PDA

View Full Version : Ini Sebabnya Mengapa Sebaiknya Seprai Dicuci Lebih Sering Secara Rutin


Gusnan
29th March 2015, 04:59 AM
http://images.detik.com/content/2015/03/28/763/160249_sepraitempattidurganti.jpgilustrasi (Foto: thinkstock)
Berita Lainnya

Awas Hoax! Matang Tidaknya Es Batu Tak Kelihatan dengan Mata Telanjang (http://health.detik.com/read/2015/03/27/175422/2871898/763/awas-hoax-matang-tidaknya-es-batu-tak-kelihatan-dengan-mata-telanjang)
BPOM: Dampak Es Batu Berbakteri Sangat Beragam, Typus Salah Satunya (http://health.detik.com/read/2015/03/27/173940/2871879/763/bpom-dampak-es-batu-berbakteri-sangat-beragam-typus-salah-satunya)
BPOM: Dari 131 Pabrik Es Batu di Jakarta, 1 Pabrik Gunakan Air Sungai (http://health.detik.com/read/2015/03/27/171306/2871846/763/bpom-dari-131-pabrik-es-batu-di-jakarta-1-pabrik-gunakan-air-sungai)
Riset Buktikan Masih Ada Kelompok Masyarakat yang Minim Informasi Soal TB (http://health.detik.com/read/2015/03/27/160534/2871749/763/riset-buktikan-masih-ada-kelompok-masyarakat-yang-minim-informasi-soal-tb)
Virus Flu Burung yang Tewaskan 2 Warga Tangerang Diduga dari Burung Hantu (http://health.detik.com/read/2015/03/27/143208/2871488/763/virus-flu-burung-yang-tewaskan-2-warga-tangerang-diduga-dari-burung-hantu)


Jakarta, Sibuk hingga tak ada waktu sampai malas merupakan alasan yang paling sering digunakan untuk tidak mencuci seprai. Padahal seprai yang dibiarkan tak dicuci dalam jangka waktu lama dapat mengganggu kesehatan Anda juga lho.

Dalam survei yang dilakukan kepada 1.187 responden tentang seberapa sering mereka mencuci seprai dan mengganti bantal mereka, sebanyak 44 persen wanita mengatakan mereka mencuci seprai sekali seminggu, 31 persen mencucinya dua kali sebulan, dan 16 persen mencuci sekali dalam sebulan.

Menurut pakar mikrobiologi klinik dan imunologi di New York University's Langone Medical Center, Minimal, Philip Tierno Jr, PhD, Anda sebaiknya mencuci seprai minimal sekali dalam seminggu.

Baca juga: Mau ke Rumah Sakit? Jangan Lupakan 5 Tips Ini Agar Terhindar dari Kuman (http://health.detik.com/read/2015/03/27/083142/2871063/763/mau-ke-rumah-sakit-jangan-lupakan-5-tips-ini-agar-terhindar-dari-kuman)

"Itu karena semakin lama Anda menggunakannya, maka semakin banyak sisa-sisa kotoran dan debu yang menempel. Termasuk di antaranya sel kulit mati, sisa lotion, sisa kosmetik, keringat, rambut, serta termasuk bulu hewan peliharaan dan jamur," tutur Tierno, seperti dikutip dari Women's Health Mag, Sabtu (28/3/2015).

Ia melanjutkan, keringat dan sel kulit mati sangat disukai oleh tungau debu. Benda ini memberikan mereka makanan dan membuatnya mampu berkembang biak secara cepat.

"Yang terburuknya, kotoran dari tungau ini dapat memperburuk alergi dan asma. Jika Anda tidak memiliki alergi, kotoran ini dapat membuat Anda bangun di pagi hari dengan mata merah dan hidung tersumbat. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka menghabiskan sepertiga dari hidup mereka terkena alergen tersebut," tuturnya.

Baca juga: Ventilasi Buruk dan Jarang Kena Sinar Matahari Tingkatkan Risiko TB (http://health.detik.com/read/2015/03/24/151543/2868228/763/ventilasi-buruk-dan-jarang-kena-sinar-matahari-tingkatkan-risiko-tb)