89b034.png
Performa yang lemah telah mendorong Stochastic Oscillator menurun ke sesi jenuh jual (oversold). ACY menyarankan agar segera setelah Oscillator berbalik ke atas 20, investor mempertimbangkan untuk melakukan buy.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
24th May 2018, 08:03 PM
Bisakah Euro Reli Jelang Rilis Data Durable Goods Order?
Euro merosot dahsyat, sekitar 0.7 persen ke penutupan pada $1.16950, level terendahnya sejak pertengahan November. Penurunan tajam disebabkan karena rilis notulen FOMC bulan Mei memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga pada rapat bulan Juni, tetapi tidak mengkonfirmasi apakah setelahnya akan menaikkan satu atau dua kali lagi dalam tahun ini.
Bank sentral masih dalam jalur normalisasi kebijakan moneter, sehingga kemungkinan mendorong indeks Dolar AS (DXY) naik dalam jangka panjang. Oleh karenanya, ACY menilai kita bisa mengharapkan Dolar AS berperforma kuat sepanjang sisa tahun ini.
Inflasi tahunan naik dengan laju 2 persen pada bulan Maret, sesuai dengan target FOMC (komite kebijakan moneter bank sentral AS). Hal ini juga mendorong Fed untuk mematok suku bunga lebih tinggi, guna mendinginkan potensi "overheating" dalam perekonomian. Level harga minyak yang tinggi baru-baru ini telah berkontribusi besar untuk melesatkan CPI.
Outlook Teknikal EUR/USD
Grafik EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/ae6f28d685d8b4b2fbcdf30cb2a45165.png
Pada grafik Daily, penurunan cepat EUR/USD kemarin telah membawanya keluar dari level terendah sejak 12 Desember, sehingga pasangan ini rentan merosot lebih jauh. Reli hari ini membawa harapan untuk rebound, tetapi menghadapi resisten yang bertempat di level rendah 12 Desember. Apabila EUR/USD gagal tembus ke atas, maka ACY memperkirakan pasangan mata uang ini bisa berbalik untuk menemui support di level harga terendah sejak 7 November.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
25th May 2018, 07:54 PM
Dow Bisa Lanjut Naik Meski Trump Batal Bertemu Kim
Dow Jones Industrial Average (DJIA) memangkas penurunan sebanyak 0.2 persen dan ditutup pada 24792.5 poin, setelah Korea Utara mengatakan bahwa mereka masih bersedia berunding dengan Amerika Serikat kapan saja. Sebelumnya, pada hari Kamis (waktu Sydney), Presiden AS Trump memutuskan untuk membatakan pertemuan dengan Kim Jong Un pada tanggal 12 Juni, dengan mengatakan bahwa ini bukanlah waktu yang tepat untuk berjumpa dengan komentar-komentar negatif Kim.
Pada sesi perdagangan sebelumnya di hari Kamis, indeks ini sempat menurun serendah 24576.1, setelah Trump menyebut gagalnya pertemuan tingkat tingginya sebagai kemunduran bagi Korea Utara dan dunia, serta menyatakan bahwa militer AS siap jika diperlukan untuk menghadapi konflik di semenanjung Korea.
Price Action pada Dolar AS bergerak mundur dari resisten setelah rilis notulen rapat FOMC. Pada notulen tersebut, para pejabat Fed memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni, tetapi masih menyiratkan nada dovish bagi normalisasi kebijakan moneter lebih lanjut. DXY diekspektasikan tepat berada pada tren naik, karena kenaikan sebanyak 2 atau 3 kali lagi akan dilakukan sepanjang sisa tahun ini.
Dalam jangka pendek, pasar saham AS akan bergantung pada kemana arah ketegangan AS - Korea Utara bergerak. Trump masih menyimpan harapan bahwa pertemuan 12 Juni di Singapura bisa kembali diadakan atau ditunda ke waktu berbeda, tetapi seorang pejabat administrasi senior meremehkan kemungkinan pertemuan tanggal 12 Juni bisa diadakan sesuai rencana. Di sisi lain, ketegangan dagang dengan China yang nampaknya mereda setelah sebuah pertemuan di Washington, bisa mengantarkan pada kenaikan di pasar saham.
Meski demikian, pada jangka panjang, ACY menilai tren bullish yang diekspektasikan akan terjadi pada Dolar AS bisa membebani pergerakan indeks-indeks saham. Namun, sementara itu, situasi ekonomi, khususnya profitabilitas korporasi, bisa menentukan pergerakan saham.
Grafik US30 4-Hour
https://i.gyazo.com/77b75d369f841c7aa20221a86ed00207.png
Pada grafik 4-Hour, Dow Jones Industrial Average berkonsolidasi dalam Ascending Price Channel yang dimulai pada 23 Mei dan kian menyempit. Setelah didorong hingga mendekati support pada Fibonacci Retracement 23.6% dekat 24689, ACY memperkirakan indeks akan mengincar level tinggi 14 Mei pada 24956.2. Jika berhasil breakout dari sini, maka akan mengungkap resisten berikutnya pada 25069.7.
Di lain pihak, jika indeks mundur dari 24956.2 dan bergerak ke level lebih rendah dari Disjoint Angle, maka bisa mengungkap support pada Fibonacci Retracement 23.6%.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
31st May 2018, 06:44 PM
Euro Melesat Di Tengah Melonggarnya Krisis Politik Italia
Euro reli signifikan dari level terendah 9 bulan dan menetap pada $1.1661 terhadap Dolar AS di hari Rabu, karena kekhawatiran pasar mengenai krisis politik Italia nampaknya mereda.
Presiden Italia Sergio Mattarella mengadakan diskusi informal lagi di Roma bersama Cottarelli dan pimpinan 5-Star Movement, Luigi Di Maio. Intinya, tim pemerintahan teknokrat Cottarelli sudah siap, tetapi ia dan Mattarella memberikan lebih banyak waktu pada partai-partai populis untuk mencapai kesepakatan.
Pertumbuhan ekonomi AS sedikit melamat dengan pertumbuhan pada laju tahunan 2.2 persen di kuartal pertama, karena belanja konsumen meningkat dengan laju terlamban dalam nyaris lima tahun. Namun demikian, ACY mencatat, aktivitas ekonomi sudah mulai menanjak di tengah pengetatan pasar tenaga kerja dan pemangkasan pajak.
Di sisi lain, Jerman menunjukkan kondisi ekonomi tangguh, disinyalkan dengan CPI year-on-year yang lebih baik dibanding ekspektasi di bulan Mei. Data CPI dinyatakan meningkat 2.2 persen, lebih tinggi dibanding 1.6 persen di periode sebelumnya. Tingginya laju pertumbuhan CPI hingga mencapai level tertinggi 15 bulan, membantu mendongkrak inflasi Zona Euro kembali ke target 2 persen.
Data-data juga menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat di Jerman, dengan laju pengangguran lebih rendah pada 5.2 persen; serta pembukaan 11,000 pekerjaan di bulan Mei, setelah kenaikan lapangan kerja sebanyak 8,000 di bulan April.
Grafik EURUSD Daily
https://i.gyazo.com/35e690900e3cf2378d1df85fad554053.png
Pada grafik Daily, EUR/USD melesat untuk menghapus kemerosotan hari sebelumnya cenderung menunjukkan potensi reversal (pembalikan harga) dengan didukung oleh Fibonacci Retracement 100.0% dekat 1.552 dan melonggarnya ketegangan politik di Italia. Dalam pandangan ACY, kenaikan harga intraday membuat pasangan mata uang ini menghadapi resisten kunci yang bertempat pada low 12 Desember di 1.17164. Breakout dari level ini mengungkap Moving Average 20-Day yang akan dihadapi berikutnya.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
4th June 2018, 05:21 PM
Breakout AUD Bisa Sinyalkan Kenaikan Jelang Putusan RBA
Dolar Australia hanya melandai 0.03 persen dan menetap pada 0.75648 terhadap Dolar AS pada hari Jumat. Sementara itu, harga intraday sepanjang hari itu menurun serendah $0.75137 dikarenakan kenaikan Greenback setelah data menunjukkan ketenagakerjaan AS tetap dalam laju pertumbuhan yang tetap sehat.
Data Departemen Ketenagakerjaan hari Jumat menampilkan perekonomian AS menambah 223,000 pekerjaan di bulan Mei, lebih tinggi dibandingkan perkiraan sekaligus mengantarkan total kenaikan payroll tahun ini ke lebih dari 1 juta. Sementara itu, tingkat pengangguran yang jatuh ke 3.8 persen, menyentuh level terendah sejak April 2000, bergerak makin jauh dari level 4.5 persen yang dipandang bisa berkelajutan dalam jangka panjang oleh para pejabat Federal Reserve. Rerata pendapatan per jam naik lebih tinggi dibanding ekspektasi pada 2.7 persen dibanding setahun lalu, membantu mendorong inflasi naik lebih cepat.
Untuk saat ini, pasar tenaga kerja yang kuat akan terus menjadi mesin pertumbuhan ekonomi, dan data memperkuat ekspektasi pejabat Fed akan menaikkan suku bunga. Dalam pertemuan tanggal 12-13 Juni, Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 0.15 persen ke batas atas maupun batas bawah kisaran bunga acuan.
Peristiwa penting Australia yang perlu diamati adalah keputusan suku bunga RBA yang dijadwalkan rilis pada hari Selasa, serta Gross Domestic Product yang akan diluncurkan pada hari Rabu. Banyak perkiraan bahwa RBA akan membiarkan suku bunga tetap pada 1.50 persen; sedangkan GDP diprediksi akan mencapai 2.7 persen, lebih tinggi dari 2.4 persen di periode sebelumnya. Oleh karenanya, menurut ACY, jika data aktual sesuai ekspektasi, maka outlook mingguan untuk AUD akan terapresiasi.
Grafik AUD/USD Daily
https://i.gyazo.com/3ce957543dba0c4bbaef35166dcb3c3f.png
Pada grafik Daily, harga intraday untuk AUD/USD adalah 0.7609 per pukul 2:50 pm di Sydney, sudah tembus dari resisten penting pada Fibonacci Retracement 23.6%. Nantinya, pasangan mata uang ini diekspektasikan naik lebih lanjut untuk menguji resisten lain dekat 0.76494. Apabila terjadi, maka ACY menilai breakout ini akan menyingkap resisten berikutnya di level 38.2%.
Kondisi uptrend yang nampak pada Demarker Oscillator, sebagaimana terlihat pada 0.5474 dan meningkat terus dengan laju cepat, memperkuat kekuatan naik yang membuat AUD/USD lebih pesat.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
5th June 2018, 03:08 PM
NZD/USD Jangka Pendek Kemungkinan Pertahankan Momentum Naik
Pada grafik Daily, NZD/USD melesat setelah berfluktuasi di atas 0.6979 (Retracement 23.6%) selama dua hari, bertepatan ketika perlintasan antara MA20 dan MA5 bersiap-siap mendorong pasangan mata uang ini meningkat. Harga intraday untuk hari ini masih terus meningkat, tetapi nampaknya kesulitan untuk naik lebih tinggi karena ada halangan resisten dekat 0.7059 (Retracement 38.2%).
Apabila NZD/USD gagal untuk breakout ke level yang lebih tinggi, maka sejumlah Retracement bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan. Namun demikian, level rendah RSI yang makin tinggi dan peningkatan MACD menunjukkan momentum Bullish bisa jadi berlangsung untuk periode yang lebih lama. Bilamana pasangan mata uang ini terus meningkat, maka bisa jadi ada titik di mana kita perlu berhati-hati. Selain itu, sebaiknya mulai pertimbangkan aksi jual ketika RSI yang berada di area overbought mundur ke 70.
Grafik NZD/USD Daily
https://i.gyazo.com/8cb1f7cbafcb7e2e50f8743951f1b20c.png
Berpaling ke grafik Daily DXY, kita bisa menemukan adanya divergen RSI negatif dan menunjukkan bahwa momentum kenaikan berkurang. Hal ini mendukung NZD/USD untuk naik lebih lanjut dalam jangka pendek, sesuai dengan prediksi ACY di paragraf sebelumnya.
Selain itu, DXY telah telah bergumul di bawah Fibonacci Retracement 38.2% selama beberapa hari. Artinya, resisten di depan cukup sulit ditembus dan Greenback kemungkinan mundur untuk menemukan support dekat 93.214.
Grafik Indeks Dolar AS (DXY) Daily
https://i.gyazo.com/53318a250d9b0a39e17cd52f5b07a462.png
Secara keseluruhan, ACY memperkirakan DXY takkan bertahan dalam uptrend pekan ini. Namun, kenaikan dalam jangka panjang kemungkinan berlanjut berdasarkan tangguhnya kinerja ekonomi di Amerika Serikat, sehingga ini kemungkinan membuat NZD/USD tetap di bawah tekanan.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
6th June 2018, 02:03 PM
Tren AUD/USD Mingguan Bisa Berbalik Ke Bawah
Sebagaimana sudah dibahas pada artikel sebelumnya, outlook jangka pendek untuk pergerakan harian AUD/USD boleh jadi dihalangi oleh resisten kunci yang bertempat pada high dan low sesi sebelumnya dekat 0.7649. Ternyata ini benar-benar terjadi.
Sejak awal Februari tahun ini, ACY melihat momentum menurun pasangan mata uang tersebut telah terbentuk, meskipun sempat mencuat naik selama nyaris dua minggu. Harga intraday berupaya menanjak lebih tinggi untuk menembus batas atas pada Channel ini. Namun, berdasarkan posisi DXY saat ini yang boleh jadi akan menemukan support pada Moving Average 20, upaya breakout AUD/USD bisa gagal dan kemudian mundur ke 0.7583 (Retracement 23.6%). Selain itu, divergen negatif RSI menunjukkan bahwa momentum penguatan jangka pendek telah sirna.
Grafik 1: AUD/USD Daily
https://i.gyazo.com/711df1bb124ed42357d29c6cc2516198.png
Terkait dengan pergerakan pada timeframe 1 jam, AUD/USD sedang menguji resisten kunci (Retracement 61.8%) yang pernah sekali menariknya. Namun, sepertinya AUD/USD tak memiliki cukup kekuatan untuk breakout. Potensi kemunduran akan menemukan support pada batas bawah Ascending Channel berwarna biru, sedangkan apabila terjadi breakout maka akan mengungkap level support lainnya pada Fibonacci Retracement 50.0%. Menurut ACY, prediksi penurunan dalam beberapa jam ke depan juga didukung oleh RSI yang tengah menghadapi halangan pada level tinggi sebelumnya.
Grafik 2: AUD/USD 1-Hour
https://i.gyazo.com/5bd45f9e5aedfc87287da887ed91bf39.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
7th June 2018, 07:52 PM
Harga Minyak Terus Merosot Karena Stok Menumpuk Di AS
West Texas Intermediate untuk pengiriman bulan Juli jatuh 47 sen ke penutupan pada $64.961 per barel pada hari Rabu, level terendahnya dalam nyaris dua bulan; setelah mundur dari rekor tertinggi sejak 2014. Harga minyak menurun lebih lanjut setelah laporan pemerintah AS menampilkan peningkatan stok minyak mentah domestik secara tak terduga.
Menurut Energy Information Administration (EIA), inventori minyak mentah AS meningkat sebanyak 2.07 juta barel pada pekan lalu. Di periode yang sama, stok gasolin meningkat dalam jumlah terbanyak sejak bulan Desember, karena permintaan atas BBM melemah. Peningkatan pada sisi pasokan di Amerika Serikat menekan harga minyak, sedangkan permintaan Pemerintah AS agar OPEC meningkatkan output sebanyak 1 juta barel per hari (bph) juga membebani harga.
Pada grafik Daily, penurunan baru-baru ini telah menekan harga minyak ke Cloud Ichimoku, sehingga membuka peluang berlanjutnya kemerosotan ketika pergerakan harga menembus ke bawah Cloud. Setelah itu, level support kunci dekat level rendah sebelumnya (61.769) akan nampak.
Namun demikian, dalam pantauan ACY,divergen positif RSI memberitahukan hal berbeda. Apabila harga minyak gagal merosot lebih jauh dan mendapatkan dukungan tambahan dari Cloud, maka divergen bullish RSI kemungkinan menggerakkan aksi pembalikan harga (reversal), disertai dengan dorongan potensial dari area oversold.
Grafik WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/62964e108cf3ae0b82b1c41f1e55b28a.png
Sementara pada grafik Hourly, harga telah berfluktuasi dalam kisaran antara 65.90 ke 64.20, tempatnya menemukan overlap dengan wilayah antara Fibonacci Retracement 38.2% dan 0.0%. Pergerakan Hourly mundur setelah menguji Retracement 23.6% dan karenanya ACY mengekspektasikannya untuk jatuh selama beberapa jam ke depan menuju low dekat 64.20.
Grafik WTICOUSD 1-Hour
https://i.gyazo.com/2566fd663601835b8b5fd863baa27959.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
8th June 2018, 08:08 PM
Outlook USD/CAD Jangka Pendek Dan Jangka Panjang
Dolar Kanada jatuh ke level terendah mingguan terhadap Greenback, meskipun indeks Dolar AS (DXY) telah mundur selama empat hari beruntun ke 93.39 pada hari Kamis. USD/CAD naik 28 basis poin ke penutupan pada C$1.29709, berupaya menguji resisten dekat 1.2990 yang sempat dihampiri oleh beberapa level tinggi sebelumnya.
Dari perspektif fundamental, kita bisa menyaksikan sejumlah data penting untuk pasar ketenagakerjaan Kanada akan dirilis pada hari Jumat, termasuk perubahan netto lapangan kerja (Net Change in Employment) dan tingkat pengangguran (Unemployment Rate). Angka sebelumnya untuk perubahan netto lapangan kerja jatuh sebanyak 1,1000, sedangkan data serupa pada bulan Mei diprediksi mengalami kenaikan 22,000 serta menunjukkan sinyal positif bagi perekonomia. Sementara itu, tingkat pengangguran diestimasikan berada pada 5.8 persen, sama dengan sebelumnya.
Dari sini, ACY menilai outlook jangka pendek untuk pasangan mata uang ini kemungkinan mundur (pullback) dalam dua hari ini. Resisten teknikal juga meningkatkan peluang tersebut.
Di sisi lain, outlook jangka panjang untuk USD/CAD kemungkinan tetap bertahan dengan sinyal positif, karena DXY telah bergerak dalam channel naik di tengah solidnya performa ekonomi Amerika Serikat, sebagaimana diungkapkan oleh tangguhnya pasar tenaga kerja dan mantapnya inflasi. Performa ekonomi tangguh tersebut telah meningkatkan ekspektasi kalau Federal Reserve bakal menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat pekan depan. Sejumlah ekonom meyakini bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga dua kali lagi setelah rapat kebijakan tanggal 12-13 Juni guna mencegah terjadinya overheating dalam perekonomian.
Grafik USD/CAD Daily
https://i.gyazo.com/19a77aff04efad5ccc4d84a851873eb0.png
Dari perspektif teknikal, garis horizontal yang digambarkan dekat 1.2997 dapat dilihat sebagai halangan jangka pendek yang merintangi USD/CAD saat meningkat. Namun demikian, karena pasangan mata uang ini bergerak dalam Ascending Price Channel, maka ACY memperkirakan apabila USD/CAD berhasil tembus level tersebut, nantinya kisaran lebih tinggi antara 1.2997 hingga 1.3120 akan menjadi ruang untuk pertumbuhan berikutnya.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
12th June 2018, 09:00 PM
S&P 500 Lanjutkan Kenaikan Di Tengah Pertemuan Kim-Trump
Pasar saham AS memperpanjang kenaikan di momen pertemuan bersejarah antara Presiden AS Donald Trump dan pimpinan Korea Utara Kim Jong-un, dengan AS yang akan mempertegas kondisi untuk keringanan sanksi terhadap Korea Utara. Pada hari Senin (11/06), S&P 500 naik 0.12 persen dan ditutup di 2782.1, mendekati High awal Maret.
Para investor masih berpandangan positif, meski ada pula kekhawatiran mengenai diskusi Kim-Trump. Sebelumnya, Trump mengungkapkan bahwa ia punya firasat "sangat bagus" tentang pertemuannya dengan Kim Jong-un di Singapura.
Setelah momen ini, para trader akan mengalihkan fokus pada pandangan beberapa bank sentral terbesar di dunia. Selain itu, rilis data CPI pada hari Selasa (12/06) mengestimasi pertumbuhan 2.7 persen, sehingga bisa memperkuat dorongan The Fed untuk menaikkan suku bunga pada rapat kebijakan Kamis dini hari esok (14/06). Faktor ini dapat melemahkan momentum upside pasar saham.
Dalam skala Intraday, harga di awal sesi trading sedikit menguat selama pertemuan Kim-Trump. ACY memperkirakan jika S&P 500 memiliki kemungkinan untuk menembus resistance di sekitar level 2784.4. Apabila berhasil mempenetrasi resistance ke arah atas, maka harga bisa berlanjut menguat dan menargetkan resistance berikutnya di sekitar High 29 Januari (2876.4).
Grafik S&P500 Daily
https://i.gyazo.com/f98b4b682d6ca7752647c56dcdef9df5.png
Meskipun demikian, sinyal dari Bollinger Bands justru mengindikasikan peluang penurunan, mengingat harga saat ini sudah menyentuh upper band yang juga bisa dianggap sebagai resistance terhadap kenaikan harga. Namun menurut ACY, proyeksi penurunan ini masih perlu dikonfirmasi dengan indikator RSI (RSI periode 7); ketika RSI jatuh di bawah level 70, maka itu bisa menjadi sinyal dimulainya sell-off.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
13th June 2018, 02:36 PM
GBP/USD Masih Bearish Jelang CPI Inggris
Pound sedikit mengurangi penurunan pada sesi trading pagi ini (13/06), sejalan dengan House of Commons yang menolak amandemen Undang-Undang Brexit melalui hasil Voting 324 lawan 298 suara. Amandemen tersebut dimaksudkan untuk memberikan wewenang lebih banyak bagi Parlemen dalam penentuan strategi Brexit yang diatur oleh Perdana Menteri Inggris. Meski demikian, perjuangan GBP/USD kini sudah terhenti, karena Price Action terkini dari pasangan mata uang tersebut menunjukkan adanya penurunan lanjutan.
PM Theresa May telah berhasil menanggulangi perlawanan dari anggota parlemen pro-Uni Eropa di partainya. Keberhasilan ini sekaligus menghindarkan Inggris dari ancaman krisis politik berskala besar. Kini, yang menjadi sorotan adalah ganjaran atas tunduknya para pembelot dan kemungkinan perlawanan lain yang masih membentang di waktu mendatang.
Di waktu yang sama, rilis data CPI Inggris juga akan menjadi fokus perhatian pasar; proyeksi untuk Core CPI bulan Mei relatif stabil. Sinyal pertumbuhan harga yang menjanjikan bisa semakin meyakinkan Bank of England (BoE) untuk menormalisasi kebijakan moeneternya di tahun 2018.
Pada Chart Daily di bawah ini, ACY memproyeksikan Outlook jangka pendek GBP/USD yang tetap mengarah ke downside, dengan garis MA 20 menurun yang tampak menekan harga, dan Relative Strength Index (RSI) yang memperpanjang formasi bearish dari bentukan awal tahun ini.
Grafik GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/dd9fe7fd0b817f2d002e24834a15ed4f.png
Di sisi lain, Oulook ACY untuk GBP/USD dalam jangka menengah dan panjang tidak terlalu negatif. Kegagalan Close harga di bawah 1.3328 (Fibo Retracement 50.0%) akan mengungkit peluang Rebound, dan potensi reli didukung oleh sinyal beberapa candlestick sebelumnya yang memiliki ekor panjang. Formasi candle itu secara khusus menandakan terciptanya level support kuat di bawah harga.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
18th June 2018, 03:17 PM
Harga Minyak Lesu Karena Rusia Berencana Naikkan Produksi
Harga minyak merosot empat pekan beruntun karena Arab Saudi dan Rusia akan berhadapan dengan aliansi produsen minyak mentah lainnya dalam memutuskan apakah akan menaikkan produksi atau tidak. Kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) tumbang 3.98 persen ke penutupan pada harga $64.322 per barel di hari Jumat. ACY mencatat, ini merupakan penurunan terbesar sejak 25 Mei.
Para pejabat Saudi dan Rusia yang ingin melonggarkan batasan kuota output, akan menghadapi penolakan dari Iran, Irak, dan Venezuela pada pertemuan yang diadakan OPEC minggu depan. Rusia kini mendorong agar diijinkan kenaikan produksi dalam jumlah lebih tinggi daripada ekspektasi kami sebelumnya, dan OPEC kini terpecah, kata John Kilduff, seorang partner di Again Capital LLC. Peningkatan produksi nampaknya sudah pasti disampaikan pada rapat OPEC, tetapi pertanyaannya adalah seberapa banyak peningkatan akan dilakukan.
Pada grafik Daily, tren WTI telah berbalik menjadi downtrend, setelah reli selama dua minggu terakhir. Pergerakannya terhalangi oleh Moving Average 20-Day dan kemudian tembus Cloud Ichimoku, sehingga bisa memicu penurunan lebih jauh. Pergerakan harga saat ini jatuh ke level support di sekitar 63.7 (Retracement 61.8%), hal mana bisa menciptakan persimpangan yang dapat membuat harga reli atau justru makin merosot.
Grafik WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/09f0ae898c42d60b9739f320f0ef5e1a.png
Apabila kita lihat pada angka RSI (7) yang telah menjadi flat selama tren menurun, maka ACY menilai ada potensi harga akan rebound dalam jangka pendek.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
21st June 2018, 02:47 PM
Forecast Dolar Aussie: AUD/USD Diseret Konflik AS-China
Dolar Australia tumbang ke bawah 74 sen terhadap Dolar AS pada hari Selasa untuk pertama kalinya dalam setahun, di tengah memburuknya konflik dagang antara AS dan China, partner dagang terbesar Australia. Kemerosotan ke level terendah tahun ini dapat membuka peluang penurunan lebih jauh lagi hingga 70 sen karena perlambatan ekonomi China dan rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve. Namun, penggerak sesungguhnya adalah sejauh mana konflik perdagangan antara AS dan China akan berkembang.
Pasar saham global tumbang setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penerapan bea impor lagi atas $200 Milyar barang-barang asal China untuk menanggapi bea impor balasan yang diumumkan Beijing atas $50 Milyar produk AS. Namun, faktanya hampir setiap kali Trump mengarahkan senjata dagangnya pada negara lain, Dolar AS menguat terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya.
ACY mencatat, Aussie menghadapi tekanan lebih banyak karena divergensi kebijakan mengakibatkan yield obligasi Australia jatuh ke level yang lebih rendah dibanding US Treasury. US Treasury 10-tahunan berada pada 2.87 persen, sedangkan obligasi Australia dengan maturitas serupa jatuh 5 basis poin pada hari Selasa. Penurunannya bisa berlanjut hingga 50 basis poin pada tahun 2019 di tengah melebarnya divergensi kebijakan moneter antara bank sentral AS dan Australia.
Di samping selisih suku bunga, ada beberapa faktor lain yang akan membuat outlook Aussie dalam jangka panjang tetap bearish. Salah satunya adalah perkiraan kalau RBA bakal mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah, setidaknya hingga pertengahan tahun depan. Selain itu, ada pula faktor perlambatan pertumbuhan pinjaman lokal di Australia. Grafik berikut ini menunjukkan bahwa para manajer investasi juga mulai berbalik bearish, sesuai laporan Bloomberg.
Grafik 1. Pergeseran Posisi Short pada AUD/USD
https://i.gyazo.com/da09e8fae04e55349254c57fcb2481a0.png
Secara teknikal, grafik DXY Daily masih dalam pergerakan bullish untuk periode jangka panjang. Konflik dagang yang memburuk kemungkinan mendorongnya naik ke atas resisten dekat 94.990 dan menguji Retracement Fibonacci 50.0% (95.990) dalam dua minggu mendatang. Ada divergen RSI negatif yang menunjukkan bahwa momentum kenaikan mulai memudar, tetapi ACY menilai unggulnya perekonomian AS cenderung mendukung pertumbuhan jangka panjang bagi Greenback.
Grafik 2. USD Index Daily
https://i.gyazo.com/64c9a46190d431c38986eec7a2a98919.png
Pada grafik Daily, serentetan lower-lows bisa terus menekan AUD/USD, dengan penutupan di bawah level low hari Selasa (0.73467) meningkatkan risiko pembalikan ke level support dekat 0.7310. Di sisi lain, apabila pergerakan gagal menurun lebih jauh, maka akan membentuk RSI positif yang membuka potensi pembalikan jangka menengah bagi pasangan mata uang ini untuk menguji rintangan dekat 0.7532 (Retracement 61.8%).
Grafik 3. AUD/USD Daily
https://i.gyazo.com/26eda3e6c04488d1b6edc8f6006a1828.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
27th June 2018, 06:53 PM
Aussie Tetap Jatuh Meski Profit Industri China Bagus
Dolar Australia selip sedikit pada hari Rabu, setelah dirilisnya kabar bahwa keuntungan industri China tetap tinggi pada bulan Mei, meski agak melambat dibanding bulan sebelumnya.
Data-data resmi dari pemerintah menunjukkan bahwa keuntungan industri China mengalami kenaikan 21.2 persen dalam tahun ini, hanya sedikit lebih rendah dibanding kenaikan 21.9 persen pada bulan April. Data-data China terbaru juga mengindikasikan bahwa perekonomian tetap sehat memasuki paruh kedua tahun 2018. Namun, peningkatan kecemasan mengenai konfrontasi dagang dengan Amerika Serikat dan utang banyak perusahaan China, membayangi negeri ekonomi terbesar dunia kedua tersebut. Para investor boleh jadi diyakinkan oleh rilis data keuntungan industri yang tetap prima, tetapi masih akan menantikan apakah dapat bertahan hingga akhir tahun dan lebih dari itu.
Pada grafik Daily, AUD/USD tetap bergerak dalam downtrend yang melingkup sebagian besar perdagangan tahun ini. Aussie menderita akibat keyakinan pasar bahwa suku bunga domestik akan mandek pada rekor terendah hingga jauh setelah tahun 2019, sementara Federal Reserve AS terus mengetatkan kebijakan moneter mereka.
Latar belakang yang suram itu diperparah oleh tajuk-tajuk mengenai konflik dagang yang cenderung mengurangi minat risiko pasar, dan sebagai konsekuensinya, menyusutkan daya tarik Aussie. ACY mencatat, AUD/USD kini berada pada rekor terendah yang terakhir kali dicapai pada Mei 2017.
Grafik AUD/USD Daily
https://i.gyazo.com/b75e0b0c9e165101f094bdcfaf0f10c6.png
Kebijakan moneter pekan depan dari Reserve Bank of Australia (RBA) kemungkinan hanya akan menggarisbawahi rendahnya urgensi kenaikan suku bunga. Menurut ACY, hal ini dapat membuat pasangan mata uang AUD/USD merosot lebih lanjut.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
29th June 2018, 05:41 PM
NZD/USD Kian Menurun Karena Suku Bunga Tak Berubah
Dolar New Zealand telah mengalami penurunan besar terhadpa Greenback sejak pertengahan April. Pasangan mata uang ini jatuh secara dramatis menjelang keputusan suku bunga, sekitar 0.48% ke $0.67524 pada hari Kamis.
Reserve Bank of New Zealand tak memberikan kejutan pada pasar, karena mempertahankan Official Cash Rate tetap pada rekor terendah 1.75%, setelah terakhir kali dilakukan pemangkasan sebanyak 25 basis poin dari 2.00% pada bulan November 2016. Sejak saat itu, RBNZ masih relatif dovish, dan dihadapkan pada sejumlah data positif mengenai perdagangan dalam pekan ini.
Meskipun data perdagangan positif, RBNZ menyampaikan pernyataan yang relatif dovish dengan dirilisnya keputusan suku bunga mereka, dikarenakan adanya sejumlah kekhawatiran mengenai berlanjutnya ketegangan mengenai perdagangan antara AS dan China. Ketegangan tersebut memperburuk outlook pertumbuhan global dan memicu RBNZ untuk mempertahankan suku bunga rendah dalam tempo cukup lama.
Sedangkan terkait dengan gambaran yang lebih luas, ACY mencatat Kiwi memperpanjang penurunan yang telah dimulainya sejak pertengahan April. Pertumbuhan ekonomi New Zealand melambat ke 2.7% dari 2.9% dalam tiga bulan terakhir di tahun 2017. Selain itu, kenaikan bertahap suku bunga AS bisa jadi memicu pullback NZD/USD dalam jangka panjang.
Outlook teknikal NZD/USD yang lebih luas telah berada dalam tren menurun sebagaimana digambarkan dengan garis biru. Namun, nampaknya pasangan mata uang ini akan bertolak naik lagi (rebound) dalam jangka pendek, karena sudah mendekati batas bawah Channel. Apabila NZD/USD sukses reli, maka akan menghadapi resisten penting dekat level rendah yang tercipta di pertengahan Mei pada 0.6851. Namun jika tidak, maka breakout akan memicu penurunan lebih lanjut setelahnya.
Grafik NZD/USD Daily
https://i.gyazo.com/502070b9221b5c8fba03635adb5ea241.png
Divergen positif yang ditunjukkan oleh RSI dan MACD memberitahu kita bahwa ada lebih banyak peluang untuk reli dalam jangka pendek. Menurut ACY, hal ini merupakan peluang menarik bagi investor jangka pendek.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
2nd July 2018, 08:28 PM
EUR/USD Mundur Ketika Perang Dagang Trump Tiba
Euro reli secara signifikan terhadap Dolar AS untuk menghapus kemunduran sebelumnya, hingga naik sebanyak 1 persen ke $1.16827 pada hari Jumat. Dalam dua pekan terakhir, ACY mencatat pasangan mata uang ini terhuyung-huyung di kisaran antara 1.171 dan 1.151, serta cenderung tertekan selama beberapa waktu.
Pasangan mata uang EUR/USD mengalami pullback pada hari Senin pagi, setelah Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka akan menerapkan tarif impor balasan atas barang-barang AS senilai $30 Milyar. Jumlah tersebut mencakup sekitar 19% dari total ekspor Amerika Serikat, apabila AS bersikukuh mempertahankan keputusannya untuk memajaki mobil-mobil dari Eropa.
Ada sejumlah peristiwa penting yang akan dirilis minggu ini. Menjelang rilis data pada hari Senin, para ekonom memperkirakan industri manufaktur AS bakal terus bertumbuh dengan laju sehat pada bulan Juni. Sementara itu, data Payroll AS akan dipublikasikan pada hari Jumat, dengan estimasi kenaikan 195,000; lebih rendah dibanding data periode sebelumnya.
Chart 1: EURUSD Daily
https://i.gyazo.com/fd12bc58fd183b49cc3b5d6c6139bb2f.png
Secara teknikal, EUR/USD kini bergerak di sekitar level terendah dalam setahun, dan kemungkinan akan terus bergumul di situ dalam pekan ini. Apabila pasangan mata uang ini berhasil tembus level terendah sebelumnya dekat 1.151, maka penurunan lebih lanjut dapat disaksikan oleh investor. Namun demikian, RSI yang positif menunjukkan potensi pembalikan harga (rebound). Menurut ACY, arah selanjutnya perlu dikonfirmasi oleh breakout berikutnya.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
4th July 2018, 01:55 PM
USD/CAD Bisa Reli Jelang Temu Level Support
Dolar Kanada terus menguat, setelah data menunjukkan PMI Manufaktur Markit untuk bulan Juni meningkat ke 57.1 dari 56.2 pada bulan lalu, serta China meyakinkan bahwa Yuan takkan digunakan sebagai senjata dalam perang dagang. ACY mencatat, CAD rebound signifikan setelah Greenback melesat selama dua minggu sebelumnya, dan memperpanjang penguatan hingga 0.35 persen ke penutupan pada C$1.31372.
Menurut IHS Markit, indikator pengukur aktivitas manufaktur di Kanada meningkat ke 57.1 pada bulan Juni, level tertinggi sejak data mulai disusun pada akhir 2010. Rekor tinggi ini menandakan perekonomian Kanada masih dalam fase ekspansi, sehingga memicu pembalikan arah nilai tukar mata uangnya dalam jangka pendek.
Grafik 1. Pergerakan CAD Dibandingkan Selisih Yield Obligasi 2-Tahunan AS Dan Kanada.
https://i.gyazo.com/c0b4f734f2f7ae100947efe0667792c3.png
Menurut Bloomberg, pelebaran selisih yield antara obligasi pemerintah 2-tahunan Amerika Serikat dan Kanada telah terus menerus menekan Loonie selama tempo cukup lama. Di sisi lain, ada probabilitas sebanyak 84% rapat bank sentral Kanada (Bank of Canada) pada 11 Juli mendatang menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
https://i.gyazo.com/12d3f350105ac01c0edae53291befbcb.png
Pada grafik Daily, USD/CAD tepat berada di depan level Support yang bertempat pada level tinggi (high) yang terakhir dicapai pada 19 Maret. Level Support tersebut bisa membatasi antusiasme bullish CAD dalam jangka pendek. Sebuah rebound dapat mengantarkan pasangan mata uang ini ke batas atas Ascending Channel. Namun, bila tidak ada rebound, maka ACY menilai breakout dapat mendorong penguatan CAD lebih lanjut (penurunan USD/CAD).
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
5th July 2018, 04:51 PM
Pound Siap Reli, Berbekal Kuatnya PMI
Pound Inggris terus menerus naik pada hari Rabu dari level terendah tujuh bulan, mempertahankan momentum uptrend yang dimulai pada pekan lalu. Menurut MT4, mata uang ini naik sekitar 0.31 persen ke penutupan pada $1.32259 di hari Rabu dan sepertinya menghapus kemerosotan yang dialami pekan lalu.
Yield obligasi pemerintah Inggris mematahkan kenaikan selama dua hari beruntun, setelah data yang dirilis hari Rabu menunjukkan sektor jasa yang dominan di negeri itu mengalami pertumbuhan dengan laju tercepat dalam delapan bulan pada Juni. Purchasing Managers' Index yang dirilis IHS Markit untuk sektor jasa meningkat 55.1 pada bulan lalu, naik dari 54 pada bulan Mei dan mengungguli estimasi median yang mengekspektasikan tak akan ada perubahan. ACY mencatat, hal ini mendorong pemulihan ekonomi nasional dan menambah alasan bagi Bank of England untuk menaikkan suku bunga secepat-cepatnya bulan depan.
Namun demikian, meskipun ada momentum kenaikan dalam perekonomian Inggris, masih ada tanda-tanda bahwa ketidakpastian terkait Brexit menahan investasi, dan ini dapat menggagalkan reli Pound baru-baru ini. Ketidakpastian muncul setelah Kamar Dagang Inggris merilis peringatan bahwa perusahaan-perusahaan Inggris berada di titik kritis terkait Brexit, dan banyak diantaranya menunda belanja korporasi hingga mereka memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting.
Outlook Teknikal GBP/USD
Pada grafik Daily, pembalikan nampak terjadi dari level terendah tujuh bulan baru-baru ini dan kini GBP/USD berada tepat mendekati Moving Average 20-Day yang dapat menghalangi kenaikan lebih lanjut. Namun, apabila breakout terjadi, maka akan terungkap resisten berikutnya dekat 1.333 (Retracement 38.2%). Selain itu, ACY menilai divergen RSI dan MACD yang positif akan menambah sinyal bahwa GBP/USD siap reli lebih lanjut.
Grafik GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/aee2e5bf4f568fedbd5cf93a6cb917c7.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
9th July 2018, 09:30 PM
Pasar Kurang Respon Ketegangan Dagang, Saham AS Naik
Pasar saham Amerika Serikat naik tiga hari beruntun, membentuk sesi perdagangan hari Jumat yang positif bagi ekuitas global. Sementara itu, para investor memantau perkembangan ketegangan perdagangan antara AS dan China yang telah dimulai dengan diterapkannya tarif atas barang-barang senilai USD34 Milyar dari kedua belah pihak.
Indeks US30 naik 0.53 persen dan ditutup pada 24447.2 di hari Jumat, menyentuh level tertinggi dalam dua pekan terakhir. ACY mencatat, salvo pertama dalam perang dagang AS-China berlangsung tanpa banyak reaksi dari investor, tetapi ketenangan ini bisa jadi hanya sementara saja.
Performa tangguh perekonomian AS telah dikonfirmasi oleh data ketenagakerjaan yang menunjukkan kenaikan Non-farm Payroll sebanyak 213,000 pada bulan Juni serta pertumbuhan gaji yang stabil dengan kenaikan 2.7 persen (year-on-year). Sementara itu, tingkat pengangguran naik ke 4.0 persen dari rekor terendah 3.8 persen pada bulan yang sama.
Outlook Teknikal Pasar Saham AS
Grafik US30 Daily
https://i.gyazo.com/5954112e1d3589847fb938f616a231f9.png
Pada grafik Daily, Indeks US30 secara umum ditopang oleh Ascending Channel yang telah terbentuk sejak akhir Maret dan kemungkinan melanjutkan momentum tersebut. Pada titik ini, dalam jangka pendek, Indeks menghadapi dua resisten pada saat yang sama, yaitu Fibonacci Retracement 50.0% (24540) dan Moving Average 20-Day. Menurut ACY, breakout dari resisten ini dapat memicu kenaikan lebih lanjut setelahnya.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
10th July 2018, 08:32 PM
Pound Mundur Setelah Menteri Luar Negeri Mengundurkan Diri
Pound Inggris jatuh, membalik kenaikan yang dialami sejak akhir bulan lalu, karena Perdana Menteri Theresa May kemungkinan menghadapi tantangan kepemimpinan dalam proses Brexit. ACY mencatat, pada hari Senin, Pound mundur 20.49 basis poin, atau 0.19 persen, dari level tertinggi sejak pertengahan Juni.
Rencana Brexit PM May telah terhenti, dan ia berjuang mengatasi krisis setelah tiga menteri mengundurkan diri dalam tempo 24 jam untuk memprotes rencananya. Pengunduran diri Menteri Luar Negeri Boris Johnson, pemimpin kampanye kubu keluar dari Uni Eropa pada tahun 2016 lalu, meningkatkan chaos dalam pemerintahan, setelah keluarnya Menteri Urusan Brexit David Davis dan deputinya.
Pernyataan May pada Parlemen mengenai Brexit, yang semestinya menandai tercapainya kompromi langka dengan kabinetnya yang terpecah belah pada hari Jumat, berbalik menjadi upaya dua jam mempertahankan kebijakannya. Masalahnya, May ingin Inggris keluar dari Uni Eropa dengan cara yang lebih lunak.
Grafik GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/10455484df1952c1de32cd964a334bfa.png
Dari perspektif teknikal, kita dapat melihat potensi pembalikan harga GBP/USD untuk outlook yang lebih luas dengan divergen positif terjadi pada indikator MACD dan RSI. Dalam hal ini, ACY memperkirakan pergerakan naik jangka panjang bisa terjadi bila GBP/USD menembus keluar (breakout) dari resisten dekat 1.333 (Retracement 38.2%).
Namun demikian, apabila nantinya pasangan mata uang ini terus merosot ke bawah dan keluar dari Retracement 50.0%, maka akan ada tekanan lebih besar yang mendorongnya menurun lebih jauh.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
11th July 2018, 07:26 PM
S&P 500 Futures Berbalik Ketika AS Siapkan Bea Impor Tambahan
Kontrak futures pada ekuitas AS mengambil ancang-ancang untuk berbalik arah dan menghapus kenaikan yang diperoleh sebelumnya, setelah narasumber anonim mengungkapkan bahwa pemerintahan Trump tengah mempersiapkan tarif untuk lebih banyak barang-barang yang didatangkan dari China. Daftar sasaran bea impor tambahan yang senilai USD200 Milyar tersebut bisa memperparah perang dagang yang dapat secara langsung merugikan konsumen Amerika dan mematahkan pemulihan ekonomi global.
Harga intraday S&P500 Futures turun ke 2773.4 per pukul 12:00 pm waktu Sydney pada hari Rabu, mengakhiri reli kenaikan terpanjang sejak Juni. Di sisi lain, yield obligasi 10-tahunan AS terus merosot hingga 2.84 persen pada awal sesi perdagangan.
Apabila rencana tarif tambahan yang disebutkan pada hari Selasa itu diterapkan, maka bea impor yang ditujukan pada China akan mencakup nyaris setengah dari seluruh impor AS dari Asia. Daftar yang diajukan mencakup barang-barang konsumsi seperti pakaian, komponen televisi dan kulkas, berikut produk-produk teknologi; meskipun tak memasukkan sejumlah barang yang banyak diperbincangkan seperti Mobile Phone.
Menurut ACY, yang perlu diperhatikan oleh investor adalah laporan inflasi AS bulan Juni yang akan dipublikasikan pada hari Kamis. Konsensus memperkirakan inflasi utama dan inflasi inti masing-masing naik ke 2.9 persen dan 2.3 persen; mengindikasikan kondisi ekonomi sehat.
Grafik SPX500 Daily
https://i.gyazo.com/1760a9d0f2123837ce6fced147ada0b0.png
Pada grafik Daily, outlook yang lebih luas bagi S&P 500 tetap optimis karena masih bergerak dalam Ascending Channel yang telah dimulai pada akhir Maret. Namun, ACY menilai, pergerakan jangka pendek dihalangi oleh Resisten kunci dekat 2784.4, dan bila bergerak turun lagi, maka garis tengah Bollinger Bands (median) bisa menyediakan support bagi indeks ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
12th July 2018, 06:42 PM
Harga Minyak Anjlok Di Tengah Eskalasi Ketegangan Dagang
Pada hari Rabu, harga minyak acuan West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan harian paling parah dalam dua tahun terakhir. WTI turun 3.668 poin, atau 4.94 persen, ditutup serendah $70.609 per barel, karena eskalasi ketegangan dagang AS-China mengancam permintaan minyak. Di samping itu, kabar bahwa Libya bakal membuka kembali pangkalannya telah meningkatkan ekspektasi akan kenaikan suplai.
ACY mencatat, aksi jual dimulai pada awal sesi, menyusul kabar bahwa National Oil Company Libya menyatakan akan membuka kembali pangkalan yang ditutup sejak akhir Juni. Namun demikian, John Saucer, wakil presiden Mobius Risk Group, mengatakan bahwa berita dari Libya itu hanyalah pemicu.
Tekanan jual atas minyak mentah boleh jadi sebagian besar diakibatkan oleh meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China; hal mana bisa memperparah kekhawatiran mengenai permintaan (demand). Pasalnya, bayang-bayang tarif tambahan atas barang-barang China senilai $200 Milyar telah mengakibatkan kejatuhan harga-harga komoditas dan pasar saham.
Dari perspektif teknikal pada grafik Daily, penurunan luar biasa WTI kemarin mematahkan level support kunci yang bertepatan dengan level tinggi (high) 22 Mei. Namun, penurunan terhenti setelah menyentuh Moving Average 20-Day. ACY menilai, pergerakan harga intraday pada hari Kamis nampaknya mendapatkan dukungan dari MA20 ini.
Grafik WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/bd9a2497b32ecc1e45c3abed786f5b6e.png
Dengan mengacu pada indikator Williams' Percent Range yang cukup mirip dengan Stochastic Oscillator, nampak bahwa harga bergerak balik dari sesi overbought ke bawah -50 yang berperan sebagai garis tengah. Support yang disediakan oleh level tertinggi dan level terendah sebelumnya, bisa menyangga indikator ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
18th July 2018, 07:13 PM
Pound Tumbang Jelang Rilis Data CPI Inggris
Pound Inggris dihantam serentetan masalah dalam tiga bulan terakhir, hingga mencapai $1.3112 pada hari Selasa, dekat level terendah tiga pekan. Menjelang April, mata uang ini masih kuat berkat prospek kenaikan suku bunga Bank of England (BoE) dalam jangka pendek sebagai respon atas penguatan inflasi selama setahun terakhir. Namun, tren bullish berakhir pada kuartal kedua tahun ini, dikarenakan kombinasi kekuatan Dollar dan kelemahan Pound Inggris.
Kelemahan terutama diakibatkan oleh rilis data inflasi Maret yang dirilis pada pertengahan April. ACY mencatat, angkanya yang mengecewakan dan dirilis sebelum keputusan bank sentral pada Super Thursday, memangkas kemungkinan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Kini, perhatian berfokus pada data Consumer Price Index (CPI) bulan Juni yang dijadwalkan rilis pada hari Rabu dan diestimasikan tumbuh 2.6 persen (year-on-year), lebih tinggi dari 2.4 persen pada periode sebelumnya. Poin yang akan disoroti adalah apakah data minggu ini meningkakan kemungkinan kenaikan suku bunga Bank of England pada rapat berikutnya di bulan Agustus. Namun, sementara itu, sinyal pertumbuhan gaji yang stagnan kemungkinan menyeret Pound Inggris, karena dapat menjadi alasan bagi BoE untuk menunda kenaikan suku bunga.
Grafik GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/e173d604a0f321d9c2f76f8c6a9a9ad8.png
Secara teknikal, GBP/USD pada grafik Daily tengah bergumul pada kisaran antara 1.306 dan 1.331, dan penurunan signifikan sebelumnya menyebabkan harga turun dekat level Support (1.306). Apabila pergerakannya terus mundur dan tembus batas bawah serta Fibo Retracement 50.0%, maka penurunan lebih lanjut kemungkinan bakal terjadi. Namun demikian, menurut ACY, apabila pasangan mata uang ini hanya turun sedikit dan gagal tembus Retracement 50.0%, maka divergen RSI dan MACD yang positif akan memicu Pound untuk rebound besar.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
19th July 2018, 05:30 PM
Aussie Melesat Setelah Data Ketenagakerjaan Lampaui Ekspektasi
Dolar Australia menguat terhadap Dolar AS, menyusul update data ketenagakerjaan menunjukkan performa baik. Sebelumnya, mata uang ini mengalami penurunan sejak akhir Januari dan terpuruk di level rendah, setelah menguat tajam sebanyak lebih dari 8.4 persen.
Menurut data terbaru yang dirilis pada Kamis pagi, perekonomian Australia mencetak 50.9k pekerjaan baru. Ini peningkatan besar dibandingkan 12.0 pada bulan Mei, dan mengungguli ekspektasi ekonom yang memperkirakan pertambahan hanya sebanyak 16.5k. Sementara itu, tingkat pengangguran bulan Juni tetap rendah dan sejalan dengan data periode sebelumnya maupun estimasi pada 5.4 persen. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja naik tipis ke 65.7 persen, meskipun diestimasikan tetap sama dengan periode sebelumnya pada 65.5 persen.
Karena kenaikan data ketenagakerjaan biasa mendorong kenaikan inflasi, maka ACY menilai rilis data inflasi kuartal kedua pada pekan depan perlu diperhatikan. Data ekonomi yang positif dapat menyebabkan Reserve Bank of Australia melangkah ke jalur kenaikan suku bunga.
Berikutnya, sentimen yang berhubungan dengan Dolar Aussie boleh jadi akan rapuh menghadapi minat risiko dalam 48 jam ke depan, dikarenakan kekhawatiran baru mengenai perdagangan AS-China. Departemen Perdagangan AS akan mempertimbangkan kembali kemungkinan penerapan tarif atas produk otomotif dalam dua hari mendatang.
Grafik AUD/USD Daily
https://i.gyazo.com/2500fa10df423e4a8d25f0430e7ce495.png
Berdasarkan grafik Daily, outlook yang lebih luas untuk AUD/USD di kalangan investor masih pesimis, karena belum keluar dari tren menurun yang terbentuk sejak awal tahun ini. Namun demikian, dalam jangka pendek dan menengah, Dolar Aussie boleh jadi reli untuk menguji batas atas Descending Channel atau bahkan Retracement 61.8%. Dalam pandangan ACY, potensi reli nampaknya didukung oleh RSI dan MACD yang bergerak naik.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
30th July 2018, 06:44 PM
Yen Jatuh Menjelang Rapat BoJ
Pada hari Senin, Yen Jepang menghapus kenaikan yang diperoleh pada sesi perdagangan sebelumnya dan diperdagangkan pada 111.068 per Dolar pada pukul 12:14 pm waktu Sydney. Perdagangan cenderung flat dalam beberapa hari terakhir, meskipun sebelumnya Yen sempat mengalami kenaikan dramatis. Namun, Yen boleh jadi akan menguat setelah data menunjukkan bahwa penjualan ritel Jepang berbalik naik pada bulan Juni; pulih dari kemerosotan pada bulan Mei dan memberikan sinyal perbaikan konsumsi di kuartal kedua.
Bersama langkah-langkah BoJ untuk membeli lebih sedikit obligasi dan memangkas bertahap pembelian obligasi jangka panjang; para pengambil kebijakan melanjutkan perlambatan kebijakan moneter longgarnya dan mendorong naik yield obligasi jangka panjang yang bisa jadi atraktif bagi investor serta menarik lebh banyak dana masuk ke dalam negeri.
Diantara semua spekulasi tentang kemungkinan perubahan kebijakan Bank of Japan pekan ini, ACY mencatat, perubahan paling penting bagi pasar obligasi global boleh jadi telah berlangsung. Namun, para investor juga akan berfokus pada apakah Bank of Japan bakal memodifikasi kebijakannya, serta mencari indikasi kalau-kalau Federal Reserve akan menjaga jarak dari rencana dua kali kenaikan suku bunga lagi tahun ini.
Outlook Teknikal USD/JPY
Pada grafik Daily, USD/JPY menjaga momentum flat dalam beberapa hari terakhir, tepat dekat 110.87 (Retracement 61.8%) yang dipandang sebagai garis Support. ACY memperkirakan, breakout dari garis ini bisa mengakibatkan kemerosotan lebih lanjut menuju level Support yang digambarkan dengan tinta biru.
Namun demikian, ada kemungkinan lebih besar untuk pembalikan (reversal) jangka menengah dalam beberapa hari ke depan, karena pasangan mata uang ini mungkin ditopang oleh Retracement 61.8% dan batas bawah Upward Channel.
Grafik USD/JPY Daily
https://i.gyazo.com/93cc59ff6f7ea8eba2f3beb3c121e4a6.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
31st July 2018, 04:50 PM
Harga Minyak Di Tengah Meningkatnya Risiko Suplai Global
West Texas Intermediate (WTI) Futures melonjak 1.44 persen ke USD70.714 per barel, kenaikan terbesar dalam lebih dari sebulan terakhir, karena kekhawatiran kalau-kalau fasilitas produksi penting di Kanada tak bisa kembali beroperasi normal secepat yang diharapkan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai suplai minyak secara global.
Walaupun ketegangan perdagangan antara AS dan China dalam beberapa pekan terakhir telah menekan harga minyak menurun selama separuh bulan ini, tetapi Barclays Plc memperingatkan adanya risiko kenaikan harga yang cukup sigifikan dalam kuartal IV. Pasalnya, sanksi AS atas Iran bakal memangkas ekspor minyak Iran sebanyak sekitar 700,000 barel per hari (bph).
ACY mencatat, Dolar AS merosot lebih jauh menjelang keputusan suku bunga FOMC minggu ini. Bank sentral AS diperkirakan bakal tak merubah suku bunga, sehingga dapat mendongkrak daya tarik komoditas yang diperdagangkan dengan mata uang Dolar AS.
Grafik WTICOUSD Daily
https://i.gyazo.com/de45fcd7ddd86a9c7775c91235b0961d.png
Melihat pergerakan harga harian pada WTI, akan nampak bahwa kenaikan harga baru-baru ini telah membuat harga menemui halangan berat. ACY menilai, garis tengah Bollinger Bands dan level dekat 71.25 (Retracement 23.6%) boleh jadi menghambat kenaikan harga lebih lanjut. Apabila terjadi pembalikan harga (reversal), maka level 68.75 (Retracement 38.2%) bisa dipandang sebagai resisten penting yang bisa menekan harga merosot lebih jauh.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
1st August 2018, 05:53 PM
Euro Jatuh Sedikit Karena GDP Lebih Rendah Dibanding Ekspektasi
Euro bergerak flat terhadap Dolar AS dalam sebulan terakhir, dan grafik menunjukkan penurunan tipis ke USD1.169 pada hari Selasa, karena terungkap bahwa perekonomian Zona Euro terus melambat pada kuartal kedua.
GDP Zona Euro yang memimpin kalender ekonomi pada jam perdagangan Eropa pada hari Selasa, menunjukkan bahwa perekonomiannya tumbuh 0.3 persen pada kuartal yang berakhir Juni 2018, setelah meningkat 0.4 persen pada kuartal sebelumnya. Angka tersebut meleset dari ekspektasi pasar yang mengharapkan kenaikan 0.4 persen, sekaligus merupakan pertumbuhan terlambat sejak kuartal II/2016, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China.
Dari data GDP dalam satu dekade terakhir, perekonomian Zona Euro sempat mengalami pertumbuhan pesat pada 2017, tetapi mundur dengan cepat tahun ini; menggarisbawahi kesenjangan yang lebih besar dibandingkan Amerika Serikat. Menurut ACY, divergensi kebijakan moneter lebih lanjut antara bank sentral kedua negara, yang berdampak pada selisih suku bunga lebih tinggi, kemungkinan akan membebani Euro tahun ini.
Sementara itu, tingkat pengangguran di kawasan Euro tetap 8.3 persen pada bulan Juni, terendah sejak Desember 2008. Angkanya sama dengan hasil revisi bulan lalu dan sejalan dengan ekspektasi pasar.
Grafik EUR/USD Daily
https://i.gyazo.com/49146a12f41109c7a962427b508cc45b.png
Outlook jangka menengah untuk EUR/USD dalam beberapa hari ke depan akan berjuang dalam celah sempit antara level tertinggi dan terendah sebelumnya. Breakout ke atas maupun ke bawah akan memicu pergerakan lebih lanjut ke satu arah tertentu. Lebih dari itu, nampak resisten pada 1.175 (Retracement 23.6%). Dalam hal ini, ACY menyarankan, investor lebih baik masuk pasar setelah EUR/USD breakout ke arah tertentu.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
2nd August 2018, 05:50 PM
Sterling Jatuh Menjelang Keputusan Suku Bunga BoE
Sebelumnya, Pounds Inggris bergerak naik sedikit dan ditutup pada 1.31253 terhadap Dolar AS di hari Rabu, tetapi secara keseluruhan masih di level rendah. Namun demikian, di sesi trading siang ini, ACY mencatat, Pound tergelincir dan diperdagangkan pada $1.3101 per 3:45 waktu Sydney, menjelang pengumuman suku bunga Bank of England (BoE).
Para ekonom telah memprediksi kalau BoE kemungkinan menaikkan suku bunga acuan dari 0.50 persen ke 0.75 persen pada hari Kamis, melanjutkan pengetatan kebijakan moneternya. Dikarenakan sejumlah ketidakpastian mengenai masalah Brexit dan perlambatan ekonomi, yang dilaporkan hanya tumbuh 0.2 persen di kuartal I/2018; mata uang ini kemungkinan naik dalam jangka pendek, tetapi outlook lebih luas kurang optimis.
Sementara itu, Federal Reserve di Amerika Serikat menyampaikan pandangan bernada hawkish pada hari Rabu. Mereka tak merubah suku bunga, tetapi mengatakan pertumbuhan ekonomi "kuat".
Komite pengambilan kebijakan moneter AS tersebut mengulangi pernyataan bulan Juni bahwa mereka mengekspektasikan "kenaikan Federal Funds Rate bertahap lebih lanjut sesuai kisaran target akan konsisten dengan aktivitas ekonomi yang berekspansi secara berkelanjutan, kondisi pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi yang mendekati target 2 persen yang diinginkan oleh komite". Pernyataan tersebut membuat ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada bulan September kembali menjadi fokus pasar.
Grafik GBP/USD Daily
https://i.gyazo.com/b3ec27de5b4074f09fd0fbf2c526d6a3.png
Outlook yang lebih luas untuk GBP/USD masih netral berlandaskan support beberapa level rendah sebelumnya dan Fibo Retracement 50.0% (1.3000). Namun demikian, ACY menilai, kejatuhan secara dramatis bisa terjadi bila nantinya pasangan mata uang ini tembus resisten kunci ini.
Menurut William's Percent Range (%R), divergen positif mensinyalkan pasangan mata uang ini bisa berbalik naik setelahnya, tetapi masih belum diketahui seberapa kuat pembalikan tersebut nantinya.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
3rd August 2018, 06:17 PM
USD/CNH Terus Merosot Di Tengah Konflik Perdagangan
Yuan offshore (CNH) terus merosot pada hari Kamis, meskipun People's Bank of China (PBoC) mematok nilai tukar acuan lebih kuat terhadap Dolar AS. Hal ini terjadi setelah serangkaian kejatuhan yang terjadi pada pertengahan Juni ketika konflik perdagangan antara AS dan China memanas.
Dolar melesat terhadap mata uang mayor dan mata uang negara-negara berkembang pada hari Kamis, sehari setelah pemerintahan Trump menyatakan tengah mempertimbangkan akan mengenakan bea impor sebesar 10-25 persen lagi atas barang impor China senilai USD200 Milyar.
ACY mencatat, Yuan telah terdepresiasi nyaris 5 persen terhadap Dolar dalam tahun ini. Selain mendominasi mata uang negara-negara berkembang yang rawan, Greenback juga unggul terhadap nyaris semua mata uang G10. Hanya Yen yang memiliki kekuatan safe haven saja yang masih bertahan menghadapi kekuatan Greenback.
Walaupun Federal Reserve tak merubah suku bunga acuan minggu ini, tetapi nada hawkish rapat FOMC telah mendorong ekspektasi pasar akan dilakukannya dua kali kenaikan suku bunga lagi dalam tahun ini, sehingga memperkuat outlook jangka panjang Dolar AS meski Presiden Trump menuduh kekuatan ini menggerogoti daya saing kompetitif Amerika dalam menghadapi masalah perdagangan.
Secara teknikal, price action harian yang nampak dari kenaikan USD/CNH kelihatannya tak terhentikan lagi pada titik ini, sementara isu-isu fundamental masih berperan penting. ACY melihat, USD/CNH mendekati resisten penting sekitar 6.9175 dan apabila nantinya terjadi breakout maka akan mengungkap resisten berikutnya pada level tinggi historis dekat 6.986.
Grafik USD/CNH Daily
https://i.gyazo.com/f462ca3fae9ca63eace2656e8a86319e.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
8th August 2018, 09:15 PM
S&P 500 Terus Meningkat Berkat Tumbuhnya Optimisme
Saham-saham Amerika Serikat terus meningkat, mendorong terjadinya kenaikan empat hari beruntun di tengah optimisme bahwa pertumbuhan AS akan berlanjut. Indeks S&P 500 ditutup pada 2858.5 poin pada hari Selasa, level tertinggi sejak 26 Januari. Kenaikan memudar pada setengah jam terakhir perdagangan, karena investor keluar dari saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, lantaran kenaikan yield obligasi Treasury.
Pada hari Selasa malam, Amerika Serikat mengatakan akan mulai menerapkan tarif 25 persen atas 279 produk yang didatangkan dari China dengan total $16 Miliar, sehingga memperburuk perang dagang yang berlangsung diantara kedua negara. Ini akan menjadi keduakalinya AS menerapkan bea impor atas produk-produk China dalam sebulan terakhir, walaupun perusahaan-perusahaan AS mengatakan bahwa langkah ini akan meningkatkan biaya bisnis dan harga-harga di tingkat konsumen.
Outlook yang lebih luas untuk Indeks S&P 500 nampaknya masih dalam momentum meningkat, dikarenakan adanya sejumlah ruang menjelang resisten penting di sekitar 2876. ACY mencatat, indeks bergerak menyusuri Ascending Price Channel yang dimulai sejak April, dan batas atas Channel boleh jadi menghalanginya untuk naik dengan cepat.
Grafik S&P500 Daily
https://i.gyazo.com/08453f5e8450164f2dafa6e392b89167.png
Namun demikian, divergen RSI yang negatif mensinyalkan bahwa indeks bisa jadi mundur setelah menguji resisten tersebut. Oleh karenanya, ACY menyarankan agar investor mengamati apakah nantinya akan ada konfirmasi breakout atau kemunduran, guna membuat keputusan investasi yang tepat.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
10th August 2018, 09:23 PM
S&P 500 Mulai Mundur Menjelang Rilis CPI
S&P 500 Futures menurun 3.2 poin ke 2847.1 per pukul 2:30 pm di Sydney pada hari Jumat, memangkas kenaikannya dalam tahun 2018 ke 7 persen. Sebelumnya, kenaikan beruntun indeks telah membawanya mendekati level tertinggi yang tercapai pada bulan Januari, meskipun ada eskalasi ketegangan dengan China.
Sedikit tanda bahwa tarif yang telah diterapkan atau ketakutan mengenai eskalasi konflik dagang berdampak substansial terhadap keuntungan perusahaan-perusahaan AS ataupun variabel ekonomi secara keseluruhan yang dapat berimbas pada pertumbuhan. Dengan melihat performa ekonomi secara umum, Amerika Serikat nampaknya jatuh dari dari ketegangan geopolitik.
Dalam mengejar keuntungan dari investasi di pasar forex, tanggal rilis CPI akan dianggap penting oleh investor. ACY mencatat, CPI bulan Juli diestimasikan 0.2 persen (MoM), lebih tinggi dari pertumbuhan 0.1 persen pada periode sebelumnya.
Pada grafik Daily, S&P 500 Index nampaknya cenderung mundur dari level tertinggi. Dengan menggambar sebuah Fibonacci Speed Resistance Fan, kita dapat melihat bahwa jika indeks terus meningkat, maka ia akan menghadapi halangan dari garis tengah perangkat ini; hal mana dapat mengurangi laju kenaikan indeks.
Grafik S&P 500 Daily
https://i.gyazo.com/aaca5dd717cc44b8bd91cb4f3067085f.png
Di sisi lain, jika indeks mundur, sebuah garis support yang menghubungkan dua level tinggi sebelumnya, bisa jadi menyangganya. Breakout lebih lanjut akan mengungkap support lain disediakan oleh level Retracement 61.8%. Menurut ACY, titik dimana investor bisa masuk dapat dicari ketika Stochastic Oscillator mundur ke bawah 80.0 dan terkonfirmasi.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
15th August 2018, 05:28 PM
EUR/GBP Bisa Jadi Rebound Menjelang Rilis CPI Inggris
Selang sehari setelah mencapai level tertinggi 10 bulan, EUR/GBP terus menurun. Pada hari Selasa, pasangan mata uang ini turun 0.23 persen ke penutupan pada 0.89144, meskipun perekonomian Zona Euro tumbuh 0.4 persen di kuartal II/2018, lebih cepat 0.1 persen dibanding ekspektasi maupun pencapaian sebelumnya.
Kelemahan Euro dalam beberapa hari terakhir boleh jadi dipengaruhi oleh perlambatan GDP kuartal kedua di Jerman. GDP Jerman awalnya diekspektasikan naik 2.1 persen oleh para ekonom, tetapi ternyata hanya 2.0 persen (w.d.a). Lebih dari itu, kejatuhan Lira Turki memunculkan ketidakpastian dan menyeret perekonomian di kawasan Euro secara keseluruhan.
Investor perlu mengamati data CPI Inggris bulan Juli yang akan diekspektasikan rilis dengan angka 2.5 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Apabila data CPI mencapai ekspektasi, maka ACY menilai, reli Pound dalam jangka pendek kemungkinan terjadi.
Grafik EUR/GBP Daily
https://i.gyazo.com/0e3d19e5f3f61420f6e892f1c19c45ee.png
Secara teknikal, Andrew's Pitchfork menunjukkan bahwa pergerakan harga EUR/GBP masih dalam momentum kenaikan, tetapi saat ini sedang berbalik ke garis tengah yang bisa dianggap sebagai level support Daily. Potensi reli juga harus dikonfirmasi oleh rebound Relative Strength Index (RSI) yang saat ini menghadapi level support yang terbentuk dari low sebelumnya.
Apabila EUR/GBP gagal breakout ke bawah dari garis tengah, maka resisten akan nampak dari trendline kedua. Menurut ACY, Investor bisa mendapatkan peluang untuk masuk ke posisi long apabila pergerakan harga menunjukkan reli.
Sumber : Market Analysis Archives - ACY (https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229)
djamirunaje
20th August 2018, 06:48 PM
Aussie Terus Menguat Setelah Laporan Ketenagakerjaan
Dolar Australia melanjutkan rebound hari kedua dari level terendah dalam tahun ini. ACY mencatat, AUD/USD meningkat 0.72 persen ke penutupan pada US$0.73116 di hari Jumat, setelah pengangguran di pasar tenaga kerja Australia bulan Juli dilaporkan menurun 0.1 persen.
Perubahan ketenagakerjaan di bulan Juli hanya -3,900, dikarenakan banyak pekerja paruh waktu yang kehilangan mata pencahariannya. Namun demikian, tingkat pengangguran menurun lantaran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurun 0.2% dari 65.5%. Dalam hal ini, tingkat pengangguran yang lebih rendah tidak dapat diartikan sebagai indikasi kondisi ekonomi yang bagus.
Apabila kita melihat pasar Amerika Serikat, indeks Dolar AS melemah seiring dengan persiapan negosiasi perdagangan baru antara China dan AS. Pasar mengharapkan gejolak baru-baru ini tak mengganggu rencana pengetatan moneter Federal Reserve. Fed diekspektasikan menaikkan suku bunga pada rapat berikutnya, dan akan memantau simposium Jackson Hole untuk menemukan petunjuk mengenai apakah keyakinan tersebut beralasan kuat atau tidak; karena pada hari Jumat, selisih yield obligasi 2-tahunan dan 10-tahunan telah menyempit ke terendah sejak 2007.
Grafik AUD/USD Daily
https://i.gyazo.com/be852fac3aadef44f625997f36cc20b7.png
Pada grafik Daily, ACY menilai outlook AUD/USD yang lebih luas nampaknya mengalami pembalikan (reversal), tetapi perlu dikonfirmasi hingga benar-benar tidak breakout ke bawah. Jika pasangan mata uang ini terus menghimpun momentum, maka resisten yang menghubungkan beberapa level tinggi sebelumnya bisa menjadi halangan pertama. Apabila breakout ini sukses, maka akan mengantarkan pada halangan berikutnya yang bertempat pada Retracement 23.6% berdasarkan Fibonacci Arcs.
Sumber : Market Analysis Archives - ACY (https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229)
djamirunaje
27th August 2018, 06:38 PM
Rebound Harga Emas Berkat Simposium Jackson Hole
Pada grafik Daily, setelah terus menerus menurun hingga bergerak terhuyung-huyung dekat level terendah tahunan, harga emas akhirnya bangkit, menembus level resisten dan ditutup pada harga 1205.91 Dolar per ons. ACY mencatat, harga emas pada tanggal 27 Agustus masih berfluktuasi pada kisaran level harga yang sama dan indikator RSI masih konstan.
Grafik Gold Daily
https://i.gyazo.com/7398252412d53602333431aea2fa2243.png
Perubahan dalam jangka pendek bisa jadi tak signifikan. Namun, penembusan level resisten dan garis tren Moving Average 20-Days mengindikasikan kenaikan dalam jangka menengah. Sementara itu, pidato dari pimpinan Federal Reserve, Jerome Powell, pada simposium tahunan di Jackson Hole menggugah minat penghindaran risiko di kalangan pelaku pasar. Dengan demikian, kenaikan harga emas bisa diprediksikan.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
11th September 2018, 10:12 AM
Euro Di Jalur Depresiasi Dalam Jangka Menengah
Tren EUR/USD pada pekan pertama bulan September nampak kurang jelas. Harga telah mengalami deviasi yang relatif rendah dari level 1.16 dalam tiga hari yang bermula pada pekan lalu.
Ditemukannya kompromi diantara kedua pihak pada sejumlah poin penting dalam negosiasi Brexit bisa menjadi penggerak positif. Sebaliknya, kokohnya data ketenagakerjaan AS mendongkrak USD dan menutup perdagangan pekan pertama pada level terendah jangka pendek baru di 1.155. Refleksi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS akan diilustrasikan pada penurunan 1 bulanan, sementara pergerakan jangka pendek akan tetap konstan.
Dari perspektif fundamental, indikator penentu pekan lalu adalah data terkait ketenagakerjaan untuk bulan Agustus. Secara khusus, indeks Nonfarm Payroll dan pendapatan rata-rata per-jam yang berhubungan dengannya. Meskipun tingkat pengangguran menunjukkan angka 3.9 persen; lebih buruk 0.1 persen dari estimasi pada 3.8 persen. NFP dilaporkan +201k, atau lebih tinggi 10k dibanding estimasi awal; sementara gaji meningkat 0.4 persen dalam bulan Agustus dan 2.9 persen dalam setahun, lebih menggembirakan ketimbang indeks NFP. Pembayaran gaji yang lebih tinggi merupakan kunci penguatan USD, sehingga mata uang-mata uang lainnya menderita penurunan dalam besaran bervariasi. Kemungkinan kenaikan suku bunga bulan Desember juga diekspektasikan meninggi sehubungan dengan potensi overheating dalam perekonomian.
Dalam sudut pandang yang lebih luas, Trump terus menerus menghimbau para taipan Amerika untuk meningkatkan nilai bagi Amerika Serikat dengan memproduksi barang di dalam negeri. Praktek outsourcing yang dilakukan Ford dan Apple telah menghemat biaya produksi kedua raksasa tersebut, tetapi perang dagang bisa menghanguskan semuanya. Keduanya memiliki posisi tawar besar, tetapi perusahaan-perusahaan lebih kecil tak memilikinya. Perang dagang diekspektasikan akan mengakibatkan repatriasi pada USD, apabila bea impor senilai 27 Miliar diberlakukan.
Rangkaian peristiwa di pasar Euro memainkan peran kurang penting, meskipun tetap diperhatikan oleh investor. GDP Zona Euro (QoQ) tetap 0.4 persen sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya; demikian pula dalam basis year-on-year dirilis 2.1 persen, lebih rendah dari estimasi yang dipatok pada 2.2 persen. Rendahnya kinerja Zona Euro boleh jadi disebabkan oleh perlambatan di Jerman. Akselerasi pertumbuhan impor (2.8 persen versus estimasi 0.2 persen) berhubungan dengan depresasi impor (-0.9 persen versus estimasi 0.2 persen) menghasilkan neraca perdagangan 15.8 Miliar Euro; jauh dari 19 Miliar Euro yang ditargetkan. Produksi industri jatuh ke 1.1 persen pada periode yang sama.
Pelemahan Euro bisa mendorong pembalikan Greenback dalam jangka pendek, dikarenakan rapat Dewan Gubernur ECB. Namun demikian, rapat tersebut takkan menghasilkan tambahan selain informasi lebih lanjut mengenai program pembelian aset. Satu-satunya berita baik boleh jadi negosiasi Brexit. Dalam pandangan ACY, outlook jangka menengah tak optimistis bagi Euro.
Grafik EUR/USD
https://i.gyazo.com/96123ce15bc53dc268f24d81f7b5f8a6.png
Dari grafik 4-Jam, garis tren cenderung stabil di kisaran level harga 1.155. RSI goyah di sekitar 40 dalam basis 14, dan CCI terus menurun di bawah -100. Tren penurunan boleh jadi diperpanjang, tetapi kerugiannya boleh jadi tak ekstensif dalam jangka pendek. ACY menilai, investor bisa mulai membuka posisi short pada Euro mulai dari titik ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
11th September 2018, 10:14 AM
Euro Di Jalur Depresiasi Dalam Jangka Menengah
Tren EUR/USD pada pekan pertama bulan September nampak kurang jelas. Harga telah mengalami deviasi yang relatif rendah dari level 1.16 dalam tiga hari yang bermula pada pekan lalu.
Ditemukannya kompromi diantara kedua pihak pada sejumlah poin penting dalam negosiasi Brexit bisa menjadi penggerak positif. Sebaliknya, kokohnya data ketenagakerjaan AS mendongkrak USD dan menutup perdagangan pekan pertama pada level terendah jangka pendek baru di 1.155. Refleksi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS akan diilustrasikan pada penurunan 1 bulanan, sementara pergerakan jangka pendek akan tetap konstan.
Dari perspektif fundamental, indikator penentu pekan lalu adalah data terkait ketenagakerjaan untuk bulan Agustus. Secara khusus, indeks Nonfarm Payroll dan pendapatan rata-rata per-jam yang berhubungan dengannya. Meskipun tingkat pengangguran menunjukkan angka 3.9 persen; lebih buruk 0.1 persen dari estimasi pada 3.8 persen. NFP dilaporkan +201k, atau lebih tinggi 10k dibanding estimasi awal; sementara gaji meningkat 0.4 persen dalam bulan Agustus dan 2.9 persen dalam setahun, lebih menggembirakan ketimbang indeks NFP. Pembayaran gaji yang lebih tinggi merupakan kunci penguatan USD, sehingga mata uang-mata uang lainnya menderita penurunan dalam besaran bervariasi. Kemungkinan kenaikan suku bunga bulan Desember juga diekspektasikan meninggi sehubungan dengan potensi overheating dalam perekonomian.
Dalam sudut pandang yang lebih luas, Trump terus menerus menghimbau para taipan Amerika untuk meningkatkan nilai bagi Amerika Serikat dengan memproduksi barang di dalam negeri. Praktek outsourcing yang dilakukan Ford dan Apple telah menghemat biaya produksi kedua raksasa tersebut, tetapi perang dagang bisa menghanguskan semuanya. Keduanya memiliki posisi tawar besar, tetapi perusahaan-perusahaan lebih kecil tak memilikinya. Perang dagang diekspektasikan akan mengakibatkan repatriasi pada USD, apabila bea impor senilai 27 Miliar diberlakukan.
Rangkaian peristiwa di pasar Euro memainkan peran kurang penting, meskipun tetap diperhatikan oleh investor. GDP Zona Euro (QoQ) tetap 0.4 persen sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya; demikian pula dalam basis year-on-year dirilis 2.1 persen, lebih rendah dari estimasi yang dipatok pada 2.2 persen. Rendahnya kinerja Zona Euro boleh jadi disebabkan oleh perlambatan di Jerman. Akselerasi pertumbuhan impor (2.8 persen versus estimasi 0.2 persen) berhubungan dengan depresasi impor (-0.9 persen versus estimasi 0.2 persen) menghasilkan neraca perdagangan 15.8 Miliar Euro; jauh dari 19 Miliar Euro yang ditargetkan. Produksi industri jatuh ke 1.1 persen pada periode yang sama.
Pelemahan Euro bisa mendorong pembalikan Greenback dalam jangka pendek, dikarenakan rapat Dewan Gubernur ECB. Namun demikian, rapat tersebut takkan menghasilkan tambahan selain informasi lebih lanjut mengenai program pembelian aset. Satu-satunya berita baik boleh jadi negosiasi Brexit. Dalam pandangan ACY, outlook jangka menengah tak optimistis bagi Euro.
Grafik EUR/USD
https://i.gyazo.com/96123ce15bc53dc268f24d81f7b5f8a6.png
Dari grafik 4-Jam, garis tren cenderung stabil di kisaran level harga 1.155. RSI goyah di sekitar 40 dalam basis 14, dan CCI terus menurun di bawah -100. Tren penurunan boleh jadi diperpanjang, tetapi kerugiannya boleh jadi tak ekstensif dalam jangka pendek. ACY menilai, investor bisa mulai membuka posisi short pada Euro mulai dari titik ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
18th September 2018, 05:54 PM
Penurunan AUD/USD Boleh Jadi Belum Berakhir
Koreksi bullish pada AUD/USD gagal bertahan karena harga berbalik kembali ke titik median pada 0.71463 (GMT+3). Koreksi empat hari terbukti rapuh sejak eskalasi pola resesif terjaga sejak pembukaan hari Senin. Beberapa faktor berpadu untuk membangun review dan forecast pekan ini.
Kelegaan tercipta dari perekonomian Aussie, karena data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan 44,000 pekerjaan baru ditambahkan ke pasar tenaga kerja pada bulan Agustus, melampaui ekspektasi yang dipatok pada 15,000. Angka indeks pada periode yang sama tahun lalu adalah -3,900.
Walaupun pengangguran tetap 5.3 persen, sesuai dengan estimasi; tetapi tingkat partisipasi angkatan kerja melampaui ekspektasi pada 65.7 persen. Mayoritas pekerjaan baru yang berjumlah 33,700 merupakan posisi full-time. Semua berita ini melegakan tren penurunan dan mayoritas analisa mengantisipasi breakout pada AUD.
Akan tetapi, ACY menilai, ketegangan perang dagang mengimbangi keyakinan yang terbangun pada perekonomian Australia. Ini karena korelasi antara Australia dan pasar negara berkembang, khususnya di kawasan Pacific Rim, meningkat ke level tertinggi secara historis. Gedung Putih tak memberikan sinyal positif, karena Trump mengirim tweet yang mengatakan tak ada tekanan untuk melonggarkan ketegangan perdagangan. Beijing juga mempertimbangkan akan menolak tawaran negosiasi yang diajukan oleh Menteri Keuangan AS.
Eskalasi ini melibatkan Australia yang merupakan partner dagang utama China. Penurunan tingkat investasi aset tetap menggerogoti imbal hasil yang diperoleh dari Australia hingga jangka tertentu. Faktor-faktor-fundamental yang mempengaruhi pasangan mata uang ini sekarang kurang ditentukan oleh Aussie itu sendiri, dan lebih digerakkan oleh risiko global.
Pekan ini, investor perlu memperhatikan notulen rapat RBA yang kemungkinan menginformasikan kapan kenaikan suku bunga bisa dilakukan. Indeks harga perumahan juga bisa jadi referensi yang berhaga. Awal tahun ini, RBA membiarkan suku bunga tetap pada 1.5 persen, tetapi performa pasar tenaga kerja dan pelemahan kurs bisa menjadi keprihatinan tersendiri. Di sisi lain, sedikit event yang perlu diamati dari Amerika Serikat, kecuali informasi baru dari perang dagang Gedung Putih dan Beijing.
Secara teknikal, pasangan mata uang ini mengalami varian besar pada grafik H4 dalam sepekan terakhir. SMA-20 dan SMA-60 terpenetrasi dalam dua hari. SMA-20 mulai menembus SMA-60, mengindikasikan pemulihan pada pasangan mata uang ini. Namun, pembacaan RSI menandakan kurangnya momentum. Peluang entry pada titik ini kurang jelas. ACY menyarankan agar investor berhati-hati.
Dua level support terletak pada 0.71306 and 0.70940. Sedangkan resisten baru berada pada 0.72213.
Grafik AUD/USD
https://i.gyazo.com/3d5d8d580da53c98ad4f9836ec3e457e.png
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
21st September 2018, 06:43 PM
Apakah USD Akan Bertemu Peristiwa Besar?
Setelah pecahnya ronde baru dalam perang dagang, pasar mulai melakukan short atas obligasi Treasury 10-tahunan AS. Sementara itu, Indeks Dolar AS merosot drastis ke 93.89. Mayoritas pelaku pasar menilai Dolar AS akan melewati siklus resesi dan penyesuaian suku bunga akan menjadi titik dimana Dolar AS terjun bebas.
Sejumlah angka penting untuk dianalisa di pasar. Rilis resmi klaim pengangguran Amerika Serikat untuk pekan yang berakhir tanggal 14 September merupakan angka terendah sejak November 1969, dan lebih baik ketimbang 210k yang diestimasikan sebelumnya. Demikian pula Continuing Jobless Claims ternyata 1.645 Juta, lebih baik ketimbanng 1.705 Juta yang diperkirakan sebelumnya.
ACY mencatat, kabar baik juga mengemuka bagi industri manufaktur. Fed Manufacturing Index untuk bulan September melonjak ke 22.9, dua kali lipat dari 11.0 pada bulan Agustus, dan 5.9 poin di atas ekspektasi awal.
Positifnya perspektif fundamental AS tak terefleksikan di pasar forex, karena EUR/USD terus melesat ke level tertinggi sejak Juli. Pasangan-pasangan mata uang mayor lainnya juga cenderung bergerak berlawanan dengan USD. Situasi ini nampak counter-intuitive, tetapi outlook yang lebih luas bisa memberikan petunjuk mengenai pola yang abnormal ini.
Berkurangnya ketegangan dagang antara Amerika dan China telah memangkas ketidakpastian dan volatilitas risiko di pasar. Momen ini mengindikasikan investor dapat bergerak lebih berani. Aset-aset dengan imbal hasil bunga lebih tinggi yang memiliki likuiditas lebih rendah, bisa dipilih untuk mengisi portofolio oleh para pemegang USD. Oleh karenanya, tren jual saat ini melanda perekonomian Amerika yang menguat, dan kenaikan suku bunga mendatang akan menjadi titik yang menggelitik indeks Indeks Dolar yang relatif lesu saat ini.
Faktor-faktor penggerak pasar yang mempengaruhi Uni Eropa nampaknya flat, tetapi akan lebih banyak event yang diantisipasi dalam beberapa hari ke depan. Fokus pertama terletak pada PMI Manufaktur untuk bulan September. ACY memperkirakan, perbedaannya dengan PMI Manufaktur Amerika Serikat akan menentukan tren jangka pendek pasangan ini. Selain itu, ada pula dilema anggaran Italia. Tanggal 27 September yang menjadi tenggat waktu bagi pemerintah koalisi Italia untuk menandatangani sebuah anggaran yang valid sudah dekat. PM Conte memilih rencana yang selaras dengan aturan anggaran Uni Eropa, tetapi koalisi tak dapat mencapai suara mufakat mengenai masalah ini.
https://i.gyazo.com/476ddd4dca18c7c55fc9c17a4c1cf2c4.png
Pada grafik H4 (GMT+3), pasangan mata uang ini mengunjungi kembali level support bulan Juli, dan posisi long menghadapi halangan besar untuk tembus. RSI yang sedikit di atas 70 mengindikasikan bearish divergence bisa terjadi dalam jangka pendek. Level support mungkin terdapat pada 1.17629 yang bertepatan dengan SMA-5. Dan level resisten baru bisa jadi pada 1.1840 yang merupakan level tertinggi bulan Juni.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
25th September 2018, 07:50 AM
Jual Dolar Australia Saat Bounce
USD, sebagaimana diukur oleh USD Index, mencapai level tertinggi 15 bulan pada 96.85 di tanggal 15 Agustus. Tiga pekan kemudian, AUD/USD mencatat rekor terendah 18 bulan dan nampaknya akan terus menurun. Kesenjangan ini dikarenakan oleh fakta bahwa Dolar Aussie bukanlah komponen dalam USD Index.
Seiring dengan USD Index bergerak menurun dalam beberapa minggu terakhir, AUD/USD telah reli nyaris 3 persen lebih tinggi dan menekan level 0.7305 pada sesi Asia hari ini. Sebagian besar dari reli baru-baru ini merupakan hasil dari anggapan akan memudarnya eskalasi ketegangan mengenai tarif impor antara AS dan China (serta komentar PBoC bahwa mereka takkan mempergunakan Yuan sebagai amunisi dalam strategi balasan).
China merupakan destinasi sebagian besar ekspor bahan baku dan bahan tambang. Di sisi lain, Yuan diperdagangkan sebagai aset non-deliverable forward, dan AUD/USD telah menjadi proxy risiko ketegangan perdagangan bagi para trader forex. Singkat kata, AUD jatuh sejalan dengan makin sengitnya diskusi mengena mengenai tarif; demikian pula sebaliknya.
Karena AUD sudah pulih minggu ini, maka ada komentar pasar yang mensinyalir bahwa AUD bisa naik lebih tinggi dan melampaui lingkup gerakan korektif. Kami dari ACY tak setuju pada outlook ini, baik karena alasan teknikal maupun fundamental.
Secara teknikal, pasangan mata uang ini masih diperdagangkan di bawah garis tertinggi yang terus menurun sejak level 0.8135 yang terakhir kali dicapai pada pertengahan Januari. Garis Downtrend muncul di sekitar 0.7425; dan hanya bila AUD/USD diperdagangkan di atas level itu, maka pergerakan akan mengingkari downtrend yang telah terbentuk.
Dari perspektif fundamental, selisih suku bunga menunjukkan suku bunga USD saat ini lebih tinggi 50 basis poin dibanding AUD. Ini merupakan selisih tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Apabila FOMC menaikkan target Fed Funds Rate sebanyak 25 basis poin pekan depan, maka selisih akan melebar hingga 75 basis poin.
Lebih dari itu, berdasarkan proyeksi mengenai forecast suku bunga FOMC, ada kemungkinan 80 persen kenaikan suku bunga di bulan Desember, dan 55 persen kemungkinan kenaikan lagi pada Maret 2019. Bilamana proyeksi-proyeksi ini terealisasikan, maka dalam 6 bulan ke depan, selisih suku bunga antara kedua mata uang akan menjadi 125 basis poin.
Di sisi lain, RBA telah jelas menyatakan bahwa hanya ada kemungkinan kecil mereka akan mengubah suku bunga dari level terendah historis 1.5 persen dalam 12 bulan ke depan. Dengan berbekal fakta-fakta ini, kami menyarankan trader jangka menengah untuk tetap mewaspadai kemungkinan downtrend pada AUD/USD.
ACY mencatat, EUR/USD diperdagangkan pada level tertinggi 2 bulan di kisaran 1.1785 selama sesi New York kemarin. Kami mengekspektasikan pergerakan korektif pasangan ini akan kehabisan momentum sebelum rapat FOMC minggu depan.
Posisi short kami pada GBP/USD dari 1.3145 telah meleset 100 poin karena data ekonomi Inggris telah dilaporkan lebih kuat pekan ini. Kami menilai masih ada risiko bagi Sterling untuk bergerak ke bawah, karena negosiasi Brexit berlanjut hari ini.
Ekstensi di atas 112.00 pada USD/JPY pekan ini terus merugikan posisi USD/JPY kami. Sebagaimana sebelumnya, level 112.45 terus menarik aksi jual bagi eksportir dan saran kami untuk jual mulai dari 112.65 tak dapat dipenuhi. Dengan pergerakan di US hari ini, kami menilai ada kemungkinan akan muncul trading "risk-off".
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
28th September 2018, 06:47 PM
USD Sayang, CAD Malang
USD akhirnya memperoleh kepercayaan dari pasar dan menguat terhadap mayoritas mata yang berhubungan dengannya. USD ditutup pada harga 1.30401 terhadap CAD pada tanggal 28 September. Walaupun retorika dalam pidato yang disampaikan Powell mengakibatkan volatilitas pasar, pernyataan yang disampaikan pada hari Kamis menanggulangi ketidakpastian dan mendongkrak indeks USD. Di sisi lain, CAD terkunci oleh kebuntuan negosiasi NAFTA.
Yield Obligasi Treasury 10-tahunan nampak bergerak lebih mendatar dan mendekati tren pembalikan setelah rilis proyeksi Dot Plot oleh Federal Open Market Committee. Kurva terbalik timbul ketika suku bunga jangka pendek berada di atas suku bunga jangka panjang. Pergerakan tersebut memicu debat di pasar mengenai apakah perekonomian Amerika yang sedang booming akan mencapai titik balik.
Powell mengklarifikasi bahwa perubahan kata yang digunakan dalam forecast kebijakan adalah untuk mengukur apakah kebijakan moneter terlalu ketat. Yield jangka panjang yang lebih rendah ditujukan untuk mengendalikan suku bunga pada level netral yang tidak memicu ataupun memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Suku bunga riil saat ini positif untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir; hal mana tidak sehat bagi pertumbuhan ekonomi. Powell juga menyatakan bahwa harga properti tidak sedang mengalami bubble dan berada di bawah pengawasan. Tak ada kerawanan besar terdeteksi di pasar properti. ACY mencatat, klarifikasi ini sangat penting dan mendorong indeks Dolar AS.
Berita baik juga mengemuka dari tingkat pengangguran dan GDP. Laju GDP 4.2 persen sesuai dengan ekspektasi dan relatif bagus diantara negara-negara maju. Klaim Pengangguran (214k) hanya reli sedikit dibandingkan angka 210k yang diestimasikan, tetapi Continuing Jobless Claims (1.661m) tetap lebih baik dibanding ekspektasi (1.684m).
Berita mengenai Dolar Kanada tidak positif. Keterlibatan Kanada membekukan negosiasi tiga negara di Amerika Utara. Sebagaimana disampaikan oleh Trump, kedua negara tak sejalan, meskipun deadline sudah nyaris tiba. Trump diperkirakan akan menolak bertemu dengan PM Kanada Trudeau. Tarif mobil yang tinggi akan mengancam perekonomian Kanada, apabila mereka tak bisa memperpanjang perjanjan NAFTA dengan Amerika. CAD takkan meningkat apabila ditekan keluar dari kesepakatan perdagangan yang baru.
https://i.gyazo.com/9e2cdabb388bdd2e833ac3c891c67964.png
Secara teknikal, pasangan mata uang ini mengalami variasi besar dalam tiga hari terakhir. Namun, volatilitas diantisipasikan lebih kecil dibandingkan pekan berikutnya. ACY menilai, pasangan ini kemungkinan akan berfluktuasi lagi dalam level Fibonacci Retracement 50% dan level 61.8%, masing-masing pada 1.30530 dan 1.30137.
Level RSI yang lebih mendatar, memperkuat kemungkinan tersebut. Sebaliknya, jika pasangan mata uang ini menembus level 1/30530, maka kenaikan berkelanjutan diproyeksikan akan mencapai 1.30941 pada level Fibonacci Retracement 38.2%.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
25th October 2018, 07:26 PM
Kemerosotan AUD Berlanjut
Dari grafik H4, pasangan mata uang AUD/USD tak menampakkan tanda-tanda akan pulih dari penurunan yang dimulai sejak awal Oktober. Kemerosotan ini bisa berakhir karena posisi harga sudah mencapai level terendah tahunan, karena keruntuhan pasar saham global diperpanjang. Namun, ACY menilai SMA-100 sekarang berhasil menembus Retracement 23.6% pada penurunan Oktober, yang akan memperkuat solidnya resisten dari atas.
https://i.gyazo.com/59c6174154de06153679368ac14f0939.png
Pembacaan teknikal hanya memberikan sedikit indikasi, tetapi tren terbaru menunjukkan akselerasi pergerakan menurun, ke sisi bearish. Meski demikian, level terendah tahunan sangat kuat dikarenakan dua upaya sebelumnya untuk menguji level tersebut gagal, pada tanggal 8 dan 11 Oktober. Support di kisaran 0.70579 nampak lebih persuasif.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
broforex
28th October 2018, 11:53 PM
https://charts.mql5.com/19/500/audusd-h1-xm-global-limited-2.png
Untuk AUDUSD kali ini kita melihat disini bahwa harga tidak bisa menembus resistance, maka dari itu silahkan Anda melakukan sell di titik 0.70814 dengan TP di area 0.70595
whiteking
29th October 2018, 03:39 AM
Untuk AUDUSD kali ini kita melihat disini bahwa harga tidak bisa menembus resistance, maka dari itu silahkan Anda melakukan sell di titik 0.70814 dengan TP di area 0.70595
Mantab gan analisanya, tampaknya memang area ini menjadi area yang aman dimana sudah memasuki resisten area yang masih sulit ditembus, keceenderungan trend bearish masih mungkin terjadi pada pekan ini, namun tetap waspadai gejolak pasar yang bisa berubah sebab ada news atau kondisi yang lain
djamirunaje
30th October 2018, 08:16 AM
Waktunya Jual Dolar Aussie
Sejak mencatat level tertinggi intraday pada level 0.8135 pada tanggal 26 Januari, AUD/USD telah merosot lebih dari 14 persen dan jatuh ke level terendah 2 tahun pada 0.7015 dalam sesi perdagangan London di hari Jumat. Grafik Daily menggambarkan secara sempurna serangkaian "lower high" dan "lower low" yang berkombinasi membentuk sebuah harmonic downtrend pattern.
Pengamatan lebih dekat pada chart menunjukkan bahwa meskipun AUD/USD telah mengikuti pola umum dengan menembus ke level rendah baru, kemudian sebuah fase trading sideways, diikuti oleh tekanan ke lower low.
Secara sederhana, nampaknya pergerakan harga AUD/USD sensitif pada kenaikan target suku bunga AS (Fed Funds Rate), dan menurun selaras dengan itu.
Pada bulan Januari tahun ini, tingkat suku bunga acuan RBA adalah 1.50 persen, yang sama dengan Fed Funds Rate. Sejak saat ini, FOMC telah menaikkan target Fed Funds sebesar 25 basis poin sebanyak tiga kali ke level harga saat ini pada 2.25 persen.
Setelah setiap perubahan kebijakan oleh FOMC, AUD/USD tembus ke kisaran harga baru yang lebih rendah. Selisih tingkat suku bunga antara kedua bank sentral telah menjadi bagian integral dalam penentuan nilai tukar dan sebuah penggerak utama yang menekan AUD melemah. Penting dicatat bahwa selisih suku bunga saat ini sebesar 75 basis poin antara AUD dan USD merupakan yang tertinggi dalam 20 tahun.
RBA telah menyatakan dengan jelas dalam 10 rapat terakhir mereka bahwa tingkat suku bunga acuan domestik kemungkinan akan tetap berada pada 1.50 persen sepanjang 2019. Namun demikian, gejolak baru-baru ini dalam pasar ekuitas global telah membuat banyak trader forex mempertanyakan apakah FOMC akan menaikkan Fed Funds Rate ke 2.50 persen pada bulan Desember, ataukah mereka akan menundanya hingga tahun depan. Ini merupakan pertanyaan yang valid dan kemungkinan menyebabkan sebagian pembalikan harga tajam dari level 0.7015 pada hari Jumat.
Dari perspektif teknikal, AUD/USD nyaris mencapai level reversal kunci yang lebih tinggi seiring dengan mendekatnya akhir pekan. Ini karena saham-saham Wall Street tertekan untuk tujuh hari beruntun dalam 10 sesi terakhir.
Ini artinya, kisaran perdagangan hari Jumat mencatat level terendah mingguan baru dan kemudian hampir ditutup di atas level tertinggi hari Kamis pada 0.7105. Dalam kondisi normal, kami akan mencari sejumlah peluang di sisi atas pasangan ini, setelah mengalami lonjakan yang kuat dari momentum di sisi bawah dan support pada level 0.7000.
Dalam hal ini, ACY meyakini pasar forex telah meremehkan kemantapan dan komitmen FOMC untuk menormalisasi suku bunga AS dalam 18 bulan ke depan. Oleh karenanya, kami mengekspektasikan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi pada bulan Desember akan meningkat, karena data AS terus menunjukkan pertumbuhan kokoh dan inflasi meningkat.
Di sisi lain, meski 0.7000 bisa jadi support dalam beberapa pekan ke depan, kami mengekspektasikan puncak selisih antara suku bunga AUD dan USD baru akan tercapai setelah lebih dari setahun ke depan, dan AUD/USD akan menurun dalam jangka menengah.
Sebagaimana AUD, EUR/USD diperdagangkan menurun tajam dalam sepekan hingga mencapai level terendah 2.5 bulan, sebelum berbalik naik saat mendekati akhir pekan, indikator momentum internal mengarah ke level lebih rendah, tetapi kami memperkirakan pasangan mata uang ini bisa mencapai kisaran 1.14440 atau 1.14470 di awal pekan.
Dalam jangka waktu lebih lama, ACY mengekspektasikan pasangan mata uang ini untuk kembali menurun ke 1.1200.
Tekanan atas saham-saham dan yield obligasi AS mendorong USD/JPY ke bawah Moving Average 100-Day pada 111.45 untuk kedua kalinya dalam tiga bulan. Karena pasangan mata uang ini sekarang sudah lebih dari 65 persen berkorelasi dengan SP500, maka kami memperkirakan kisaran harga akan meluas dalam pekan ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
6th November 2018, 06:21 PM
USD mengawali pekan ini dengan posisi lebih kuat, karena data Non-farm Payroll yang dirilis Jumat lalu cukup kuat untuk membuat rencana kenaikan Fed Funds Rate pada bulan Desember menjadi nyaris pasti terjadi. Kontrak CME Fed Funds Futures merefleksikan peluang kenaikan pada bulan Desember sebesar 81%.
Angka ketenagakerjaan 250,000 melampaui perkiraan konsensus median pada 190,000, bahkan setelah diperhitungkan pula rebound yang berhubungan dengan cuaca. Tingkat pengangguran tetap pada level terendah 40 tahun pada level 3.7 persen, sementara pertumbuhan gaji year-on-year mencapai level tertinggi 9 tahun pada 3.1 persen.
Dilihat dari kacamata manapun, ini merupakan laporan yang sehat dan mengikuti kabar yang dirilis lebih awal dalam pekan lalu bahwa PMI China selip ke level lebih rendah, pertumbuhan manufaktur di Zona Euro telah stagnan, BoE dirantai oleh Brexit, sementara inflasi dan penjualan ritel Australia sama-sama menurun.
De-sinkronisasi pertumbuhan global serta divergensi suku bunga telah menjadi fondasi kisah penguatan USD bagi trader forex selama 2018.
Paduan kebijakan AS antara kondisi moneter yang lebih ketat yang dikombinasikan dengan kebijakan fiskal yang lebih longgar, telah menggarisbawahi performa ekonomi AS. Di sisi lain, pertumbuhan Uni Eropa, Inggris, dan sebagian besar Asia justru mengecewakan.
Meskipun kinerja partai Republik-nya Trump pada Mid-Term Elections hari Selasa boleh jadi meredam beberapa agenda fiskalnya, ACY yakin bahwa FOMC akan terus menaikkan suku bunga sepanjang tahun 2019, sedangkan bank-bank sentral G-7 lainnya tak merubah kebijakan.
Memantau masing-masing mata uang G-7 dari kacamata divergensi suku bunga, EUR memiliki potensi penurunan terbesar dalam 12 bulan ke depan.
Selisih suku bunga obligasi 2-tahunan saat ini antara USD dan EUR diperdagangkan pada level tertinggi historis 330 basis poin. Hal itu menghapus nyaris 800 pips pada EUR/USD di pasar forward 2-tahunan.
Secara sederhana, ini berarti kontrak forward 2-tahunan berada tepat di bawah 1.2200, lebih mahal ketimbang level harga yang diindikasikan EUR/USD spot pada 1.1380. Korporasi Eropa tidak biasanya menjual USD dalam kontrak forward 2-tahunan. Dalam hal ini, mereka takkan menganggap nilai EUR/USD saat ini lebih murah ketimbang kisaran 1.0700 hingga 1.1800 yang dihuni pada tahun lalu.
Selain itu, pada hari Jumat, ECB mengumumkan bahwa mereka bisa memulai kembali program Targeted Longer-Term Refinance Operations (TLTRO). Dengan demikian, kami tak melihat kemungkinan bagaimana selisih suku bunga ini bisa menyempit. Oleh karenanya, ACY melihat kemungkinan lebih besar bahwa EUR/USD akan tembus di bawah 1.0900, ketimbang naik ke atas 1.1800 dalam jangka menengah.
Pemulihan ekuitas global telah mendongkrak USD/JPY untuk saat ini. Kami masih mengekspektasikan pola "risk-off" tradisional untuk mengemuka pada akhir pekan ini.
Dolar Australia mengakhiri pekan ini dengan pola yang tepat berlawanan dengan minggu sebelumnya. Pergerakan harga gagal di area 0.7260 dan indikator momentum internal telah berbalik negatif lagi.
Nampaknya, risiko Brexit bagi Sterling telah bergeser secara asimetris dari sisi bawah ke sisi atas. Dengan kata lain, kabar-kabar positif mengangkat GBP/USD lebih tinggi. Namun, resisten teknikal dekat 1.3045 terus menerus membatasi pergerakan pasangan mata uang ini pada reli intraday.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
9th November 2018, 04:46 PM
Pada 8 November 2016, para pakar politik AS bertekuk lutut saat kandidat partai Republik Donald Trump mengalahkan kandidat partai Demokrat Hillary Clinton yang sangat disukai massa.
Setiap hari sejak Trump menduduki jabatannya pada Januari 2017, partai Demokrat telah berfokus pada bagaimana caranya untuk membalas dendam dan memenangkan kembali Kongres dalam Midterm Elections pekan ini.
Dalam dua hari terakhir, kita mengetahui bahwa tujuan para pemimpin Demokrat bukan hanya untuk meraih suara mayoritas guna menghalangi agenda politik Trump, melainkan juga untuk memenangkan cukup kursi guna melakukan impeachment dan menggusurnya dari jabatan Presiden.
Sejak Trump menempati White House, SP500 telah naik lebih dari 28 persen dan pengangguran AS berada pada level terendha 40 tahun. Karenanya, tindakan Demokrat jelas bersumber dari ketidaksukaan mereka pada Trump, dan bukan sebagai hasil dari kebijakan-kebijakannya.
Kini, setelah keriuhan mereda dan hampir semua suara dihitung, nampaknya Demokrat akan mendapatkan mayoritas dalam 435 kursi House of Representatives (HoR), sementara Republik memperpanjang dominasinya pada 100 kursi Senat.
Respon spontan pasar dalam menghadapi kemenangan Demokrat di HoR telah mengakibatkan Dolar AS menurun dan Wall Street menanjak. Dalam pandangan kami, anggapan bahwa kendali Demokrat atas HoR akan mengakibatkan perubahan ekonomi merupakan pandangan partisan, bukan hasil analisis.
Kami telah dikejutkan oleh betapa banyaknya komentator keuangan yang membicarakan implikasi pasar dari peristiwa politik yang hasilnya nyaris persis sama dengan perkiraan konsensus. Apalagi, ini sudah terjadi dalam 18 Midterm Elections terakhir yang terjadi setelah Presiden baru memasuki Gedung Putih.
Singkat kata, ACY tak mengekspektasikan suara mayoritas Demokrat di HoR untuk berdampak apapun pada tarif perdagangan, legislasi pajak, dan lebih penting lagi, trayek kebijakan kenaikan suku bunga FED. Di sisi lain, kami mempertimbangkan koreksi Indeks Dolar AS baru-baru ini sebagai peluang bagi trader forex untuk menambah jumlah posisi long atas USD pada level-level yang lebih baik.
Sebagaimana telah diterima secara universal, RBA mempertahankan suku bunga pada 1.50 persen. Penilaian optimistis Gubernur Lowe mengenai pasar tenaga kerja Australia, dikombinasikan dengan pendapat yang lebih lunak mengenai kejatuhan harga perumahan, telah menjaga AUD/USD di atas Moving Average 30-Day dalam enam sesi perdagangan terakhir. Terakhir kalinya hal semacam ini terjadi pada pertengahan Juni.
Terlepas dari kenaikan secara teknikal tersebut, ACY masih mengekspektasikan beban selisih suku bunga untuk menggerakkan pasangan mata uang ini menurun.
Dalam proses kenaikan menuju level tertinggi tiga pekan pada 1.3190, GBP/USD menyentuh posisi short kami dari 1.3015 pada 1.3090. Kami masih meyakini bahwa pergerakan yang paling mudah bagi Sterling adalah pada level yang lebih rendah.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
13th November 2018, 03:58 PM
Update Forex : Sterling Selip Karena Berita Brexit
Setelah sekitar sepekan menguat bersama dengan perbaikan data ekonomi Inggris, Sterling pada dua hari terakhir sepenuhnya didominasi oleh headline-headline seputar Brexit dan GBP/USD menurun.
Negosiasi Brexit secara pesat berkembang menjauh dari diskusi ekonomi dan lebih berfokus pada politik taktis. Hal ini menciptakan dilema bagi PM May yang strateginya sekarang gagal memuaskan parlemennya sendiri maupun Uni Eropa.
Rasanya cukup adil untuk mengatakan bahwa rintangan paling besar yang menghalangi kesepakatan adalah masalah perbatasan Irlandia. Dalam topik ini, PM May bahkan tak mendapatkan dukungan dari partainya sendiri, karena faksi garis keras terus menerus menolak kesepakatan perbatasan terbuka dengan Irlandia Utara; bukan atas alasan ekonomi, melainkan sepenuhnya politis.
Selain itu, pada akhir pekan, para pejabat Uni Eropa menolak untuk mempertimbangkan rencana May mengenai mekanisme independen untuk keluar dari Custom Union jika diskusi Brexit tetap gagal.
ACY mencatat jadwal rilis data Inggris cukup ringan. Namun, dua laporan utama, CPI dan Penjualan Ritel, bisa menambah tekanan penurunan dalam beberapa hari ke depan. Dari perspektif teknikal, dengan level support saat ini ada 1.2940 sudah ditembus, maka kita bisa menyaksikan sejumlah perpanjangan rentang ke bawah ke level terendah tahun ini dekat 1.2670.
Sebagaimana Sterling, koreksi EUR/USD kehilangan energi pada akhir Rabu lalu dekat 1.1500 dan berbalik kembali ke kisarannya baru-baru ini. Level terendah tahun ini pada 1.1300 telah ditembus pada awal perdagangan sesi London hari ini, dan Moving Average 200-Day pada 1.1325, akan menjadi resisten pada grafik Daily.
USD/JPY nampaknya mulai memperoleh momentum di atas 114.00 dan kita bisa menyaksikan adanya ruang untuk kenaikan lagi pada level tertinggi tahun ini dekat 114.60. Sebagai mata uang cadangan devisa Asia, JPY akan menguat di masa-masa melemahnya pasar ekuitas.
Dolar Aussie telah ketinggalan jauh di belakang GBP dan EUR, seiring dengan pergerakan mata uang cross GBP/AUD dan EUR/USD ke arah bawah. AUD/USD mencapai dasarnya pada 0.7020 pada 27 Oktober dan diperdagangkan di atas 0.7300 selama beberapa jam pekan lalu. Kini, ACY memantau potensi penembusan pada level 0.7165 sebagai sinyal bahwa level tinggi sudah mapan dan level 0.7000 akan ditembus dalam jangka pendek.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
16th November 2018, 05:09 PM
Update Forex : Jangan Remehkan The FED
Sebagian besar kepala berita keuangan dalam 24 jam terakhir berhubungan dengan tumbuhnya optimisme bahwa sebuah kesepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa akhirnya tercpaai. Hal ini diikuti dengan kolapsnya keseluruhan proposal Brexit saat ini dan lebih banyak ketidakpastian pada kedua belah pihak.
Sebagaimana didiskusikan pada laporan hari Senin, realita keras dari politik partisan Inggris sekali lagi menghancurkan narasi mengenai kesepakatan yang saling menguntungan.
Kali ini, pengunduran diri pimpinan negosiator Brexit dari pihak Inggris, Dominic Raab, yang menggagalkan proses dan mendorong Sterling menurun tajam terhadpa semua mata uang G-7. Hal ini kemungkinan mengakibatkan sebuah voting mosi tidak percaya bagi PM May, yang dapat memicu trader forex untuk menjual GBP/USD kembali ke level 1.2600.
ACY memahami apa saja yang diperdebatkan Inggris maupun Uni Eropa. Dan kami memahami dampak potensial sebuah "Hard Brexit" bagi Inggris dan seluruh benua Eropa.
Namun demikian, kami terkejut bahwa roller-coaster negosiasi Brexit yang merupakan isu lama, mampu mengalihkan perhatian dari pidato dan komentar yang dibuat oleh pimpinan FED Jerome Powell dalam sebuah forum ekonomi di Dallas kemarin.
Powell tak segan-segan menegaskan pendapatnya bahwa perekonomian Amerika Serikat membutuhkan penyesuaian suku bunga lebih lanjut ke level lebih tinggi, bahkan meskipun itu berarti meningkatkan tingkat volatilitas di pasar ekuitas AS. Powell menjelaskan bahwa ketergantungan pada data, yang akan digunakan FOMC guna membentuk trayek suku bunga mereka, akan berdasarkan pada "kondisi ekonomi sesungguhnya" dan tidak akan dipengaruhi oleh fluktuasi dalam berbagai jenis aset finansial...termasuk saham-saham Wall Street.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa FOMC berkomitmen untuk "menormalisasi" kurva yield obligasi jangka pendek, sekaligus mengurangi neraca FED sebesar USD50 Milyar per bulan...berdasarkan pada Dot Plot dari rapat FOMC sebelumnya. Kini, tak ada alasan bagi trader forex untuk meragukan kalau target suku bunga FED akan dinaikkan ke 2.50% pada pertengahan Desember, dan bahwa FED kemungkinan akan menaikkan suku bunga 2 atau tiga kali lagi sebelum berhenti merubahnya pada Kuartal III/2019.
Setelah mempertimbangkan semuanya, kami meyakini bahwa pelaku pasar meremehkan laju normalisasi kebijakan AS, dan bahwa dinamika divergensi suku bunga ini akan menjaga indeks USD naik lebih tinggi hingga akhir tahun terhadap semua mata uang pasangannya, kecuali JPY.
Karena pimpinan ECB Mario Draghi dijadwalkan berpidato hari ini, ACY mengekspektasikan EUR/USD untuk tetap diperdagangkan pada kisaran terbatas. Pekan ini telah diwarnai oleh kadaluwarsanya Option dalam jumlah besar dari 1.1400 hingga 1.1200.
Dolar Aussie mempertahankan bias bullish-nya setelah laporan ketenegakerjaan domestik kemarin mencatat kenaikan pekerjaan penuh waktu sebesar 32,000 dan tingkat pengangguran tetap dekat 5 persen. Laporan yang lebih baik ini menarik pendapat seperti biasanya dari komentator pasar, menghimbau agar RBA menggeser bias mereka menjauh dari netral dan memberikan sejumlah ruang bagi penyesuaian suku bunga lebih tinggi tahun depan.
Dengan mempertimbangkan bahwa pertumbuhan gaji telah tersendat tahun ini dan level utang rumah tangga mendekati 200 persen dari pendapatan, kami meyakini bahwa RBA tak akan merubah suku bunga sepanjang 2019.
djamirunaje
20th November 2018, 07:24 PM
Ketegangan Soal Perdagangan Muncul Lagi Di APEC Summit
USD berakhir agak melemah pada sesi perdagangan hari Jumat, karena para trader forex menilai pemerintah AS akan mengambil posisi yang lebih lunak dalam hal tarif perdagangan di pertemuan tingkat tinggi APEC di Papua New Guinea (PNG).
Penilaian tersebut terbukti salah, karena komentar-komentar dari pejabat AS maupun China justru menggarisbawahi perbedaan pendapat antara keduanya dalam hal perdagangan serta pengaruh militer di kawasan Asia bagian Selatan.
Faktanya, perpecahan politik telah melebar sedemikian rupa antara kedua negara, hingga untuk pertama kalinya dalam sejarah APEC Summit, para pemimpin regional gagal menyepakati sebuah komunike final. Lonjakan ketegangan mendadak dalam hal ketegangan perdagangan dan ketidakpastian yang melingkupi negosiasi Brexit pekan ini membuka potensi terulangnya perdagangan dengan volatilitas tinggi pada pasar aset global yang sebelumnya terjadi pada bulan Oktober. Menurut kami, tema "risk off" yang secara umum terlihat pada bulan Oktober, bisa kembali lagi pada akhir bulan November.
Sejumlah data penting yang akan dirilis dalam pekan ini termasuk notulen RBA dari rapat mereka tanggal 6 November, data US Durable Goods Orders pada hari Rabu, serta data PMI Zona Euro pada hari Jumat.
Patut untuk dicatat bahwa pasar AS akan ditutup pada hari Kamis dikarenakan liburan Thanksgiving. Ini artinya, pasar AS akan dibuka hanya setengah hari pada Rabu, dan meja perdagangan interbank akan sangat sepi pada Jumat.
Secara historis, sesi perdagangan yang lebih sepi membuat pasangan-pasangan mata uang G7 diperdagangakan dalam kisaran sangat lebar, baik pada sesi Kamis maupun Jumat. Dengan banyaknya potensi risiko berita yang menggerakkan pasar forex, kami akan memantau sejumlah level teknikal yang bisa berperan dalam pekan ini.
Pekan lalu, GBP/USD diperdagangkan pada kisaran 400 poin antara 1.2700 dan 1.3100. Pada 1.2850, posisi teknikal nampak lemah dengan RSI dan Stochastics mengarah ke bawah. Level terendah tahun ini telah tercapai pada bulan Agustus di 1.2660, dan kami dari ACY menilai level ini sebagai target yang mungkin dicapai lagi dalam jangka pendek...kecuali bila kesepakatan Brexit berhasil lolos.
EUR/USD menunjukkan sejumlah divergensi bullish pada RSI Daily, karena berhasil mempertahankan level rendah 1.1200 pada pekan lalu. Pasangan mata uang ini mengakhiri perdagangan sepekan di atas level 1.1400, sehingga mengundang beberapa komentator berpendapat kalau level rendah signifikan sudah mapan. Sementara itu, meskipun indikator momentum internal menunjukkan adanya ruang untuk kenaikan ke kisaran 1.1475, kami tak yakin kalau EUR/USD sudah berubah dari tren menurunnya. Pada titik ini, hanya penembusan level 1.1520 yang dapat merubah tren penurunan dalam jangka lebih panjang.
USD/JPY jatuh tajam pada akhir pekan, menembus level kunci pada garis support 113.60. Level kunci berikutnya ada pada 112.00. Sesuai statusnya sebagai mata uang cadangan Asia, ACY mengekspektasikan JPY akan menguat lebih jauh jika perdagangan pasar ekuitas menurun lagi pekan ini.
AUD/USD mencapai level tertinggi 3 bulan pada hari Jumat lalu dan terus menerus diperdagangkan di atas Moving Average 30-Day selama bulan ini. Stochastics Daily kini mendekati level 70.00 dan momentum nampak sudah sangat terulur. Area antara 0.7260 hingga 0.7280 nampaknya bisa menjadi titik infleksi. Penutupan di bawah kisaran tersebut akan mensinyalkan bahwa sebuah level tinggi signifikan telah terbentuk.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
broforex
25th November 2018, 09:20 AM
https://charts.mql5.com/19/735/usdjpy-h1-xm-global-limited.png
USD JPY untuk hari ini kita lihat harga sudah memantul di titik support yaitu 112.745, lebih baik kita menunggu harga di tiitk 113.097 dan lakukan sell dengan TP di area 112.745
djamirunaje
26th November 2018, 04:45 PM
PMI Yang Melemah, Menekan Euro Makin Rendah
Mata uang Euro bertekuk lutut versus semua mata uang G-7 menjelang akhir minggu lalu, di tengah pekan yang ramai oleh berbagai peristiwa terkait forex.
Katalis utama bagi kemerosotan pada hari Jumat adalah laporan PMI Zona Euro yang mengecewakan, yang secara keseluruhan dialami oleh laporan Purchasing Manager dari 12 negara anggota Uni Eropa.
Dari perspektif seorang trader forex, data yang meleset paling signifikan adalah PMI Manufaktur Jerman yang jatuh dari 52.2 ke 51.6. Dalam data seluruh Zona Euro sebagai satu kelompok, angka gregat jatuh ke 52.0, dari 53.1 pada bulan September. Ini merupakan angka komposit terburuk dalam lebih dari dua tahun.
Kelemahan yang berlangsung secara luas di sektor manufaktur Uni Eropa akan menempatkan ECB pada posisi sulit dalam menentukan respon kebijakan moneter mereka berikutnya.
ACY mencatat, pimpinan ECB Mario Draghi dijadwalkan berpidato dua kali pekan ini, sebelum pertemuan tingkat tinggi G-20 pada akhir pekan.
Ketika Draghi berpidato, trader forex akan berfokus pada dua topik khusus: apakah lemahnya PMI mensinyalkan bahwa kontraksi Kuartal III telah berlanjut hingga Kuartal IV, dan akankah kelemahan ini membuat ECB batal mengakhiri Quantitative Easing (QE) pada akhir tahun ini?
ECB telah menjelaskan bahwa diakhirinya program pembelian aset mereka akan tergantung pada data ekonomi yang akan datang. Dengan demikian, ACY menilai hal ini berarti beban untuk melanjutkan QE hingga tahun depan akan sangat tinggi dan lebih berfokus pada pasar tenaga kerja Zona Euro daripada laporan bulanan rutin.
Sejalan dengan itu, diakhirinya pembelian QE resmi pada bulan depan, tak lantas berarti ECN mengakhiri kebijakan stimulatif-nya. Angka PMI yang lebih lemah menggarisbawahi kebutuhan ECB untuk memperpanjangan kebijakan moneter akomodatif. Dalam hal ini, suku bunga acuan ECB kemungkinan akan tetap pada -40 basis poin hingga kuartal III/2019 dengan tingkat pembiayaan Uni Eropa dipertahankan dekat nol.
Setelah ditimbang, paduan kebijakan moneter ECB saat ini, dikombinasikan dengan perselisihan anggaran antara European Commission dan Italia, akan berkontribusi pada pelemahan fundamental bagi mata uang EUR.
Secara teknikal, EUR/USD mencapai level tertinggi tiga pekan dekat 1.1470 pada akhir pekan lalu, sebelum berbalik turun dekat 1.1320 pada hari Jumat. RSI harian berada pada 44 dan mengarah ke bawah, sementara pasangan mata uang ini di bawah Moving Average 30-Day pada 1.1390.
Saga Brexit akan berlanjut pekan ini, karena Parlemen Inggris akan melakukan voting atas kesepakatan 585 halaman yang disetujui oleh Uni Eropa pada akhir pekan. Indikasi awal menandakan akan ada debat sengit dari dua sisi, setelah salah satu pendukung Brexit mengatakan bahwa tetap tinggal dalam UE itu lebih baik daripada kesepakatan yang sekarang ada...hal mana kemungkinan merupakan keinginan Uni Eropa sejak awal.
GBP/USD telah bergerak menurun sejak awal sesi perdagangan, dengan support awal kini berada pada area 1.2760.
Setelah reli lebih dari 3.5 persen dalam tiga pekan terakhir, AUD/USD kini berada pada titik infleksi penting. Rebound baru-baru ini dari 0.7000 bertolak dari pergerakan turun 15 persen yang dimulai sejak Maret. Indikator momentum internal telah berbalik negatid, dan penembusan level 0.7180 bisa berkepanjangan hingga 0.7120.
USD/JPY tetap berada dalam kisaran perdagangan ketat, dengan pasangan mata uang ini bergerak kurang dari 100 poin dalam sepekan. Karena ekuitas global nampaknya masih bergerak menurun, kami memilih sisi short pada pasangan ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
29th November 2018, 08:18 PM
Apakah Ini Akhir Dari Kenaikan Suku Bunga Dan USD?
Kemarin malam, terjadi drama selain Brexit. Pasangan GBP/USD yang berkeliling di sekitar 1.2750 sepanjang hari, mendadak melonjak ke 1.2805 dan menanjak ke 1.2830 dikarenakan beberapa berita mengejutkan dari AS maupun Inggris. Kisah yang melatarbelakangan Pound dapat diperkirakan, sedangkan Greenback di luar perkiraan. Pidato dari dua orang yang bertanggung jawab atas BoE dan Fed menarik kedua mata uang ke arah berbeda. Namun demikian, USD terluka lebih parah.
Ketidakpastian tetap tinggi, karena tak ada sinyal jelas bagi Parlemen untuk mengijinkan rencana Brexit. Kami menyebutkan "ketidakpastian" dan bukan "kemunduran", dikarenakan adanya rencana B untuk mengatasi ketiadaan rencana transisi yang disiapkan dengan matang. Ini seperti ada kesepakatan yang tidak ideal itu lebih baik daripada tak ada kesepakatan sama sekali. Hubungan dengan Uni Eropa yang mirip dengan hubungan UE dengan Norwegia bisa dipertimbangkan, jika proposisi Uni Eropa diblokir. Namun demikian, risiko kejatuhan akibat "No-Deal Brexit" masih mengancam dan dapat mendevaluasi ekonomi Inggris hingga 7.75 persen dalam 15 tahun, dibandingkan dengan jika Inggris tetap tinggal dalam Uni Eropa.
Komentar BoE mengenai ini adalah bahwa Inggris belum sepenuhnya siap untuk menghadapi "No-Deal Brexit". Laporan yang dipublikasikan BoE memprediksikan kejatuhan GDP sebesar 8 persen, sementara Poundsterling akan terdepresiasi lebih dari seperempat nilainya saat ini. Jika semuanya terwujud, maka aksi jual akan menjadi tren tahun depan.
Setelah satu ronde kritik dari Trump, kami menyaksikan Powell bergeming dan tetap bersikukuh mempertahankan rencana kenaikan suku bunga tahun depan. Latar belakang ceritanya berbalik tadi malam. GDP Kuartal III ternyata selaras dengan perkiraan kosnensus. Namun demikian, New Home Sales berada di bawah ekspektasi. Neraca Perdagangan melebar ke level tinggi baru. Ekspor menurun 0.6 persen dari 141.3 Miliar Dolar ke 140.5 Miliar Dolar. Mungkin, penggeraknya bukan komentar "just below". Jika tidak, maka dengan menghimpun semua informasi lainnya, Fed menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga acuan tepat di bawah level netral. Kemungkinan kenaikan suku bunag tahun depan dikurangi. Sebuah momen yang lebih baik untuk short mendominasi pasar.
https://i.gyazo.com/1a97e2e2d9295786e8d3a4a55c37b76d.png
Dari perspektif teknikal, pola terbaru membentuk Descending Channel pada grafik. Meskipun devaluasi Greenback menarik candle untuk menembus SMA jangka pendek, batas atas masih menahan harga dengan cukup kuat karena candle terakhir itu bearish. Namun demikian, pembacaan teknikal mengindikasikan sebuah perpanjangan tren bullish, karena RSI tepat di atas ambang 50 dan Fast Line menjauh dari Slow Line pada MACD. Investor sebaiknya mulai aksi jual jika harga mencapai bawah level 1.27739 atau Take Profit untuk 1.28317.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
30th November 2018, 07:38 PM
AS-China Jadi Sorotan, Pasar Forex Antisipasi Pertemuan G-20
Pertemuan G-20 yang ditunggu-tunggu akhirnya dimulai di Argentina, dan partisipan pasar akan memantau berita-berita yang dapat di-trading-kan, seiring dengan dilakukannya berbagai negosiasi dan diskusi.
Agenda asal dari pertemuan tingkat tinggi selama dua hari ini berfokus pada infrastruktur, perubahan iklim, dan keamanan pangan bagi negara-negara berkembang. Topik-topik tersebut kemungkinan akan disishkan karena konflik perdagangan AS-China, produksi minyak mentah, dan peningkatan ketegangan Timur Tengah akan membayangi pertemuan para pemimpin dunia tersebut.
Pasar ekuitas global dan pasangan mata uang G-7, telah mengukuhkan posisi pekan ini dengan harapan AS dan China akan menemukan titik temu untuk mulai memudarkan pertikaian perdagangan antara mereka yang makin sengit.
Saat ini, kita tahu bahwa Presiden X dan Trump akan makan malam bersama pada Sabtu malam. Sebagai pendahuluan bagi pertemuan itu, Wakil Presiden China, Liu, telah menyampaikan janjinya bahwa China sudah mulai mengambil langkah-langkah untuk membuka pasar domestik mereka.
Sebagian besar komentator pasar dan sejumlah pejabat AS setuju kalau ini adalah sebuah langkah menuju arah yang tepat, tetapi tak melaju dengan kecepatan yang cukup memadai untuk mencapai sebuah kesepakatan akhir pekan ini.
ACY mencatat, seiring dengan makin lamanya perselisihan antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia, ruang lingkupnya pun nampaknya meluas.
Menjelang pertemuan tingkat tinggi akhir pekan ini, kritik pemerintah AS atas China telah mencakup lebih dari soal praktek dagang dan komersil, serta kini telah ditambah fokusnya pada inisiatif strategis dan politis, termasuk kebijakan One Belt One Road dan Made In China 2025.
Penting untuk dicatat bahwa ini jauh berbeda dengan negosiasi perdagangan oleh pemerintah AS yang telah menerima dukungan bipartisan dan persetujuan dari sejumlah perusahaan dan korporasi teknologi yang berbasis di AS.
Karena kebijakan Trump biasanya hanya mendapatkan kritik saja dari partai Demokrat dan Silicon Valley, maka dukungan ini membuat Gedung Putih makin berani.
Oleh sebab itu, ACY mengekspektasikan hasil yang paling mungkin muncul pada akhir pekan ini adalah dilanjutkannya diskusi perdagangan pada awal tahun baru.
Dari perspektif pasar, trader forex akan berfokus pada diskusi soal tarif. Apakah AS akan melanjutkan rencananya untuk menaikkan tarif dari 10 persen menjaid 25 persen pada bulan Januari dan akan memulai proses untuk menambah tarif baru atas USD250 Miliar impor China lagi?
Dengan mempertimbangkan semuanya, kami menilai pembatalan tarif baru merupakan ambang yang terlalu tinggi untuk dicapai, dan kelanjutan diskusi sebagai hasil yang paling mungkin dicapai. Posisi forex kami akan mengabaikan pertemuan G-20 dan tetap positif pada USD.
Sterling telah bergerak menurun pekan ini, karena penilaian risiko atas Inggris menghasilkan kemungkinan yang lebih besar bagi "Hard Brexit".
AUD/USD telah menjadi pihak yang paling diuntungkan dari antisipasi menjelang persetujuan dagang akhir pekan ini. Pasangan ini mencapai level tertinggi 3 bulan pada 0.7330 dalam sesi London tadi malam.
USD/JPY masih diperdagangkan pada kisaran relatif sempit, dan kini berada tepat di atas Moving Average 30-Day pada 113.10.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
whiteking
3rd December 2018, 03:50 AM
Penurunan harga emas pada pekan kemarin tertahan pada angka 1216, kembali harga memantul naik menjelang penutupan market, para pelaku pasar masih menantikan perkembangan market pekan ini, berita-berita tentang brexit dan juga kenaikan suku bunga the Fed masih menarik perhatian para trader dalam melakukan perdagangan forex
djamirunaje
3rd December 2018, 08:17 PM
Pasca Pertemuan G20, AUD Cenderung Menguat
Mata uang manakah yang paling terdukung setelah KTT G20? Jawabnya adalah Dolar Australia. Setelah pertemuan AS-China di akhir pekan lalu, kenaikan ekstensif di awal bulan Desember memungkinkan AUD/USD untuk dibuka di harga 0.73779 pada sesi Sydney hari ini (03/Des). Situasi yang serupa juga terjadi pada pair AUD/CAD dan AUD/NZD.
Gencatan senjata dalam perang dagang AS-China telah meredupkan ketegangan yang terakumulasi sejak berbulan-bulan lamanya di sepanjang tahun 2018. Saham-saham AS pun mencantatkan gain mingguan tertinggi dalam lebih dari 7 bulan terakhir, didukung oleh spekulasi mengendurnya kebijakan moneter The Fed setelah bulan Desember.
Mengingat AS dan China adalah dua negara partner dagang terbesar di dunia, ACY berpendapat bahwa gencatan senjata antar keduanya selama 90 hari adalah hal yang sangat positif bagi Australia. Likuiditas di pasar global bisa berjalan sebagaimana mestinya, tanpa perlu mengkhawatirkan ancaman dari penerapan tarif terhadap barang-barang China, yang rencananya akan dinaikkan dari 10% ke 25% pada awal tahun depan.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat menghentikan konflik dagang untuk sementara waktu, dengan menunda penerapan tarif impor baru selama 90 hari. Sementara itu, persetujuan mengenai dihapuskannya tarif tambahan masih dalam tahap negosiasi. Sebagai gantinya, China perlu merespon dan menindaklanjuti masalah pencurian hak kekayaan intelektual dari AS, juga mengimpor lebih banyak produk pertanian dari negeri pimpinan Donald Trump tersebut.
Saham-saham AS mencerna kesepakatan ini sebagai berita positif dan naik pesat. S&P 500 memperlihatkan kenaikan mingguan terbesar sejak 2011. Dengan demikian, saat ini terdapat peluang yang baik untuk mengambil posisi Long pada asset-asset yang berkorelasi terhadap AUD. Meskipun begitu, apabila tidak ada progres struktural dalam waktu 90 hari ke depan, maka semuanya justru akan kembali pada keadaan semula yang cenderung negatif.
Hanya sedikit info berdampak yang datang dari Australia, tapi minggu ini akan cukup disibukkan dengan beberapa rilis data. PMI Manufaktur akan meluncur pada hari Senin, sementara Reserve Bank of Australia akan mengumumkan perubahan suku bunga. GDP untuk kuartal ketiga juga akan dirilis, tepatnya pada hari Rabu. Dengan The Fed yang saat ini banyak diperkirakan bakal menurunkan laju pengetatannya, RBA diprediksi mengikuti langkah yang sama.
Secara teknikal, ACY mengamati jika AUD/USD bergerak dalam Ascending Channel dan menguat ke atas. SMA 20 menjauh dari SMA 60 dengan jarak yang semakin besar. Pembacaan teknikal untuk pair ini mensinyalkan berlanjutnya tren bullish.
https://i.gyazo.com/cc3c1014bd7ef9f61360267fce4ebd9d.png
Namun dalam jangka pendek, High terbaru terbentuk sangat dekat dengan High Agustus, dan tampaknya akan sulit melalui batas tersebut. RSI sedang menuju area Overbought di chart H4. Berspekulasi di level ini cenderung berbahaya. Jika harga mematahkan level 0.73829, maka ini bisa menjadi peluang entry. Di sisi lain, Stop Loss bisa diterapkan di level 0.73438.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
4th December 2018, 07:51 PM
Penundaan Tarif Impor Belum Memecahkan Masalah
Pasar finansial memulai pekan ini dalam mode "Risk On", setelah acara makan malam Presiden Trump dan Xi berujung pada kesepakatan gencatan senjata selama 90 hari. Hal ini praktis menunda perang dagang yang terjadi di antara dua negara Superpower pimpinan Trump dan Xi.
Laporan yang datang dari KTT G20 di Argentina menyiratkan bahwa pertemuan tersebut berakhir dengan kepuasan dari kedua belah pihak. AS setuju menahan tarif impor untuk barang-barang China di kisaran 10%, sekaligus urung meningkatkan tarif tersebut ke 25% pada 1 Januari mendatang. Sebagai gantinya, China sepakat untuk meningkatkan pembelian terhadap barang-barang AS; khususnya dari sektor pertanian.
Meskipun gencatan sejata ini jelas-jelas mampu memberikan "ruang bernafas" bagi Trump maupun Xi hingga akhir tahun ini, keduanya belum membuat progres apapun terkait isu mendasar dan masalah-masalah inti perdagangan yang sedari awal memicu konflik di antara AS dan China, dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Semenjak pemerintahan Trump menerapkan bea impor di bulan Juli lalu, negosiasi-negosiasi yang dilakukan cenderung berakhir buntu. AS selalu meminta reformasi struktural dalam bentuk subsidi untuk produsen baja, alih paksa teknologi dari perusahaan-perusahaan AS, dan penerapan hak kekayaan intelektual. Sejauh ini, belum ada laporan yang menyebutkan tentang progres substantif mengenai masalah-masalah tersebut dalam pertemuan G20.
Oleh karena itu, ACY mengamati bahwa reli asset-asset dengan minat risiko tinggi akan memudar di minggu ini, seiring dengan meresapnya pemahaman bahwa pada dasarnya, isu-isu mendasar yang memicu konflik dagang AS-China sebenarnya belum terpecahkan; tinggal menunggu waktu sebelum tensi dagang di antara kedua negara tersebut kembali menguat.
Di samping penundaan tarif impor, trader forex juga menghadapi jadwal rilis data berdampak tinggi yang cukup padat di minggu ini. Termasuk di antaranya adalah meeting RBA, negosiasi Brexit, pidato beberapa pejabat bank sentral, dan rilis data NFP AS di hari Jumat.
Secara keseluruhan, pandangan ACY tidak berubah dari Outlook awal pekan lalu. Hanya saja, ada beberapa tambahan posisi jual untuk AUD/USD.
Situasi teknikal untuk EUR/USD terus melemah. Bounce yang terjadi pada sesi Asia hari ini belum mampu memulihkan posisi harga di atas MA 30 yang terpatok di level 1.1370. Baik Stochastics maupun RSi di time frame Daily bergerak menurun, dengan key support berikutnya terletak di level 1.1275.
Sementara itu, Sterling merangsek naik ke area 1.2780, terdukung oleh sentimen "Risk On" yang memperlemah USD. Dengan Parlemen Inggris yang akan membahas isu Brexit pekan ini, prospek untuk GBP/USD tidak terlalu menjanjikan.
Walaupun USD/JPY telah menguat dalam 4 hingga 5 pekan terakhir, range trading untuk bulan November terlihat menjadi range bulanan yang terkecil dalam lebih dari 2 tahun terakhir. Hal ini tidak terlalu mengejutkan, sebab pair tersebut ditarik ulur oleh kekuatan berimbang antara data ekonomi Jepang yang lemah, dan aksi beli Yen sebagai safe haven dari para investor.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
7th December 2018, 07:54 PM
Outlook USD/CNH Pasca Insiden Penangkapan CFO Huawei
Renminbi Offshore (CNH) dikabarkan anjlok terhadap Greenback, meskipun data ADP kemarin malam dirilis lebih rendah dari ekspektasi. Harga terkini menunjukkan pergerakan di kisaran 6.876 setelah sebelumnya terjadi aksi jual masal. Pemicu utama penurunan tersebut adalah Huawei. Sebagai supplier telekomunikasi terbesar, adanya penangkapan CFO dari perusahaan tersebut tentu bisa menimbulkan kekacauan besar.
Menurut ACY, berita terkait perusahaan raksasa tersebut memiliki relevansi dengan nilai Renminbi, karena waktu kemunculannya yang relatif berdekatan dengan acara makan malam Trump-Xi. Kabar ini pun memicu aksi penghindaran risiko di pasar.
Sabtu lalu (1/Desember), negosiasi yang dipimpin oleh pimpinan dua negara yang sedang terlibat perang dagang (AS dan China) berakhir dengan sukses. AS setuju menunda penerapkan tarif impor baru untuk barang-barang China. Sebagai gantinya, China sepakat membeli lebih banyak produk pertanian AS, serta merespon keluhan AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual, juga masalah-masalah internasional lain yang diperkarakan AS.
Sementara itu, Meng Wanzhou, CFO Huawei Technologies Co. dicekal saat berada di bandara di Vancouver, Kanada. Penangkapan tersebut kemungkinan berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan Meng terhadap sanksi AS atas Iran. Beijing segera beraksi dan menuntut pembebasan Meng.
Sebagai pewaris kerajaan bisnis Huawei, Meng memainkan peranan penting dalam upaya China untuk menjadi negara yang berdikari di bidang teknologi. Karena itu, tak heran bila aksi penangkapan Meng "mengecewakan" banyak perusahaan teknologi China. Hal ini membuat harga saham-saham tersebut berguguran.
Lebih lanjut, insiden penangkapan Meng juga bisa menjadi ronde terbaru dari "permainan" antara AS dan China. Apapun itu, jelas bahwa perang dagang belum mendekati akhirnya. Jumat malam ini (7/Desember), pasar akan bergejolak karena ketidakpastian terkait pencekalan Meng dan rilis NFP bisa menggerakkan pasar secara signifikan.
Dari sisi AS, data ekonomi yang dirilis terpantau mengecewakan. ADP Employment Change mencatatkan hasil 179k, lebih rendah dari konsensus pasar yang sebesar 195k. Angka tersebut dapat mengindikasikan hasil NFP yang kurang cerah. Sementara itu, Initial Jobless Claims untuk perhitungan mingguan yang berakhir di penghujung November lalu, mengalami kenaikan ke 231k. Unit Labor Costs juga meningkat 0.9%. Semua data tersebut lebih buruk dari ekspektasi.
Secara teknikal, ACY mengamati jika volatilitas USD/CNH mulai berkurang, karena harga kini sudah bergerak stabil di antara dua garis MA. Kekuatan bull maupun bear relatif berimbang, menandakan bahwa pasar sedang menunggu rilis NFP malam nanti.
https://i.gyazo.com/d783d5cdb0b5effa245bc0156cc3f8be.png
Sebagian besar sinyal teknikal belum menunjukkan arah yang pasti, sehingga pair ini bisa dianggap netral cenderung bearish dalam jangka pendek. Para investor kemungkinan berspekulasi di level Retracement 50% dan 38.2%.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
djamirunaje
10th December 2018, 07:46 PM
Faktor Penggerak Utama Di Zona Euro Minggu Ini
Laporan data ketenagakerjaan AS Jumat lalu (7/Desember) menunjukkan penambahan 155,000 pekerjaan, lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 195,000. Upah pekerja turun dari 0.3% ke 0.2%, sementara tingkat pengangguran tidak berubah di 3.7%.
Dari perspektif FOMC, data-data di atas merupakan ilustrasi sempurna dari sebuah laporan yang "pas"; tidak terlalu mengkhawatirkan (sehingga bisa memicu pertimbangan untuk menunda kenaikan suku bunga), tapi juga tidak terlalu optimis (sehingga bisa diikuti dengan peningkatan laju Rate Hike). Dengan kata lain, ini adalah situasi yang tepat bagi The Fed untuk menerapkan kebijakan suku bunga sesuai dot plot saat ini.
Meskipun saham-saham Wall Street diperdagangkan di level rendah 3 minggu pada akhir pekan lalu, mata uang negara-negara G7 bergerak dalam range yang lebih stabil. Akan tetapi, ACY memperkirakan jika situasi yang sama hampir tak mungkin berulang di minggu ini, mengingat para trader forex akan fokus pada beberapa event penting di Eropa.
Dua peristiwa utama yang berlangsung pada pekan ini adalah voting parlemen Inggris terkait Brexit di hari Selasa (11/Desember), dan pertemuan ECB di hari Kamis (13/Desember). Kedua event fundamental tersebut berpotensi menggerakkan mata uang negara-negara G7 secara signifikan.
Konsensus pasar saat ini memperkirakan jika rencana Brexit akan ditolak di parlemen, dan hal itu akan berakibat negatif bagi Sterling. Sementara itu, rapat ECB kali ini akan menjadi pertemuan ketujuh di sepanjang 2018. Jika dilihat dari 6 rapat sebelumnya, EUR/USD selalu diperdagangkan turun (paling tidak) 1% usai meeting (kecuali pada pertemuan di bulan Desember).
Dengan memperhatikan situasi di atas, ACY memetakan range pergerakan EUR/USD di antara level 1.1290 dan 1.1415 dalam 3 minggu terakhir. Kisaran harga yang relatif sempit tersebut membuat sinyal-sinyal indikator teknikal berada di level netral. Mengingat data berdampak tinggi dari Zona Euro yang cenderung melemah di bulan lalu, ACY masih memilih untuk Short EUR/USD.
Di sisi lain, AUD/USD mengakhiri minggu lalu dengan pergerakan turun sebesar 1.25%. Padahal, pair tersebut sempat naik hingga ke level 0.7400 di awal pekan lalu. Key Support terdekat untuk AUD/USD berada di kisaran 0.7160. Break harga dari level tersebut akan membuka peluang penurunan ke dekat level terendah 2 tahun, yakni area 0.7020 yang tersentuh di pertengahan November 2018.
Seperti yang telah disiratkan di bagian sebelumnya, faktor penggerak utama GBP/USD untuk minggu ini adalah voting parlemen Inggris untuk rencana Brexit May. Karena proses tersebut diekspektasikan berakhir dengan kegagalan, maka Pound bisa bergerak menguat jika jumlah suara yang tidak setuju ternyata lebih sedikit dari perkiraan pasar.
Layaknya EUR/USD, USD/JPY cenderung diperdagangkan dalam pola sideways di satu bulan terakhir. Pair ini telah turun menembus MA 30, yang berada di level 113.25 dalam 5 sesi trading terakhir. Hal ini juga berakibat pada perubahan sinyal indikator momentum menjadi negatif. Level support minor berikutnya ada di kisaran 111.65, dengan poin support yang lebih kuat di area 111.30, yang merupakan level terendah 26 Oktober 2018.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
11th December 2018, 08:35 PM
Pasar Hadapi Risiko Baru, Aset Safe Haven Bisa Jadi Pilihan
Saat ini merupakan momen yang tepat untuk mengambil peluang dari aset safe haven seperti Yen Jepan dan Emas, karena munculnya volatilitas baru yang disebabkan oleh beragam situasi fundamental. Pergerakan Yen terapresiasi karena Dolar AS sedang melemah. Salah satu penyebabnya adalah NFP yang dirilis lebih rendah dari ekspektasi.
Selain itu, ada beberapa isu penting lain, seperti masalah Huawei yang telah mengoyak keyakinan pasar, dan kerusuhan di Prancis yang menumbuhkan berbagai keresahan. Maka dari itu, hedging risiko sebaiknya diprioritaskan menjelang akhir tahun. Dalam hal ini, ACY memfavoritkan Yen Jepang sebagai aset pilihan utama. Segala informasi fundamental saat ini mendukung pemanfaatan JPY sebagai aset safe haven untuk meng-hedging risiko. Mata uang tersebut sedang bergerak di kisaran 112.554, turun dari level sebelumnya di 112.911.
Akhir pekan lalu, AS melaporkan adanya penambahan lapangan kerja sebanyak 155,000 di bulan November. Angka tersebut jauh di bawah ekspektasi yang mengharapkan penambahan sebesar 200,000. Ditambah lagi, revisi turun sebanyak 12,000 yang dikenakan pada angka NFP periode sebelumnya (Oktober), semakin menambah keresahan di pasar tenaga kerja AS.
Di sisi lain, upah dan tingkat pengangguran AS masih terpantau kuat. Upah tenaga kerja per jam dilaporkan berada di level 3.1%, sementara tingkat pengangguran konsisten bertahan di level rendah 3.7%. Tingkat partisipasi juga cukup stabil di kisaran 62.9%. Dengan data-data ketenagakerjaan lain yang masih cukup positif, melesetnya rilis NFP kemungkinan tak akan mempengaruhi kebijakan The Fed bulan ini. Bagaimanapun juga, Rate Hike Desember telah hampir pasti terjadi. Namun untuk outlook jangka panjang, performa buruk di pasar tenaga kerja akan membebani pergerakan USD.
Ketua The Fed saat ini, Jerome Powell, justru merasa cukup puas dengan kondisi data yang ada. Jadi sekalipun pasar memandang perkembangan di pasar tenaga kerja sebagai hal yang buruk, The Fed tak akan menyesuaikan proyeksi suku bunga mereka karena hal tersebut.
Sementara di Jepang, Leading Economic Index tercatat berada di level 100.5, lebih rendah dri ekspektasi di 104.8. GDP Jepang memperlihatkan hasil di -2.5%, juga lebih rendah dari konsensus yang memperkirakan pencapaian di -1.9%. Lebih dari itu, tensi perang dagang yang disebabkan masalah Huawei akan memberikan dampak yang paling besar. Dalam kondisi ini, ACY memproyeksi jika para investor akan lebih memilih Yen Jepang sebagai aset yang cocok untuk berlindung dari risiko.
Secara teknikal, pair USD/JPY anjlok setelah pembukaan sesi Asia kemarin. Descending Channel yang terbentuk pada chart di bawah ini memang belum tertembus, tapi harga sudah bergerak mendekati batas atasnya.
https://i.gyazo.com/4680863e30b210a3ca67ec872f09964f.png
Sinyal-sinyal teknikal masih menunjukkan nuansa bearish. Namun, RSI sudah sedikit naik dari level 30. Momentum juga kembali ke kisaran 98. Jika harga turun menembus level psikologis 112, maka USD/JPY akan jeblok dan aksi sell-off bisa terjadi. Sebaliknya, harga akan rebound jika kondisi Oversold di indikator RSI telah terkonfirmasi, dan grafik RSI berbalik naik.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
13th December 2018, 08:08 PM
Keberhasilan May Belum Mampu Bangkitkan Pound
GBP/USD lolos dari level rendah tahunan baru di kisaran 1.2476. Pair tersebut bergerak di kisaran 1.26344 setelah penutupan sesi AS kemarin (12/Desember). Pound menguat pesat setelah May dikonfirmasi berhasil mempertahankan kursi Perdana Menterinya, dan Dolar AS terpeleset karena reli saham AS yang dipicu oleh pembebasan bos Huawei (Meng Wanzhou) dengan uang jaminan. Outlook dalam konflik dagang AS-China mulai terlihat cerah, meski sikap kedua negara tersebut masih belum terlihat jelas.
Theresa May sukses memenangi voting yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari mosi tidak percaya atas pemerintahannya. Perdana Menteri Inggris tersebut mendapatkan 200 suara dukungan, yang mengalahkan 117 anggota Parlemen lain dalam proses voting. Kemenangan ini mampu mengangkat Pound dari keterpurukannya untuk sementara waktu.
Akan tetapi, voting itu ternyata juga mengungkap fakta baru yang cukup meresahkan; sekitar 1 dari 3 pejabat di partainya menginginkan ia lengser dari posisi Perdana Menteri. Menurut pengamatan ACY, reli Pound semakin memudar seiring dengan terungkapnya detail-detail baru dalam voting tersebut. Sementara itu, voting Parlemen untuk Brexit masih dalam status ditunda, karena May belum terlalu yakin untuk mengajukan rencana Brexit-nya dalam waktu dekat. Sebelum voting itu kembali digelar pada bulan Januari mendatang, Partai Buruh berkeinginan untuk menggelar pemilu baru. Jika pemerintahan saat ini benar-benar dilengserkan, maka No Deal Brexit adalah satu-satunya kemungkinan yang akan terjadi.
Sementara itu, performa Dolar AS sedang tidak baik, karena saham-saham AS tengah menikmati kenaikan yang terjadi akibat melemahnya tensi perang dagang. Ketegangan perang dagang memang mengendur sejak Meng Wanzhou dibebaskan dengan uang jaminan, dan Donald Trump menyatakan bersedia melakukan intervensi sebagai bentuk bantuannya terhadap China. Hal inipun disambut baik oleh China, yang membalas tawaran Trump dengan mengimplikasikan bahwa mereka akan memberi kemudahan akses bagi investor-investor AS di pasar mereka. China juga sedang dalam proses membeli kedelai AS dalam jumlah besar, yang pertama kali dilakukan setelah penerapan bea impor AS atas barang-barang China senilai $200 miliar.
Secara teknikal, GBP/USD masih berkeliaran di area rendah tahunan. Saat ini sudah tidak ada support yang akan menahan harga jika kelak pair ini kembali turun. Meskipun kemarin naik tipis, ulasan teknikal ACY berpandangan bahwa bullish pair ini belum terlalu menjanjikan. Low tahunan sebelumnya di kisaran 1.266, akan menjadi resistance terdekat yang perlu dipatahkan GBP/USD. Jika harga kemudian bisa mencapai area 1.28, barulah bullish GBP/USD bisa benar-benar terkonfirmasi.
https://i.gyazo.com/2076cd3884cb9aeb9f8ad6044eedb556.png
Di sisi lain, penurunan hingga menembus SMA 20 akan memicu kemerosotan lebih jauh di bawah 1.245. Secara keseluruhan, situasi teknikal pair ini lebih memperlihatkan outlook bearish lanjutan.
Sumber : Market Analysis Archives - ACY (https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229)
djamirunaje
14th December 2018, 08:23 PM
ECB Akhiri QE, EUR/USD Diproyeksi Melemah Terbatas
Sesuai ekspektasi, ECB memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya pada bulan Desember 2018 ini. Bank sentral tersebut juga mengakhiri program pembelian aset, yang sekaligus menandai berakhirnya era QE (Quantitative Easing). Namun, pernyataan dovish yang menyusul pengumuman kebijakan tersebut, telah menyeret turun EUR/USD ke level rendah 1.1330. Untungnya, kenaikan harga saat ini sudah mengembalikan separuh penurunan tersebut.
Dari konferensi pers Mario Draghi yang digelar usai pertemuan ECB, hampir tidak ada kabar baik yang bisa mengapresiasi Euro, kecuali perkembangan mengenai rencana anggaran Italia. Menurut Draghi, meskipun risiko-risiko secara umum masih seimbang, tapi risiko untuk outlook pertumbuhan sudah bergeser ke sisi negatif.
Hal itu dikarenakan oleh berbagai ketidakpastian dari faktor-faktor geopolitik, ancaman proteksionisme dagang, kerapuhan pasar negara berkembang, dan volatilitas di pasar finansial. Forecast pertumbuhan ekonomi dan inflasi untuk tahun depan pun akhirnya diturunkan. Jika faktor-faktor ini digabungkan dengan risiko Brexit, maka peluang penurunan Euro akan terbuka semakin lebar, bahkan hingga menciptakan situasi sell-off yang akan semakin menekan EUR.
Di sisi lain, AS telah mendeklarasikan penundaan tambahan bea impor untuk barang-barang China hingga Maret tahun depan. Beijing juga telah membatalkan tarif balasan untuk mobil-mobil AS, dan membeli produk kedelai AS dalam jumlah besar. Tak hanya itu, pihak China dikabarkan telah mengatasi masalah pencurian hak kekayaan intelektual, serta meninjau ulang strategi mereka atas pengembangan di sektor teknologi tinggi. Greenback kemungkinan akan terdevaluasi oleh meredanya tensi konflik AS-China.
Hari ini adalah penghujung pekan, yang ditandai dengan rilis Preliminary PMI untuk Zona Euro, dan beberapa data ekonomi Jerman serta Spanyol. Sementara itu, AS akan meluncurkan data Industrial Production, PMI versi Markit, dan Retail Sales November yang dalam basis bulanan diperkirakan naik ke 0.4%. Menurut pengamatan ACY, apabila data-data AS terlampir positif, Euro bisa tertekan ke bawah level 1.1300.
Secara teknikal, EUR/USD saat ini bergerak di sekitar 1.13581. Penurunan pair ini mencapai 50% retracement jika diukur dari kisaran 1.14981-1.12161. Pola pergerakan Euro terlihat menyempit dan membentuk Symmetrical Triangle, ditandai pula oleh volatilitas yang menurun.
https://i.gyazo.com/c9201ac8ba6a0d72526432068fc9459b.png
Dalam jangka pendek, outlook ACY untuk EUR/USD masih bearish terbatas. Sementara untuk jangka menengah, pair ini relatif netral. Sinyal-sinyal teknikal yang belum bisa menunjukkan arah pergerakan berikutnya menjadi latar pertimbangan untuk perkiraan jangka menengah. Untuk memverifikasi tren harga, sebaiknya tunggu sampai support 1.13283 atau resistance 1.13893 tertembus.
Sumber : Market Analysis Archives - ACY (https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229)
Nemani
16th December 2018, 04:50 PM
Ini adalah berita besar kemarin dan pasar bereaksi terhadapnya. Kami akan melihat bagaimana itu akan berkembang selama beberapa hari ke depan untuk kedua mata uang. Semoga ini tidak akan mengarah ke beberapa perkembangan pasar yang tidak terduga dalam waktu dekat
djamirunaje
17th December 2018, 09:03 PM
Analisa Pair Mayor Jelang Pertemuan The Fed Minggu Ini
Dolar AS, sebagaimana diukur dari pergerakan Indeks Dolar (DXY), telah menyentuh level tinggi 18 bulan di kisaran 97.60 pada hari Jumat lalu (14/Desember). Meskipun USD/JPY kehilangan pijakannya, penurunan Euro dan Pound (yang berkontribusi sekitar 70% dari pembobotan Indeks Dolar) telah mengangkat DXY ke level terbaiknya sejak Mei 2017.
Penurunan tajam di Wall Street, lemahnya data China, kericuhan "Yellow Vest" di Eropa, serta keresahan Brexit yang masih berkelanjutan, telah mendukung penguatan Dolar terhadap semua mata uang kecuali Yen Jepang.
Di tengah ketidakpastian politik dan finansial, para trader forex akan memusatkan perhatian pada The Fed di hari Kamis besok. Bank sentral AS tersebut akan menggelar pertemuan para pembuat kebijakan untuk yang terakhir kalinya di tahun ini.
Walaupun suasana pasar ekuitas global saat ini tengah didominasi oleh pelemahan, pertumbuhan GDP negara-negara G-7 sama-sama melambat, dan ada suara tidak setuju dari White House, Fed diekspektasikan untuk tetap meningkatkan suku bunga dari 2.25% ke 2.50%.
Karena market sudah memproyeksi peningkatan sebesar 25 basis poin, ACY memperkirakan jika yang akan menjadi penggerak utama harga adalah komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell, proyeksi ekonomi The Fed, juga Dot Plot.
Meskipun The Fed mengadakan pertemuan 8 kali per tahun, proyeksi ekonomi hanya diperbarui 4 kali per tahun. Proyeksi tersebut berisi opini para pejabat The Fed, termasuk mereka yang tidak memiliki hak suara dalam penentuan kebijakan. Sementara itu, Dot Plot merefleksikan pandangan untuk arah kebijakan suku bunga dalam waktu 2 tahun mendatang.
Jika dihubungkan dengan pergerakan Dolar, maka ada korelasi yang sangat erat dalam beberapa contoh kebijakan terakhir. Indeks Dolar diperdagangkan turun ke level 88.25, setelah The Fed tidak mengubah suku bunga dalam pertemuannya yang berlangsung pada tanggal 25 Januari tahun ini. Akan tetapi, Dot Plot dari meeting tersebut menunjukkan ekspektasi kenaikan suku bunga 4 kali di sepanjang tahun 2018. USD pun reli di tahun ini, seiring dengan kenaikan-kenaikan suku bunga yang diterapkan sesuai Dot Plot tersebut.
Risiko reli USD saat ini berasal dari komentar para pejabat The Fed dalam beberapa waktu terakhir. Mereka menyinggung soal seberapa tinggi target kenaikan suku bunga The Fed untuk menyentuh "kisaran netral", dan bagaimana hal itu akan diilustrasikan dalam Dot Plot dari pertemuan The Fed Kamis besok.
ACY mempertimbangkan bahwa Tingkat Pengangguran AS kini berada di level terendah 40 tahun, sementara suku bunga baru sedikit di atas inflasi inti. Dengan demikian, The Fed kemungkinan akan mempertahankan laju kebijakan ketatnya, dan Dot Plot akan menunjukkan 2 kenaikan suku bunga di tahun 2019. Hal ini bisa berimbas pada koreksi periodik terhadap reli USD. Meski demikian, mata uang AS tersebut masih akan bergerak bullish secara umum di tahun 2019.
Dari perspektif Daily Chart, Dolar Australia memiliki struktur teknikal yang paling lemah. Pekan lalu, AUD/USD jatuh 0.5 persen dan mencatatkan level penutupan mingguan terendah sejak 30 Oktober 2018. ACY menargetkan 0.7120 sebagai area support terdekat, dengan level 0.7070 sebagai support penting selanjutnya.
Sementara itu, EUR/USD cenderung bearish pasca pertemuan ECB pekan lalu. Pelemahan data PMI Zona Euro semakin menjatuhkan pair ini ke level 1.1275, sebelum berhasil pulih menjelang penutupan sesi New York akhir pekan lalu. Saat ini, resistance EUR/USD terlihat di sekitar 1.1350, sementara support kunci ada di kisaran 1.1180.
Kurangnya kemajuan dalam negosiasi Brexit telah menekan GBP/USD ke level terendah 20 bulan, tepatnya di dekat area 1.2470. Bank of England akan mengadakan pertemuan di minggu ini, tapi para pembuat kebijakan di bank sentral tersebut diperkirakan tidak akan membuat perubahan apapun.
USD/JPY masih diperdagangkan dalam range 112.00 dan 114.00, karena tidak ada momentum yang memicu pergerakan naik ataupun turun, baik dari sisi teknikal maupun fundamental.
Sumber : Market Analysis Archives - ACY (https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229)
whiteking
18th December 2018, 04:23 AM
Eurusd bergerak naik pada perdagangan hari senin sementara itu eurjpy bergerak turun pada perdagangan hari senin, kondisi market yang sangat dinamis dengan berbagai macam alasan penyebab naik dan turuna pasangan mata uang, tetap memmerlukan cara trading yang low risk pada akun mikro firewoodfx
Firewoodfx FIX Rate deposit and withdrawal IDR 10.000/USS for Indonesian clients, via Fasapay and Local Exchanger.
djamirunaje
20th December 2018, 07:35 PM
USD/JPY: Kenaikan Pasca Fed Hike Hanya Sementara
Seperti yang diekspektasikan sebelumnya, suku bunga The Fed akhirnya dinaikkan. Meskipun pasar saat ini tengah didera masalah volatilitas dan likuiditas, Bank Sentral AS tetap menaikkan Fed Funds Rate ke kisaran 2.25 persen hingga 2.5 persen. Padahal, sudah tak terhitung lagi berapa kali Presiden Trump mengecam The Fed atas rencana kenaikan suku bunga kali ini.
Hari Selasa lalu (18/Desember), Trump berujar, "Saya harap para pejabat The Fed membaca Editorial Wall Street Journal hari ini, sebelum mereka membuat kesalahan lagi. Juga, jangan menyebabkan market semakin tak likuid dari kondisi saat ini."
Respon pasar pun segera terbentuk setelah The Fed menaikkan suku bunganya untuk yang ke-4 kali di tahun ini. Yield obligasi 10-tahunan AS jatuh 2.8%, sementara Indeks Dolar menguat pesat. USD naik tajam terhadap JPY hingga ke level 112.591. Sayangnya, para seller juga menunjukkan perlawanan kuat, dan cerminan dari pergerakan ini sudah terlalu kencang untuk dianggap sebagai sekedar koreksi.
Dari sini, yang menjadi peranyaan adalah, akankah kenaikan Dolar AS bertahan? Menurut analisa ACY, trend Dolar sebenarnya cenderung bearish jika dilihat dari perspektif lain. Faktor pendukung kenaikan Dolar cenderung tak pasti, karena Statement dovish akan menunjukkan pengaruhnya dalam jangka panjang. Selain itu, dot plot mengindikasikan penurunan frekuensi Rate Hike dari 3 kali menjadi 2 kali di tahun 2019. The Fed juga merevisi turun proyeksi untuk GDP dan inflasi AS.
Di paruh pertama 2019 nanti, The Fed tampaknya akan menjadi satu dari sedikit Bank Sentral yang menaikkan suku bunga. Outlook kebijakan ini sebenarnya bergantung pada data, sehingga kenaikan gradual lebih lanjut akan ditentukan oleh kondisi ekonomi ke depan. Ditinjau dari situasi saat ini, kenaikan suku bunga AS Desember 2018 tentu bisa dianggap hawkish. Namun, para investor sebaiknya juga memperhatikan bahwa The Fed telah menurunkan proyeksi Rate Hike tahun depan untuk mendukung perekonomian.
Hari ini, BoJ akan kembali mengumumkan kebijakan moneternya. Market berekspektasi jika Bank Sentral Jepang tersebut akan mempertahankan kebijakan longgarnya. Modifikasi baru dalam kebijakan BoJ kemungkinan besar tak akan terjadi.
Secara teknikal, pergerakan USD/JPY di chart H4 masih terlihat bearish. SMA periode pendek sudah menembus SMA periode panjang dari arah atas, dan mulai melebarkan jarak dengan penurunan lebih lanjut. Menurut pengamatan ACY, situasi teknikal pair ini tidak mengindikasikan kondisi ekstrim apapun. Pergerakan pasca Fed Rate Hike kemungkinan hanya akan menjadi refleksi dari koreksi teknikal, karena kekuatan bull Dolar masih terlihat meredup.
https://i.gyazo.com/420c454683ab7c16d5270d6ea4cfe7a0.png
Sentimen bearish untuk USD/JPY masih akan berlanjut, dengan level 112.3 yang berfungsi sebagai support terdekat untuk menentukan arah harga berikutnya. Jika level tersebut ditembus, penurunan lebih lanjut ke area 111.6 bisa terjadi.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
21st December 2018, 08:02 PM
Yen Melonjak Didukung Sentimen Risk Off
Pertemuan FOMC yang lama ditunggu-tunggu memicu respon beragam. The Fed akhirnya menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya di tahun ini. Namun, penurunan proyeksi Fed Hike 2019 dari 3 kali menjadi 2 kali, telah mengakibatkan sell off USD. Reli saham-saham AS pun terjadi selama jeda 30 menit antara pengumuman suku bunga dan konferensi pers Jerome Powell selaku Ketua The Fed.
Dalam konferensi pers, Powell mengkonfirmasi jika Balance Sheet The Fed akan mengalami pengurangan sebesar 50 miliar USD per bulan. Langkah ini akan diterapkan di sepanjang tahun 2019, dan tidak dipertimbangkan sebagai alat kebijakan moneter. Sebagai informasi, Balance Sheet The Fed membengkak dari 1.75 triliun USD menjadi 4.45 triliun USD selama masa 5 tahun Quantitative Easing (QE).
Sejak Maret tahun ini, sekitar 400 miliar USD telah dikurangkan dari Balance Sheet; hal ini dianggap sebagai Quantitative Tightening (QT). Dengan laju pengurangan 50 miliar USD setiap bulannya, jumlah pengurangan free reserves The Fed akan mencapai 1 triliun USD (-22%) di akhir tahun 2019.
Secara moneter, pengurangan 1 trilun USD dari sistem finansial global dipandang sebagai kebijakan pengetatan lebih lanjut. Hal inilah yang membuat pasar saham dunia mengalami aksi jual dalam 24 jam terakhir; sebuah situasi yang wajar berlangsung dalam sentimen risk off.
Seperti yang telah disebutkan dalam ulasan ACY sebelumnya, para trader forex biasanya merespon kondisi risk off dengan memasang posisi Long Dolar AS terhadap semua mata uang mayor, kecuali Yen Jepang. Sementara USD cenderung beragam pasca FOMC, JPY jelas bergerak menguat.
USD/JPY jatuh lebih dari 2.5% di sepanjang minggu ini, mencatatkan penurunan ke level terendah 3 bulan di 110.80. Secara teknikal, pair ini masih terus menurun meski indeks-indeks saham mayor tengah mengalami Long Liquidation.
Sementara itu, AUD/USD masih berkonsolidasi di antara level 0.7150 dan 0.7200 dalam 3 sesi trading terakhir. Pair ini sempat anjlok ke 0.7800 di awal sesi Asia kemarin (20/Desember). Sinyal-sinyal indikator semakin memperlihatkan pergerakan negatif, dengan penurunan harga yang kini telah berada di bawah MA 30, dan Daily RSI yang turun ke poin 38.00.
EUR/USD diperdagangkan turun ke kisaran 1.1360 pasca konferensi pers Powell. Namun, pair ini berhasil mengukir kenaikan stabil di sesi Eropa keesokan harinya. Euro sempat mencapai 1.1485 di awal sesi AS, yang membuka peluang terbentuknya pola Double Top jika diukur dari pergerakan harga sejak 7 November. Dengan rentetan rilis data Zona Euro yang kerap mengecewakan ekspektasi, ACY memperkirakan jika kenaikan harga saat ini akan terkoreksi dengan sendirinya.
Suku bunga AS yang sudah mencapai 2.5% semakin menciptakan jarak dengan bunga acuan ECB. Karena itu, Carry Trading untuk pair EUR/USD akan lebih menguntungkan jika dilakukan dengan buy Dolar AS. Selisih suku bunga The Fed dan ECB yang saat ini sebesar 250 bps, tampaknya akan semakin melebar di tahun 2019. Hal ini tentu dapat menekan Single Currency lebih jauh.
Walaupun tidak ada kemajuan berarti dalam proses negosiasi Brexit, GBP/USD telah berhasil pulih dari Low pekan lalu yang berada di level 1.2470. Drama Brexit saat ini akan membuat pasar mengesampingkan BoE hingga di tahun 2019. ACY memprediksi jika Pound akan terus turun, seiring dengan melebarnya selisih suku bunga The Fed dan BoE yang saat ini sudah mencapai 175 bps.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
24th December 2018, 08:42 PM
Yen Melonjak Didukung Sentimen Risk Off
Pertemuan FOMC yang lama ditunggu-tunggu memicu respon beragam. The Fed akhirnya menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya di tahun ini. Namun, penurunan proyeksi Fed Hike 2019 dari 3 kali menjadi 2 kali, telah mengakibatkan sell off USD. Reli saham-saham AS pun terjadi selama jeda 30 menit antara pengumuman suku bunga dan konferensi pers Jerome Powell selaku Ketua The Fed.
Dalam konferensi pers, Powell mengkonfirmasi jika Balance Sheet The Fed akan mengalami pengurangan sebesar 50 miliar USD per bulan. Langkah ini akan diterapkan di sepanjang tahun 2019, dan tidak dipertimbangkan sebagai alat kebijakan moneter. Sebagai informasi, Balance Sheet The Fed membengkak dari 1.75 triliun USD menjadi 4.45 triliun USD selama masa 5 tahun Quantitative Easing (QE).
Sejak Maret tahun ini, sekitar 400 miliar USD telah dikurangkan dari Balance Sheet; hal ini dianggap sebagai Quantitative Tightening (QT). Dengan laju pengurangan 50 miliar USD setiap bulannya, jumlah pengurangan free reserves The Fed akan mencapai 1 triliun USD (-22%) di akhir tahun 2019.
Secara moneter, pengurangan 1 trilun USD dari sistem finansial global dipandang sebagai kebijakan pengetatan lebih lanjut. Hal inilah yang membuat pasar saham dunia mengalami aksi jual dalam 24 jam terakhir; sebuah situasi yang wajar berlangsung dalam sentimen risk off.
Seperti yang telah disebutkan dalam ulasan ACY sebelumnya, para trader forex biasanya merespon kondisi risk off dengan memasang posisi Long Dolar AS terhadap semua mata uang mayor, kecuali Yen Jepang. Sementara USD cenderung beragam pasca FOMC, JPY jelas bergerak menguat.
USD/JPY jatuh lebih dari 2.5% di sepanjang minggu ini, mencatatkan penurunan ke level terendah 3 bulan di 110.80. Secara teknikal, pair ini masih terus menurun meski indeks-indeks saham mayor tengah mengalami Long Liquidation.
Sementara itu, AUD/USD masih berkonsolidasi di antara level 0.7150 dan 0.7200 dalam 3 sesi trading terakhir. Pair ini sempat anjlok ke 0.7800 di awal sesi Asia kemarin (20/Desember). Sinyal-sinyal indikator semakin memperlihatkan pergerakan negatif, dengan penurunan harga yang kini telah berada di bawah MA 30, dan Daily RSI yang turun ke poin 38.00.
EUR/USD diperdagangkan turun ke kisaran 1.1360 pasca konferensi pers Powell. Namun, pair ini berhasil mengukir kenaikan stabil di sesi Eropa keesokan harinya. Euro sempat mencapai 1.1485 di awal sesi AS, yang membuka peluang terbentuknya pola Double Top jika diukur dari pergerakan harga sejak 7 November. Dengan rentetan rilis data Zona Euro yang kerap mengecewakan ekspektasi, ACY memperkirakan jika kenaikan harga saat ini akan terkoreksi dengan sendirinya.
Suku bunga AS yang sudah mencapai 2.5% semakin menciptakan jarak dengan bunga acuan ECB. Karena itu, Carry Trading untuk pair EUR/USD akan lebih menguntungkan jika dilakukan dengan buy Dolar AS. Selisih suku bunga The Fed dan ECB yang saat ini sebesar 250 bps, tampaknya akan semakin melebar di tahun 2019. Hal ini tentu dapat menekan Single Currency lebih jauh.
Walaupun tidak ada kemajuan berarti dalam proses negosiasi Brexit, GBP/USD telah berhasil pulih dari Low pekan lalu yang berada di level 1.2470. Drama Brexit saat ini akan membuat pasar mengesampingkan BoE hingga di tahun 2019. ACY memprediksi jika Pound akan terus turun, seiring dengan melebarnya selisih suku bunga The Fed dan BoE yang saat ini sudah mencapai 175 bps.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
26th December 2018, 07:16 PM
Analisa Pair Forex Mayor Di Akhir Tahun 2018
Walaupun imbas ketidakpastian ekonomi dan politik semakin merebak di pasar finansial, Dolar AS mengakhiri pekan lalu dengan pergerakan yang lebih kuat. Meski demikian, ACY meyakini jika kombinasi sentimen Risk Off dan dampak lanjutan dari bias kebijakan suku bunga AS masih akan menekan Greenback terhadap mata uang negara-negara G7.
Dengan absennya rilis data ekonomi berdampak tinggi hingga Kamis besok (27/Desember), trader forex dapat mengamati level-level terknikal terkini untuk mencari ide trading dalam beberapa hari ke depan.
Kamis pekan lalu, EUR/USD berada di kisaran 1.1485, dan membentuk pola Double Top jika pergerakannya diukur dari 7 November lalu. Area tersebut juga bersinggungan dengan MA 100, level resistance kunci yang ditargetkan ACY sejak akhir Oktober.
Selama 6 bulan terakhir, Euro mempunyai kecenderungan untuk melangkah naik ke level-level resistance, tapi kemudian selalu cepat berbalik turun ketika momentum Upside gagal bertahan. Dengan aliran transaksi yang melambat di musim liburan, ACY memprediksi jika pergerakan EUR/USD akan terbatas di area 1.1360 hingga 1.1410.
Sementara itu, USD/JPY minggu lalu telah mencatatkan range pergerakan hingga 300 poin. Walaupun indikator-indikator momentum telah berarak ke sisi Oversold, penurunan pair ini nyatanya masih berhasil menembus level 110.80. Menurut pengamatan ACY, breakout tersebut membuk risiko pelemahan lebih lanjut ke 109.70, yang merupakan level rendah di pertengahan Agustus lalu. Pada titik ini, hanya kenaikan hingga ke level 112.25 yang bisa mengubah outlook teknikal USD/JPY menjadi bullish.
AUD/USD jatuh hampir 2% di minggu lalu, dan sekarang telah mendekati area terendah dua tahun di kisaran 0.7020, yang tercapai pada 26 Oktober silam. Dengan indikator RSI yang bergerak di kisaran 34.00, outlook jangka pendek pair ini terlihat mendekati kondisi Oversold. Namun, mengingat selisih Fed Funds Rate dan suku bunga RBA kini telah mencapai 100 bps, Aussie kemungkinan masih akan dalam sentimen bearish dan menyentuh level 0.6900 di awal tahun 2019.
Sejak 8 November, GBP/USD belum pernah mengakhiri sesi New York dengan penutupan harga di atas MA 30. Sebagian besar tekanan Sterling merupakan dampak langsung dari carut-marut Brexit yang belum jelas arahnya. Sinyal-sinyal indikator teknikal untuk pair ini menunjukkan support Intraday di area 1.2600. Sepinya perkembangan Brexit di musim liburan kemungkinan bisa sedikit menurunkan tekanan sell terhadap Pound.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
broforex
27th December 2018, 03:50 PM
https://charts.mql5.com/19/992/usdchf-h1-xm-global-limited.png
USDCHF hari ini pasar sedang sideway, silahkan Anda membuka posisi buy di titik 0.99199 dengan TP di area 0.99536
djamirunaje
28th December 2018, 07:29 PM
Pasar Forex Akan Kembali Bergeliat Di Awal 2019
Dibanding ayunan-ayunan liar yang terbentuk di pasar ekuitas, minyak mentah, dan Spot Gold, mata uang negara-negara G7 relatif jinak selama masa liburan ini. Pair yang menjadi pengecualian dalam hal ini adalah USD/JPY, yang mencetak level terendah 4 bulan di sekitar 110.00 pada hari Senin lalu (24/Desember). Sementara pasangan mata uang lainnya bergerak dalam range normal yang biasanya terbentuk di bulan Desember.
Namun demikian, ACY mengekspektasikan jika harga mata uang akan kembali bergejolak di pekan pertama Januari. Pada outlook selanjutnya, akan ada laporan NFP AS yang dirilis Jumat pekan depan (4/Januari). Mengapa hal ini penting? Alasannya sederhana saja.
Kesimpulan terpenting yang bisa ditarik dari pertemuan FOMC pekan lalu adalah: penentuan kebijakan suku bunga The Fed akan bergantung pada data. Hal ini membuat prospel Fed Hike bisa dikatakan sejalan dengan laporan-laporan ekonomi AS berdampak tinggi di sepanjang tahun 2019. Dan dari sekian banyak rilis berdampak, tidak ada yang lebih utama daripada data NFP.
Klaim pengangguran AS yang dirilis kemarin (27/Desember) menunjukkan hasil 214,000, sedikit di bawah klaim rata-rata 6 bulan yang mencapai 220,000. Angka tersebut kemungkinan menjadi sinyal positif bagi NFP bulan Desember. Berdasarkan pertimbangan ini, para trader forex dapat mencari peluang di level-level teknikal terdekat dengan bias bullish untuk USD.
Sementara itu, korelasi fundamental antara Euro dan harga saham-saham Eropa telah semakin menipis. Hal ini terlihat dari pergerakan EUR/USD yang bertahan di atas 1.1350, sementara indeks DAX anjlok ke level terendah dua tahun. ACY memandang jika kondisi market saat ini telah berkontribusi pada stabilitas Euro. Namun menurut data posisi trader minggu lalu dari CBoE, posisi short untuk EUR/USD telah mencapai level tertinggi sejak September.
Penurunan drastis dalam pergerakan ekuitas AS jelang Natal kemarin telah mendorong USD/JPY turun mendekati area 110.00. Namun, level tersebut belum bisa dianggap sebagai support solid, karena gejolak di pasar saham yang masih penuh dengan ketidakpastian. Outlook teknikal pair ini masih cenderung beragam, mengingat rebound yang barusan terjadi justru tertahan di area 111.40.
Di sisi lain, Dolar Australia melemah hingga ke level terendah dua tahun terhadap USD, tepatnya di kisaran 0.7015 pada sesi New York kemarin. Namun, pair AUD/USD sudah mulai pulih ke level 0.7050 pada sesi Asia hari ini (28/Desember). Momentum downtrend AUD tampak semakin meningkat, terutama setelah harga gagal menembus level 0.7080 di minggu ini. Pada chart Daily, AUD/USD tampaknya akan memulai penurunan baru lagi.
Sterling senantiasa diperdagangkan di range terbatas antara 1.2730 dan 1.2620. Dengan deadline Brexit yang kini hanya tinggal 3 bulan, peluang terjadinya Hard Brexit dan referendum kedua mulai terlihat seimbang.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
31st December 2018, 07:26 PM
Tema Pasar Forex 2019 Masih Didominasi Suku Bunga
Di akhir tahun seperti ini, para pelaku pasar forex biasanya mereview kembali peristiwa-peristiwa penting yang berdampak pada pergerakan mata uang dalam 12 bulan ke belakang. Mereka juga akan bersiap merencanakan strategi untuk mencari peluang profit di tahun berikutnya.
Oleh karena itu, ACY menyajikan ulasan analisa yang bisa melengkapi evaluasi akhir tahun para trader. Menurut ACY, masalah perdagangan AS-China bisa semakin merembet ke Eropa dan Jepang di tahun depan. Selain itu, pemilihan Parlemen Eropa dan kemelut Brexit akan menjadi faktor-faktor yang membebani market.
Walaupun begitu, ekspektasi suku bunga untuk masing-masing negara mata uang utama (dan divergensinya) tetap akan menjadi penggerak harga terbesar di sepanjang 2019. Selama tahun 2018, AS, Kanada, dan Inggris menjadi negara-negara G7 yang menaikkan suku bunga; The Fed meningkatkan suku bunga sebanyak 4 kali (total sebesar 100 bps), sementara BoC dan BoE sama-sama melakukan Rate Hike sebesar 25 bps.
Untuk tahun 2019, The Fed telah mensinyalkan paling tidak dua kenaikan lagi, sementara negara-negara G7 lainnya belum mengungkapkan rencana apapun terkait kebijakan ketat mereka.
ECB yang baru saja mengakhiri program QE akhir tahun ini, diharapkan dapat menyesuaikan suku bunga di Q2 2019. Namun demikian, rentetan data Zona Euro dan inflasi yang menunjukkan pelemahan telah menghancurkan ekspektasi tersebut. ECB kemungkinan besar tidak akan melakukan perubahan kebijakan di sepanjang tahun depan.
Di Jepang, BoJ belum menyerah untuk mencari celah penyesuaian kebijakan. Seiring dengan upaya tersebut, Jepang tampak membenahi operasi kebijakan fiskalnya juga.
Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia) atau yang lebih dikenal sebagai RBA, diproyeksi akan menurunkan suku bunga acuannya karena kondisi konsumen yang saat ini dibebani oleh utang rumah tangga. Suku bunga RBA yang saat ini sudah berada di level historis 1.5%, diperkirakan bakal dipotong lagi hingga menjadi 1.25%.
Secara keseluruhan, ACY menilai jika pertumbuhan ekonomi AS yang pelan tapi pasti akan terus memperlebar divergensi suku bunga The Fed terhadap negara-negara maju lain. Sehingga, Uptrend USD bisa tetap terjaga di sepanjang 2019.
Secara teknikal, EUR/USD gagal menguji area Double Top di level 1.1480 pada sesi trading pekan lalu. Harga kemungkinan akan turun hingga ke bawah 1.1380 di awal tahun nanti.
USD/JPY mampu bertahan di atas 110.00. Namun, sinyal-sinyal indikator teknikal untuk pair ini masih menunjukkan proyeksi bearish. Dengan angka RSI Daily yang sedikit menguat dari 25.00 ke 34.50 dalam tiga hari terakhir, kondisi Oversold USD/JPY telah ternetralkan, sehingga pair ini akan kembali turun untuk membentuk Low baru di bawah 110.00.
Sejak penurunan tajam pada 21 Desember lalu, AUD/USD telah termoderasi di antara level 0.7025 dan 0.7085, dengan nilai range sekitar 60 poin. Secara teknikal, hanya kenaikan di atas 0.7155 yang mampu meredam Downtrend harga dan membalikkan potensi pembentukan Bottom.
Sementara itu, Sterling cenderung diperdagangkan Sideways di area MA 30, tepatnya di kisaran 1.2690 pada sesi Asia hari ini (31/Desember). Karena itu, wajar jika Outlook teknikal GBP/USD bernada netral. Aliran perdagangan untuk pair ini pun relatif tipis di momen libur akhir tahun.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
14th January 2019, 08:10 PM
SELAMAT TAHUN BARU 2019 Promosi Bonus
https://i.gyazo.com/4a4aa14a96058ee17c47d2eb02b80784.png
Terimakasih atas pilihan dan kesetiaan anda trading bersama ACY.
Dapatkan bonus setiap kali anda melakukan deposit atau top up:
min. deposit $100 bisa klaim bonus
deposit $1000 keatas bisa klaim bonus
penawaran berlaku sampai 31 Januari 2019.
Deposit mudah dan cepat baik melalui transfer bank lokal dan metode pembayaran yang umum lainnya seperti DOKU, Fasapay, Skrill, Mastercard, Visa dan Wire Transfer
Syarat dan ketentuan berlaku.
djamirunaje
15th January 2019, 07:34 PM
Sterling Kokoh Jelang Voting Brexit
Pada 23 Juni 2016 silam, warga Inggris berpartisipasi dalam sebuah referendum untuk menentukan apakah Inggris akan tetap menjadi anggota Uni Eropa atau justru meninggalkan kesatuan tersebut. Ketika 52% suara menyatakan lebih memilih untuk meninggalkan Uni Eropa, pasar terkejut karena hasil ini tak diperkirakan oleh sebagian besar pihak.
Pengaruhnya terhadap pasar forex terbilang cepat dan sangat signifikan, mengingat GBP/USD langsung terjun dari 1.5030 ke bawah kisaran 1.3220, setelah Exit Poll menunjukkan tanda-tanda kemenangan pendukung "leave". Penurunan tajam sebesar 12% di hari itu kemudian menjadi standar pergerakan Sterling di waktu selanjutnya, ketika proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa rutin didiskusikan.
Selama 2.5 tahun ini, negosiasi-negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa terus berlarut-larut dan terkadang berjalan alot. Mata uang Inggris pun senantiasa melemah tajam setiap kali muncul kabar kemunduran progres Brexit.
Namun demikian, dengan voting terpenting terhadap rencana Brexit yang dijadwalkan berlangsung Selasa ini (15/Januari), GBP/USD justru menunjukkan sinyal reversal kenaikan sejak Jumar lalu (11/Januari). Pergerakan ini berlanjut dengan kenaikan hingga sesi Asia hari ini.
Tampaknya, para trader forex sudah memperhitungkan hal-hal di luar voting Brexit, mengingat proses ini sudah diperkirakan berakhir dengan suara tidak setuju dari sebagian besar anggota Parlemen. Sebaliknya, pasar lebih menginterpretasi kemungkinan perpanjangan deadline 29 Maret, yang dipatok sebagai waktu resmi keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Jika deadline tersebut benar diperpanjang, maka ini akan menjadi sinyal yang lebih bullish bagi Sterling ketimbang penerapan rencana Brexit saat ini, atau malah Brexit yang tanpa kesepakatan.
Outlook teknikal Pound menunjukkan dukungan Price Action untuk kenaikan korektif dalam jangka pendek. ACY memandang level 1.2870 sebagai resistance terdekat, dengan kisaran 1.2980 sebagai resistance kunci selanjutnya. Akan tetapi, risiko penurunan tampak dari sinyal MACD dan RSI yang saat ini bergerak melemah.
Rilis data perdagangan China hari ini yang menunjukkan surplus bulanan terbesar agaknya sedikit menekan Dolar Australia. Secara teknikal, pair AUD/USD sudah mencapai Overbought, sebagaimana ditunjukkan oleh indikator-indikator momentum ACY yang kini mulai bergerak turun.
Sementara itu, USD/JPY melanjutkan pemulihan dari Flash Crash yang terjadi pada 3 Januari lalu. Akan tetapi, pair tersebut berpapasan dengan resistance di level 109.00. Korelasi USD/JPY dengan SP 500 menunjukkan bahwa buy di harga yang lebih rendah akan lebih masuk akal untuk situasi saat ini, daripada sekedar mengikuti momentum perdagangan di level tinggi. Oleh karena itu, ACY lebih memilih menempatkan order buy di bawah level harga saat ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
18th January 2019, 07:54 PM
Kebuntuan Brexit Membebani Euro
Sesuai ekspektasi, draft kesepakatan Brexit Theresa May tidak diloloskan parlemen dalam proses voting yang digelar minggu ini. Yang di luar dugaan adalah, rancangan tersebut akan dikenang sebagai rencana kebijakan dengan suara penolakan terbanyak dari anggota parlemen Inggris dalam lebih dari 100 tahun terakhir.
Lompatan mundur yang sangat masif dalam progres Brexit ini memberi celah bagi pihak oposisi untuk kembali menggalang voting mosi tidak percaya, yang berhasil dimenangkan PM May dengan selisih tipis hanya 19 suara.
Dampak menarik dari dua voting tersebut adalah tuntutan pemimpin pihak oposisi, Jeremy Corbyn, untuk mengeliminasi kemungkinan Brexit "tanpa kesepakatan" dalam rencana baru yang akan didiskusikan May dengan Uni Eropa. Menurut ACY, permintaan itu tak mungkin diwujudkan tanpa mengacaukan hasil negosiasi Inggris dan Uni Eropa sebelumnya.
Jika merunut gejolak Brexit selama ini, mungkin banyak yang mengira jika trader forex akan lebih memilih untuk menjual Sterling. Nyatanya, hal itu tidak terjadi.
Sejak awal minggu ini, Sterling telah mencatatkan penguatan 3.0% terhadap Euro, 1.3% terhadap Dolar Australia, dan lebih dari 1% terhadap Dolar AS. Tampaknya, pasar lebih mempertimbangkan keterbukaan Uni Eropa untuk memberikan perpanjangan deadline Brexit, dari yang semula ditargetkan pada tanggal 29 Maret menjadi paruh kedua 2019. Proyeksi ini menjadi bahan pertimbangan positif bagi trader Sterling.
Di tengah suasana ricuh "Yellow Vest" di Perancis, krisis perbankan di Italia dan Spanyol, serta antisipasi pemilu parlemen Uni Eropa di bulan Mei, cukup masuk akal untuk memperkirakan keunggulan posisi Inggris dalam negosiasi Brexit selanjutnya. Oleh karenanya, ACY memproyeksi jika Sterling akan menambah kenaikan terhadap Euro dan AUD, serta semakin mempertegas penguatannya terhadap Dolar AS dalam beberapa minggu ke depan.
Sementara itu, Sebuah laporan dari Reuters di pekan ini memaparkan bahwa bank-bank Italia tengah kesulitan mendapat likuiditas dari pasar swasta, semenjak ECB menghentikan program pembelian QE-nya.
Diperkirakan, bank-bank besar di Italia perlu memenuhi target 50 hingga 60 miliar Euro untuk memenuhi Net Stable Funding Ratio pada akhir Juni mendatang. Dalam situasi seperti ini, akan cukup mustahil bagi ECB untuk meningkatkan suku bunga acuannya. Rapat kebijakan ECB pekan depan akan dinanti karena dapat memberi petunjuk mengenai potensi TLTRO berikutnya.
Di lain pihak, pergerakan harian Dolar Australia mendapat lecutan dari ulasan WSJ yang membahas kemungkinan penurunan tarif impor AS terhadap barang-barang China, jelang libur Imlek awal Februari mendatang. Namun demikian, penguatan AUD terhenti di kisaran 0.7220, tepat setelah Departemen Keuangan AS menepis kabar tersebut.
Ekspektasi pemotongan suku bunga RBA di tahun ini terus tumbuh. AMP memproyeksikan jika suku bunga akan berada di level 1.0% pada pertengahan tahun 2020.
USD/JPY terus menunjukkan pemulihan pasca diterpa Flash Crash yang terjadi 3 Januari lalu. Akan tetapi, pergerakan harga kemungkinan akan menguji resistance 109.80 sebelum bisa naik lebih lanjut.
Meskipun pasar saham global sudah menguat minggu ini, korelasi antara USD/JPY dengan SP 500 masih mengindikasikan jika buy di harga lebih rendah adalah aksi yang lebih masuk akal, daripada mengikuti momentum perdagangan di level tinggi.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
22nd January 2019, 07:21 PM
Rapat BoJ Dan ECB Jadi Fokus Pasar Minggu Ini
Pekan ini, BoJ dan ECB akan mengadakan rapat kebijakan pertama di tahun 2019. Dalam analisa-analisa sebelumnya, ACY telah menekankan pentingnya kebijakan suku bunga bank sentral sebagai penggerak tren mata uang selama dua tahun terakhir.Pergerakan Dolar AS versus mata uang G7 lainnya telah terapresiasi, seiring dengan semakin melebarnya kesenjangan pertumbuhan dan ekspektasi suku bunga AS dengan negara-negara maju lainnya. Menjelang pertemuan BoJ dan ECB, pasar tampaknya perlu meninjau kembali data-data makroekonomi terbaru.
Produksi industri AS untuk bulan lalu mencatatkan pertumbuhan ke 4% dalam basis tahunan. Output industri Zona Euro justru terkontraksi, sementara data Jepang masih menunjukkan kenaikan.Melihat pelemahan di beberapa data berdampak tinggi selama beberapa minggu terakhir, besar kemungkinan bagi BoJ dan ECB untuk semakin mempertimbangkan risiko divergensi pertumbuhan dalam rapat kebijakan mereka.
Sejak pertemuan ECB terakhir pada Desember 2018 lalu, data-data PMI Zona Euro memperpanjang kontraksi selama 4 bulan berturut-turut. Dan meskipun cukup wajar bagi para pembuat kebijakan ECB untuk memperhitungkan tensi dagang sebagai masalah utama untuk sektor manufaktur, pelemahan berkelanjutan dari PMI Jasa telah cukup mengindikasikan jika suku bunga acuan ECB tak akan mengalami perubahan hingga semester kedua 2019.
Dalam konferensi pers yang digelar pasca pertemuan kali ini, ACY memprediksi jika Presiden ECB Mario Draghi akan menyoroti perkembangan kecil pada data ketenagakerjaan Uni Eropa di bulan ini, sebagai sinyal awal bagi pertumbuhan lebih lanjut di area tersebut.Di sisi lain, data inflasi Jepang kembali melanjutkan penurunan yang sudah terbentuk dalam 12 bulan terakhir, baik di sektor harga makanan maupun energi. Data kunci CPI jatuh dari 0.9% ke 0.7%, semakin jauh dari target BoJ yang sebesar 2.0%. Tersebar isu bahwa bank sentral tersebut berencana menurunkan target inflasi. Jika benar, hal ini akan menjadi sinyal dovish bagi trader forex.
Secara teknikal, USD/JPY mencapai level tertinggi 2 minggu di 109.90 akhir pekan lalu. Outlook pair tersebut cukup positif di awal minggu ini, meski belum berhasil tertutup di atas level MA 30 sejak 14 Desember lalu, yang berada di kisaran 110.40.Pada sesi London Jumat lalu (18/Januari), Sterling sempat menguat hingga mendekati level tinggi 2 bulan di kisaran 1.3000, sebelum akhirnya mengalami reversal tajam dan tertutup di kisaran 1.2850. PM May akan segera mengajukan revisi rencana Brexit-nya, tapi proses voting baru akan dijadwalkan pada pekan depan.
Pemulihan AUD/USD dari level terendah 0.6740 yang sudah berlangsung selama 2 pekan, tampaknya sudah kehilangan tenaga. Hal itu terlihat dari momentum Upside yang tertolak dua kali di dekat level 0.7235. Baik sinyal MACD maupun Stochastic bersilangan dengan RSI di atas 50.00, dan tampak bersiap menurun.AUD/USD kemungkinan akan terkonsolidasi di atas 0.7150 jelang rilis data ketenagakerjaan Australia Kamis mendatang (24/Januari). Namun jika harga justru melemah, break dari 0.7140 akan memicu penurunan lebih lanjut ke 0.7100.
whiteking
23rd January 2019, 04:41 AM
GBPUSD pada sesi perdagangan hari selasa mengalami kenaikan yang cukup tajam pada perubahan harga pasangan ini,isu tentang brexit masih cukup rentan dan sering memberikan pengaruh terhadap mata uang sterling dimana pergerakan harganya menjadi lebih volatil
Sementara USDJPY terihat bergerak dengan membentuk bear candle pada sesi perdagangan hari selasa, kondisi ini kemungkinan dipengaruhi olehberita fundamental jepang
broforex
30th January 2019, 10:59 AM
https://charts.mql5.com/20/286/gbpusd-h1-xm-global-limited.png
GBPUSD hari ini jika kita perhatikan, trend besar nya adalah naik / bullish, maka dari itu silahkan Anda open posisi buy untuk hari ini, Anda bisa open posisi buy sekarang di titik 1.30645 dengan TP di titik 1.31419
djamirunaje
25th February 2019, 07:35 PM
Persiapan Menyambut Pekan Penuh Data Krusial
Menurut laporan statistik Bank of International Settlements (BIS), EUR/USD dan USD/JPY sejauh ini menjadi pasangan mata uang dengan turnover dan volume harian terbesar. Faktanya, arus harian dari dua pair tersebut jauh lebih unggul ketimbang nilai perdagangan dari kombinasi pair mata uang negara-negara G7, dengan selisih hingga 1.75 poin.
Namun menariknya, sepanjang pekan lalu yang diwarnai oleh banyak berita berdampak tinggi, EUR/USD hanya bergerak dalam range 90 poin antara 1.1280 dan 1.1370. Dan meskipun USD/JPY membukukan kenaikan dalam 3 minggu berturut-turut, harga tak pernah keluar dari range 60 poin di antara 110.35 dan 110.95.
Sebagai perbandingan, range pergerakan EUR/NZD justru mencapai 365 poin di sepanjang minggu lalu. Sementara itu, EUR/AUD mencatatkan range hingga 270 poin dalam jangka waktu 1 hari saja, tepatnya pada Kamis 21 Februari lalu.
Jika ditelusuri lebih lanjut, dalam waktu 3 minggu ke belakang, range EUR/USD dan USD/JPY telah tersusutkan hingga sedemikian rupa; volatilitas 3 bulanan USD/JPY mengecil hingga setara dengan tingkat terendah 5 tahun terakhir (6.1%), sementara volatilitas 3 bulanan EUR/USD bahkan mencapai level terendah 7 tahun di kisaran 6.2%.
Adanya penurunan range pergerakan pair-pair mayor disinyalir ACY berkaitan dengan negosiasi dagang yang masih berlangsung antara AS dan China, iklim risk on yang relatif tinggi di pasar ekuitas global, serta komentar-komentar dovish yang terus berdatangan dari ECB, BoJ, juga The Fed.
Meski demikian, jadwal rilis data di minggu ini penuh dengan laporan ekonomi berdampak tinggi, yang berpotensi bisa menggenjot range pergerakan harga di semua pair mata uang negara-negara G7.
Data berdampak tinggi Eropa terus melorot sejak awal tahun ini, khususnya pada Manufacturing PMI Zona Euro yang mengalami Downtrend sedari Juli tahun lalu. Pada rilis Jumat esok (1/Maret), data PMI tersebut diproyeksikan terkontraksi di bawah level 50 dalam 2 bulan secara berturut-turut.
Sementara itu, rilis CPI yang juga dijadwalkan pada hari Jumat diekspektasikan meningkat tipis ke 1.6%, ditunjang oleh kenaikan harga minyak mentah selama 6 minggu terakhir. Berdasarkan pernyataan akhir-akhir ini dari pejabat ECB, bank sentral akan mengumumkan kembalinya TLTRO pada pertemuan bulan depan jika data Manufacturing PMI dan CPI tidak naik signifikan.
Di negeri seberang, ada rilis GDP AS kuartal keempat 2018 yang dijadwalkan berlangsung pada hari Kamis (28/Februari). Forecast untuk data itu mengestimasi pertumbuhan 2.4%. Jika dibandingkan dengan data Zona Euro yang cuma sebesar 1.6%, maka rilis GDP AS tentu semakin menggarisbawahi divergensi pertumbuhan ekonomi yang menekan pergerakan EUR/USD di sepanjang tahun 2018.
Data-data utama dari Jepang di minggu ini adalah Industrial Production dan Retail Sales. Keduanya dipublikasikan pada hari Kamis, kemudian diikuti oleh laporan Consumer Confidence di sesi Asia hari Jumat. Pertumbuhan konsumsi domestik senantiasa menjadi kunci penting bagi BoJ untuk membuat forecast inflasi dan penyesuaian kebijakan moneter.
Dari perspektif teknikal, USD/JPY belum pernah diperdagangkan di luar area 110.00 dalam 2 minggu terakhir. Meskipun pair tersebut membuat kemajuan signifikan sejak terjadi Flash Crash yang menekan harga hingga ke area 105.00 pada 3 Januari lalu, momentum upside telah melambat di kisaran resistance 111.35 dan 111.60. Sementara itu, Parabolic Daily sudah bertransisi ke level 110.55.
Setelah pemerintahan AS memperpanjang deadline untuk penerapan bea impor berikutnya, S&P 500 menyentuh 2800, dan ACY melihat hal ini sebagai penanda dimulainya periode risk off di pasar ekuitas global. Konsekuensinya, USD/JPY bisa bergerak menurun.
Sementara di Australia, satu-satunya data ekonomi berdampak tinggi pada pekan ini adalah laporan kuartalan Capex, yang akan diterbitkan di hari Kamis. ACY memperkirakan jika Aussie tak hanya akan mempertimbangkan data tersebut, tapi juga bakal merespon data PMI China yang juga dirilis di hari Kamis.
Sekalipun terdapat outlook bagi AUD/USD untuk kembali reli ke area 0.7200 apabila laporan Capex mematahkan 3 kontraksi beruntun dari periode sebelumnya, harga masih bisa kembali turun hingga menembus 0.7050.
Sterling menjadi mata uang G7 terkuat pekan lalu, dengan menguat 1.35% terhadap USD. Tampaknya, penggerak utama GBP/USD adalah sampai berapa lama tenggat waktu Brexit akan ditunda. Seiring dengan penantian akan hal itu, tertahannya voting PM May hingga 12 Maret dapat menyuntikkan dukungan bagi Poundsterling.
Indikator-indikator momentum ACY terlihat menunjukkan sinyal positif, dengan RSI dan Slow Stochastics yang sama-sama bergerak naik. Formasi Double Top 1.3215 tampaknya bisa menjadi target yang realistis di minggu ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
5th March 2019, 07:32 PM
Akankah ECB Mengumumkan TLTRO?
Pasar forex minggu ini didominasi oleh pertemuan bank sentral negara-negara G7. Reserve Bank of Australia (RBA) mengumumkan kebijakan suku bunganya pada hari Selasa (5/Maret), sementara Bank of Canada (BoC) dan European Central Bank (ECB) akan menyiarkan kebijakan terbaru mereka masing-masing pada Rabu (6/Maret) dan Kamis (7/Maret) mendatang.
Dari 3 event bank sentral tersebut, hanya pengumuman ECB yang diproyeksi bisa menggerakkan pasar. Sekalipun suku bunga bank sentral tersebut tak mengalami perubahan, masih ada 2 aspek lain dari rapat ECB yang bisa mempengaruhi irama pasar forex pada sesi London esok lusa:
Sebagaimana rapat-rapat kuartalan sebelumnya, ECB akan meng-update penilaian mereka terhadap risiko dan Outlook ekonomi. Semenjak forecast terakhir pada Desember lalu, rerata inflasi Zona Euro telah selip dari 1.2% ke 1.0%, disusul dengan data-data PMI yang terperosok ke level terendah beberapa tahun terakhir. Satu-satunya perkembangan positif datang dari angka ketenagakerjaan yang mengalami perlambatan penurunan. Merunut info-info tersebut, penilaian ECB kali ini boleh jadi tak akan membawa berita baik bagi Bull Euro.
Ketua ECB, Mario Draghi, kemungkinan akan memutuskan dimulainya kembali Targeted Long-Term Refinancing Operations (TLTROs).
Sebagai informasi, kebijakan TLTRO bukanlah QE atau stimulus finansial, tetapi merupakan praktik penyuntikan dana ke bank-bank Eropa untuk menghindari tekanan terhadap likuiditas secara temporer. Jika benar-benar diterapkan, langkah ini akan menjadi yang ketiga kalinya bagi ECB. Sebelumnya, bank sentral tersebut telah melangsungkan TLTRO pada tahun 2014 (sebanyak €420 miliar) dan 2016 (€365 miliar).
Mengingat durasi pinjaman yang diberlakukan adalah 4 tahun, ronde baru TLTRO akan memungkinkan bank-bank Uni Eropa untuk melakukan refinancing, sebelum beralih dari obligasi jangka panjang ke obligasi jangka pendek yang berdurasi 1 tahun atau bahkan kurang. Terkait hal ini, analis ACY masih bertanya-tanya: hal positif apa yang diharapkan Draghi dengan mengumumkan bailout perbankan Uni Eropa untuk ketiga kalinya dalam kurun waktu 5 tahun?
Di tahun 2018, ECB mengadakan rapat sebanyak 8 kali, dan 7 di antaranya selalu diikuti dengan penurunan harga EUR/USD. Meski apapun bisa terjadi di pasar forex, kecil kemungkinan bagi EUR/USD untuk bullish jika sentimen forecast ECB tidak terlalu menjanjikan. Hal ini ditambah pula dengan prospek suntikan dana sebesar 300 atau 400 miliar Euro pada sistem perbankan Uni Eropa.
Setelah menguat hingga 1% di minggu lalu, GBP/USD mengumpulkan total kenaikan hingga 3% di sepanjang tahun ini. Dengan voting Brexit yang sedianya berlangsung pekan depan, ACY memperkirakan adanya tekanan di area Top pergerakan harga saat ini. Daily RSI sudah menyentuh level Overbought (71.00) pada Rabu minggu lalu, diikuti dengan pelemahan ke 61.00. Outlook selanjutnya untuk pair ini adalah pullback hingga ke kisaran 1.3100.
ACY tidak mengekspektasikan reaksi market yang signifikan dari pengumuman RBA hari ini, begitu pula dengan laporan GDP kuartalan yang akan dirilis Rabu besok. Jika memperhatikan komponen-komponen yang terus menurun dalam beberapa bulan terakhir, GDP Australia berpeluang dirilis dengan hasil negatif untuk yang pertama kalinya sejak Desember 2016. Pada tinjauan pergerakan AUD/USD, momentum negatif telah melambat seiring dengan merapatnya harga di range support 0.7040-0.7060.
Sementara itu, USD/JPY diperdagangkan di atas level 112.00 untuk pertama kalinya di tahun ini pada hari Jumat lalu (1/Maret). Namun di sesi Asia hari ini, pair tersebut sudah terkonsolidasi di atas 111.80.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
19th March 2019, 07:20 PM
Dolar AS Selip Jelang Pertemuan FOMC
Terdapat dua event penting minggu ini yang akan mempengaruhi arah pergerakan harga di pasar forex. Pertama, voting baru mengenai rancangan kesepakatan Brexit pada hari Selasa (19/Maret). Kedua, Federal Open Market Committee (FOMC) akan mengumumkan kebijakan suku bunga dan proyeksinya pada hari Rabu (waktu AS).
Untuk hari Selasa ini, Parlemen Inggris akan menggelar voting ketiga untuk draft Brexit yang diajukan Theresa May. Rencana Brexit itu sudah dua kali tidak disetujui. Namun ada baiknya untuk tidak meremehkan kecenderungan para politikus yang bisa membalik pandangan mereka mengenai suatu kebijakan. Sekalipun demikian, masih sulit untuk memprediksi dengan pasti, apakah rencana Brexit May akhirnya dapat diloloskan setelah ditolak dua kali dalam voting-voting sebelumnya.
Karena kondisi Brexit yang masih rumit, ACY lebih memusatkan fokus update forex pada minggu ini pada pengaruh potensial dari Statement FOMC terhadap pair-pair mayor.
Mengingat FOMC telah mengubah jadwal konferensi persnya menjadi setiap usai pertemuan bulanan, maka minggu ini, meeting FOMC juga akan disertai pengumuman mengenai kebijakan suku bunga, yang saat ini masih berada di kisaran 2.50%. Walaupun konsensus pasar yang mengekspektasikan perubahan suku bunga sudah nyaris nol persen, Statement dan konferensi pers pasca meeting tetap sangat berpengaruh bagi interpretasi para trader forex, terutama mengenai pandangan dovish Fed semenjak kenaikan suku bunga terakhir pada Desember lalu.
Sementara itu, outlook The Fed mengenai ekonomi AS kemungkinan tak mengalami perubahan, walaupun lanskap finansial saat ini telah banyak berubah sejak akhir tahun lalu. Sebagai contoh, S&P 500 menguat lebih dari 12% sejak awal Januari 2019, Yield Obligasi 10-tahunan merosot dari 3.20% ke 2.60%, sementara Indeks Dolar AS terperosok hampir 2.0% dari 97.60 menuju 96.00.
Sejauh ini, tekanan dari saham-saham AS, ditambah dengan peningkatan Yield Obligasi dan penguatan USD, adalah 3 aspek kunci yang mendorong The Fed untuk meringankan langkah agresif mereka terhadap kebijakan suku bunga, juga pengurangan Balance Sheet. Lantas sekarang, bagaimana keadaannya?
Pada pertemuan Desember lalu, dot plot kenaikan suku bunga The Fed hanya menunjukkan 2 dari 17 anggota yang meyakini jika bank sentral tidak perlu menaikkan suku bunga di tahun 2019. Empat pejabat berpendapat jika satu Rate Hike sudah ideal, sementara 11 anggota lainnya memilih 2 Rate Hike atau lebih. Dari kesebelas pejabat tersebut, 6 berpihak pada 3 Rate Hike, sedangkan 5 sisanya mempertimbangkan jika 2 kali kenaikan saja sudah cukup.
Jika kita memperhatikan siklus terbaru dari pertumbuhan GDP AS yang cenderung melambat di Q1 kemudian rebound di kuartal-kuartal berikutnya, cukup tidak realistis untuk mengharapkan 11 pendukung Rate Hike di atas bisa mengubah pandangan mereka menjadi nol kenaikan suku bunga.
Secara keseluruhan, ACY meyakini jika proyeksi median dari dot plot suku bunga akan mencerminkan setidaknya satu Rate Hike, masing-masing di tahun 2019 dan 2020. Lebih lanjut, ACY juga berpendapat jika ada 50% peluang bagi Statement FOMC minggu ini untuk menjelaskan rencana lebih detail mengenai pengurangan Balance Sheet. Setidaknya, Ketua The Fed Jerome Powell akan membahas masalah terlebut dalam konferensi persnya.
Pasar saat ini lebih memperkirakan jika The Fed akan berbias dovish, dan potensi Rate Hike akan dieliminasi dalam Statement minggu ini. Itulah mengapa, USD terlihat bergerak melemah terhadap mata uang mayor lain di sesi Asia hari ini.
Kemungkinannya, FOMC akan mengambil pendekatan yang diseimbangkan; penurunan pertumbuhan dan inflasi selama kuartal pertama akan disorot, tapi optimisme juga akan diungkapkan lewat dot plot suku bunga yang berpeluang semakin meningkat di paruh kedua tahun ini.
Jika benar demikian, divergensi antara suku bunga bank sentral AS dengan bank sentral negara G-7 lainnya akan memuncak akhir tahun ini, atau awal tahun 2020.
Sementara itu, volatilitas 3-bulanan USD/JPY senantiasa tertahan, mengingat pair tersebut belum mampu keluar dari level 111.00 dalam 10 sesi trading terakhir. Menurut ACY, situasi ini tidak mengindikasikan arah pergerakan yang jelas, tapi outlook downside lebih terlihat daripada kebalikannya.
Dolar Australia diperdagangkan kembali di atas 0.7100 pada sesi Asia hari ini, seiring dengan menguatnya harga bijih besi yang mampu mendukung pergerakan AUD/USD. Namun, penurunan Yield Obligasi domestik di area terendah 52 minggu, membuat ACY mengekspektasikan jika kenaikan AUD masih terbatas.
Di lain pihak, Sterling kemungkinan masih volatile menjelang rencana kesepakatan Brexit yang masih meramaikan isu pasar minggu ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
26th March 2019, 07:15 PM
Apakah Penurunan Yield Obligasi Memicu Gelombang Risk Off?
Pandangan FOMC yang cenderung dovish terhadap pertumbuhan masih melekat di benak trader, ketika data-data PMI Zona Euro dirilis lebih rendah dari ekspektasi. Ini merupakan sinyal yang sekali lagi mengingatkan pasar terhadap pernyataan Presiden ECB, Mario Draghi, pada 7 Maret silam.
Selama konferensi paers, Draghi menjelaskan bahwa Dewan ECB telah menurunkan proyeksi ekonomi Zona Euro, sebagai akibat dari "pelemahan berkelanjutan dan ketidakpastian yang menjalar".
Well, angka indeks manufaktur yang diterbitkan Jumat lalu (22/Maret) membuktikan kekhawatiran di atas, karena menunjukkan penurunan dari 49.3 ke 47.6. Sementara itu, PMI Manufaktur Jerman merosot dari 47.6 ke 44.7, dengan data new orders jatuh ke level terendah 10 tahun di titik 40.1.
Reaksi pasar pasca publikasi tersebut terbilang instan. Yield obligasi Jerman bertenor 10-tahunan anjlok ke bawah level 0 untuk pertama kalinya dalam 3 tahun terakhir, sementara EUR/USD terbenam di bawah level 1.1300 dan menyentuh area terendah harian di 1.1275 pada awal sesi London.
Sementara fokus media-media finansial berpusat pada penurunan tajam yield obligasi Jerman, hal yang lebih mengkhawatirkan menurut ACY adalah pasar obligasi global yang telah menunjukkan pelemahan yield di sepanjang tahun ini.
Faktanya, yield obligasi 10-tahunan Prancis, Italia, dan Spanyol mengalami kemerosotan sebesar 30 hingga 40 basis poin (bp) di kuartal pertama. Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turun sebesar 20 bp dalam 3 minggu terakhir. Sementara itu, yield obligasi bertenor 10-tahunan Australia dan New Zealand melemah antara 45 hingga 48 bp selama 2 bulan belakangan.
Masalah penurunan imbal hasil obligasi, ditambah dengan anjloknya indeks saham negara G-7 akhir-akhir ini, biasanya sudah cukup mengindikasikan jika pasar ekuitas global akan mengalami de-leveraging dan mengawali gelombang Risk Off di pasar finansial.
Secara umum, kondisi pasar Risk Off akan memicu penurunan pada pasar saham negara-negara G7, kenaikan pada perdagangan spot Emas, dan penguatan USD terhadap semua mata uang mayor kecuali JPY serta CHF.
ACY memperkirakan terbentuknya konsolidasi harga setelah pergerakan harga yang luas di hari Jumat kemarin. Indikator momentum di time frame H4 sudah terlihat merenggang, terutama pada pair-pair USD. Namun, ACY lebih memilih untuk meningkatkan posisi terhadap USD lebih awal, mengingat pasar obligasi negara-negara G7 tengah mengindikasikan penurunan lebih lanjut dalam waktu dekat.
Sepanjang 4 bulan terakhir, EUR/USD nyaris selalu diperdagangkan di kisaran 1.1250 hingga 1.1500. Harga tidak pernah keluar secara signifikan dari batas-batas Top dan Bottom tersebut. Nyatanya, EUR/USD belum pernah menyentuh 1.1500 sejak 11 Januari lalu, dan penurunan yield obligasi Uni Eropa tampak lebih mengindikasikan ekstensi pergerakan ke arah downside. Proyeksi ini didukung oleh Daily RSI yang berada di 47.00 dan pergerakan turun dari indikator MACD.
Sebelum mengalami reversal tajam pada pekan lalu, volatilitas 3-mingguan USD/JPY telah jeblok ke level terendah 5 tahun, yakni pada kisaran 5.2%. Namun, pergerakan trading hingga 200 poin di hari Kamis hingga Jumat kemarin telah mengangkat volatilitas USD/JPY menjadi 6.4%. Sekedar informasi, pair ini seringkali memimpin pergerakan Risk Off di pasar forex. Selain kekhawatiran tersebut, tekanan bearish USD/JPY juga bisa meningkat seiring dengan semakin dekatnya repatriasi jelang akhir tahun fiskal Jepang (akhir bulan ini).
Sejak mencapai level tinggi di 0.7293 pada akhir Januari lalu, AUD/USD konsisten membentuk Lower High. Walaupun pair ini mengakhiri minggu lalu dengan pergerakan yang tidak terlalu signifikan, Slow Stochastics di time frame Daily sudah melakukan crossing.
Di titik negosiasi Brexit saat ini, Sterling akan cenderung digerakkan oleh prospek perpanjangan Article 50. Jika dilihat dari aksi harga terbaru, maka resistance solid Pound saat ini berada di area 1.3280 dan 1.3300.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
broforex
27th March 2019, 10:28 AM
https://charts.mql5.com/20/798/eurusd-h1-xm-global-limited.png
EURUSD meneruskan trend bearish nya, maka dari itu, lebih baik Anda memilih untuk melakukan sell setelah harga melewati titik 1.12533 dengan TP sebanyak 50 pips kebawah
djamirunaje
1st April 2019, 07:50 PM
Benarkah Kebijakan RBA Tak Sesuai Dengan Kondisi Terbaru?
Terakhir kali Reserve Bank of Australia (RBA) melakukan penyesuaian Overnight Cash Rate (OCR) adalah pada 3 Agustus 2016. Kala itu, mereka memotong suku bunga sebesar 25 basis poin (bp). Langkah pemangkasan yang membawa suku bunga acuan ke level 1.5% tersebut merupakan putaran terakhir dari serangkaian Rate Cut yang dimulai sejak November 2011, dan secara akumulatif membabat OCR hingga sebesar 300 bp. Terkait hal ini, RBA bahkan pernah memotong suku bunga sebesar 50 bp pada 2 Mei 2012.
Pada notulen rapat kebijakan 4 Maret lalu, bank sentral Australia lebih berfokus pada perkembangan pasar tenaga kerja domestik sebagai kunci utama dari stabilitas ekonomi secara keseluruhan, meskipun pertumbuhan gaji jelas-jelas terlihat stagnan.
Kurangnya kenaikan gaji tak menggetarkan perspektif para pembuat kebijakan di RBA, yang menilai bahwa pelemahan lebih lanjut dalam tingkat pengangguran nantinya dapat mengungkit laju pertumbuhan upah, menaikkan level konsumsi rumah tangga, dan memungkinkan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga, seiring dengan pertumbuhan GDP yang masih belum stabil.
Namun, para investor obligasi Australia tampaknya tidak sependapat dengan optimisme RBA. Pekan lalu, baik yield obligasi pemerintah yang bertenor 5-tahunan maupun 10-tahunan terjun ke level terendah sepanjang masa, masing-masing di level 1.41% dan 1.72%.
RBA kemungkinan tidak membaca hasil penilaian IMF pada perekonomian Australia di kuartal keempat, yang memperlihatkan bahwa rasio utang rumah tangga terhadap GDP sudah mencapai level yang tak terkendali di 120%. Sementara itu, lebih dari 60% kekayaan penduduk diinvestasikan di pasar properti yang tengah lesu; kedua hal itu akan membatasi belanja konsumen dalam jangka menengah.
Dengan melemahnya yield obligasi 1-tahunan dan 5-tahunan di level yang lebih rendah dari 1.5%, tersirat bahwa RBA sudah tertinggal dari situasi terbaru yang mendominasi pasar saat ini, dan sebaiknya melakukan pemotongan suku bunga ke 1.25% pada pertemuan kebijakan Selasa besok (2/April).
Walaupun demikian, dengan adanya pemilu yang diprediksi berlangsung sekitar 5 hingga 6 minggu ke depan, ACY mengekspektasikan jika peluang pemotongan suku bunga RBA di pekan ini hanya akan sebesar 20% hingga 30%. Ini tak lantas menandakan bahwa RBA tidak akan menurunkan proyeksi ekonomi atau meningkatkan bias dovish mereka.
ACY melihat bahwa sentimen pernyataan RBA akan memberikan pengaruh "asimetris" terhadap AUD/USD, dengan risiko lebih lanjut yang mengarah pada penurunan. Dengan kata lain, Statement hawkish dapat mengantarkan Aussie kembali diperdagangkan di 0.7150, sedangkan bias dovish yang lebih dominan akan menekan AUD/USD kembali ke bawah level 0.7000.
Tidak adanya data Zona Euro berdampak tinggi yang muncul di awal hingga pertengahan pekan ini, membuat EUR/USD menatap proyeksi pergerakan yang moderat saja. Faktor penggerak kemungkinan hanya muncul dari rilis Retail Sales atau Durable Goods Orders AS pada hari Senin dan Selasa. Apabila kedua data tersebut lebih baik dari ekspektasi, maka EUR/USD bisa melemah ke bawah kisaran 1.1200.
Sementara itu, USD/JPY mengakhir pekan lalu dengan penguatan dalam range mingguan. Akan tetapi, harga masih dibayangi oleh bias teknikal yang bearish. Di chart Daily, ACY memproyeksi jika resistance harga saat ini berada pada area 111.25 hinga 111.40.
Penolakan draft kesepakatan Brexit untuk yang ketiga kalinya membebani GBP/USD di akhir minggu lalu, dan menyebabkan penurunan hingga lebih dari 1.5%. Indikator-indikator momentum pada pair itu masih menunjukkan bias pelemahan. Jika harga mematahkan level 1.2940, maka Sterling bisa memperpanjang kemerosotan hingga ke level 1.2800.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
4th April 2019, 07:13 PM
Akankah Data NFP AS Kembali Ke Jalur Penguatan?
Adalah suatu hal yang wajar bila pasar forex bereaksi dengan volatilitas tinggi setelah rilis data Non-Farm Payroll (NFP) AS. Selama bertahun-tahun, efek domino dari laporan NFP, baik yang lebih kuat ataupun lebih rendah dari ekspektasi, hampir selalu membentuk arah pergerakan harga hingga beberapa sesi trading pasca rilisnya.
Bulan lalu contohnya, pasar tenaga kerja AS mendingin secara signifikan, dengan angka NFP yang mencetak hasil jauh di bawah ekspektasi, yakni 20,000 versus ekspektasi di kisaran 180,000. Hasil tersebut merupakan yang terendah dalam lebih dari 18 bulan, dan walaupun angka NFP Januari direvisi naik dari 304,000 ke 311,000, Dolar AS tidak menunjukkan performa penguatan di hari itu.
Angka NFP AS bulan Februari yang jauh lebih rendah dari ekspektasi, sebagian besar disebabkan oleh Government Shutdown selama akhir Januari, juga cuaca dingin ekstrim dalam beberapa pekan di bulan Februari.
Lemahnya laporan NFP mendorong sebagian pelaku pasar untuk tidak hanya mengkaji ulang ekspektasi suku bunga The Fed, tapi juga memperhitungkan kemungkinan bahwa langkah The Fed selanjutnya bisa saja berupa pemangkasan target FFR dari level 2.50% saat ini.
Outlook suku bunga yang dovish ini tercermin pada proyeksi Fed Fund Futures untuk Januari 2020 yang melemah ke 2.10%, 40 basis poin lebih rendah dari suku bunga saat ini. Penurunan itu terjadi tak lama setelah publikasi laporan NFP bulan lalu. Namun sekarang, proyeksi Fed Fund Futures sudah kembali naik meski hanya ke 2.20%, dan USD berhasil menunjukkan pemulihan versus mata uang mayor lain.
Konsensus untuk data NFP Maret yang akan terbit Jumat besok (5/April) mengisyaratkan adanya rebound ke 175,000, sementara tingkat pengangguran diperkirakan stabil di 3.8%, dan indeks upah meningkat sebesar 0.2%. Bagaimana pasar forex bereaksi terhadap laporan NFP kali ini, dapat bergantung pada kombinasi dari rilis data-data tersebut, berikut revisi dari angka bulan lalu.
https://i.gyazo.com/0938570f5fb5dbb54bc34cbc715ab69e.png
Secara umum, ACY meyakini bahwa penurunan tajam pada proyeksi suku bunga AS hampir menutup kemungkinan penguatan USD pasca laporan NFP kali ini; bahkan jika NFP dirilis positif sekalipun. Mengeliminasi kemungkinan suku bunga The Fed mungkin masih bisa dimaklumi, tapi lain halnya jika pasar sudah memproyeksi bahwa bank sentral AS akan melakukan pelonggaran kebijakan moneter. Sekalipun begitu, ACY masih lebih memilih untuk berbias Long pada USD di semua pair mayor, kecuali USD/JPY.
USD/JPY sejauh ini diperdagangkan pada area atas dari range mingguan, tapi diperkirakan bakal berakhir di kisaran 111.50 pada perdagangan besok. Di chart Daily, terdapat resistance yang melingkupi area 111.55 hingga 111.65. ACY saat ini memilih sell USD/JPY dari level 111.35, dan menyarankan untuk mempertahankan posisi tersebut dengan target profit terdekat di level 109.10, sementara Stop Loss bisa diposisikan di 112.65.
Sementara itu, AUD/USD sempat menguji level 0.7050 di hari Rabu (3/April), tapi berhasil menguat pasca publikasi Retail Sales yang lebih baik dari ekspektasi. Menurut analisa ACY, pair tersebut akan naik hingga ke 0.7160, sebelum akhirnya melemah lagi hingga kembali ke kisaran 0.7050. Jika harga menembus level itu dalam jangka pendek, maka peluang Sell dapat diambil. ACY saat ini mengincar entry Sell AUD/USD dari kisaran 0.7135, dengan target keuntungan di level 0.6930 dan Stop Loss di 0.7225.
Dengan absennya data berdampak tinggi dari Zona Euro di pekan ini, EUR/USD hanya akan diperdagangkan secara terbatas di bawah 1.1250. Pergerakan harga di chart Daily pair menunjukkan potensi support kunci dekat level 1.1170. ACY memilih untuk merencanakan Sell EUR/USD dari level 1.1395, dengan target profit di 1.1115 dan Stop Loss pada kisaran 1.1365.
Di Inggris, resolusi untuk negosiasi Brexit tampaknya akan berujung pada deadline 12 April mendatang. Dengan segala kemelut yang sudah terjadi, pada tahap ini, kemungkinan paling besar yang bisa terjadi adalah Soft Brexit dengan penundaan batas waktu yang lebih lama. Ini dapat memberikan dorongan bagi Sterling untuk menguji resistance 1.3200. Saat ini, proyeksi ACY untuk GBP/USD cenderung flat. Rekomendasi yang diberikan adalah Sell GBP/USD bagi trader jangka pendek di kisaran 1.3210, dengan target di 1.2920 dan Stop Loss di 1.3315.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
8th April 2019, 07:26 PM
Akankah ECB Kembali Memicu Reli Bearish Euro?
Jumat lalu (5/April), angka Non-Farm Payroll (NFP) AS tidaklah terlalu spektakuler jika dilihat dari perbandingan data secara historis. Meskipun demikian, hasil tersebut merefleksikan pasar tenaga kerja AS yang solid, dengan pertumbuhan gaji yang cenderung mengarah ke atas.
Pencapaian NFP yang sebesar 196,000 jauh mengungguli hasil Februari yang direvisi naik menjadi 33,000. Sementara itu, Unemployment Rate stabil di level 3.8%, dan Jobless Claims mingguan masih bergerak di kisaran terendah 45 tahun, tepatnya di sekitar angka 200,000.
Indeks Dolar AS memang berhasil mengakhiri pekan lalu dengan sedikit penguatan. Namun, efek terpenting dari rilis NFP bukanlah hal itu, melainkan indikasi bahwa kondisi ketenagakerjaan AS tak memuat tanda-tanda resesi dalam waktu dekat.
Walaupun begitu, outlook pasar mengenai pemangkasan suku bunga FOMC di tahun ini masih jauh dari pandangan The Fed sendiri. Terkait hal ini, ACY mengekspektasikan jika para pejabat Fed akan mempertimbangkan kembali outlook mereka dalam beberapa minggu ke depan. Untuk rilis notulen FOMC Rabu besok (10/April), kemungkinan hanya akan ada penekanan ulang pada bias bank sentral yang cenderung netral.
Di sisi Zona Euro, terdapat potensi perbedaan outlook dari ECB, yang kemungkinan akan disuarakan pada Statement kebijakan terbaru mereka, hanya beberapa jam sebelum rilis notulen FOMC. Pada pernyataan ECB terakhir dan konferensi pers yang menyertainya, bank sentral tersebut mengejutkan para trader forex. Draghi dan pejabat ECB lain mengungkit tinjauan risiko mereka, sembari mengumumkan TLTRO ketiga untuk menyokong likuiditas bank-bank Eropa.
https://i.gyazo.com/0a797c0d3b2d3672926edcc9da3c6517.png
Sejak pertemuan kebijakan ECB kala itu, data-data ekonomi Zona Euro yang berdampak tinggi tak menunjukkan pemulihan berarti. Dalam dua minggu terakhir, Jerman, Prancis, dan Italia merevisi turun forecast GDP 2019. Artinya, ketiga negara tersebut kemungkinan besar akan melaporkan defisit yang lebih besar dalam persentase GDP mereka.
ECB merespon data-data negatif tersebut dengan penawaran tiered interest rate, yang disusun secara khusus untuk meringankan tekanan pada bank-bank di negara anggota Uni Eropa. Dalam laporan terbaru IMF, lebih dari 90% reserve deposit ECB dikenai suku bunga negatif, yang menelan biaya antara 20 hingga 30 miliar Euro setiap tahunnya.
Dari perspektif fundamental, pertimbangan ECB untuk menerapkan tiered interes rate membuktikan bahwa rencana normalisasi kebijakan yang diumumkan tahun lalu telah benar-benar dihapuskan, dan suku bunga acuan bank sentral tersebut akan tetap berada di bawah nol persen dalam beberapa waktu de depan.
Di lain pihak, dengan mulai masuknya data-data kuartal kedua 2019 dalam perhitungan para pelaku pasar forex, ACY masih yakin jika divergensi pertumbuhan antara AS dan Zona Euro akan terus melebar; hal ini akan terlihat pada data-data AS yang lebih positif dalam beberapa minggu berikutnya. Karena itu, ACY lebih memilih untuk Short EUR/USD.
Sementara itu, meski jadwal rilis data berdampak pada Dolar Australia tidak cukup padat di minggu ini, ACY masih melihat potensi pergerakan di sekitar rilis data Home Loan dan Consumer Confidence pada Rabu mendatang. Level 0.7050 akan tetap menjadi support kunci, sementara 0.7135 adalah resistance terdekat.
Dari 4 pair mayor yang diulas ACY dalam analisa mingguannya, hanya USD/JPY yang terlihat sedang mendekati level teknikal ekstrim. Pair ini telah menguat selama 3 minggu berturut-turut, dan tampaknya sudah mencapai Overbought dengan pergerakan Daily RSI yang semakin dekat menuju area 70.00.
Minggu ini juga akan menjadi momen penting dalam negosiasi Brexit. ACY masih mengekspektasikan jika GBP/USD berpotensi reli, apabila proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa kembali ditunda selama lebih dari satu bulan. Sekalipun demikian, prediksi tersebut belum bisa menjadi basis yang meyakinkan untuk memperdagangkan GBP/USD di pekan ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
11th April 2019, 07:38 PM
Kebijakan ECB Dan FOMC Membuat Pair Mayor Defensif
Kemunculan berita dari The Fed dan ECB di hari yang sama bukanlah suatu hal baru. Namun perpindahan jadwal pertemuan ECB dari Kamis ke Rabu, membuat peristiwa itu berdekatan dengan rilis notulen FOMC untuk rapat bulan lalu. Sayangnya, berbagai pengumuman dan forecast yang diperkirakan bisa mengguncang pasar justru absen, sehingga respon pasar forex pun cenderung sunyi.
Namun jika kita menggali lebih dalam, terdapat detail-detail penting yang tersirat di sela komentar para pejabat bank sentral. Pernyataan tersebut disinyalir ACY dapat memberikan pengaruh pada arah pergerakan mata uang mayor berikutnya.
EUR/USD telah menguat hingga hampir menyentuh batas 1.1300 jelang konferensi pers ECB kemarin (10/April). Walaupun mayoritas data berdampak tinggi dari Zona Euro cenderung lesu dalam beberapa minggu terakhir, pendukung bull Euro dan para buyer Dolar berharap jika Mario Draghi dapat mengumumkan pernyataan bernada positif.
Nyatanya, Statement dari Presiden ECB tersebut justru mengindikasikan bahwa para anggota dewan tidak mendiskusikan detail lebih lanjut mengenai TLTRO 3, ataupun skema tiered interest rate yang beberapa waktu lalu diajukan.
Pernyataan Draghi pada konferensi pers lebih menitikberatkan pada kelanjutan QE, dan bahwa bank sentral akan mempertahankan deposit rate di kisaran negatif hingga tahun 2020. ECB juga mengungkapkan bahwa mereka akan menggunakan semua perangkat kebijakan yang diperlukan untuk mendorong laju petumbuhan dan inflasi menuju level 2%; target yang berusaha dicapai dengan perangkat-perangkat kebijakan yang sama selama lebih dari 10 tahun terakhir.
Di sisi lain, notulen FOMC memicu sedikit respon positif terhadap Dolar, karena melukiskan bahwa para anggota masih berpegang pada prinsip "data dependency" untuk menentukan kebijakan suku bunga di tahun 2019.
Secara keseluruhan, ACY menilai jika ECB terang-terangan bersikap pesimis, sementara The FED cenderung berhati-hati dalam menyuarakan optimismenya. Ini bukanlah situasi baru yang dihadapi pasar forex, dan jika terus berlangsung, akan membebani reli USD. Meskipun begitu, ACY menganggap jika pelemahan Indeks Dolar akhir-akhir ini hanya bersifat sementara dan korektif secara teknikal.
Kebijakan ECB dan The Fed
Menurut laporan CoT (Commitment of Traders) dari CME, bias sell EUR/USD telah meningkat ke level 6 bulan tertinggi di akhir pekan lalu. Namun, kenaikan dari 1.1220 ke 1.1280 dalam minggu ini tampaknya sudah cukup untuk memproyeksikan penurunan posisi jual terhadap Euro, yang memberikan dampak pada rasio Short/Long mata uang tersebut terhadap Dolar AS. Dengan absennya data berdampak tinggi dari Zona Euro hari ini, ACY memprediksi jika EUR/USD akan menguji batas 1.1300.
Sementara itu, AUD/USD telah menekan level 0.7180 sebanyak 2 kali dalam waktu 24 jam terakhir. Meskipun indikator momentum masih memperlihatkan posisi netral, ACY memperkirakan jika seller baru akan masuk setelah harga menyentuh 0.7200.
USD/JPY menunjukkan sinyal-sinyal perubahan tren setelah harga gagal tertutup di atas level 112.00 minggu lalu. Pergerakan pair saat ini berada di kisaran 111.10, sedikit di bawah MA 30 yang terpatri di harga 111.25. Sementara itu, Daily RSI pair ini kembali turun ke bawah level 50.00.
Berita hari ini mengenai perpanjangan deadline Brexit selama 6 bulan tidak mampu melesatkan GBP/USD di sepanjang sesi Asia. Kemungkinan besar, berita ini sudah diantisipasi dan para seller kini sedang bersiap untuk mendorong harga turun.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
15th April 2019, 07:27 PM
Euro Kembali Ke Zona Sell
Pergerakan USD yang diukur dari Indeks Dolar AS (DXY) mencatatkan penurunan signifikan ke level terendah sekitar 95.20 pada 20 Maret lalu, yang bertepatan dengan kali terakhir FOMC (Federal Open Market Committee) mengadakan pertemuan. Sejak saat itu, Greenback berhasil menguat dan mencapai High di 97.10 pada 2 April, lalu menutup pekan lalu dengan pergerakan sedikit di atas level MA 30 di 96.50.
Pelemahan USD minggu lalu lebih disebabkan oleh perbedaan pandangan pada posisi spekulatif beli Dolar AS, juga penurunan volatilitas pada mata uang-mata uang mayor yang termasuk dalam pembobotan DXY.
Meskipun dua komponen di atas bisa menjadi patokan bermanfaat dalam menentukan arah perdagangan, nuansa divergensi pada pertumbuhan ekonomi AS dan Outlook suku bunganya kemungkinan akan menjadi pendukung yang lebih dominan terhadap kenaikan Dolar, utamanya jika terdapat rilis positif pada serangkaian data berdampak dari AS pada pekan ini.
Awal pekan lalu, laporan Commitment of Traders dari CBoT menunjukkan bahwa posisi jual untuk AUD dan EUR berada dalam level tertinggi 3 dan 6 bulan. Sebaliknya, posisi beli untuk JPY memuncaki level tertinggi 1 bulan, sementara posisi trading untuk GBP cenderung seimbang. Cukup beralasan untuk berekspektasi bahwa reli AUD/USD, EUR/USD, dan USD/JPY di minggu lalu akan memudarkan sebagian besar posisi yang lebih mendominasi, seiring dengan meningkatnya risiko Stop Out terhadap posisi-posisi serupa yang ditempatkan oleh trader ritel.
Beberapa laporan ekonomi penting di sepanjang pekan ini antara lain: notulen RBA, data ZEW Zona Euro dan tingkat pemanfaatan kapasitas produksi AS pada hari Selasa (16/April), GDP, produksi industri, ketenagakerjaan, dan Retail Sales China di hari Rabu (17/April), serta data ketenagakerjaan Australia, PMI Flash Zona Euro, dan Retail Sales AS di hari Kamis (18/April).
Mengingat USD telah merosot turun akibat aspek fundamental yang mempengaruhi position sizing pasar dan melemahnya outlook normalisasi kebijakan The Fed lebih lanjut di tahun ini, rilis data ekonomi AS kemungkinan bakal memiliki pengaruh asimetris terhadap pair-pair mayor. Konsensus forecast untuk tingkat pemanfaatan kapasitas produksi AS memproyeksi peningkatan, sementara Retail Sales diprediksi rebound dari pelemahan bulan sebelumnya. Dari perspektif teknikal, ACY memperkirakan jika USD akan sedikit melemah di awal pekan ini, tapi kemudian bisa menguat jelang liburan Paskah.
Berdasarkan analisa yang dilakukan, EUR/USD berpotensi turun ke bawah 1.1100 sebelum akhir bulan ini. Data makro Zona Euro terus mengindikasikan kontraksi, terutama untuk sektor manufaktur Jerman, Prancis, dan Italia. Risiko perang dagang dengan AS semakin memperburuk outlook ekonomi kawasan ini.
https://i.gyazo.com/7f8d617fe85eb55e88fb13ad18a6718b.png
Secara teknikal, EUR/USD diperdagangkan di atas 1.1300 untuk pertama kalinya dalam 3 minggu terakhir pada penghujung pekan lalu. Meski demikian, volatilitas mingguan dari pair ini menyentuh level terendah tahunan di angka 3.65%. Apabila berlanjut bullish, harga dapat menyentuh level MA 100 di kisaran 1.1350. Namun jika beringsut melemah, EUR/USD bisa mengalami bearish reversal setelah harga break dari level 1.1260.
Kabar stimulus PBoC sebesar 400 miliar Dolar AS pada perekonomian China di kuartal pertama, telah menopang kenaikan AUD/USD lebih dari 1% di pekan lalu. Untuk minggu ini, arus data domestik akan menjadi bagian integral dalam pergerakan Dolar Australia terhadap USD, begitu juga dengan mata uang lainnya. ACY memproyeksi jika harga akan mendekat ke area resistance 0.7225-0.7255.
Sejauh ini, RBA senantiasa memusatkan perhatian pada kuatnya pasar tenaga kerja sebagai leverage atas pertumbuhan upah. Jika terdapat laporan di bawah ekspektasi, maka hal itu akan membatasi penguatan AUD dan mengangkat volatilitas mingguan mata uang tersebut, seiring dengan meningkatnya keyakinan pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga RBA di tahun ini.
Di sisi lain, volatilitas mingguan USD/JPY terbenam ke level terendah 2 tahun pada level 3.45%, tepat sebelum terjadi reli sebesar 100 poin pada hari Kamis dan Jumat pekan lalu. Harga saat ini diperdagangkan di atas 112.00 untuk pertama kalinya dalam sebulan terakhir, dan berpotensi membentuk pola Double Top di area tersebut. Dengan meningkatnya harga-harga di pasar ekuitas, kecil kemungkinan bagi pair ini untuk melemah karena adanya Risk Off.
Sejak awal bulan, pergerakan GBP/USD berada dalam kisaran 200 poin, tepatnya antara 1.300 dan 1.3200. Chart Daily pair ini menunjukkan pergerakan harga menuju puncak formasi Pennant yang membentuk batas atas di 1.3380 dan batas bawah di 1.2940. Dengan kalemnya drama Brexit setidaknya dalam beberapa minggu ke depan, GBP/USD kemungkinan besar akan tetap diperdagangkan dalam pola Pennant untuk jangka short.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
29th April 2019, 07:00 PM
Akankah Masalah Turki Memicu Krisis Euro Berikutnya?
Dalam waktu 3 bulan terakhir, EUR/USD cenderung diperdagangkan dalam range harga sebesar 200 poin, yakni antara 1.1200 dan 1.1400. Ada saat-saat ketika range tersebut ditembus, tapi break harga selalu singkat dan tak pernah berlanjut membentuk ekstensi breakout.
Namun, kondisi itu berubah di minggu lalu, ketika mata uang berjuluk Single Currency ini mematahkan batas bawah range di level 1.1200 dan menyentuh level terendah 2 tahun di 1.1110 pada Jumat kemarin (26/April). Pada akhir pekan, Euro kemudian sedikit pulih ke kisaran 1.1145/50.
Katalis penurunan harga yang paling banyak disorot adalah melemahnya indeks sentimen Ifo Jerman yang mencapai level 99.2. Hasil tersebut membalikkan optimisme pasar yang sebelum ini meyakini, bahwa kontraksi sektor manufaktur Jerman di kuartal pertama akan membaik di awal kuartal kedua.
Dengan masalah Brexit yang masih berlarut-larut, protes "rompi kuning" di Prancis yang sudah memasuki minggu ke-24, dan pemilu parlemen Uni Eropa di akhir Mei, European Central bank (ECB) kemungkinan besar tengah menghadapi rintangan kuat dalam upaya meningkatkan suku bunga di tahun 2019.
Lebih lanjut, masalah-masalah di atas juga berpotensi diperberat oleh isu yang kian berkembang di Turki. Hal ini pun semakin membebani pergerakan Euro.
Outlook negatif dari Turki berasal dari berbagai perkara, mulai dari kekacauan politik, kurangnya stabilitas sosial, hingga penyelesaian masalah finansial yang layak dipertanyakan.
Awal bulan ini, Bank Sentral Turki (CBT) merilis laporan mengenai kepemilikan cadangan devisa sebesar 25 miliar USD dari pendapatan internal. Namun perlu diperhatikan juga bahwa Turki memiliki utang senilai 180 miliar USD yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan. Dengan demikian, CBT tidak dalam posisi kuat untuk mengatur utang eksternal ataupun melindungi nilai tukar mata uangnya, Lira (TRY).
https://i.gyazo.com/971b1accaad6cefcb69ad0839c054d7d.png
Parahnya lagi, data statistik dari bank-bank Uni Eropa pekan lalu mengkonfirmasi bahwa dari Balance Sheet CBT yang sebesar 25 miliar USD itu, lebih dari 12 miliar di antaranya berasal dari transaksi swap jangka pendek, yang pada gilirannya nanti perlu dibayarkan kembali dalam waktu 2 bulan ke depan.
Bisa disimpulkan, CBT telah keliru mengenai kesehatan keuangan negaranya, dalam upaya menstabilkan nilai TRY dan mencegah penurunan peringkat kredit atas utang eksternal bruto yang sebesar 400 miliar USD. Diperkirakan, Turki memiliki utang luar negeri terhadap ECB dan bank-bank negara anggota Uni Eropa sebesar 250 miliar USD.
Lantas, mengapa masalah Turki perlu diperhatikan bagi para trader Euro? Terakhir kali Turki mengalami goncangan adalah Agustus 2018 lalu. Antara 1 Agustus hingga 13 Agustus, USD/TRY menguat dari 5.10 ke 7.10. Dengan kata lain, Lira Turki telah kehilangan 40% dari nilai tukarnya tehadap USD. Pada periode waktu yang sama, EUR/USD anjlok 3.2% dari 1.1680 ke 1.1310.
Selama 10 hari terakhir, TRY telah melemah 10% seiring dengan terungkapnya fakta di balik klaim CBT. Saat ini, USD/TRY sudah mendekati area 5.95. Meski masih cukup sulit untuk memperhitungkan di level mana pair ini akan bergerak, adanya breakout di atas 6.00 akan menimbulkan risiko downside bagi Euro.
Secara teknikal, rebound EUR/USD dari level rendah Jumat lalu bisa mencapai 1.1180, tapi pergerakan harga masih dibayangi oleh indikator Daily Momentum yang menunjukkan pelemahan.
Sementara itu, pasar finansial Jepang akan ditutup minggu ini dalam rangka kenaikan takhta Kaisar yang baru. Walaupun arus perdagangan dari Tokyo bakal menipis, ACY memaklumi jika jika Yen Jepang nantinya bisa menguat di berbagai pair cross. Garis MA 30 pada chart USD/JPY saat ini tengah berada di kisaran 111.30 dan menjadi support kunci. Jika harga tembus ke bawah level tersebut, maka Dolar AS bisa tenggelam lebih dalam ke level 110.70.
Setelah jatuh 100 poin pada hari Rabu lalu (24/April), AUD/USD akhirnya memulai pemulihan dari bawah level 0.7000 di akhir pekan. Namun, rebound pair ini hanya akan terbatas sampai ke 0.7050, untuk memenuhi kondisi Oversold jangka pendek yang telah tampak. Level terendah hari Kamis di 0.6988 tidak memiliki signifikansi teknikal di chart Daily, sehingga harga lebih berpeluang merosot ke 0.6980 daripada menanjak ke sekitar 0.7125.
Di sisi lain, BoE sudah diproyeksi untuk tidak mengumumkan perubahan kebijakan apapun pada hari Kamis mendatang (2/Mei). MPC telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dengan hasil voting 9-0 dalam 12 pertemuan terakhir, dan ACY memperkirakan jika perubahan pada hasil pemungutan suara itu akan menjadi kejutan yang bisa menjadi market mover. Secara teknikal, GBP/USD terlihat sedikit Oversold. Pair ini kemungkinan akan mengalami retracement ke 1.3000 dalam beberapa hari berikutnya.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
2nd May 2019, 06:59 PM
Dolar AS Kokoh Pasca Pengumuman Kebijakan Fed
Dengan pasar finansial Jepang dan China yang tutup di sisa minggu ini, dan liburnya pasar Eropa dalam rangka May Day, pergerakan harga di pasar forex cenderung kalem dalam merespon pertemuan FOMC. Sekalipun pusat keuangan di berbagai belahan dunia kemarin aktif, tak ada ekspektasi terhadap pandangan Fed untuk kebijakan moneter mereka.
Tinjauan bank sentral AS untuk perekonomian disesuaikan untuk mengakomodasi naiknya pertumbuhan yang tercermin pada laporan GDP Q1 lalu. Hal ini sudah sesuai ekspektasi pasar. Namun, para pejabat The Fed juga mengakui adanya hambatan sementara yang berasal dari Partial Government Shutdown, juga musim dingin ekstrim yang berlangsung hingga Maret.
Beberapa jam sebelum FOMC meeting bulan ini, laporan ketenagakerjaan ADP untuk Maret 2019 berhasil melampaui ekspektasi penambahan 180,000, dan mencatatkan hasil 275,000 yang merupakan angka tertinggi 9 bulan.
Dalam pernyataannya, Ketua The Fed Jerome Powell sempat merujuk pada kuatnya pasar tenaga kerja. Namun pertumbuhan upah yang moderat belum berkontribusi pada kenaikan inflasi menuju target bank sentral.
Kondisi tersebut jelas terlihat pada laporan GDP minggu lalu, yang menunjukkan bahwa price deflator melemah dari 1.6% ke 0.9% sejak akhir Q4. Sisi positifnya, inflasi PCE yang lebih diperhatikan The Fed hanya melemah dari 1.4% ke 1.3%.
Jerome Powell juga mencermati bahwa kurva yield obligasi AS bertenor 2 tahunan dan 10 tahunan telah menurun lebih dari 12 basis poin sejak pertemuan The Fed bulan Maret lalu. Dalam pandangan ACY, kurva yield obligasi tersebut lebih bisa digunakan sebagai acuan market pricing ketimbang pernyataan kebijakan moneter The Fed.
https://i.gyazo.com/5f88abbb8979d7f7e38d867d06573bf0.png
Seiring The Fed yang telah nyaman dengan sikap "data dependency", rilis data Non-Farm Payroll (NFP) AS yang diterbitkan pada Jumat besok (3/Mei) akan menambah signifikansi pada pergerakan pair-pair mayor.
Mengingat laporan ADP tidak selalu bisa diandalkan untuk memperkirakan NFP, maka konsensus pasar memiliki forecast tersendiri untuk data ketenagakerjaan kali ini, yaitu sebesar 180,000. Sementara itu, tingkat pengangguran diprediksi tetap di 3.8%, dan kenaikan upah per jam diekspektasikan menguat dari 0.1% ke 0.3%.
Dengan sedikitnya rilis data ekonomi berdampak tinggi yang muncul hingga NFP AS besok, ACY menilai jika pair-pair forex mayor hanya akan diperdagangkan dalam batas range pekan lalu.
Rebound EUR/USD sudah melambat sedikit di atas MA 30 pada kisaran 1.1250. Daily RSI untuk pair tersebut turun di bawah batas 50.00, sementara indikator-indikator momentum juga menunjukkan pelemahan.
Meskipun pasar Jepang masih tutup hingga 5 hari perdagangan ke depan, USD/JPY masih membuat pergerakan turun hingga ke level terendah 2 minggu, tepatnya pada level 111.05. Sementara itu, pasar saham AS cenderung melemah di sesi perdagangan hari ini. Level support kunci berikutnya untuk USD/JPY ada di kisaran 110.80.
AUD/USD masih terus tertahan di area resistance 0.7070 dan 0.7090. Daily RSI masih di bawah 40.00 dan terlihat turun, yang mengindikasikan bahwa harga masih berpeluang menguji area 0.7000 dalam jangka pendek.
Serupa dengan FOMC, Bank of England juga tidak diekspektasikan untuk membuat perubahan apapun dalam pertemuan kebijakannya hari ini. Semalam, GBP/USD menyentuh level tertinggi 3 minggu pada kisaran 1.3105, tapi saat ini terlihat akan kembali ke zona sell di chart Daily.
djamirunaje
6th May 2019, 12:57 PM
Potensi Rate Cut RBA Dan RBNZ Pekan Ini
https://i.gyazo.com/ef2ac5a32ef059e7e38fac55525a77ee.png
Walaupun angka NFP AS Jumat pekan lalu (06/Mei) menunjukkan kenaikan, Dolar AS justru kehilangan gain mingguan versus sebagian besar mata uang mayor lainnya.
Perlu diketahui, jumlah pekerjaan baru yang tercatat dalam laporan NFP April 2019 adalah sebesar 263,000, lebih tinggi dari forecast 181,000. Sementara itu, tingkat pengangguran jatuh ke level terendah 40 tahun di 3.6%, lebih baik dari ekspektasi pasar di 3.8%. Sayangnya, data upah pekerja per jam yang mengecewakan membuat pergerakan Greenback menjadi lesu. Laporan tersebut diketahui hanya tumbuh 0.2%, lebih rendah dari proyeksi kenaikan ke 0.3%.
Tak dapat dipungkiri, komponen upah dalam ketenagakerjaan AS merupakan indikator penting yang diawasi para pejabat The Fed dalam beberapa bulan terakhir. Dalam prinsip "sebab-akibat", pertumbuhan upah biasanya sejalan dengan kenaikan inflasi yang termasuk dalam pengukuran utama The Fed di sektor konsumsi.
Respon pesimis yang ditunjukkan USD pasca kenaikan GDP Q1 ke 3.2%, ditambah dengan penurunan harga yang terjadi pasca rilis data upah, membuat para pengamat pasar mencermati bahwa divergensi pertumbuhan yang telah mendukung USD selama ini telah mencapai puncaknya. Jika hal itu benar terjadi, maka rilis data dan event pekan ini akan menjadi faktor penentu, yang membuktikan apakah puncak divergensi pada pertumbuhan USD hanya berlangsung sementara atau tidak.
Di sisi lain, bank sentral Australia (RBA) dan New Zealand (RBNZ) akan melangsungkan pertemuan kebijakan, masing-masing di hari Selasa (07/10) dan Rabu (08/10). Proyeksi pasar memperkirakan jika dibanding RBA, RBNZ lebih mungkin memangkas suku bunganya minggu ini.
Dengan NZD/USD yang melemah lebih dari 5% sejak 27 Maret, prospek Rate Cut RBNZ kini telah mencapai 50%. Dilihat dari segi teknikal, reli 50 poin dari Low hari Jumat (0.6605) mengindikasikan bahwa para trader forex sebaiknya jangan terlalu yakin jika pemotongan suku bunga dalam waktu dekat akan menjadi "kebijakan sekali waktu". Sebaliknya, langkah ini bisa menjadi awal mula dari siklus penurunan suku bunga bagi RBNZ.
Di lain pihak, kemungkinan Rate Cut RBA pekan ini hanya mencapai 30%. Namun, forecast penurunan suku bunga untuk sepanjang tahun ini adalah sebanyak 2 kali, masing-masing sebesar 25 basis poin, dan kemungkinannya sudah mencapai 40%. Karena itu, ACY memperingatkan para trader forex untuk mengantisipasi Statement RBA pada Selasa besok.
AUD/USD sendiri telah merosot lebih dari 3% sejak 18 April, ketika pair tersebut melewati batas 0.7200. Harga kemudian menyentuh level rendah baru pada akhir pekan lalu di level 0.6985, sebelum akhirnya pulih ke 0.7220 pada sesi penutupan. Menurut ACY, Dolar Australia berpotensi turun ke area 0.7060 jelang pengumuman suku bunga RBA, dan berpotensi melesat hingga ke 0.7100 jika bank sentral tersebut mempertahankan suku bunganya.
Sementara itu, EUR/USD sukses rebound hingga 60 poin dari level rendah Intraday di 1.1135 yang tercapai Jumat kemarin. PMI Jasa Zona Euro yang akan dirilis sore nanti akan menjadi katalis pertama untuk menguji penguatan mata uang Euro di pekan ini. Titik High minggu lalu di 1.1265 bisa dipatok sebagai resistance terdekat, apabila laporan PMI lebih baik dari ekspektasi.
Pasar finansial Jepang masih tutup hingga Rabu besok, membuat pasangan mata uang USD/JPY perlahan turun. Pair tersebut belum pernah diperdagangkan di atas 112.00 dalam lebih dari sepekan terakhir, dan cenderung melemah pada akhir minggu lalu. Key support berikutnya masih bertahan di area 110.60/70.
Sterling diperdagangan di level tertinggi 6 minggu pada 1.3170, setelah hasil pemilu lokal Inggris menunjukkan bahwa partai PM May kehilangan hampir 1000 kursi di dewan perwakilan daerah. Tampaknya, ini akan menjadi persoalan baru dalam negosiasi Brexit dan bisa mengarah pada nuansa Brexit yang lebih soft karena berkurangnya pengaruh pihak Konservatif.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
9th May 2019, 01:57 PM
USD/JPY Melemah Di Tengah Memanasnya Tensi Dagang
Pada hari yang sama di minggu lalu, delegasi AS dan China dalam proses negosiasi dagang sama-sama mengutarakan Statement yang menggembirakan pasar finansial global, dengan memproyeksikan bahwa persetujuan yang komprehensif antara kedua negara akan tercapai pada 10 Mei.
Outlook ini membuat trader forex terlalu "nyaman", sehingga mereka sama sekali tidak siap ketika Presiden Trump mengindikasikan usainya gencatan senjata perang dagang yang sudah berlaku sejak Desember tahun lalu.
Melalu cuitannya di Twitter, Trump menyatakan bahwa tarif saat ini yang sebesar 10% dan diberlakukan pada 200 miliar USD barang-barang China, akan dinaikkan menjadi 25% pada hari Jumat mendatang. Kemudian, 325 miliar USD produk-produk China yang lain juga akan dibebani tarif 25% dalam beberapa minggu ke depan.
Spekulasi awal mengenai imbas kenaikan-kenaikan tarif di atas mengestimasi bahwa kebijakan terbaru Trump bisa mencukur sekitar 2.0% dari GDP China, dan dapat mengempaskan 10% dari GDP AS di sepanjang tahun 2019.
Jika memperhatikan laporan neraca perdagangan China terbaru, maka terlihat bahwa perubahan tarif impor AS telah begitu mempengaruhi dinamika ekspor impor China. Surplus perdagangan China secara mengejutkan merosot di bulan April, hanya mencapai 95 miliar USD, lebih rendah dari forecast pasar yang memperkirakan surplus hingga 265 miliar USD.
Penurunan surplus tersebut berkontribusi pada penurunan ekspor secara year-on-year ke level 2.7%, begitu juga dengan kenaikan 4% pada data impor. Padahal, impor China sempat turun 10% di bulan Maret. Ironisnya, surplus perdagangan China terhadap AS secara khusus justru meningkat 10% sejak tarif impor Trump pertama kali diterapkan.
https://i.gyazo.com/780e81297b517ea399415312525cfd80.png
Seperti halnya yang biasa terjadi ketika pasar finansial sedang dalam mode Risk Off, USD/JPY diperdagangkan melemah. Pair tersebut dibuka dengan gap turun pada pembukaan sesi Asia Senin lalu (06/Mei), dan memasuki level di bawah 110.00 untuk pertama kalinya dalam lebih dari 6 pekan terakhir.
Level rendah Intraday 25 Maret terbentuk di kisaran 109.70. Dalam pandangan ACY, jika USD/JPY terus turun hingga menembus level tersebut, maka akan memicu pelepasan posisi Long lebih lanjut, dan mendorong trader untuk membuka posisi Short baru untuk mengikuti Downtrend. Walaupun indikator-indikator di Chart Daily tengah mendekati level Oversold, target support terdekat masih cukup jauh dari harga saat ini, yakni di area 108.60.
Sementara itu, RBA memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya pada hari Selasa lalu (07/Mei). Ini menandai kebijakan suku bunga di kisaran rendah 1.50% selama 34 bulan berturut-turut. Menariknya, Yield Obligasi Australia kini sudah berada di bawah 1.50%, mengindikasikan bahwa suku bunga RBA sudah semakin tertinggal dari kondisi pasar yang sebenarnya.
Secara teknikal, rebound AUD/USD pasca pengumuman RBA telah terhenti di dekat level 0.7050. Indikator-indikator momentum ACY untuk pair ini masih menunjukkan sinyal pelemahan.
Setelah diperdagangkan melemah ke 1.1130 pada awal Senin lalu, EUR/USD cenderung bergerak dalam range 50 poin di kisaran 1.1170 dan 1.1220 selama dua sesi perdagangan terakhir. Serangkaian posisi Option di kisaran 1.1150 akan kadaluarsa besok, dan ini bisa semakin membuka jalan penurunan EUR/USD lebih lanjut menuju 1.1100.
Reli Sterling minggu lalu tidak bertahan lama, seiring dengan munculnya kekhawatiran Brexit baru yang menekan GBP/USD hingga ke bawah level 1.3050. Angka preliminer GDP Inggris yang akan terbit Jumat depan diprediksi flat, dan menurut standar UE, hal ini sudah cukup baik. Secara teknikal, resistance terdekat GBP/USD berada di 1.3090, sementara support-nya ada di 1.2840.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
13th May 2019, 07:55 PM
Data Ekonomi Vs Perang Dagang, Manakah Yang Jadi Katalis Minggu Ini?
Dengan dimulainya minggu baru, persoalan dagang AS-China turut memasuki ketidakpastian baru: seberapa agresif Beijing akan membalas pemerintah AS yang baru saja meningkatkan tarif impor dari 10% menjadi 25%, dan seberapa cepat AS menerapkan tarif baru tersebut pada barang-barang China senilai 200 miliar USD.
Para pakar teknikal yang berpendapat jika pola-pola harga di chart lebih berdampak dari berita fundamental, menganggap bahwa memanasnya tensi dagang AS-China hanyalah noise di tengah dinamika trend dan retracement harga.
ACY tidak sependapat dengan pandangan tersebut, mengingat gesekan dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tampak semakin menjauh dari penyelesaian yang komprehensif.
https://i.gyazo.com/69d0ed41d379d0e3c50e782e9b74e1cf.png
Akan tetapi, belum adanya perkiraan waktu yang tepat bagi kebijakan balasan China, juga minimnya gambaran mengenai pernyataan-pernyataan berikutnya dari Washington, membuat ACY beralih pada data ekonomi berdampak tinggi untuk memperkirakan bagaimana dampaknya terhadap outlook teknikal berbagai pair mayor.
Berdasarkan jadwal di kalender ekonomi, Zona Euro akan menjadi kawasan yang paling banyak merilis data penting pekan ini. Di antara beberapa laporan tersebut, angka Industrial Production Zona Euro dan survei ZEW Jerman di hari Selasa layak dicermati, begitu pula dengan Flash GDP di hari Rabu, dan pertemuan Menteri Keuangan Uni Eropa pada hari Jumat.
Setelah menguji level 1.110 pada 26 April silam, EUR/USD rebound dan menutup perdagangan pekan lalu di level harga yang lebih tinggi dari 9 sesi sebelumnya. Area 1.1260 terpantau menjadi level pengujian di chart Daily yang selaras dengan level MA-50. Grafik RSI saat ini terpaut di 52.00, mengindikasikan potensi penguatan harga ke 1.1280/90 bila data-data ekonomi Zona Euro minggu ini sukses melewati ekspektasi. Support terdekat EUR/USD berada di 1.1180. Jika harga menembus level tersebut, maka ini akan menjadi sinyal bahwa koreksi kenaikan harga sudah berada di titik jenuh.
Sementara itu, terdapat dua laporan ekonomi berdampak tinggi yang dapat mempengaruhi pair-pair AUD pekan ini, yakni indeks upah dan laporan ketenagakerjaan. Mengingat RBA telah menandai pertumbuhan tenaga kerja dan inflasi sebagai kunci bagi kebijakan moneter bank sentral, maka rilis Wage Price Index di hari Rabu dan laporan ketenagakerjaan pada Kamis mendatang akan diperhatikan pasar untuk menentukan timing penyesuaian suku bunga RBA.
Selama 4 minggu terakhir, pasangan mata uang AUD/USD terus melemah. Walaupun momentum penurunan tampak melambat di akhir pekan lalu, harga bisa kembali merosot bila level 0.6960 terpatahkan. Resistance AUD/USD kini berada di area 0.7030 hingga 0.7060. Menurut outlook ACY, hanya penutupan harga di atas 0.7060 yang bisa membalikkan downtrend jangka menengah AUD/USD.
USD/JPY membuka pekan lalu dengan gap turun dari 111.10, dan mencatatkan level terendah 3 bulan pada kisaran 109.55 di hari Kamis. Rilis data ekonomi terpenting dari Jepang untuk minggu ini adalah laporan PPI, yang diproyeksi bertahan di kisaran 1.3%. Meskipun angka tersebut masih di bawah target 2.0% BoJ, tercapainya level 1.3% akan menjadi kabar positif karena menunjukkan kenaikan 0.6% dari periode sebelumnya.
Daily RSI di chart USD/JPY turun ke level 27.00 pada Rabu silam, yang mengindikasikan peluang konsolidasi di bawah 110.50 untuk awal pekan ini. Walaupun gap harga seringkali memicu aksi harga, tampaknya perlu terbentuk reli tajam di pasar ekuitas global untuk memicu pengujian USD/JPY di kisaran 111.00 minggu ini.
Di samping perkembangan-perkembangan dalam berbagai negosiasi terkait Brexit, laporan ketenagakerjaan Inggris pada Selasa besok dapat menggerakkan Sterling versus mata uang mayor lain. Tingkat pengangguran diekspektasikan tetap di 3.9%, sementara Claimant Count Change diperkirakan turun tipis menjadi 24k. ACY menilai GBP/USD berpotensi pulih dari penurunan 1.3% di minggu lalu, yang sempat membawa harga menyentuh level rendah 2 minggu di 1.2965.
Di chart Daily, support kunci GBP/USD terletak tidak jauh dari kisaran terendah April di antara 1.2860 dan 1.2800. Dengan pembicaraan Brexit yang masih sulit diprediksi hasil akhirnya, nyaris tak ada katalis untuk mengubah arah tren jangka menengah GBP/USD pekan ini.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
16th May 2019, 04:53 PM
Pasar Masih Terjebak Dalam Tensi Dagang AS-China
Tak butuh waktu lama bagi Beijing untuk merespon keputusan AS yang menaikkan tarif dagang dari 10% menjadi 25%. Selasa lalu (14/Mei), Pemerintah China balas mengumumkan tarif 25% pada 90% barang-barang yang diimpor dari AS, dengan pengecualian yang cukup menonjol terhadap minyak mentah.
Walaupun eskalasi konflik dagang ini dinilai sangat memprovokasi pasar global, baik AS maupun China sebenarnya masih membuka pintu untuk kembali ke meja negosiasi. Terlebih lagi, kenaikan tarif dari China baru akan berlaku pada 1 Juni mendatang, dan perubahan bea impor dari AS tidak akan diterapkan pada pengiriman barang-barang China yang sudah transit.
Selain itu, implementasi kenaikan tarif AS terhadap barang-barang China lain senilai 250 miliar USD kemungkinan butuh waktu sekitar sebulan untuk dimatangkan. Padahal, baik Presiden Trump maupun Xi telah mengutarakan niat mereka untuk kembali bernegosiasi dalam pertemuan G20 bulan depan di Osaka, Jepang.
Antara saat ini hingga 28 Juni, ACY memperkirakan jika kedua pihak yang berkonflik akan saling menyalahkan satu sama lain perihal runtuhnya progres kesepakatan dagang yang sebelumnya sudah mulai terbangun. Selain itu, meski AS dan China sama-sama terlihat masih ingin membuat kesepakatan, pemimpin kedua negara itu tampak mulai mengubah fokus kepentingan mereka, dari yang semula tertuju pada dampak ekonomi, kini menjadi pertimbangan politis.
Untuk saat ini, para trader forex sebaiknya tetap mengawasi perkembangan terbaru seputar isu dagang AS-China sembari memonitor pergerakan harga di chart. Hal ini bisa memberikan kejelasan lebih lanjut seputar arus pergerakan mata uang dalam jangka pendek. Secara umum, satu hal yang paling jelas hingga bulan depan adalah Xi dan Trump dipastikan bertemu di Jepang, dan masing-masing akan mengusung ancaman tarif sebagai senjata yang siap ditodongkan.
https://i.gyazo.com/6def01d68ec1c6181eea584361c1ce96.png
USD/JPY terus merasakan imbas negatif dari naiknya tensi dagang AS-China. Pair ini sama sekali belum diperdagangkan di atas 110.00 dalam 5 sesi perdagangan terakhir, dan malah terlihat akan turun hingga ke batas 108.00. Saat ini, volume Option "No Touch" dengan strike price di harga 108.60 sudah mencapai 2 miliar USD.
Sementara itu, EUR/USD masih bertahan di atas support pekan lalu pada kisaran 111.70. Akan tetapi, indikator momentum mengindikasikan downside sebagai pergerakan yang lebih memungkinkan ketimbang sebaliknya. Persoalan anggaran Italia yang berpadu dengan angka-angka GDP Uni Eropa, tampaknya dapat membatasi rebound Euro di bawah 1.1225 jelang akhir pekan ini. Jika skenario itu terbentuk, maka support kunci berikutnya untuk EUR/USD berada di dekat 1.1110.
Pasangan mata uang AUD/USD terus merosot hingga menyentuh 0.6920, yang merupakan level terendah sejak flash crash pada 3 Januari lalu. Data ketenagakerjaan yang rilis hari ini umumnya memegang peranan penting dalam pergerakan jangka pendek Dolar Australia, tapi menurut ACY, laporan ekonomi tersebut tak akan berhasil membalik Downtrend yang mendominasi AUD/USD saat ini.
Satu-satunya perkembangan riil terkait masalah Brexit sejauh ini adalah lonjakan pesat pada polling dukungan untuk Partai Brexit yang baru terbentuk. Organisasi politik yang digawangi oleh Nigel Farge (mantan pimpinan UKIP) ini diperkirakan sanggup memanen 30% suara dalam popular vote selama beberapa minggu ke depan. Pengaruh kabar ini bagi Sterling cenderung negatif, dengan GBP/USD yang menguji level terendah 3 bulan di 1.2830 dalam sesi perdagangan sebelumnya.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
20th May 2019, 01:05 PM
Euro Melemah Jelang Pemilu Parlemen Uni Eropa
Walaupun kalender ekonomi pekan ini tak terlalu dipadati dengan data berdampak tinggi, ada beberapa event penting yang dapat menggerakkan pair-pair mayor untuk menguji atau menembus level-level krusial.
Dalam beberapa hari terakhir, baik China maupun AS sama-sama melaporkan penurunan output manufaktur dan Retail Sales. Konsekuensinya, PBoC kemungkinan besar akan segera mengumumkan stimulus tambahan, sementara The Fed diperkirakan tetap mempertahankan kebijakannya saat ini.
Divergensi kebijakan moneter di atas dapat menambah dorongan pada USD/CNH, yang dalam 10 hari terakhir terlah menguat hampir 3% dan menyentuh level tertinggi 6 bulan di 6.9475 pada penutupan sesi perdagangan New York akhir pekan lalu.
Secara historis, Beijing pernah mempertahankan posisi CNH di level 7.00 saat volatilitas pasar sedang tinggi, tepatnya pada awal tahun 2017 dan akhir tahun lalu. Kemungkinan besar, PBoC akan kembali mencari cara untuk menahan kenaikan USD/CNH di 7.00. Namun apabila bank sentral tersebut gagal dan batas 7.00 ditembus, maka ACY memperkirakan jika pasar finansial global akan kembali ke mode Risk-Off.
Meskipun eskalasi tarif dagang terkini telah berimbas pada AUD, NZD, dan JPY dalam pola historis yang tipikal di 10 sesi perdagangan sebelumnya, investor belum benar-benar menghubungkan dampaknya terhadap Euro. Baru di minggu lalu, para pelaku pasar forex benar-benar memperhitungkan peningkatan risiko tensi dagang di Zona Euro.
Sementara itu, Pemilu Parlemen Uni Eropa akan dimulai pada Kamis mendatang (23/Mei), dan hasilnya akan diketahui pada 26 Mei. Hasil polling di berbagai negara anggota Uni Eropa sejauh ini memprediksikan bahwa partai-partai yang berhaluan Center-Left bakal mendapat suara mayoritas. Namun, partai-partai nasionalis dan populis yang cenderung bersayap kanan juga dapat menghadirkan perubahan arah kekuasaan di Brussels.
https://i.gyazo.com/4b1969cdbda5261d3d14a9dd5b2bbcb3.png
Jika dikombinasikan dengan racangan kesepakatan Brexit yang masih tak menentu, perselisihan dengan pemerintah Italia soal defisit anggaran, dan data manufaktur Jerman, maka minimnya suara dukungan bagi kelompok Center-Left di Pemilu Parlemen UE dapat mempercepat laju penurunan EUR/USD.
Dari perspektif teknikal, setelah EUR/USD gagal menembus 1.1270 pada 13 Mei, harga langsung tertutup di bawah level tersebut selama 5 hari berturut-turut dan membentuk pola reversal mingguan di chart Daily. Apabila harga selanjutnya bisa mematahkan level rendah April di 1.1100, maka EUR/USD dapat memperpanjang penurunannya ke area 1.1020/30.
Karena pengaruh volatilitas di pasar ekuitas global, USD/JPY merosot hingga ke area terendah 4 bulan di kisaran 109.00, sebelum kembali menguat ke 110.00 pada akhir minggu lalu. Indikator momentum untuk pair ini belum menunjukkan indikasi positif, dan USD/JPY juga masih bergerak di bawah level MA 30 (111.10).
Dolar Australia terjun bebas pada pekan lalu, melemah hingga lebih dari 2% ke area 0.6600. Spekulasi yang semakin menguat tentang pemotongan suku bunga RBA dari 1.50% ke 1.25% di awal Juni mendatang, serta lemahnya data permintaan dari China, akan menjadi 2 hal yang membebani pergerakan AUD/USD.
Di chart Daily, RSI bergerak ke bawah 30.00 untuk pertama kalinya dalam 2.5 tahun. Dengan Yield Obligasi pemerintah Australia yang hanya 14 basis poin lebih tinggi dari suku bunga saat ini, AUD/USD masih berpotensi naik menembus 0.6800 dalam jangka pendek.
Sejak menyentuh level tinggi di kisaran 1.3175 pada 3 Mei, GBP/USD jatuh hampir 500 poin dan ditutup di area 1.2710 pada sesi perdagangan Jumat lalu (17/Mei). Indikator momentum masih terlihat menurun, meskipun Daily RSI sudah mencapai level terendah 9 bulan di level 28.00. Walaupun kabar positif dari Brexit yang dapat mendukung reli Sterling masih jauh dari perkiraan, ACY melihat adanya peluang sell EUR/GBP di area 0.8800.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
23rd May 2019, 12:09 PM
RBA Akhirnya Siap Longgarkan Kebijakan
Reserve Bank of Australia (RBA) terakhir kali menggelar rapat kebijakan pada 7 Mei silam. Dalam meeting tersebut, anggota dewan sepakat untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 1.50%, rekor yang tak berubah dalam 34 bulan terakhir.
Menyusul keputusan tersebut, AUD/USD menguat ke 0.7050 seiring dengan reaksi trader forex terhadap pergeseran arah ekspektasi kebijakan, juga harapan tercapainya solusi untuk konflik dagang AS-China. Kedua faktor ini tadinya diekspektasikan dapat menopang penguatan Dolar Australia.
Akan tetapi, sejak negosiasi dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia menemui jalan buntu di minggu lalu, AUD/USD praktis hanya bisa meluncur ke satu arah, yakni jalur penurunan. Pair tersebut bahkan mencapai level terendah 4 bulan di 0.6840 pada hari Selasa lalu (21/Mei). Pelemahan signifikan pada hari itu juga dipicu oleh komentar Gubernur RBA, Philip Lowe, dalam sebuah konferensi pers di Brisbane. Ia mengungkapkan bahwa bank sentral "terbuka untuk menetapkan pemangkasan suku bunga di bulan Juni".
https://i.gyazo.com/17a087676ce889a355b5d64ff5a5ccd6.png
Dari perspektif pasar, meeting RBA 4 Juni mendatang diproyeksikan memiliki peluang pemotongan suku bunga 25 bps sebesar 90%. Sementara untuk rapat di bulan Agustus, pasar memperkirakan jika ada 60% kemungkinan bagi RBA untuk menurunkan suku bunga lagi hingga ke level rendah historis di 1.00%.
Dari perspektif yang lebih luas, satu-satunya argumen yang tak mendukung pelonggaran kebijakan RBA pada bulan Juni mendatang adalah: anggota dewan bisa saja memilih untuk menyimak laporan ketenagakerjaan lebih lanjut sebelum memulai siklus pelonggaran. Namun melihat retorika dovish yang cukup jelas dari pernyataan Lowe, ACY menilai jika RBA akan lebih memilih untuk memotong suku bunga ketimbang mempertahankannya lagi.
Dengan pertemuan kebijakan yang sudah tinggal 2 minggu lagi dari sekarang, AUD tampaknya akan tetap melemah versus mata uang negara-negara G7. Namun karena pair AUD/USD sudah 4.5% lebih rendah dari level tinggi April di 0.7210, kelanjutan Downtrend dalam jangka pendek kemungkinan besar akan lebih disebabkan oleh sentimen dari Dolar AS.
Sementara itu, EUR/USD relatif bergerak dalam range sempit, yakni sekitar 40 poin di minggu ini. Sebagai informasi, pemilu parlemen Uni Eropa akan mulai digelar hari ini (23/Mei). Tak heran, terdapat beberapa posisi Option berukuran besar yang ditempatkan di antara 1.1112 dan 1.1150, dengan expiry time di sesi London hari ini.
Mengingat mata uang tunggal Euro masih kesulitan menembus batas 1.1200 dalam 7 sesi perdagangan terakhir, ACY memprediksi jika momentum jangka pendek untuk EUR/USD masih cenderung melemah di chart Daily. Level rendah April di 1.1110 bisa menjadi poin teknikal krusial, dengan support terdekat berikutnya di area 1.1020/30.
Sejak menyentuh level terendah 4 bulan di 109.05 pada 13 Mei silam, pair USD/JPY terus menanjak dalam 5 dari 6 sesi perdagangan terakhir. Harga bahkan sempat menyentuh level tinggi 110.60 di sesi Asia kemarin (22/Mei). Meskipun begitu, USD/JPY belum diperdagangkan di atas MA 30 sejak 2 Mei, sehingga indikator-indikator momentumnya cenderung memperlihatkan penurunan. Jika harga tertutup di bawah 109.90, MACD akan bertransisi ke area negatif dan mengindikasikan retest harga ke support 109.00.
GBP/USD konsisten melemah hingga ke level 1.2600, sejalan dengan kegagalan PM Theresa May untuk menggalang dukungan Parlemen terkait masalah draft kesepakatan Brexit yang masih berlarut-larut. Di lain pihak, Partai Brexit yang baru berdiri justru sukses meraih banyak dukungan. Perubahan dinamika politik ini dianggap pasar sebagai meningkatnya kemungkinan Hard Brexit; inilah mengapa GBP/USD terus diperdagangkan turun.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
30th May 2019, 03:01 PM
Saham Global Terkoreksi, Risk-Off Mendominasi
Setelah berbagai indeks saham AS mencatatkan level tinggi baru di akhir April, eskalasi konflik dagang AS-China mendorong pasar ekuitas global ke zona merah di sepanjang bulan Mei. Meskipun saham-saham negara G7 relatif pulih setelah AS menetapkan kenaikan tarif impor baru, masuknya perusahaan teknologi raksasa Huawei di blacklist perdagangan AS membuat potensi sell-off kembali meningkat.
Maka dari itu, ACY menilai cukup penting untuk meninjau respon pasar forex secara umum terhadap ketidakpastian di pasar saham, atau yang sering juga disebut sebagai Risk-Off. Selama ini, selalu ada korelasi kuat antara pasar ekuitas dan pergerakan harga di pasar forex. Ketika saham berada di bawah tekanan sell, USD dan JPY cenderung menguat karena investor mengakui dua mata uang tersebut sebagai safe haven di kala pasar bergejolak.
https://i.gyazo.com/3bef1d93692e4ef12bef35f510f17d87.png
Dalam kondisi pasar saat ini, Dolar AS juga tengah kebanjiran arus permintaan akibat selisih suku bunga AS versus negara mayor lain. Jadi meski tanpa disebabkan oleh perburuan safe haven sekalipun, USD tetap bisa unggul karena investor telah mencerna bahwa bank sentral New Zealand, Australia, dan Zona Euro mensinyalkan jika stimulus lanjutan dan pemangkasan suku bunga adalah kebijakan yang sudah mereka persiapkan.
Di sisi lain, JPY selama ini akrab diperhitungkan sebagai funding currency. Suku bunga Jepang yang hampir mendekati nol selama beberapa dekade memang menyediakan keuntungan Swap positif dalam Carry Trade yang melibatkan JPY sebagai pembanding untuk membeli mata uang atau aset finansial lainnya. Namun ketika volatilitas pasar meningkat dan pasar ekuitas melemah, investor justru lebih memilih untuk melikuidasi perdagangan-perdagangan mereka dan mengalihkan dana kembali ke JPY. Hal ini pada akhirnya memicu lonjakan permintaan terhadap Yen.
Pada sesi perdagangan Asia kemarin (29/Maret), USD/JPY melemah ke level terendah dua minggu di 109.15, seiring dengan kemerosotan Nikkei 225 ke bawah 21,000.0 untuk ketiga kalinya dalam bulan ini. Level support USD/JPY berikutnya terpatok di level 110.865, yang menurut pengamatan ACY merupakan level expiry dari posisi Option senilai 1.5 miliar JPY. Jika pasar saham terus melanjutkan pelemahannya, maka support 110.85 akan diuji di akhir pekan.
Setelah bullish reversal menuju 0.6900 di pekan lalu, AUD/USD sudah 4 kali gagal menembus level resistance 0.6940. Laporan CAPEX hari ini adalah market mover yang menunjang pergerakan harga. Dengan hasil rilis yang di bawah proyeksi, AUD/USD kemungkinan akan menguji kembali level support di 0.6865.
Sementara itu, EUR/USD cukup banyak diperdagangkan setelah Unemployment Change Jerman kemarin dilaporkan meningkat di luar dugaan. Jumlah penduduk menganggur di negara itu bertambah 60,000, jauh lebih tinggi dari konsensus pasar di 8,000. Mata uang Euro pun tertekan hingga ke bawah 1.1150. Area 1.1100 akan menjadi level support selanjutnya, yang kemungkinan masih di luar jangkauan untuk hari ini.
GBP/USD sukses bertahan di atas Low pekan lalu di kisaran 1.2610, walaupun indikator momentum tidak menunjukkan sinyal-sinyal reversal naik yang berkelanjutan. Pergerakan naik ke atas 1.2725 akan meringankan sentimen bearish untuk Pound, paling tidak hingga muncul pemberitaan Brexit selanjutnya.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
3rd June 2019, 03:25 PM
Outlook Pasar Jelang 3 Event Penting Pekan Ini
Dalam 5 minggu terakhir, USD telah membentuk pola kenaikan di awal hingga pertengahan pekan, sebelum akhirnya melemah pada penghujung pekan. Pola ini berulang lagi di minggu lalu, ketika mata uang-mata uang mayor berhasil pulih versus Greenback di sesi New York Jumat kemarin (31/Mei).
Perlu diketahui, akhir pekan lalu juga menandai hari trading terakhir di bulan Mei, sehingga wajar jika banyak investor melikuidasi posisi USD mereka, terutama pada perdagangan yang melibatkan Dolar AS dengan mata uang mayor lainnya. Situasi ini lebih masuk akal lagi jika kita melihat tingginya dampak rilis data dan event yang dijadwalkan meluncur pekan ini.
https://i.gyazo.com/9cd70e3c23998808f41d2e48c42b65bf.png
Menurut kalender ekonomi, 3 peristiwa terpenting bagi trader forex minggu ini adalah pengumuman suku bunga RBA pada hari Selasa, rapat kebijakan ECB pada hari Kamis, dan tentu saja, rilis data NFP pada hari Jumat. Masing-masing event tersebut telah terbukti bisa menggerakkan pasar.
Dengan pertemuan ECB dan RBA yang diperkirakan didominasi oleh kecenderungan terhadap stimulus moneter atau bahkan Rate Cut, maka trading range untuk AUD, EUR, dan USD bisa melebar secara signifikan.
Para pengamat pasar memproyeksi jika RBA bisa melakukan hingga 3 kali pemotongan suku bunga di tahun ini, dengan langkah Rate Cut pertama yang akan diputuskan pada rapat kebijakan besok. Kombinasi antara rendahnya pertumbuhan inflasi dan Yiel Obligasi 10-tahunan yang selip di bawah OCR 1.5% pada minggu lalu, telah membuat suku bunga RBA sudah tertinggal dari situasi terbaru.
Meski demikian, ekspektasi luas akan RBA Rate Cut tidak lantas menghalangi AUD/USD untuk diperdagangkan di atas level 0.6900 sepanjang pekan lalu. Menurut ACY, rebound dari area 0.6865 pada 17 Mei tampaknya telah melonggarkan kondisi Oversold AUD secara teknikal, juga mengungkit Daily RSI ke atas batas 45.00. Dengan perspektif ini, AUD/USD diprediksi bisa membentuk Retracement ke level yang lebih tinggi setelah pengumuman suku bunga RBA.
Risiko Dolar Australia sebenarnya bukan terletak pada Rate Cut, tapi lebih kepada Statement RBA yang mengiringi pengumuman suku bunga. Sinyal apapun yang mengindikasikan penundaan Rate Cut lebih lanjut akan mendorong AUD/USD ke atas 0.7000. Namun apabila dewan bank sentral justru mengakui jika siklus pelonggaran baru telah dimulai, maka tak akan butuh waktu lama bagi Dolar Australia untuk kembali terjun ke kisaran 0.6850.
Sementara itu, pelemahan pada angka-angka inflasi Zona Euro dan data manufaktur Jerman yang mengecewakan, menandakan bahwa ECB tidak akan memulai pertemuan minggu ini dengan kabar positif. Kemungkinan besar, Presiden ECB Mario Draghi akan mendiskusikan rincian TLTRO yang pertama kali diumumkan pasca rapat Maret lalu. Dengan suku bunga deposit yang dipatok pada level -40 basis poin selama lebih dari setahun, para analis pasar mengekspektasikan jika bunga pinjaman TLTRO akan ditetapkan di bawah 0 persen.
Besarnya program pinjaman baru ECB kemungkinan tak akan dipublikasikan. Meski demikian, bisa dicatat bahwa TLTRO edisi 2016/17 bernilai 740 miliar Euro, sementara edisi 2014 mencapai hampir 530 miliar Euro. Bagi para trader EUR, sebaiknya diperhatikan juga bahwa program-program TLTRO sebelumnya belum menerima dana pengembalian hingga saat ini.
Secara teknikal, EUR/USD telah menguji support 1.1100 sebanyak 3 kali sejak 26 April lalu. Outlook pair ini sekarang terlihat relatif netral, dengan MA 30 yang bergerak di kisaran 1.1190 dan Daily RSI pada area 46.00. Walaupun ECB kemungkinan besar tak akan menyiarkan kabar bullish bagi pasar Euro, harga tak akan melemah lebih lanjut apabila level 1.1100 tak terpatahkan.
Di sisi lain, aksi jual di pasar ekuitas negara-negara G7 telah menyebabkan USD/JPY merosot hingga 175 poin sepanjang minggu lalu, dan menyentuh level terendah 5 bulan di 108.27 pada penutupan sesi New York akhir pekan kemarin. Sekalipun indikator momentum terlihat mulai mendekati area Oversold, ACY belum mengeliminasi kemungkinan penurunan lebih lanjut apabila pasar ekuitas masih terus melemah.
Outlook bearish USD/JPY telah memberikan ruang bagi GBP/USD untuk menguat ke atas 1.2630 pada akhir minggu lalu. Penting dicatat, kenaikan harga ini merupakan yang keempat kalinya bagi Pound untuk mencatatkan keunggulan versus Dolar AS sejak 6 Mei lalu. Daily chart GBP/USD menampilkan proyeksi resistance terdekat di area 1.2720/30, dan batas atas berikutnya yang terlihat di 1.2760.
Dengan kosongnya jadwal rilis data berdampak tinggi dari Inggris pekan ini, ACY memperkirakan jika pasar akan lebih tertarik sell EUR/GBP di area 0.8840, ketimbang buy GBP/USD dengan Market Order.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
13th June 2019, 01:36 PM
Apakah Ekspektasi Fed Rate Cut Terlalu Berlebihan?
Pekan ini, pasar mengawali aktivitas dengan sentimen bearish terhadap Dolar AS, dengan Greenback yang seakan-akan bakal kehilangan momentum terhadap mata uang mayor lainnya.
Euro masih menguat pasca pernyataan yang "tidak se-dovish dugaan" pada pertemuan ECB minggu lalu, Dolar Australia sukses menggaet kembali level 0.7000, dan momentum upside Sterling menyajikan prospek pencapaian GBP/USD di level 30 MA-nya untuk pertama kali dalam lebih dari sebulan.
Faktor di balik pelemahan Dolar AS sebenarnya sederhana saja: arus data berdampak tinggi yang mengecewakan ditambah dengan tendensi para pejabat The Fed untuk menurunkan bias kebijakan suku bunga mereka, yang berimbas pada penempatan proyeksi Rate Cut hingga 60 bps antara saat ini hingga Januari tahun depan. Bisa dikatakan, pembalikan trend USD pada minggu lalu banyak dipengaruhi oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed, yang menurut ACY sudah melampaui efek normalnya pada pergerakan harga secara riil.
Sebagai contoh, sekalipun para pejabat The Fed telah mengindikasikan bahwa suku bunga dapat diturunkan untuk menanggulangi risiko potensial dari perang dagang dengan China, tidak ada satu pun dari petinggi bank sentral AS tersebut yang menekankan adanya rencana untuk memutus kelanjutan penyusutan neraca The Fed dari kisaran saat ini ($20/30 miliar per bulan).
Faktanya, sejak pemerintah AS meningkatkan tensi konflik dagang dengan Beijing di bulan Maret, The Fed telah mengurangi neracanya sebesar $100 miliar. Jika ditotal, maka jumlah aset-aset QE yang sudah jatuh tempo dan terlepas dari neraca The Fed menjadi sebesar $620 miliar, terhitung sejak program pengurangan Balance Sheet dilancarkan pada Juli 2017.
Sesuai protokol kebijakan FOMC, ACY memperkirakan jika para pejabat The Fed yang memiliki hak suara saat ini akan menginisiasikan diskusi awal Rate Cut, tanpa memperhitungkan kemungkinan bentuk kebijakan longgar lain.
https://i.gyazo.com/0c68cd854b1043f26ed35e5c3ff0ccf8.png
FOMC akan menggelar pertemuan rutinnya pada Rabu pekan depan (19/Juni). Apabila para pejabat The Fed memang berencana memulai siklus pelonggaran untuk menyesuaikan kebijakan dengan ekspektasi pasar saat ini, maka inilah saat yang tepat untuk mengumumkannya. Hingga saat itu tiba, para trader forex sebaiknya membiasakan diri dengan volatilitas Intraday yang lemah dan kompresi lebih lanjut pada range-range trading saat ini... kecuali pada pair USD/JPY.
Di luar dugaan, data makro Jepang minggu ini meningkat lebih tinggi dari ekspektasi, dengan GDP dan Core Machinery Orders yang sama-sama mengungguli forecast pasar. Rilis data tersebut menunjukkan terjadinya pertumbuhan Jepang dalam basis tahunan untuk yang pertama kalinya sejak akhir 2017.
USD/JPY sempat menyentuh level tertinggi mingguan di 108.80, tapi kemudian gagal (lagi) memperpanjang kenaikannya. Pasangan mata uang ini belum pernah diperdagangkan di atas level 30 MA sejak 3 Mei, dan tampaknya sudah kehabisan momentum upside. Menurut ACY, level terendah minggu lalu di dekat 107.85 bukanlah support yang signifikan, sehingga USD/JPY diekspektasikan bisa merosot lagi hingga ke area 107.00.
Sementara itu, laporan ketenagakerjaan Australia hari ini menjadi penggerak AUD/USD. ACY sebelumnya memprediksikan bahwa AUD/USD dapat menembus support 0.6920 jika ternyata Employment Change hanya menunjukkan penambahan 5,000 pekerjaan untuk full-time jobs. Saat analisa ini ditulis, AUD/USD sudah turun hingga menembus 0.6920 karena penambahan pekerja pada pekerjaan full-time hanya sebesar 2,400.
Sepanjang minggu ini, EUR/USD sebagian besar bergerak dalam range harga sebesar 40 poin, yakni antara 1.1300 dan 1.1340. Dengan sepinya jadwal rilis data penting dari Zona Euro, cukup sulit untuk memperkirakan pemicu breakout jangka pendek dari range harga saat ini.
Setali tiga uang dengan Euro, sinyal indikator momentum yang cenderung netral dan Daily RSI yang bergerak sedikit di bawah level 50.00 membuat Sterling tak memiliki katalis teknikal dalam waktu dekat. ACY mengekspektasikan jika pergerakan GBP/USD akan terbatas di area 1.2760, dengan area support di kisaran 1.2675 dalam beberapa sesi perdagangan ke depan.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
17th June 2019, 02:49 PM
Akankah Dolar Australia Mencapai 0.6700?
Terdapat sebuah prinsip yang secara luas beredar di pasar forex: sebuah pergerakan mata uang akan lebih dipengaruhi oleh ekspektasi perubahan suku bunga bank sentral, daripada perubahan itu sendiri. Sepanjang 3 minggu terakhir, "aturan" ini tercermin sempurna dalam Price Action AUD/USD.
Reserve Bank of Australia (RBA) secara resmi mengumumkan pergeseran kebijakan suku bunga, dari yang semula netral menjadi longgar pada pertengahan Mei lalu. Ketua RBA, Philip Lowe, dengan jelas mengakui dampak stagnasi upah dan tingginya level utang konsumen pada tingkat konsumsi, sehingga tak heran jika ia dan anggota dewan RBA lainnya mulai mempersiapkan market untuk menyambut pemotongan suku bunga pertama di lebih dari 3 tahun terakhir.
Alhasil, AUD/USD pun merosot dari 0.7050 ke 0.6865 hanya dalam waktu seminggu, dan menguji level support tersebut sebanyak 4 kali sebelum kembali ke area 0.7000 pada 4 Juni; hari ketika suku bunga acuan benar-benar diturunkan sebesar 25 bps ke 1.25%.
https://i.gyazo.com/2f3b11239b06e697701682f0b0c54b0f.png
Meski demikian, reli Dolar Australia pasca keputusan RBA terhenti di minggu lalu, ketika harga melemah lebih dari 1.5% dan sampai ke kevel rendah 0.6860 di akhir pekan, seiring dengan spekulasi pasar yang kembali mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih lanjut.
Laporan ketenagakerjaan yang kurang meyakinkan, ditambah dengan data impor China yang lemah, turut mendorong AUD/USD turun menembus beberapa garis support. Hal ini sejalan dengan Yield Obligasi pemerintah Australia yang diperdagangkan di bahwa 1.0% untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Dengan rilis notulen pertemuan RBA yang dijadwalkan rilis Selasa besok (18/Juni), pasar akan mendapatkan perspektif yang lebih luas mengenai pandangan-pandangan fundamental dari anggota dewan bank sentral. Kemungkinan besar, mereka saat ini memiliki spektrum kekhawatiran yang lebih luas, sehingga dapat semakin meningkatkan ekspektasi Rate Cut lebih lanjut.
Dari sudut pandang teknikal, AUD/USD telah kembali mematahkan MA 30 dan saat ini tengah menunjukkan kondisi bearish divergence dengan Daily RSI. Jika ditelisik lebih lanjut, ACY mencermati bahwa Daily RSI berada di level 25.25 ketika harga terakhir kali diperdagangkan di 0.6865 pada tanggal 17 Mei. Namun ketika sekarang AUD/USD kembali bergerak di area yang sama, Daily RSI masih berada di kisaran 35.15. Divergensi tersebut menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak potensi downside kali ini, sebelum AUD/USD mencapai kondisi Oversold.
Setelah diperdagangkan melemah ke 108.15 selama sesi Asia akhir pekan lalu, USD/JPY mencatatkan reversal kuat berkat laporan Retail Sales AS yang lebih baik dari ekspektasi. Pair ini menutup sesi New York hari Jumat (14/Juni) di atas 108.50, "memperbaiki" pelemahan yang berlangsung selama 3 minggu berturut-turut, dan mengubah sinyal indikator momentum ke mode netral.
Dengan pertemuuan Bank of Japan yang dijadwalkan berlangsung Kamis besok (20/Juni), USD/JPY kemungkinan akan kembali diperdagangkan dalam range sempit, tepatnya di kisaran 108.90 dan 108.20 dalam beberapa sesi perdagangan ke depan.
Sementara itu, Sterling kehilangan momentum baik terhadap Dolar maupun Euro, seiring dengan terus meningkatnya prospek Hard Brexit. GBP/USD menunjukkan level Close mingguan di bawah 1.2600 untuk pertama kalinya dalam tahun ini. Menurut ACY, pair ini bahkan berpotensi untuk melanjutkan pelemahan ke level 1.2520.
EUR/USD juga diperdagangkan melemah dalam 3 hari terakhir, dengan kemerosotan mencapai lebih dari 1% secara mingguan. Penembusan support 1.1200 akan memicu momentum downside lebih lanjut, yang bisa membawa harga kembali memasuki area 1.1125.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
whiteking
18th June 2019, 03:32 AM
Pada pergerakan harga GBPJPY masih menunjukkan kecenderungan bearish, pada pekan ini nampak trend ini cukup kuat dan dengan sedikit retracement masih melanjutkan trend bearish dalam jangka panjang , pada kerangka waktu weekly menunjukkan kecenderungan bearish ini dalam jangka panjang
Untuk belajar trading bisa dengan akun mikro Firewoodfx, mereka menawarkan fixed rate 1$ sama dengan Rp 10.000 untuk klien Indonesia
djamirunaje
20th June 2019, 08:20 PM
Soal Kebijakan Longgar, Draghi Akan Selalu Mendahului The Fed
Saat menghadiri forum perbankan di Portugal pada Selasa lalu (18/Juni), Ketua ECB Mario Draghi mengumumkan hal yang sudah diekspektasikan oleh sebagian besar analis pasar pasca pertemuan kebijakan ECB dua minggu lalu: bank sentral siap meluncurkan stimulus dalam bentuk QE dan menurunkan suku bunga, jika pertumbuhan ekonomi dan inflasi Uni Eropa (UE) tidak meningkat dalam waktu dekat.
https://i.gyazo.com/bc958476ce8c18d147c1dd9ac2d8df8d.png
Walaupun pernyataan tersebut tidak terlalu mengejutkan pasar, konfirmasi Draghi yang diumumkan sehari sebelum rapat penting FOMC memberikan pengaruh yang signifikan di pasar. EUR/USD merosot di bawah 1.1200 untuk pertama kalinya dalam sebulan pasca berita tersebut, sebelum menemukan support di area 1.1180. Sementara itu, bunga obligasi pemerintah Jerman bertenor 10-tahunan jatuh ke level terendah sepanjang masa, dan menduduki area -31 basis poin. Titik rendah baru ini hanya berselisih 9 basis poin dari suku bunga deposit ECB yang berada di -40 basis poin.
Penting dicatat bahwa rendahnya bunga di atas membuat total negatively yielding debt di Uni Eropa menjadi 12 triliun Euro; situasi yang tak bisa dianggap sebagai penunjang sentimen bullish bagi EUR.
Dari perspektif ACY yang lebih luas, langkah ECB yang kembali pada mode pelonggaran setelah 6 bulan mengakhiri operasi QE-nya, berkaitan dengan keputusan The Fed untuk mempertahankan Fed Funds Rate di 2.50%.
Tidak seperti data-data Zona Euro yang berdampak tinggi, rilis laporan ekonomi AS akhir-akhir ini memang tidak memberikan sinyal yang cukup jelas bagi The Fed untuk melakukan penyesuaian suku bunga.
Faktanya, sejak FOMC Meeting 1 Mei lalu, harga-harga saham di Wall Street cenderung naik, tingkat pengangguran jatuh ke level terendah 45 tahun, konsensus untuk pertumbuhan ekonomi relatif tidak berubah, dan rencana tarif dagang untuk Meksiko yang sebelumnya memicu spekulasi Rate Cut, telah ditunda. Menurut tool GDP Tracker dari Atlanta Fed, ekonomi AS di kuartal kedua tahun ini diproyeksi mencapai 2.1%, dengan angka-angka final untuk tingkat pemintaan dan konsumsi di kisaran 3.0%.
Bisa dikatakan, sekalipun The Fed benar-benar memotong suku bunga seperti yang digadang-gadang selama ini untuk mengantisipasi efek perang dagang dengan China, AS akan tetap mempertahankan jarak divergensi suku bunga dengan Zona Euro.
Maka dari itu, meski EUR/USD berpeluang terkoreksi ke area 1.1290/1.1310, ACY memperkirakan jika pair ini secara garis besar masih bergerak dalam Downtrend jangka panjang, yang menargetkan level di bawah 1.1000.
Notulen dari pertemuan RBA 4 Juni lalu mengandung pernyataan yang menggarisbawahi potensi penurunan suku bunga lebih lanjut. Akibatnya, AUD/USD pun kembali selip ke bawah 0.6850 sebelum menemukan pijakan di area 0.6830.
Dalam dinamika pergerakan serupa EUR/USD, cukup logis untuk memandang bahwa RBA akan selalu beberapa langkah di depan The Fed dalam hal penurunan suku bunga; terlepas dari bias pelonggaran macam apa yang akan diadopsi The Fed di sisa tahun 2019. Secara teknikal, chart AUD/USD kini menunjukkan support kunci di sekitar 0.6780, dengan resistance di area 0.6975.
Rapat BoJ hari ini tidak terlalu berpengaruh karena minimnya ekspektasi perubahan kebijakan. USD/JPY sendiri sudah membentuk pola rounding top di chart Daily, dengan support di 107.70 dan resistance pada area 108.60/70. Pola harga seperti ini biasanya mengarah pada pergerakan downside. Untuk itu, ACY menilai jika ekstensi range USD/JPY dalam jangka pendek akan menyentuh 107.00 atau bahkan lebih rendah lagi.
Seiring dengan menyusutnya pilihan kandidat PM Inggris, peluang Boris Johnson untuk "berkantor" di Downing Street No. 10 semakin terlihat nyata. Selama ini, Johnson merupakan figur yang giat mendukung rencana "No-Deal Brexit", dan dikenal bisa "mangkir" dari kebijakan-kebijakan penting.
Akan tetapi, peluang terpilihnya Boris Johnson sebagai PM Inggris tak mampu menahan rebound GBP/USD dari level rendah 1.2510 yang tercapai di hari Selasa kemarin. Jika harga menembus resistance 1.2680 ke arah atas, maka Pound kemungkinan akan melemah dalam jangka menengah.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
24th June 2019, 04:22 PM
Mungkinkah Mini-BOT Italia Memicu Krisis Baru Bagi Euro?
Sejak mencatatkan level terendah intraday pada hari Selasa lalu (18/Juni) di area 1.1180, EUR/USD reli hingga lebih dari 180 poin ke 1.1365, dan mengakhiri pekan kemarin dengan posisi di atas garis MA 200 untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun.
Dengan interpretasi pasar yang dovish terhadap FOMC dan tumbuhnya harapan terhadap pembicaraan dagang AS-China dalam pertemuan G-20 minggu ini, maka cukup beralasan untuk memandang bahwa reli counter-trend EUR/USD lebih disebabkan oleh berita-berita fundamental dari luar Zona Euro.
Sekalipun outlook teknikal menunjukkan peluang pergerakan EUR/USD kembali ke batas 1.1400 dalam pekan ini, perlu diperhatikan juga bahwa potensi ancaman yang masih mengintai di Italia bisa merusak seluruh struktur EMU (European Monetary Union).
https://i.gyazo.com/227d032087e96a7387ae2e8c015728bd.png
Dalam update forex yang telah lalu, ACY pernah menyebutkan peliknya negosiasi anggaran yang tengah berlangsung antara Brussel dan Pemerintah Italia. Para pemangku kepentingan di negeri tersebut ingin menstimulus perekonomian dengan meluncurkan program fiskal baru, sementara Dewan Eropa meresponnya dengan ancaman denda yang fatal bila Italia membiarkan rasio utangnya terhadap PDB naik di atas 2.4%.
Didorong oleh dukungan kuat terhadap partai 5-Star Movement di pemilu parlemen Eropa baru-baru ini, Wakil PM Matteo Salvini dengan yakin memperkenalkan Undang-Undang yang memungkinkan Departemen Keuangan Italia untuk menerbitkan dan membelanjakan "Mini-BOT". Peluncuran Mini-BOT dimaksudkan agar pemerintah dapat membayar tagihan-tagihan infrastruktur yang sudah jatuh tempo, sembari menghindar dari parameter utang EMU.
Mini-BOT sendiri merupakan singkatan dari "Bills of Treasury" (Buoni Ordinari del Tesoro dalam Bahasa Italia), yang didasarkan pada Euro dan didenominasikan dalam nilai antara €10 and €500.... Pada dasarnya, Italia sama saja dengan sekonyong-konyong membuat uang baru dan membelajakannya sendiri.
Meskipun pekan lalu perdagangan Euro tampak disibukkan dengan negosiasi dagang dan pengambilan sikap bank sentral negara-negara G-7, masalah Mini-BOT dapat menjadi langkah pertama bagi Italia untuk menciptakan mata uang domestik yang bisa digunakan secara paralel dengan Euro, sebagai persiapan sebelum keluar secara formal dari Zona Euro dan EMU.
Italia merupakan negara dengan perekonomian terbesar keempat di Uni Eropa. Maka dari itu, ACY memandang jika eskalasi masalah Mini-BOT dapat memperluas kekhawatiran terhadap ketidakstabilan EMU secara sistematis, dan menjadi ancaman krisis baru bagi bank-bank Uni Eropa.
Barangkali, masih terlalu awal untuk mengantisipasi dampak Mini-BOT terhadap Euro di minggu ini. Dengan proses Brexit yang belum terselesaikan, cukup sulit untuk menemukan katalis yang dapat mempengaruhi reli EUR/USD atau EUR/GBP saat ini.
Outlook Pair Mayor Lainnya
Didukung oleh Treasury Yield domestik yang melandai, peluang pemotongan suku bunga RBA lebih lanjut pada 2 Juli mendatang telah meningkat dari 60% ke 80% di pekan lalu. Pergerakan harga AUD/USD pada chart Daily mengindikasikan zona resistance kuat di area 0.6040 dan 0.6960, sementara sinyal indikator momentum cenderung netral.
USD/JPY menemukan support di sekitar 107.00 pada Jumat lalu (21/Juni), tapi gambaran teknikalnya tidak mengindikasikan Low jangka pendek. Dengan Daily RSI yang beradai di 26.25, pair tersebut bisa terangkat kembali ke area 108.00 di awal pekan ini. ACY sendiri lebih memilih Long untuk posisi perdagangan yang taktis, begitu kondisi Oversold terkonfirmasi.
Di sisi lain, GBP/USD menguat hingga lebih dari 1.0% sepanjang pekan lalu, dan mencatatkan posisi penutupan harga di atas MA 30 untuk pertama kalinya sejak 6 Mei. Area resistance berikutnya diprediksi berada di 1.2810, dengan support terdekat terletak sedikit di bawah 1.2650. ACY memilih untuk memperdagangkan Sterling versus Euro dari pola Rounding Top yang terbentuk di kisaran 0.8935, dengan target downside di dekat 0.8730.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
27th June 2019, 01:48 PM
Investor Bersiap Menghadapi KTT G20
Mengingat pembicaraan dagang antara Xi Jin-ping dan Donald Trump diiproyeksikan bakal mendominasi nuansa pasar akhir pekan ini, barangkali akan lebih akurat untuk mendeskripsikan pertemuan yang akan digelar di Osaka itu sebagai G20 Summit.
Ini akan menjadi tatap muka pertama antara Xi dan Trump semenjak negosiasi AS-China terputus di bulan Mei. Sejak saat itu pula, kedua belah pihak saling berkontribusi terhadap memburuknya hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia.
Kebuntuan dalam pembicaraan Washington dan Beijing telah mengguncang pasar finansial global, serta memicu keresahan mengenai potensi gangguan pada jalur-jalur perdagangan internasional yang dapat menimbulkan implikasi krusial bagi pertumbuhan ekonomi dunia.
Di tengah antisipasi pasar terhadap pertemuan G20, Trump justru mengeluarkan jurus ancamannya untuk menerapkan tarif tambahan terhadap barang-barang China senilai 300 miliar Dolar AS, mendaftarhitamkan beberapa perusahaan teknologi yang membantu pengembangan industri Supercomputer China, juga menyetujui penjualan 60 jet tempur F-16 ke Taiwan.
Di lain pihak, Xi tak tinggal diam. Sejauh ini, ia telah membangkitkan semangat nasionalisme di dalam negerinya, dan menegaskan bahwa China telah siap menghadapi konflik jangka panjang jika hal ini pada akhirnya bisa berujung pada lebih banyak kebebasan (secara ekonomi) bagi masyarakat China.
Singkat kata, pada titik ini tidak ada pihak yang menunjukkan sinyal kompromi ataupun kesediaan mengalah dari tuntutan-tuntutan sebelumnya, yang bisa mengarah pada resolusi jangka pendek dari perselisihan dagang kedua negara.
https://i.gyazo.com/88f5f6db13b6609078b0a27db3c57eb6.png
ACY pun mengekspektasikan jika pertemuan AS-China pada Sabtu (20/Juni) mendatang hanya akan berakhir dengan penundaan tarif impor dari AS, dan kesepakatan untuk mengadakan negosiasi-negosiasi resmi lebih lanjut di masa mendatang. Melihat tingginya level konflik dan luasnya spektrum isu yang dipermasalahkan, cukup wajar untuk tak mengharapkan apapun dari KTT G20 Osaka.
Outlook Teknikal Pair Mayor
Sesuai dugaan, pair-pair mayor diperdagangkan dalam range harga yang relatif sempit, dengan volatilitas Intraday yang cenderung kalem.
EUR/USD mencapai level tertinggi 3 minggu di 1.1410 pada sesi perdagangan Asia kemarin (26/Juni). Namun, pasangan mata uang ini kemudian melemah ke 1.1350. Indikator-indikator momentum masih menunjukkan sinyal yang cukup kuat untuk mendukung harga menguji kisaran 1.1400. Sekalipun begitu, apabila EUR/USD mematahkan 1.1335, maka hal ini akan menandakan tercapainya High jangka menengah.
RBNZ memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, yang berefek positif pada pergerakan AUD dan NZD terhadap USD. Akan tetapi, pergerakan AUD/USD melambat tepat di dekat area 0.7000 pada sesi perdagangan New York yang kemarin cenderung sepi. Dengan proyesi market yang sudah sebesar 80% untuk pemotongan suku bunga RBA pada pertemuan di Selasa (2/Juli) mendatang, Aussie kemungkinan akan sulit memperpanjang kenaikannya di atas area 0.7020.
Menurut pengamatan ACY, titik balik momentum jangka pendek di time frame H4 terletak pada 0.6969. Karenanya, break dari level tersebut dapat mendorong AUD/USD untuk kembali turun ke 0.6915.
Setelah melemah ke level terendah 6 bulan di 106.75 pada hari Selasa lalu, USD/JPY kini sudah pulih ke level 107.70. Pemulihan ini terlihat menjanjikan, dengan potensi perbaikan outlook teknikal di chart Daily jika harga berhasil menembus 108.10. Namun karena pair ini sangatlah sensitif terhadap perkembangan konflik dagang, maka hasil yang mengecewakan dari KTT G20 bisa mendorong harga kembali merosot hingga ke bawah 106.00.
Sementara itu, Sterling sempat menyentuh level tinggi 1.2785 pada sesi perdagangan London kemarin. Namun, harga kembali terpukul oleh masalah baru dalam isu Brexit. Secara teknikal, GBP/USD sudah melakukan "key reversal" dan kini mengarah ke level support 1.2660, yang juga bertepatan dengan level MA 30.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
1st July 2019, 12:05 PM
Trump-Xi Berdamai Di G20, Bagaimana Selanjutnya?
Pada 6 Mei, Presiden Trump mengumumkan berakhirnya gencatan senjata dengan China yang diumumkan Desember lalu, dan menginstruksikan Departemen Keuangan AS untuk mulai merumuskan tarif tambahan bagi barang-barang impor dari China senilai 300 miliar Dolar AS, yang belum ter-cover pada penetapan tarif sebelumnya.
Saat itu, pasar finansial mulai memusatkan perhatian pada pertemuan G20, serta menganggapnya sebagai titik penting dalam hubungan dagang bilateral antara Beijing dan Washington. Tujuh hari sebelum KTT antar para pemimpin negara G20 itu dimulai, para investor baru mendapat konfirmasi jika pertemuan sampingan antara Xi dan Trump benar-benar akan terlaksana.
Sayangnya, acara yang digadang-gadang bakal menjadi pertemuan luar biasa antara 2 pemimpin negara dengan ekonomi terbesar dunia itu hanya berlangsung 60 menit, dan hasilnya lumayan bisa ditebak. Meskipun kedua belah pihak telah memperhitungkan hasil meeting tersebut sebagai hal positif, pada dasarnya keadaan tarif impor kembali ke kondisi bulan Mei.
China setuju membeli lebih banyak kedelai dari petani AS, sementara Trump mengizinkan perusahaan-perusahaan teknologi AS untuk melanjutkan penjualan komponen-komponen ke raksasa telekomunikasi Huawei. Namun setelah euforia mereda dan para pemimpin pulang ke negara masing-masing, peluang eskalasi konflik dagang sebenarnya tidak banyak mengalami perubahan.
Dari perspektif trading, negosiasi dagang AS-China tampaknya telah menjadi pola rutin yang akan terus berputar pada pasang surut kerjasama dan ketidakpastian. Dari pandangan ini, ACY pun mengestimasikan level-level teknikal yang kemungkinan bakal tampak pada beragam pair forex mayor minggu ini.
https://i.gyazo.com/3c295ef583d44edb7eefe56ce5d2ec7b.png
Outlook Teknikal Pair Forex Mayor
Setelah menyentuh 1.1415 pada hari Senin (24/Juni), EUR/USD gagal menguat kembali ke area 1.1400 di sepanjang pekan lalu. Daily RSI menunjukkan angka 63.00, yang belum mengindikasikan Overbought dan bisa mendukung harga untuk naik kembali ke area 1.1425/30 awal pekan ini. Support jangka pendek ada di 1.1330 yang juga bersinggungan dengan MA 200. Dilihat secara garis besar, trend jangka panjang EUR/USD masih cenderung ke bawah, dengan probabilitas tinggi untuk turun kembali ke 1.1100 sebelum bisa menyentuh 1.1500.
Sementara itu, USD/JPY sempat menyentuh level terendah 5 bulan di 106.70 pada hari Selasa lalu (25/Juni), sebelum berbalik menguat dan menutup pergerakan mingguan di dekat 108.00. Dengan Daily RSI dan MACD yang sama-sama mengarah ke atas, ACY memprediksikan jika USD/JPY berpeluang menanjak ke area 108.80/90 di minggu ini. Namun dalam pandangan yang lebih luas, setup harga masih cenderung bearish, dengan peluang besar untuk menembus level 107.00 dalam waktu dekat.
Meskipun proyeksi pemangkasan suku bunga RBA pada Selasa esok (2/Juli) tetap di kisaran 70%, AUD/USD konsisten menguat dalam 5 dari 6 minggu terakhir. Bahkan, gain pekan lalu yang sebesar 1.2% merupakan performa terkuat sejat Januari, dengan harga yang kini mendekati resistance kunci di sekitar 0.7040. Mengingat indikator-indikator momentum telah memberikan sinyal Overbought, tampaknya tidak banyak ruang kenaikan yang tersisa bagi AUD/USD.
GBP/USD telah bergerak di kedua sisi MA 30 dalam 7 sesi perdagangan terakhir. Kondisi ini biasanya menandakan pola Bottom dan dimulainya pergerakan upside. Level resistance kunci selanjutnya ada di 1.2750. Penembusan dari level itu dapat memicu pergerakan cepat menuju 1.2875, dengan support terdekat di area 1.2630.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
4th July 2019, 02:23 PM
Mampukah Rilis NFP Pekan Ini Mengubah Outlook Suku Bunga AS?
Sejalan dengan melambatnya pergerakan harga karena hari libur di pasar AS, tampak jelas bahwa hasil pertemuan G20 akhir pekan lalu tidak menghasilkan kebijakan berdampak ataupun menjadi katalis yang bisa mengubah trend perekonomian global.
Situasi itu kemungkinan tak akan terulang pada rilis data NFP AS periode Juni 2019, yang dijadwalkan meluncur Jumat besok (05/Juli). Merunut hasil NFP sebelumnya yang diluncurkan pada 7 Juni silam, pertumbuhan tipis di angka 75,000 telah membuat USD bergerak defensif, begitu pula dengan saham-saham AS. Sementara itu, proyeksi pemotongan suku bunga The Fed di paruh kedua 2019 terus meningkat.
Mengingat banyak trader forex biasanya mencari peluang profit dari rilis data NFP, maka pertanyaannya sekarang adalah: seberapa kuat hasil rilis yang dibutuhkan untuk mengubah outlook suku bunga secara signifikan?
Berdasarkan data dari Biro Statistik AS, pertumbuhan NFP perlu mencatatkan rerata 120,000 per bulan untuk mempertahankan tingkat pengangguran di bawah 4.0%. Sementara itu, tingkat pendapatan mingguan perlu bertahan di laju 0.3% agar bisa menjaga inflasi di level 2.0% yang merupakan target Fed.
Forecast untuk laporan NFP yang dirilis Jumat mendatang berada di level 163,000, dengan Weekly Earnings yang diekspektasikan mencapai 0.3%, dan tingkat pengangguran tak berubah di 3.6%. Terlepas dari proyeksi tersebut, perlu diperhatikan pula bahwa pasar AS libur hari ini untuk memperingati hari kemerdekaan. Karena itu, aktivitas pasar di hari Jumat kemungkinan besar tidak akan sesibuk rilis NFP biasanya.
Memperhitungkan kondisi-kondisi di atas, ACY melihat bahwa "puncak" pandangan bearish untuk USD telah berlalu dalam sebulan terakhir, sementara outlook NFP besok lebih cenderung pada rilis data yang lebih kuat dari ekspektasi, ditambah dengan revisi naik pada angka bulan sebelumnya.
Karenanya, hasil data NFP yang mendekati konsensus pasar, berapapun itu, dapat memberikan alasan bagi para pejabat Fed untuk mempertahankan bias netral terhadap kebijakan suku bunga di pertemuan FOMC 31 Juli mendatang. Di samping itu, ACY juga memandang jika hal ini dapat menekan ekspektasi pasar terhadap suku bunga Fed.
https://i.gyazo.com/3238d5ebafdfe5bfa20983f9be5ac683.png
Outlook Teknikal Pair Forex Mayor
EUR/USD sejauh ini cenderung diperdagangkan dalam range sempit, sekitar 40 poin di kisaran 1.1260 hingga 1.1300 selama beberapa sesi perdagangan terakhir. Banyaknya posisi Option dengan strike price di antara 1.1240 dan 1.1320 yang akan kedaluwarsa pada pembukaan sesi London besok, berpotensi memperpanjang kondisi perdagangan yang cenderung sepi hingga akhir pekan.
Sementara itu, Sterling tak mampu bertahan di atas garis MA30 yang berlokasi di area 1.2660. Mata uang ini justru menguji support 1.2550 pada sesi perdagangan London kemarin. Dengan kedua kandidat Perdana Menteri dari Partai Konservatif yang sama-sama mengekspresikan keinginan untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa Withdraw Agreement, GBP/USD bisa kembali menyambangi level 1.2500.
Dolar Australia tetap bertahan versus mata uang mayor lain, sekalipun pemotongan suku bunga RBA lebih lanjut telah diproyeksikan untuk akhir tahun ini. Walaupun reversal AUD/USD Senin lalu (01/Juli) tidak berlanjut membentuk pergerakan downside, pair ini diproyeksi hanya akan menguat terbatas di area 0.7035/40.
Setelah naik ke 108.50 pada awal sesi perdagangan Senin, USD/JPY justru melemah lagi hingga menyentuh 107.50 pada sesi Asia kemarin. Dengan pasar AS yang masih libur, pair ini berpotensi diperdagangkan di area 107.70 dan 108.25 sampai rilis laporan NFP.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
8th July 2019, 02:55 PM
Kokohnya Data NFP Mengangkat Greenback
Membuktikan sekali lagi bahwa mayoritas analis pasar salah prediksi, jumlah pekerjaan baru (NFP) di AS melesat sebanyak 224,000 pada Jumat lalu, mengungguli konsensus pasar yang hanya memperkirakan penambahan 160,000.
Ini merupakan angka pertumbuhan terkuat sejak Januari, dan menjadi yang kesembilan kalinya secara berturut-turut bagi data aktual NFP untuk mencatatkan selisih lebih dari 50,000 dibanding forecast. Menurut ACY, hal ini menunjukkan bahwa sudah waktunya bagi Biro Statistik AS untuk mengupayakan cara penyampaian informasi yang lebih efektif, agar analis lebih mudah memprediksi dan mencegah proyeksi NFP menjadi semacam tebak-tebakan bagi investor setiap bulannya.
Terlepas dari data NFP, laporan ketenagekerjaan AS lainnya cenderung berada dalam area ekspektasi. Average Hourly Earnings di level 0.2% secara bulanan dan mengukir pertumbuhan 3.1% dalam basis tahunan, sementara Unemployment Rate menguat ke 3.7%, diiringi dengan naiknya Participation Rate.
Dolar AS bergerak meninggi terhadap mata uang mayor lainnya, karena data-data ketenagakerjaan di atas mengindikasikan bahwa meskipun ekonomi melambat di Q2, belum ada urgensi bagi FOMC untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan akhir Juli mendatang. Faktanya, prospek pemangkasan suku bunga tersebut anjlok dari 25% ke 2% di akhir sesi perdagangan Jumat (05/Juli) pekan lalu.
Minggu ini, Ketua Fed Jerome Powell akan berkunjung ke Capitol Hill untuk menghadiri acara testimoni Humphrey-Hawkins yang digelar rutin dua kali setahun, dimana ia akan menghadap pada Senate Banking Committee. Jika angka-angka ketenagakerjaan pekan lalu dianggap cukup baik bagi The Fed untuk memupus ekspektasi Rate Cut pasar saat ini, maka testimoni Powell akan menjadi ajang yang tepat untuk "membujuk" pasar keluar dari sentimen dovish.
https://i.gyazo.com/9de46713ed42e160d2d52d34a5695ea1.png
Outlook Teknikal Pair Forex Mayor
Reli Greenback pada akhir minggu sebelumnya telah menembus beberapa level teknikal penting. ACY menilai jika harga masih berpotensi untuk memperpanjang range pergerakan tersebut di sepanjang pekan ini.
Setelah berupaya mendekati resistance 1.1400 pada Senin lalu (01/Juli), EUR/USD menguji area 1.1200 di sesi perdagangan New York Jumat kemarin. Indikator-indikator momentum seperti MACD dan RSI tengah menunjukkan pelemahan, dengan daerah key support terlihat berada di 1.1160/70.
Sementara itu, pergerakan AUD/USD minggu lalu tertahan di bawah 0.7050. Ini merupakan kegagalan yang ketiga kalinya bagi Dolar Australia untuk mencapai level tersebut sejak pertengahan April. Support terdekat AUD/USD saat ini berada di 0.6960. Dengan titik key inflection yang terpatok di 0.6940, ACY memperkirakan jika Aussie bisa melemah ke level rendah 20 Juni (0.6880) apabila harga mematahkan area tersebut.
Setelah mengawali minggu lalu dengan gap naik ke 108.40, USD/JPY justru melorot ke 107.50 dalam beberapa hari setelahnya. Namun, laporan ketenagakerjaan yang kokoh mendorong pair ini menyentuh level tertinggi 3 minggu di area 108.65 pada penutupan sesi New York akhir pekan. Walaupun gambaran teknikal pair ini masih terlihat bullish, risiko aksi jual dari nuansa "risk off" bisa mengancam kenaikan USD/JPY untuk tertahan di area 109.20/30.
Walaupun sempat menunjukkan pola bullish reversal di awal pekan lalu, GBP/USD anjlok hingga 1.3 persen saat memasuki akhir pekan, dan mencatatkan level penutupan terendah di lebih dari dua tahun pada kisaran 1.2520. Chart Daily pair ini tidak menunjukkan sinyal bullish divergence, dan penembusan di bawah 1.2500 dapat memperpanjang penurunan lebih lanjut ke 1.2370.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
11th July 2019, 01:08 PM
Siapkah ECB Meluncurkan QE Lanjutan?
ECB Sudah Mensinyalkan Stimulus Baru
Setelah serangkaian laporan ekonomi yang lebih rendah dari ekspektasi, beberapa pejabat ECB mulai merencanakan stimulus moneter tambahan untuk menarik Zona Euro keluar dari jalur penurunan saat ini. Beberapa rencana tersebut, seperti menurunkan suku bunga deposit, meluncurkan TLTRO, serta membeli obligasi secara langsung (QE), sudah pernah dicoba sebelumnya dan memicu kritikan dari anggota ECB lain yang lebih konservatif secara fiskal.
Dengan suku bunga deposit yang saat ini sudah mencapai -40 basis poin, langkah penurunan lebih lanjut kemungkinan tidak akan membuat banyak perbedaan. Apalagi, bank-bank Eropa memiliki kewajiban untuk mendepositkan sejumlah Tier 1 Capital mereka di ECB. Jika dikondisikan dengan suku bunga yang -40 basis poin, maka return negatif dari deposit bank-bank tersebut diperkirakan mencapai 8 miliar Euro per tahun.
Eks Ketua IMF Akan Gantikan Mario Draghi
Meski mengetahui risiko-risiko yang dihadapi sektor perbankan Uni Eropa saat ini, baik Mario Draghi dan penggantinya, Christine Lagarde, cenderung mendukung rencana kebijakan longgar lebih lanjut, yang paling cepat dimumkan pada pertemuan ECB 25 Juli mendatang.
https://i.gyazo.com/6bc466ac4b2a9adbc82d2bbb66a2a274.png
Penting untuk dicermati juga bahwa Lagarde merupakan sosok yang mendorong bank-bank sentral dunia untuk menggunakan kebijakan suku bunga negatif selama menjabat sebagai Ketua IMF. Melihat situasi ini, ACY memprediksi jika ECB dapat menerapkan QE lanjutan secepat bulan September mendatang, tanpa mengkhawatirkan dampaknya terhadap kontinuitas kebijakan.
EUR/USD Bergeser Ke Bawah 1.1200
EUR/USD menunjukkan respon beragam terhadap prospek pengumuman stimulus moneter tambahan. Untuk pertama kalinya sejak 20 Juni, pasangan mata uang ini turun hingga mematahkan level 1.1200, sebelum akhirnya pulih ke area 1.1250 pada sesi perdagangan New York kemarin (10/Juli). Secara teknikal, indikator-indikator momentum menunjukkan bahwa level MA 30 yang saat ini berada di 1.1270 akan menjadi resistance terdekat. Break di atas 1.1180 akan berpotensi memperpanjang kenaikan harga ke kisaran 1.1120/30, hingga menjelang ECB meeting 25 Juli mendatang.
GBP/USD Merosot Ke Level Terendah Baru
Sterling telah membentuk beberapa pola reversal bullish dalam 6 pekan terakhir, tapi tidak ada satupun yang mengumpulkan cukup kekuatan untuk mendorong harga lebih lanjut dan menampilkan sinyal buy profitable. Level terendah kemarin yang berada di 1.2430 merupakan rekor baru dalam tahun ini, dan telah menekan Daily RSI ke area Oversold, tepatnya di titik 30.25. Kecuali harga dapat pulih hingga ke atas resistance 1.2540, GBP/USD berisiko merosot ke area terendah baru pada kisaran 1.2400.
AUD/USD Bearish, Target Jangka Menengah Di 0.6840
Setelah jatuh dalam 5 sesi perdagangan terakhir, AUD/USD berhasil menemukan support di dekat level 0.6900. Meskipun rebound dari 0.6950 dapat meringankan kondisi Oversold Dolar Australia di chart H4, trend mayor di chart Daily masih cenderung lemah, dengan target jangka menengah yang terlihat di area 0.6840/50.
Pasca Sentuh Titik Tertinggi 5 Minggu, Kenaikan USD/JPY Akan Tertahan
Pasangan mata uang USD/JPY mencatatkan level tertinggi 5 minggu di dekat 109.00 pada sesi perdagangan Asia kemarin. Walaupun Daily MACD dan RSI masih terlihat menanjak, risiko fundamental dari ekspor Jepang berpeluang membatasi penguatan pair ini di area 109.30/40.
Menurut ACY, sell USD/JPY dari reli jangka pendek telah menjadi strategi yang cukup menjanjikan dalam 6 bulan terakhir, dan tampaknya, tidak ada perubahan fundamental yang cukup besar untuk mengubah pola tersebut. Target medium USD/JPY kini berada di area 107.10/20.
Info selanjutnya klik link ini. Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
15th July 2019, 03:51 PM
AUD/USD Kembali Ke Zona Sell
RBA Potong Suku Bunga Menjadi 1%
Philip Lowe menjabat sebagai Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) sejak 18 September 2016. Sebagian besar masa jabatannya dalam 2 tahun pertama ia gunakan untuk mempertahankan pandangan bahwa kebijakan selanjutnya adalah pengetatan dari level suku bunga 1.5% yang sudah rendah secara historis.
Sayangnya, seiring dengan meningkatnya eskalasi konflik dagang AS-China dan kontraksi belanja konsumen domestik, Statement publik Lowe bergeser menjadi netral, yang kemudian berubah lagi menjadi dovish. Hal ini terbukti dari pemangkasan suku bunga RBA sebesar 25 bps pada bulan Juni dan Juli 2019. Kini, dengan benchmark rate di 1%, Lowe justru menetapkan target yang ambisius untuk tingkat pengangguran pada level 4.5%. Menurut konsensus RBA, angka 4.5% mencerminkan kondisi "full employment" yang akan menyerap segala "ekses" di pasar tenaga kerja, mengangkat upah di "tingkat yang signifikan", dan mendorong inflasi kembali ke target bank sentral pada kisaran 2% hingga 3%.
Terakhir kalinya tingkat pengangguran berada di level 4.5% adalah ketika investasi asing dan penambangan melesat di tahun 2008. Dengan latar perlambatan global di sektor manufaktur dan pertumbuhan GDP dalam negeri yang saat ini kurang dari 2.0%, maka akan sulit untuk mengupayakan peningkatan sektor tenaga kerja yang memenuhi target RBA. Laporan ketenagakerjaan bulan Juni dijadwalkan meluncur pada hari Kamis (18/Juli), dengan forecast awal yang memperkirakan penambahan 9,000 pekerjaan, dan tingkat pengangguran tetap di 5.2%.
Perlambatan Di Pasar Tenaga Kerja Australia
Menurut ACY, berkurangnya pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan Pemiihan Umum berpeluang menurunkan data Employment Change Australia. Sebelumnya, ketenagakerjaan pada periode Mei memang meningkat berkat Pemilihan Umum, dan hal ini sudah rutin terjadi dalam dua event Pemilu terakhir. Di samping itu, laporan terbaru dari Biro Statistik Australia menunjukkan bahwa lowongan dan iklan kerja sama-sama turun dalam 3 bulan terakhir.
Reli Dolar Australia Masih Rentan
AUD/USD merupakan salah satu pair yang paling diuntungkan dari pelemahan USD pekan lalu. Pasangan mata uang ini menguat 120 poin, ditunjang oleh proyeksi penurunan suku bunga The Fed dan keyakinan pasar jika RBA akan mempertahankan suku bunganya, setidaknya hingga Q4 tahun ini. Meskipun Aussie saat ini terlihat siap menguji area 0.7050, laporan ketenagakerjaan yang lemah di hari Kamis esok dapat menekan harga turun kembali ke area 0.6920/30.
https://i.gyazo.com/64a9ae9e85c048e877abaa69f9593272.png
EUR/USD Sideways Dalam Dua Pekan Terakhir
Dengan ECB yang dijadwalkan menggelar rapat kebijakannya pada 25 Juli mendatang, EUR/USD terlihat masih nyaman berkisar di area 1.1200 dan 1.1300. Range ini telah membatasi pergerakan Euro terhadap Dolar AS selama dua minggu terakhir. Tak pelak, gambaran teknikal EUR/USD relatif netral, dengan Daily RSI yang berada sedikit di bawah 50.00. ACY memperkirakan bila MA 200 yang terlihat di sekitar 1.1330 bisa menjadi pembatas reli kenaikan, sementara support terdekat terpantau berada di area 1.1225.
Sterling Kembali Ke Area 1.2570
Setelah mencatatkan level terendah baru di area 1.2440 pada hari Selasa lalu (09/Juli), GBP/USD pulih ke kisaran 1.2570 pada akhir pekan. Meski demikian, indikator-indikator momentum menunjukkan bahwa sinyal kenaikan masih cukup terbebani. Area resistance berikutnya tampak di 1.2630/40. Jika harga break ke bawah 1.2490, maka akan mengkonfirmasi usainya bounce korektif pada pergerakan GBP/USD.
Pasca Mundur Ke 108.00, USD/JPY Berpotensi Melemah Lagi
USD/JPY menguat hingga ke 109.00 pada Rabu lalu (10/Juli), tapi kemudian merosot ke bawah batas 108.00 menjelang akhir pekan. Dengan sedikitnya data ekonomi berdampak tinggi dari Jepang minggu ini, indikator momentum jangka pendek USD/JPY mengindikasikan target pelemahan ke 107.00, dengan ekstensi lanjutan ke area 106.60/70.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
22nd July 2019, 06:25 PM
USD Rebound Setelah The Fed Perjelas Proyeksi Suku Bunga
Proyeksi suku bunga bank sentral akhir-akhir ini semakin memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan mata uang mayor. Dalam waktu 2 minggu terakhir, bank-bank sentral dari Zona Euro, Jepang, dan AS akan menggelar rapat kebijakan masing-masing. Volatilitas 3-bulanan yang terimpilikasi pada pair-pair mayor berakhir di level tertinggi 5 pekan pada akhir minggu lalu. Hal ini tidaklah mengejutkan, terutama jika melihat swing harga Intraday dalam beberapa sesi trading terakhir.
Katalis utama yang menyebabkan lonjakan aktivitas trading berasal dari komentar para pejabat The Fed yang kontradiktif dan membingungkan. Kamis lalu (18/Juli), Presiden Fed New York John Williams dan Wakil Ketua Fed Richard Clarida sama-sama menyampaikan pernyataan yang menekankan pentingnya penurunan suku bunga sebagai tindak pencegahan, sekalipun tanda-tanda resesi belum tampak pada data ekonomi terbaru.
Williams bahkan menegaskan bahwa The Fed dapat menerapkan kebijakan moneter domestik dengan menurunkan suku bunga ke kisaran nol, untuk mencapai target Full Employment sekaligus stabilitas harga.
Tak butuh waktu lama bagi pelaku pasar forex untuk mencerna komentar tersebut dengan penurunan sentimen. Akibatnya, proyeksi Rate Cut 50 basis poin pada pertemuan FOMC 31 Juli mendatang pun terangkat naik, sebagaimana tercermin pada kontrak Fed Fund Futures yang secara Intraday menguat dari 20% menjadi 70% dalam sehari.
Hanya dua minggu sebelum pertemuan FOMC terlaksana, Dolar AS dilanda aksi jual berdasarkan prospek pemotongan suku bunga The Fed yang agresif tersebut. Akan tetapi, Fed secara mengejutkan merilis serangkaian Statement pada sesi perdagangan Jumat kemarin (19/Juli), untuk "menanggulangi" komentar-komentar mengenai suku bunga nol dan mengklarifikasi sikap Fed saat ini; bahwa penyesuaian apapun yang akan dilakukan terhadap suku bunga hanya berupa perubahan sebesar 25 basis poin.
Oleh karenanya, Greenback mengakhiri pekan lalu dengan penguatan terhadap mata uang mayor lain. Event mayor pekan ini adalah pertemuan ECB di hari Kamis (25/Juli). Sampai saat itu tiba, ACY meyakini jika USD akan diperdagangkan menguat dalam range harga saat ini.
https://i.gyazo.com/8f41fb1a0c2dca3881e08ec0f386deda.png
Euro Gagal Mengamankan Posisi Di Atas MA 30
Meskipun komentar super dovish dari pejabat Fed pekan lalu menekan Dolar AS, EUR/USD nyatanya tak mampu memastikan kenaikan di atas MA 30 (1.1275). Sekalipun volatilitas Intraday telah meningkat, pair ini belum juga keluar dari area 1.1200 yang telah dihuni selama lebih dari 3 minggu terakhir.
Pasca kemerosotan hingga 60 poin pada Jumat lalu, sinyal MACD dan Daily RSI EUR/USD sama-sama terlihat menurun. Key Support berikutnya terpantau di 1.1170, dengan peluang pelemahan lebih lanjut ke area 1.1110 jelang ECB Meeting.
USD/JPY Berpotensi Retest 108.50
Di pekan lalu, pasangan mata uang ini seolah-olah siap break di bawah level support 107.00. Untungnya, klarifikasi The Fed pada hari Jumat berhasil menunjang pergerakan harga kembali ke 107.80. Namun, ketakutan fundamental dari pasar ekuitas global terhadap potensi "risk off" kemungkinan bakal membatasi pergerakan USD/JPY di bawah area 108.60/70.
Hanya penembusan di atas 109.00 yang mampu mengubah struktur bearish harga saat ini, dan mengindikasikan batas Low yang kuat serta berkelanjutan.
AUD/USD Tertahan Di Bawah 0.7100
Pair AUD/USD jatuh hampir 0.5% di akhir minggu lalu. Sekalipun demikian, harga pasangan mata uang ini masih terhitung 0.3% lebih tinggi dibanding level penutupan pekan sebelumnya. Penolakan harga di sekitar 0.7080 secara alamiah menggarisbawahi proyeksi Downtrend yang terbentuk sejak awal tahun ini. Meskipun support terdekat harga sekarang terlihat di dekat 0.7000, indikator momentum ACY mensinyalkan kisaran 0.6960/70 sebagai target jangka pendek berikutnya.
Kekhawatiran Hard Brexit Terus Membebani Sterling
Minggu lalu, parlemen Inggris meloloskan Undang-Undang yang secara efektif dapat menghalau pemerintah saat ini untuk memberlakukan Hard Brexit. Kabar ini sayangnya gagal mengangkat GBP/USD dari bawah MA 30. Pair ini hanya rebound terbatas ke kisaran 1.2450 setelah terpuruk di level rendah baru pada area 1.2370.
Daily Chart Sterling menunjukkan level resistance dari pola Triple Top yang belum terkonfirmasi di level 1.2570. Akan tetapi, resistance yang lebih kuat di 1.2600 perlu "diamankan" terlebih dulu untuk mematok proyeksi penurunan berikutnya. Di sisi lain, EUR/GBP mencatatkan reversal tajam dari level tinggi 7 bulan di area 0.9040, dan menutup pekan lalu di 0.8960.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
whiteking
23rd July 2019, 06:07 AM
Pada pekan ini pergerakan USDCAD memberikan tekanan bullish pada pekan ini, pada tiga candle kebelakang telah terbentuk bullish candle dan sudah terjadi breakout pada area high daily sebelumnya, memungkinkan pergerakan bullish masih berlanjut pada pekan ini, ini dapat dilihat dari platform trading akun mikro Firewoodfx yang menawarkan fixed rate 1$ sama dengan Rp.10.000 untuk klien Indonesia
djamirunaje
25th July 2019, 06:12 PM
Akankah ECB Mengumumkan Tambahan Stimulus?
Dalam testimoninya di hadapan Kongres beberapa pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengekspresikan kewaspadaanya terkait rintangan dalam pertumbuhan global. Ia pun menegaskan bahwa FOMC siap bertindak dengan mengusung langkah Rate Cut sebagai "pengaman" untuk menjaga ekspansi ekonomi AS.
Menyusul pernyataan tersebut, beberapa anggota tetap FOMC menggaungkan kekhawatiran serupa dari Powell, terutama mengenai risiko-risiko dan ketidakpastian eksternal. Pasar pun terus meningkatkan ekspektasi mereka terhadap kebijakan Rate Cut yang akan diambil The Fed.
Ironisnya, ketika sejumlah pejabat The Fed "mendorong" para trader untuk menjual USD versus mata uang mayor lain, mayoritas rilisan data ekonomi AS yang berdampak tinggi justru sanggup melebihi ekspektasi. Beberapa contohnya adalah Retail Sales, Inflasi, dan pertumbuhan di sektor manufaktur.
Di lain pihak, European Central Bank (ECB) tidak didukung oleh data-data ekonomi yang meyakinkan jelang rapat dan pengumuman kebijakan moneternya. Di awal pekan ini, ekspektasi pasar untuk pemangkasan suku bunga ECB masih relatif merata, dengan peluang peningkatan stimulus berada di 25%. Dalam hal stimulus, ECB diproyeksi akan menaikkan pembelian assetnya, dari yang semula 20 miliar Euro menjadi 30 miliar Euro per bulan.
Flash PMI Manufaktur Jerman kemarin merosot ke 43.2, lebih rendah dari ekspektasi kenaikan ke 45.00, seiring dengan terus melemahnya permintaan eksternal dalam 6 bulan terakhir. Biasanya, data aktual yang meleset sebesar itu, ditambah dengan rilis laporan senada dari negara-negara UE lainnya, dapat meningkatkan kemungkinan bagi ECB untuk mengumumkan lebih banyak stimulus dalam Statement kebijakan moneternya.
https://i.gyazo.com/73ac8c409a7e758b56ad6843bc810762.png
Namun jika dilihat dari sisi lain, ECB hampir tidak pernah menetapkan kebijakan baru tanpa mengiringinya dengan update forecast ekonomi, yang dalam periode ini baru akan dirilis pada pertemuan September mendatang. Oleh karenanya, Statement kebijakan ECB malam ini kemungkinan besar hanya akan berfokus pada penyesuaian Forward Guidance, dan konfirmasi resmi mengenai rencana bank sentral untuk melonggarkan kebijakan di bulan September.
Pada konferensi pers pasca pertemuan ECB, ACY meyakini jika Mario Draghi akan mengungkap kerangka paket stimulus, yang kemungkinan memuat berlanjutnya program pembelian asset, pemangkasan suku bunga deposit ke -50 basis poin, dan aturan pinjaman yang lebih longgar pada TLTRO baru.
Euro Lengser Setelah Tembus 1.1160
Jika kita mengkombinasikan semua faktor di atas, maka jelas bahwa outlook EUR/USD sekarang sedang tidak bullish. Pasangan mata uang ini bahkan sudah menguji level 1.1130 setelah rilis data PMI Jerman.
Dari perspektif jangka menengah, sinyal teknikal EUR/USD cenderung bearish. ACY pun memperkirakan jika break dari level 1.1100 bisa membuka ekstensi downside ke area 1.1040/50.
Terlepas dari ekspektasi tersebut, EUR/GBP telah mengalami bearish reversal setelah memuncaki level 0.9070 pekan lalu. Reli 10 minggu terakhir dari pair ini tampaknya sudah benar-benar berballik dan menargetkan penurunan ke area 0.8825.
Sterling Menguat Pasca Terpilihnya Boris Johnson Sebagai PM Inggris Baru
Kini setelah Boris Johnson menjadi Perdana Menteri Inggris secara resmi, GBP/USD tampak bergerak dalam reli. Meski nuansa Downtrend GBP/USD masih mendominasi, penutupan harga di atas 1.2540 pada sesi New York dapat memulihkan outlook teknikal jangka pendek pair tersebut.
Aussie Dibebani Data Domestik
Semenjak gagal menguat di atas 0.7080 pada pekan lalu, AUD/USD meluncur turun hingga sebesar 100 poin, dan diperdagangkan melemah dalam 4 sesi perdagangan terakhir. Data PMI domestik, ditambah dengan outlook bank-bank setempat yang meyakini Rate Cut di bulan September, semakin membebani pergerakan Aussie. Menurut ACY, chart Daily pair ini mengindikasikan area 0.6930/40 sebagai support berikutnya, dengan resistance dekat di 0.7010.
JPY Kokoh Jelang Rapat BoJ Pekan Depan
Dengan Bank of Japan yang sudah dijadwalkan menggelar rapat kebijakannya minggu depan, USD/JPY kesulitan bertahan di atas 108.00. Chart Daily pair ini menunjukkan area resistance di 108.30/40. Sementara itu, support terdekat terlihat di kisaran 107.60, dengan potensi Double Bottom di area 107.20.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
2nd August 2019, 01:02 PM
Proyeksi Pair Forex Mayor Setelah Gejolak FOMC
The Fed memang memangkas suku bunga sebesar 0.25% sesuai ekspektasi. Namun, penggerak utama yang lebih dominan adalah konferensi pers Jerome Powell. Dalam pidatonya, Powell mengindikasikan arahan kebijakan ke depan yang mengangkat USD. Pasalnya, ia menegaskan bahwa tidak ada jaminan bagi The Fed untuk memulai serangkaian Rate Cut lagi dalam beberapa waktu ke depan.
Apa Yang Bisa Diartikan Dari Pernyataan Fed?
Jawaban sederhananya adalah: arahan kebijakan The Fed mengarah pada mode data-dependent. Semisal terdapat penurunan dalam data-data ekonomi penting AS seperti pertumbuhan tenaga kerja, inflasi, dan tingkat upah, maka "pelatuk" Rate Cut akan kembali terpicu dan menyebabkan pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 0.25% lagi.
Intisari lain yang bisa dicerna dari nuansa pengumuman Fed terbaru adalah tidak ada komitmen untuk memulai siklus kebijakan Rate Cut, karena mereka "tidak terlalu khawatir dengan data-data (ekonomi)". Meski demikian, Fed juga mengutarakan jika mareka akan selalu siap bertindak apabila perang dagang global terus membebani ekonomi AS.
Seperti Apa Peluang Di Pasar Forex Dan Komoditas Pasca Pengumuman Fed?
Menurut ACY, EUR/USD dan GBP/USD menjadi 2 pair paling menjanjikan untuk di-short. Pertama-tama, ECB sadar jika Zona Euro kini sedang membutuhkan stimulus. Mereka hanya menunggu The Fed untuk bertindak lebih dulu. Jadi, walaupun proyeksi sebelumnya sudah menaksirkan penurunan EUR/USD, ekstensi pelemahan ke titik-titik harga yang lebih rendah dari area 1.10 saat ini masih mungkin terjadi.
https://i.gyazo.com/84c283ae6a094fd9bd9a8648e79b7ae7.png
Sementara itu, GBP/USD juga bernuansa bearish karena tekanan Hard Brexit yang menurut ACY bisa mendorong harga turun ke 1.2000. Emas juga menjadi komoditas menarik untuk dijual, karena secara teknikal, asset ini sudah Overbought.
Satu-satunya faktor yang dapat memutarbalikkan proyeksi di atas adalah rilis data ketenagakerjaan AS nanti malam (02/Agustus). ACY memperkirakan jika hasil data tersebut akan relatif sesuai ekspektasi.
Aussie Dan Kiwi Akan "Penuh Derita"
Pertengahan pekan ini, rilis data inflasi Australia menunjukkan pencapaian yang solid. AUD/USD yang sebelumnya menghadapi tekanan jual, menguat hingga 40 pips ke area 0.6900 pasca rilis laporan inflasi tersebut. Di lain pihak, NZD/USD sedang didominasi oleh outlook bearish karena kabar kesiapan RBNZ untuk memotong suku bunga lebih lanjut.
Normalnya, baik AUD/USD maupun NZD/USD akan melemah setelah The Fed mengeluarkan pernyataan yang mendukung bullish Dolar AS. Karena itu, ACY menilai jika Lower Low AUD/USD di 0.6840 bisa berubah dengan cepat menuju 0.6750. NZD/USD pun diprediksi bakal segera merosot dari 0.6550 ke 0.6500.
Dengan perkembangan konflik dagang yang bernada negatif di pekan ini, serta kecenderungan RBNZ untuk mengikuti bank sentral lain di jalur pelonggaran moneter, AUD/USD dan NZD/USD hanya akan bergerak di satu arah, yakni penurunan.
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
5th August 2019, 08:26 PM
Data Ketenagakerjaan AS Stabil, Emas Bergerak Solid
Selain laporan ekonomi mengenai pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam, memanasnya tensi perang dagang AS-China di minggu lalu masih mempengaruhi sentimen pasar global. Perlu diperhatikan juga bahwa isu tersebut bisa memojokkan The Fed untuk melakukan pemotongan suku bunga lebih lanjut.
Apa Arti Data Ketenagakerjaan AS Bagi Pasar Forex?
Rilis laporan yang beragam memicu pergerakan signifikan bagi Dolar AS, dengan USD/JPY yang terdorong turun ke area 106.35, sementara emas menguat ke kisaran $1,448 sebelum akhirnya berkonsolidasi.
Tingkat upah pekerja di AS hanya naik sedikit, pengangguran gagal menunjukkan perbaikan, dan NFP dirilis sesuai ekspektasi. Sinyal dari ketiga indikator tersebut dianggap sebagai pemicu untuk melepas posisi Long USD di hari Jumat kemarin (02/Agustus).
Harga pembukaan hari ini menguntungkan aksi pelaku pasar forex di atas, karena USD dibuka melemah versus mata uang mayor lainnya. Namun Chart di bawah ini menunjukkan bahwa pada sisi downside, NZD/USD semakin dekat dengan support kunci di area 0.6480.
https://i.gyazo.com/c5acd10b69131e199ed208041b06e8b5.png
Di lain pihak, GBP/USD naik tipis di kisaran 1.2175, yang memberikan peluang entry menguntungkan bagi para trader untuk Short di pasangan mata uang yang masih digelayuti oleh masalah Brexit ini.
Pasar Ekuitas Global Menjauh Dari Level Tinggi
Kejutan dari rencana kenaikan tarif impor AS pada barang-barang China masih dirasakan oleh pasar saham di seluruh dunia. Indeks Dow (DJ30) turun dari level tingginya minggu lalu. Menurut pandangan ACY, harga akan segera membentuk Lower Low-nya. Imbas dari kembali panasnya tensi dagang AS-China akan paling dirasakan oleh pasar saham, termasuk pasar saham Asia yang masih memerah pasca tweet Presiden Trump Jumat lalu.
Sama sekali tidak ada peluang menjanjikan jika Anda berencana melakukan buy di level-level harga ekuitas saat ini. Probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September yang kini sudah mencapai 100%, disorot ACY sebagai katalis yang akan menekan harga saham secara global.
Setelah perubahan fundamental mayor yang datang dari rencana kenaikan tarif impor AS per 1 September mendatang, pasar meyakini bahwa The Fed perlu lebih agresif dalam memberlakukan serangkaian penurunan suku bunga. Prospek inilah yang akan senantiasa membebani ekuitas.
Event Kunci Minggu Ini
Pekan ini akan diramaikan dengan pengumuman suku bunga RBA dan RBNZ. Pasar mengekspektasikan jika kedua bank sentral tersebut akan mengikuti trend Rate Cut baru-baru ini.
Secara keseluruhan, berikut adalah rilis data dan peristiwa berdampak tinggi di sepanjang pekan ini:
PMI Non-manufaktur AS (Senin malam).
Data Ketenagakerjaan New Zealand (Selasa).
Pengumuman suku bunga RBA (Selasa).
Pengumuman suku bunga RBNZ (Rabu).
Pernyataan Kebijakan Moneter RBA (Jumat).
Data Manufaktur Inggris (Jumat).
Data Ketenagakerjaan Kanada (Jumat).
Untuk saat ini, USD/CAD masih menjadi pair yang masuk dalam radar buy ACY di area 1.3200; khususnya karena situasi fundamental saat ini cenderung membebani CAD, sementara nuansa risk-off terlihat akan bertahan untuk sementara waktu.
GBP masih diproyeksi sangat bearish, sehingga ACY memilih Short GBP/USD dari area 1.2200-1.2000 (atau bahkan 1.1800). Sementara itu, AUD/USD masih tertekan oleh isu-isu perang dagang yang saat ini masih negatif, sehingga waspadai penurunan harga ke area 0.6750 dalam waktu dekat.
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
6th August 2019, 10:20 PM
Pasar Bernuansa Risk-Off, Emas Menguat Tajam
Menyusul komentar Departemen Keuangan AS yang menjuluki China sebagai "tukang manipulasi mata uang", safe haven Yen dan Gold semakin terangkat naik dalam sesi perdagangan overnight. Logam mulia mencapai level tinggi di kisaran $1.470, tertunjang kekhawatiran pasar yang kian meningkat terhadap risiko perdagangan global.
Reli Yen Dan Emas Semakin Kuat
Para trader belum melihat akhir dari nuansa risk-off yang mendominasi pasar saat ini. Perang dagang lagi-lagi menghebohkan kedua belah pihak, dengan AS yang baru-baru ini menilai China sengaja mendevaluasi Yuan sebagai senjata perang dagang.
USD/JPY konsisten tertekan setelah menyentuh Low di area 105.45 pada Senin lalu (05/Agustus). Di saat yang sama, Yen reli versus semua mata uang mayor lain.
Jadi, seperti apa proyeksi USD/JPY dan Emas selanjutnya?
Menurut ACY, USD/JPY berpeluang menyundul level 105.00 tak lama lagi. Peluang penurunan lebih lanjut ke 102/103 bahkan bisa terbuka, terutama jika eskalasi tensi AS-China terus meninggi di luar kendali. Untuk emas, target $1,500 menjadi level terdekat yang mungkin dicapai harga. Berikutnya, $1,560 akan menjadi target lanjutan setelah level 1500 terkonfirmasi ditembus.
https://i.gyazo.com/63ad83075a42bef510ca237d3034b3c0.png
Aksi Bank Sentral Pekan Ini: RBA & RBNZ
Data ketenagakerjaan New Zealand secara di luar dugaan rebound ke area positif, dengan Unemployment Rate yang turun ke 3.9%, lebih rendah dari proyeksi di 4.3%. Meski demikian, RBNZ masih diyakini bakal memotong suku bunga acuan dalam pengumuman kebijakannya besok.
Di sisi lain, RBA yang menyatakan kebijakan suku bunganya lebih dulu hari ini (06/Agustus) diekspektasikan menahan rate, meski Yield Obligasi 10-tahunannya sudah jatuh di bawah 1%. AUD/USD sendiri sudah kembali ke level kunci yang dipandang ACY berada di sekitar 0.6750. Aliran risk-off di pasar forex bisa dikatakan telah membantu RBA untuk melemahkan nilai Dolar Australia.
Saham-Saham AS Terjepit; Volatilitas Pair Forex Melonjak
Pasar ekuitas global merasakan dampak terburuk dari mode risk-off saat ini, dengan harga-harga di pasar saham Asia dan AS yang paling terimbas. Untuk meredam reaksi ekstrim pasar, peg rate USD/CHY sudah dinormalisasi oleh PBoC pada hari ini ke level 6.94%. Namun demikian, akankah level itu dipertahankan?
Peningkatan volatilitas di berbagai mata uang mayor kemungkinan akan berlanjut di sepanjang pekan ini. ACY menilai jika peluang terbaik akan muncul di pasangan mata uang berikut:
AUD/JPY
NZD/JPY
GBP/JPY
Tak lupa, EUR/USD juga diuntungkan oleh statusnya sebagai funding-currency ketika investor mencari aset aman untuk berlindung. Maka dari itu, tak heran jika EUR/USD rebound tajam dari level pekan lalu di 1.1100 ke 1.1235.
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
9th August 2019, 09:07 PM
Tensi Dagang Terbaru Menunjang Emas Dan Yen
Harga emas terus terdukung seiring dengan berlanjutnya perkembangan dagang baru yang membuat trader was-was akan dampak buruknya. Kemarin (08/Agustus), AS menunda perizinan Huawei sebagai balasan atas tindakan China yang menghentikan pembelian produk pertanian AS. Aksi saling serang dengan demikian masih berlanjut.
Disamping perkara perang dagang, "adu cepat" berbagai bank sentral menuju suku bunga nol saat ini semakin nyata, dengan pemotongan suku bunga RBNZ pekan ini dan arahan kebijakan RBA yang mensinyalkan hal serupa.
Eskalasi Konflik Dagang Masih Meresahkan Trader
Penyesuaian midpoint USD/CNY yang lumayan negatif hari ini semakin menambah kekhawatiran pasar terkait perseteruan dagang AS-China. Outlook risiko ketidakpastian masih tak stabil antara Risk-On dan Risk-Off di setiap harinya, karena semua itu sangat bergantung pada headline terbaru dari ketegangan AS-China.
Untuk saat ini, berita terbaru mengenai penangguhan perizinan Huawei oleh AS telah menambah prospek negatif terhadap masalah perang dagang. Apalagi, manuver ini diluncurkan untuk membalas aksi China yang menghentikan pembelian-pembelian produk pertanian AS di masa depan.
Menurut ACY, tetap Long pada Yen merupakan cara paling simpel untuk mengambil keuntungan dari nuansa risiko saat ini. Secara khusus, Short AUD/JPY, NZD/JPY, dan EUR/JPY jelang Statement ECB pada 12 September mendatang menjadi langkah yang disarankan oleh ACY.
Apa Yang Bisa Dicerna Dari Testimoni RBA Hari Ini?
Pernyataan RBA pagi ini menyorot kesediaan bank sentral tersebut untuk menggunakan langkah-langkah non-konvensional jika diperlukan, guna menjaga ekonomi Australia tetap kompetitif di tengah kondisi perdagangan seperti sekarang.
Gubernur RBA Philip Lowe juga menekankan tentang risiko bagi perekonomian Australia di kuartal selanjutnya. Meski demikian, ia juga menyebutkan bahwa kebijakan moneter konvensional tetap menjadi tindakan paling tepat untuk dilakukan. Dengan kata lain, pemotongan suku bunga adalah aksi paling ideal menurut RBA.
Dengan AUD/USD yang berhasil melintasi 0.6800, ACY memperhitungkan bahwa saat ini adalah waktu paling tepat untuk Sell AUD/USD, sebelum pair tersebut turun lagi ke kisaran 0.6750.
https://i.gyazo.com/b65996f72e7300406e1c40e7546eca50.png
Setelah Capai $1,505, Kemana Arah Emas Berikutnya?
Gold baru saja terangkat naik di atas $1,500 kemarin, dengan harga Emas Spot yang menyentuh $1,509, dan Emas Futures di $1,522. Pertanyaannya sekarang adalah, kemana emas bergerak setelah mencapai $1,505? Analis ACY memilih untuk mempertahankan outlook bullish seperti pekan lalu; menggunakan alasan fundamental sebagai landasan solid untuk entry, dan memanfaatkan level-level Fibonacci untuk mencari Exit secara teknikal di $1,560.
Mengingat angka inflasi AS akan segera dirilis dalam 3 hari trading mendatang, level $1,500 bisa menjadi support yang meyakinkan untuk menyambut publikasi data tersebut.
Sebagai pertimbangan lebih lanjut, cuitan-cuitan Presiden Trump di Twitter yang semakin agresif mengenai kecakapan dan tindakan Fed serta mensinyalkan intervensi, akan semakin mendukung penguatan harga emas.
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
Donaldkes
10th August 2019, 01:44 AM
unethost無限空間虛擬主機 技術分享部落格
http://blog.unethost.com/
djamirunaje
12th August 2019, 05:39 PM
Analisa Menyambut Serangkaian Data High Impact Pekan Ini
Pekan trading ini diawali dengan lanjutan optimisme negosiasi dagang yang muncul di akhir minggu sebelumnya, dimana AS dan China sama-sama sepakat bertemu di bulan September mendatang. Meski demikian, rangkaian Tweet dan pernyataan resmi terbaru dari kedua belak pihak masih memberikan bias negatif terhadap sentimen risiko pasar.
Sementara itu, harga komoditas dan pair forex kemungkinan bakal mulai tersentak pada hari Selasa (13/Agustus), dengan data penting dari China dan inflasi AS yang menjadi berita utama di kalender ekonomi. Fokus pasar akan senantiasa tertuju pada peg level USD/CNY yang disesuaikan PBoC setiap harinya, sejalan dengan tarik ulur perang dagang yang masih mendominasi sentimen pasar saat ini.
https://i.gyazo.com/64f7e005c3cd0eea714ad3e4106c2df9.png
Mata Uang Risiko Tinggi Masih Tertekan
Satu chart harga yang menarik perhatian analis ACY pada akhir sesi trading pekan lalu adalah NZD/USD. Pemotongan suku bunga 0.5% dari RBNZ merupakan katalis yang bisa menentukan arah NZD dan AUD ke depan dalam kacamata ACY. NZD/USD dipilih menjadi sorotan utama, karena level harganya saat ini tampak sangat menjanjikan untuk entry ulang dalam posisi Short, utamanya setelah pair ini gagal mengisi gap pada pekan lalu.
Pasangan mata uang dengan risiko tinggi seperti AUD/USD dan NZD/USD diproyeksi kuat akan kembali melanjutkan penurunan, mengingat nuansa risiko belum juga membaik. Hal ini semakin diperparah dengan outlook kebijakan RBA an RBNZ yang cenderung dovish.
Peluang Trading Apa Saja Yang Bisa Diambil?
Ada beberapa katalis besar yang menurut ACY bisa menyediakan peluang trading hari ini (12/Agustus). Sebagaimana yang telah disiratkan pada analisa sebelumnya, EUR/GBP masih menanjak dan menembus level 93, seiring dengan semakin melunaknya keyakinan pasar terhadap Sterling.
Sementara itu, emas masih menjadi komoditas nomor satu untuk diperdagangkan, dengan level $1,500 yang terlihat sebagai batas atas terdekat. Perkiraannya, emas masih mungkin mencapai $1,560 jelang rilis data inflasi AS besok.
Secara keseluruhan, ide sell AUD/USD dan NZD/USD bisa menjadi prioritas tertinggi hari ini, begitu pula dengan mengikuti trend GBP/JPY yang masih mendukung aksi short-selling. Sebagai informasi, GBP/USD merosot tajam pada akhir pekan lalu, kemungkinan karena kekacauan Brexit masih terus membebani Pound. Menurut perhitungan ACY, isu tersebut juga akan konsisten membayangi pergerakan GBP versus mata uang mayor lainnya.
USD/JPY masih menjadi aset pengukur risiko di pasar forex, dan saat ini diketahui bergerak di bawah level 105.50. Jika inflasi AS meleset dari ekspektasi, maka pair-pair mayor akan bergejolak, dengan USD yang cenderung di-Short terutama versus GBP dan Euro yang saat ini sudah oversold. Khusus untuk Euro, kemana kira-kira harganya akan bergerak? Level 1.1205 menjadi target pilihan ACY, dengan peluang retest 1.1260 jika faktor risiko melemah atau penurunan USD berlanjut pekan ini.
Di lain pihak, USD/CAD menjadi sangat volatile pada sesi perdagangan akhir pekan lalu, setelah data ketenagakerjaan Kanada dirilis jauh lebih mengecewakan dari estimasi analis. ACY memperkirakan jika peluang buy USD/CAD hari ini bisa diambil dengan skenario sebagai berikut:
Entry: 1.3225
Target: 1.3300 (+75 pips)
Stop: 1.3175 (-50 pips)
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
13th August 2019, 03:25 PM
Radar Trading Hari Ini: Euro, Dolar, Dan Emas
Data inflasi AS yang rilis malam nanti akan memiliki bobot pengaruh lebih besar dari biasanya, karena sentimen pasar kini tengah fokus pada siklus pelonggaran The Fed pasca Rate Cut bulan lalu. Mengingat ECB sudah santer dikabarkan bakal menjadi bank sentral berikutnya yang mengumumkan kebijakan longgar (pada 12 September), maka data ekonomi dari Jerman hari ini juga penting diperhatikan.
https://i.gyazo.com/161197b2b2f3263b496cf9f3ed36b81b.png
Outlook Pair Forex Mayor
Untuk Outlook pergerakan Euro, sebaiknya awasi rilis laporan ekonomi Jerman. Sementara itu, data inflasi AS bisa menjadi patokan untuk mengukur kekuatan laju harga emas, yang pada gilirannya dapat menjadi tolok ukur juga bagi pergerakan harga beberapa mata uang di pasar forex.
Selain itu, ACY juga mencermati adanya peluang dari pair USD/CAD, khususnya pada level 1.3260 (di sisi upside) yang bisa membuka prospek kenaikan lebih lanjut ke target 1.33.
USD/JPY masih menjadi pair penting untuk disorot sebagai pengukur risiko pasar. Saat ini, pergerakan di atas 105.60 atau di bawah 105.10 bisa menjadi indikasi yang patut diperhatikan sebagai parameter risiko.
Di lain pihak, penguatan Aussie semestinya melambat setelah kembali diperdagangkan di level kunci 0.6750. Untuk Dolar Kiwi, proyeksi pelemahan lebih lanjut masih mendominasi.
Level-Level Kunci Yang Penting Diperhatikan
Ada begitu banyak risiko ketidakpastian di pasar saat ini, sehingga sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjadi trader aktif. ACY menyarankan trader Gold untuk mewaspadai break di level $1,525, jika ingin memanfaatkan momentum bullish logam mulia. Apabila inflasi AS dirilis mengecewakan (yang menurut ACY kemungkinannya kecil), maka awasi break down USD/JPY dari level 105.
Peluang lebih besar tercipta di EUR/USD, yang bisa menembus 1.1130 bila data inflasi AS bernada positif. Skenario ini bisa berdampak penurunan bagi EUR/JPY juga. Untuk saat ini, pergerakan EUR/USD masih bertahan di 1.1190, setelah gagal membangun support solid di atas 1.12.
Satu lagi kunci penting yang bisa berimbas besar bagi sentimen pasar forex adalah proyeksi kejatuhan GBP/USD di bawah 1.2000. Data upah Inggris akan dirilis sesaat setelah pembukaan pasar London dan sebelum inflasi AS, sehingga dalam 24 jam ke depan, gejolak harga pair ini akan menarik untuk diamati.
Saran Trading Hari Ini
Pasar forex sekarang bersiap untuk menyambut serangkaian data penting dari AS (inflasi), Jerman (sentimen ekonomi ZEW), dan Inggris (tingkat upah). GBP kemungkinan besar masih akan terus tertekan, karena faktor data yang dikombinasikan dengan risiko Brexit akan membuat investor tak tertarik membeli mata uang tersebut.
Karena laporan inflasi AS merupakan salah satu komponen penting bagi The Fed dalam mempertimbangkan kebijakannya, angka inflasi headline malam ini bisa menjadi katalis penting bagi trader yang ingin kembali buy USD/JPY. ACY merekomendasikan Long pair tersebut di atas 105.50, dengan target kenaikan ke 106 (+50 pips). Di sisi lain, EUR/USD diyakini kuat akan kembali ke pertengahan area 1.11 hari ini, jika data ZEW Jerman dirilis negatif.
Volatilitas harga telah kembali, jadi manfaatkanlah sebaik mungkin.
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
15th August 2019, 07:22 PM
Pasar Saham Rontok Setelah Kemunculan Sinyal Resesi
Bukanlah suatu hal mengejutkan jika perlambatan global memukul mundur reli saham "tak masuk akal" yang berlangsung di periode 2018/19. Tema pasar masih bernuansa risk-off karena sinyal perlambatan yang meluas, salah satunya ditandai dengan pelemahan data Jerman dan China kemarin (14/Agustus).
Indeks saham Dow pun jatuh hingga 3% (800 points) secara overnight, seiring dengan pergerakan aset-aset lainnya yang merespon kondisi terbaru di pasar obligasi.
Sekilas Tentang Perkembangan Di Pasar Obligasi
Hari ini, newsfeed dari dunia trading dipenuhi oleh inversi Kurva Yield Obligasi AS. Penjelasan mudahnya, Yield Obligasi AS tenor 2-tahun dan 10-tahun "membunyikan" alarm peringatan yang diyakini para pelaku pasar sebagai pertanda resesi ekonomi AS. Inilah mengapa saham-saham AS dilanda gelombang jual, yang kemudian diikuti oleh lebih banyak aksi jual.
Pada akhirnya, ini akan semakin menekan dan mendorong The Fed untuk memotong suku bunga AS; senada dengan arah kebijakan berbagai bank sentral saat ini.
Aussie Menyambut Data Ketenagakerjaan
Kondisi pasar tenaga kerja Australia cukup menarik diperhatikan, terutama karena perekonomian global saat ini tengah diliputi oleh risiko perlambatan. Dengan tingkat pengangguran yang tetap di 5.2%, ACY memilih AUD/JPY sebagai pair ideal.
Hari sebelumnya, pair ini telah memenuhi proyeksi ACY yang memperkirakan jika penguatan harganya akan berbalik di pertengahan minggu ini. Pelemahan data ekonomi China-lah yang menjadi pemicu bearish Dolar Australia versus Yen Jepang kemarin.
Peluang Trading USD/JPY
Di titik ini, para trader forex seharusnya sudah paham jika Yen adalah mata uang safe-haven yang memanen keuntungan ketika pasar global dihadang risiko. Tekanan jual di seantero pasar saham kemarin akan menambah beban bagi USD/JPY, dan ACY mencermati level 105.10 sebagai area jual karena relatif dekat dengan Low pada hari Selasa lalu (13/Agustus).
https://i.gyazo.com/84bf14cc0743de5185f0648ea3095412.png
Terdapat dua faktor yang akan semakin mendorong turun Dolar/Yen: pelemahan USD dan karakteristik Yen sebagai safe-haven. Namun apakah ini terus bertahan? Dan sampai kapan? Kita tunggu saja bagaimana perkembangan selanjutnya di pasar forex.
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
16th August 2019, 07:26 PM
Sell Euro Mendominasi Peluang Pasar Saat Ini
Kondisi pasar sekarang menawarkan peluang trading yang mudah dicerna di semua instrumen, baik pair forex mayor, indeks saham, maupun komoditas. Dari headline berita di sepanjang minggu ini, dapat disimpulkan bahwa fundamental Inggris dalam kondisi baik, tapi risiko Brexit masih meresahkan. Sementara itu, fluktuasi di pasar saham begitu rentan terhadap ayunan-ayunan risiko.
Pasar forex yang bergejolak tetap menarik diperhatikan, utamanya setelah China bersumpah untuk membalas skenario tarif impor AS terbaru. Meski belum terlaksana, rencana ini bisa memicu pergerakan market yang super negatif tak lama lagi.
Risk Appetite Pasar Terkini
Pasar ekuitas saham AS gagal menunjukkan pemulihan signifikan di sesi perdagangan kemarin (15/Agustus), menyusul kemerosotan 800 poin yang terjadi pada hari sebelumnya. Ini merupakan pertanda buruk.
Oleh karena itu, ACY memutuskan untuk tetap bearish pada outlook global dan memperhatikan sentimen risiko. Secara garis besar, aksi paling aman untuk diambil saat ini adalah:
Sell saham
Buy emas
Buy JPY
Menurut pandangan ACY, komentar pejabat China mengenai pembalasan terhadap AS telah membuat risiko ketidakpastian kembali naik.
Fundamental Inggris Dan GBP
Arus data fundamental Inggris mendapat secercah harapan di minggu ini, dengan rilis data inflasi dan penjualan ritel yang sama-sama solid. Meski demikian, gain Poundsterling masih terbatasi oleh risiko Brexit yang ketat membayangi sentimen pasar.
Posisi sell EUR/GBP yang dipasang analis ACY kemarin berhasil mencapai target; cukup wajar mengingat arah kebijakan ECB cenderung melemahkan Euro, sementara data fundamental Inggris positif.
Pergerakan EUR/GBP bisa melemah lebih lanjut, dengan prospek No-Deal Brexit sebagai satu-satunya penahan yang sebaiknya diwaspadai karena bisa berdampak sangat negatif bagi GBP. Jadi, ACY meyakini jika skenario Buy GBP akan berjalan mulus jika opsi No-Deal tak lagi perlu dikhawatirkan.
Amati Baik-Baik Dua Pair Ini
Secara keseluruhan, terdapat dua pasangan mata uang yang sebaiknya menjadi fokus perhatian:
EUR/JPY
EUR/GBP
Kebijakan ECB kemungkinan besar akan terus menggerus EUR, karena data-data ekonomi Zona Euro yang memburuk secara berkelanjutan semakin memperkuat peluang pengumuman paket stimulus baru ECB pada September mendatang. Selain itu, outlook bearish pada EUR/JPY juga masuk akal jika kita mempertimbangkan posisi Yen sebagai safe haven. ACY menyarankan untuk menunggu break di bawah 117.60 jika ingin sell EUR/JPY, dengan target di 116.00.
https://i.gyazo.com/36d725d6936d053e6325389c4cc1227f.png
Sementara itu, EUR/GBP akan terus terpuruk dengan proyeksi penurunan terbaru menuju 0.918, khususnya setelah harga turun dari level High 0.93. Tak menutup kemungkinan jika Euro masih akan terus melemah versus Poundsterling, sekalipun telah mencapai target 0.918.
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
19th August 2019, 05:10 PM
Setelah Turun Tajam, Euro Masih Berpotensi Melemah Lagi
Melanjutkan pergerakan harga dari sesi trading akhir pekan lalu (16/Agustus), minggu ini tampaknya akan menjadi periode yang menarik bagi para trader forex.
EUR/GBP sudah breakdown dan terus mendesak turun untuk menembus level rendah 0.91. Menurut ACY, area tersebut adalah titik kunci yang perlu diawasi pekan ini. Sementara itu, EUR/USD juga melemah tajam dan menyeberangi batas 1.1100, hingga menyentuh Low 1.070 pada sesi perdagangan akhir pekan lalu.
Minggu ini, akan ada serangkaian event berdampak tinggi seperti rilis notulen FOMC, data-data Zona Euro, CPI Kanada, juga simposium Jackson Hole. Semua itu bisa menjadi penggerak pasar yang perlu diperhatikan.
EUR/USD Berpeluang Break Lagi
Merujuk pada pergerakan Euro akhir-akhir ini, ACY sangat yakin bila Euro akan kembali merosot tajam versus mata uang mayor lainnya. Price Action EUR/USD dan EUR/GBP di hari Jumat kemarin memberikan bukti yang cukup nyata.
Chart EUR/USD di bawah ini merefleksikan pelemahan harga yang terus berlanjut setelah menembus batas 1.11.
https://i.gyazo.com/00bd1b7026f53828342e25e045ebca35.png
Mengapa penurunan signifikan Euro terjadi pada hari Jumat lalu? Data-data fundamental AS terpantau solid di sepanjang pekan, sementara indikator kunci Zona Euro seperti data ekonomi Jerman justru dirilis negatif.
Outlook Dolar Dan Ekonomi AS
Selama akhir pekan, terdapat beberapa headline yang cukup menarik untuk disimak. Salah satunya adalah mengenai perwakilan AS yang mengisyaratkan bahwa saat ini "tidak ada tanda-tanda resesi dalam perekonomian".
Menurut ACY, komentar itu tidak terlalu meyakinkan, karena sangat terlihat hanya diungkapkan sebagai pernyataan yang menenangkan pasar. Apalagi, pasar obligasi global sudah menyuarakan sinyal yang sangat jelas mengenai tanda resesi.
Meski demikian, penting juga untuk menyimak rilis positif dari data-data ekonomi AS minggu lalu, karena hal ini bisa memungkinkan The Fed untuk memotong suku bunga lagi tanpa perlu mengindikasikan "serangkaian Rate Cut lanjutan" di masa depan. ACY menilai bahwa realitanya, ekonomi AS saat ini cenderung mixed, karena menunjukkan tanda-tanda perlambatan di satu sisi, sementara di sisi lainnya menampilkan sinyal optimisme.
Peluang Trading Pekan ini
Pair-pair EUR/GBP, EUR/USD, USD/CAD, XAU/USD, dan NZD/USD akan menawarkan peluang terbaik.
Notulen FOMC dari meeting terakhir akan dirilis pada hari Kamis (22/Agustus) dini hari. Tampaknya, tidak akan ada hal baru dari rilis laporan tersebut, karena konferensi pers The Fed sebelumnya yang digelar pasca pengumuman Rate Cut dinilai cukup membingungkan, dan menginformasikan pandangan yang campur aduk dari Jerome Powell. ACY memprediksikan jika USD akan reli minor minggu ini.
Sementara itu, data CPI Kanada bisa jadi akan menunjukkan jika perekonomian Kanada sedang bergerak menuju kondisi yang memerlukan pemotongan suku bunga. Jadi sebaiknya, bersiaplah pada hari Rabu (21/Agustus) untuk beraksi di pair USD/CAD, atau bahkan CAD/JPY.
Yang paling utama untuk diperhatikan, rilis data Zona Euro minggu ini berpeluang menunjukkan penurunan lagi, segingga membuka potensi sell baru bagi Euro, terutama di EUR/USD dan pair cross Euro lainnya.
Data Retail Sales New Zealand akan meluncur minggu ini. Namun, data tersebut tidak akan terlalu berdampak tinggi pada sentimen pasar saat ini. Sekalipun begitu, ACY masih memantau NZD/USD dan NZD/JPY dalam radar tradingnya, karena outlook RBNZ yang masih dovish dan masih tingginya risiko dari tensi dagang AS-China.
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
20th August 2019, 04:13 PM
Waspadai Kembalinya Minat Risiko Pasar
Arus perdagangan baru dalam aset-aset risiko tinggi telah membantu mengungkit pasar saham di sesi perdagangan Senin (19/Agustus) kemarin. Hang Seng akhirnya pulih 2.5% dan Dow Jones menguat 1% atau sebanyak 247 poin. Sementara itu, pasar forex sangat reaktif atau bahkan terlampau reaktif; EUR/USD masih melemah dan menjadi target sell pilihan, sementara USD/JPY naik seiring dengan menguatnya Dolar AS versus mata uang lainnya.
Notulen FOMC Diragukan, Perlukah Bersiap Menghadapi Penurunan USD?
Notulen rapat Fed menjadi sorotan dalam kalendar event minggu ini. Namun sebelumnya, kita juga sebaiknya mempertimbangkan konferensi pers The Fed terakhir. Arahan kebijakan yang diungkapkan cenderung tak jelas, sehingga memicu kenaikan Dolar AS pasca pemotongan suku bunga waktu itu. The Fed sendiri mengungkapkan bahwa kebijakan Rate Cut yang dilakukan adalah "penyesuaian di pertengahan siklus", alih-alih sebagai awal dari serangkaian Rate Cut seperti yang sebelumnya ramai diekspektasikan.
Apabila notulen pekan ini tak menggarisbawahi outlook positif di atas, maka USD berpeluang melemah lagi, dengan USDX yang kemungkinan turun di 98.15. Dalam perspektif teknikal ACY, chart di bawah ini menunjukkan jika Indeks Dolar memang bersiap melemah lagi.
https://i.gyazo.com/0edd5bc76b0936ab64aea7ac4bddbcad.png
Dolar Australia Memantul Dalam Range
Secara teknikal, AUD hanya bergerak bolak-balik versus USD di antara 0.6800 dan level kunci 0.6750. Kondisi ini sudah terjadi berminggu-minggu lamanya. Menurut ACY, AUD/USD berpotensi naik tipis dari 0.6750, dengan pergerakan yang terbatas sampai di 0.6785 saja. Sebaliknya, AUD/JPY justru menyediakan peluang yang lebih baik bagi trader. Selain itu, EUR/AUD juga bisa menyajikan ruang yang lebih leluasa.
Euro Masih Layak Diperhatikan
Pair-pair forex mayor tampaknya akan bergejolak di sisa trading minggu ini, terutama dengan data Zona Euro yang dirilis sebelum notulen FOMC pada hari Rabu dan Kamis besok. Kemarin, para trader dan investor Euro disibukkan oleh reaksi atas pengumuman Jerman mengenai kemungkinan stimulus fiskal sebesar 50 miliar Euro, yang dipersiapkan jika Zona Euro terjebak di jurang resesi.
ACY memperkirakan bila EUR/USD akan mengarah turun ke batas 1.11 lagi. Ini merupakan pertanda buruk bagi outlook Euro, yang telah diperingatkan oleh ACY sejak pekan lalu. Dengan demikian, sell EUR/USD dan EUR/GBP masih menjadi pilihan terbaik yang bisa dilakukan saat ini.
Kebijakan ECB baru akan diumumkan pada 12 September mendatang, dan kemungkinan besar bernada dovish. Dalam pandangan ACY, Euro dapat merosot lebih lanjut sebelum event berdampak tinggi itu berlangsung.
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
djamirunaje
21st August 2019, 03:03 PM
Lagi-lagi, Euro Sinyalkan Pelemahan Lebih Lanjut
Beberapa perkembangan menarik kemarin (20/Agustus) datang dari komentar-komentar mengenai Brexit, yang berefek pada penguatan GBP. Sementara itu, outlook ekonomi Zona Euro terus melemah, dengan PM Itallia yang mengundurkan diri, dan pasar saham global merosot sekitar 1%.
Minggu ini masih menyisakan beberapa risiko berdampak tinggi, diantaranya datang dari rilis data CPI Kanada, laporan ekonomi Zona Euro, notulen FOMC, serta Simposium Jackson Hole yang berlangsung di penghujung pekan. Patut dicermati pula, harga minyak reli secara perlahan, sementara Emas bergerak solid seiring dengan antisipasi pasar menyambut notulen FOMC.
https://i.gyazo.com/57493856ae518b5a24a79cf8bd19fe17.png
Pasar Tunjukkan Konsolidasi
Beragam pair forex mayor berkonsolidasi jelang rilis notulen FOMC. ACY berpandangan jika hal ini akan semakin meningkatkan risiko volatilitas setelah laporan tersebut dipublikasikan besok.
Harga minyak stabil di atas $56, dengan data persediaan AS yang mendukung sedikit kenaikan WTI dalam sesi overnight. Sementara itu, Euro bergerak di bawah 1.1070 sebelum rebound versus Dolar AS. Pemulihan tersebut kemungkinan akan terbatas karena risiko rilis data Zona Euro pada pembukaan sesi London besok.
Outlook Pair Forex Mayor
ACY memperkirakan bahwa pair-pair mayor sekarang tengah bersiap untuk membuat gerakan besar, karena faktor fundamental penggerak pasar akan muncul tak lama setelah ini.
EUR/USD masih bertahan di peringkat pertama dalam watchlist ACY, diikuti dengan USD/CAD, USD/JPY, dan GBP/USD. Dalam menavigasikan perkiraan trading di pair-pair tersebut, penting untuk selalu memperhatikan arahan kebijakan Fed terbaru.
Notulen FOMC berpeluang besar menyokong pergerakan USD, khususnya jika data tersebut mengungkap nada pernyataan yang sama dengan konferensi pers Jerome Powell pasca pertemuan Fed terakhir. Kala itu, ia menyampaikan bahwa Rate Cut yang dilakukan bukanlah bagian dari serangkaian kebijakan pemotongan, tapi hanya sekedar penyesuaian. Dalam hal ini, ACY lebih memilih untuk mempertahankan Short EUR/USD dengan target entry di area 1.0970/1.1000.
Bagaimana Dengan Proyeksi Emas?
Ketika pair forex sedang berada dalam konsolidasi untuk menunggu sinyal Fed, emas justru terpantau solid di atas batas 1,500.
Price Action emas futures juga menguat, diikuti dengan harga emas spot yang kini mencapai 1,506. Ini merupakan pertanda bahwa investor-investor besar sedang diselimuti ketidakpastian menjelang rilis notulen FOMC dan pernyataan Fed di Simposium Jackson Hole.
Gold kemungkinan akan melemah ke 1,480 sebelum buyer masuk kembali untuk membuka posisi baru. Pullback ini perlu diwaspadai, karena sentimen pernyataan dari Fed biasanya mengangkat USD dan menekan emas (paling tidak) dalam jangka pendek. Meski demikian, perspektif ACY untuk emas secara umum masih cenderung bullish dengan target kenaikan ke 1,560.
Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
vBulletin® v3.8.14 by DRC, Copyright ©2000-2025, vBulletin Solutions Inc.