|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Solusi Syar�i di Dalam Menasehati Penguasa BY ABU AISYAH,ON JULY 11TH,2011 Bismillahirahmaanirrahiim, Alhamdulillahi. Asyahadu-anlaa ilaahaillallah,wa asyhadu anna muhammadan �abduhu warasuluhu. Allahumma sholi �alaa muhammad wa �alaa aali muhammad,kamaa sholaita �alaa aali ibrohiim innaka hamidun majid. Allahumma baarik �alaa muhammad wa �alaa aali muhammad,kamaa barakta �alaa aali ibrohim innaka hamidun majid. Wa ba�d. Bagaimanakah cara yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam menasehati penguasa? Jika terjadi kesalahan pada para penguasa maka yang wajib adalah menasehati mereka dengan cara yang syar�i dan ittiba�kepada jalan Salafush Sholih yaitu dengan menasehatinya secara sembunyi-sembunyi,bukan dengan cara demonstrasi,provokasi,dan agitasi,RasulullohShallallahu�alaihi wa salam bersabda: �Barangsiapa yang hendak menasehati penguasa pada suatu perkara maka janganlah ia tampakkan kepadanya secara terang-terangan,melainkan hendaklah ia pegang tangannya dan menyendiri dengannya,kalau dia (penguasa) menerima,maka hal itu bagus,dan kalau tidak maka dia telah menunaikan kewajibannya memberikan nasihat�. [Diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad dalam Musnad-nya:3/403 dan Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah halaman 507 dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Zhilalul Jannah:1096] Umar bin Al Khoththob radhiyallahu�anhu berkata:�Wahai para rakyat,sesungguhnya kalian memiliki kewajiban kepada kami:nasihat dengan cara sembunyi-sembunyi dan asling membantu dalam kebaikan�[Diriwayatkan oleh Hannad bin Sari dalam Az-Zuhd:2/602] Ketika Ibnu Abbas radhiyallahu�anhuma ditanya tentang cara ammar ma�ruf nahi mungkar kepada penguasa maka beliau mengatakan:�Jika kamu harus melakukannya maka antara dia dan dirimu saja�. [Minhatul Imam Ahmad boleh Hnbal bin Ishaq hal. 84 dan Jami'ul Ulum wal Hikam:1/225] Ada seorang yang berkata kepada Usama bin Zaidradhiyallahu�anhuma:�Seandainya kamu datang kepadanya (yaitu Utsman bin Affanradhiyallahu�anhu) kemudian kamu nasehati dia!�Usamah menjawab:�Sesungguhnya kalian memandang bahwa aku tidak berbicara dengannya kecuali aku perdengarkan kepada kalian?! Sesunguhnya aku telah berbicara dengannya secara sembunyi-sembunyi tanpa aku membuka pintu,agar aku bukanlah yang pertama kali membukanya�[Muttafaqun 'alaih,Shohih Bukhari:3267 dan Shohih Muslim:2989] Al Qadhi �Iyadh rahimahullah berkata:�Maksud Usamah bahwasannya dia tidak ingin membuka pintu mengingkari pimpinan secara terangan-terangan,karena dikhawatirkan akibat jelek hal itu,bahkan hendaklah bersikap lembut kepada pimpinan,dan menasehatinya dengan cara sembunyi-sembunyi,yang itu akan lebih bisa diterima�. [Fathul Bari:13/52] Maka sangatlah tidak bijaksana mengoreksi dan mengkritik kekeliruan para pemimpin melalui mimbar-mimbar terbuka,tempat-tempat umum,atau media massa baik yang elektronika,maupun cetak yang bisa menimbulkan banyak fitnah,apalagi terkadang disertai dengan hujatan dan cacian kepada orang perorang. Seharusnya,nasihat kepada para pemimpin dilakukan dengan cara lemah lembut dan di tempat rahasia,sebagaimana yang dilakukan oleh Usamah bin Zaid radhiyallahu�anhuma tatkala menasehati Utsman bin Affan radhiyallahu�anhu bukan dengan cara mencaci maki mereka di tempat umum atau mimbar�. Syaikh Abdul Aziz bin Bazz rahimahullahberkata:�Menasehati para pemimpin dengan cara terang-terangan memalui mimbar-mimbar atau tempat-tempat umum bukanlah termasuk manhaj salaf. Sebab hal itu akan menyebabkan terjadinya kudeta dan tidak adanya ketaatan dalam perkara yang ma�ruf serta akan membawa kepada pemberontakan yang memadhorotkan dan tidak membawa manfaat. Akan tetapi,manhaj salaf dalam menasehati pemimpin yaitu dengan menyampaikannya secara empat mata,mengirim surat kepadanya,atau menghubungi para ulama yang menyampaikan nasihat kebaikan tersebut kepada pemimpin�. [Huququ Ro'i wa Ro'iyyah hlm. 27-28] [Sumber ![]() Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|