Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Katolik

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Pastur Pastur is offline
Member Aktif
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 230
Rep Power: 0
Pastur mempunyai hidup yang Normal
Default Menyikapi Perbedaan dalam Masyarakat

Salam Damai

Tentunya banyak perbedaan2 terjadi dalam masyarakat.
SEharusnyalah perbedaan2 tersebut bukan menjadi kendala bagi tujuan bermasyarakat yg baik dan sehat, yaitu mengusahakan keadilan sosial dan kesejahteraan umum.
Kadang, anggota masyarakat terpaksa mengorbankan imannya, entah secara sadar ataupun tidak sadar.
Gereja Katolik, selain menuntut akan Iman yg benar, juga menuntut perbuatan yg benar, salah satunya dalam hidup bermasyarakat.
Setelah banyak didiskusikan masalah Iman, yg kadang sangat keras juga, sekarang kita akan melangkah ke perbuatan.




Penghormatan terhadap Pribadi Manusia

Tujuan Masyarakat hanya dapat dicapai apabila keluhuran martabat manusia dihormati. Penghormatan pribadi manusia mencakup juga penghormatan terhadap hak-haknya, yang timbul dari martabatnya sebagai makhluk. Ini sangat penting karena pribadi adalah tujuan akhir masyarakat; masyarakat diarahkan kepada pribadi-pribadi.

Untuk menghormati pribadi manusia, orang harus berpegang pada prinsip dasar, bahwa "setiap orang wajib memandang sesamanya, tak seorang pun terkecualikan, sebagai 'dirinya yang lain, terutama mengindahkan peri hidup mereka beserta upaya-upaya yang mereka butuhkan untuk hidup secara layak". (Ajaran Gereja ini dalam budaya jawa terkenal dengan ungkapan "tepo sliro")

Tepo Sliro ini secara nyata diwujudkan dalm hal berbuat sesuatu bagi berkekurangan. Makin besar ketidakberdayaan seorang manusia dalam salah satu bidang hidup, makin mendesak pula kewajiban untuk membantunya secara aktif. "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Mat 25:40). Dan juga, diwujudkan bagi orang yg berbeda dengan kita, baik perbuatan dan juga pendapat, sesuai hukum kasih untuk mengampuni sesama kita, bahkan musuh kita.




Kesamaan dan Perbedaan Manusia

Karena semua manusia diciptakan menurut citra Allah maka mereka mempunyai kodrat yang sama dan asal yang sama. Karena mereka telah ditebus oleh kurban Kristus, semua orang dipanggil agar mengambit bagian dalam kebahagiaan ilahi yang sama. Dengan demikian semua manusia memiliki martabat yang sama.

"Setiap cara diskriminasi dalam hak-hak asasi pribadi, entah bersifat sosial entah budaya, berdasarkan jenis kelamin, suku, warna kulit, kondisi sosial, bahasa, atau agama, harus diatasi dan disingkirkan, karena bertentangan dengan maksud Allah" (GS 29,2).

Namun, manusia, pada awal keberadaannya di dunia ini, belum mempunyai segala sesuatu yang ia butuhkan untuk pengembangan kehidupan baik rohani maupun jasmani. Ia membutuhkan orang lain. Lalu tampaklah perbedaan-perbedaan yang ada hubungannya dengan usia, kemampuan badan, bakat rohani dan moral. Termasuk di dalamnya adalah agama dan suku bangsa.

Perbedaan2 itulah yg menumbuhkan sikap manusia untuk saling memberi, saling menerima dan saling menghormati.

1937 Perbedaan-perbedaan ini sesuai dengan maksud Allah. Allah menghendaki, supaya tiap manusia menerima dari orang lain, apa yang ia butuhkan. Siapa yang mempunyai "talenta" khusus, harus mempergunakannya demi keuntungan orang lain yang membutuhkannya. Perbedaan-perbedaan itu membesarkan hati dan sering kali mewajibkan manusia untuk keluhuran budi, kemurahan hati, dan untuk membagi-bagi; mereka merangsang kultur-kultur, supaya saling memperkaya.

Namun ada juga perbedaan yg menimbulkan ketidakadilan:

Martabat yang sama dari pribadi-pribadi menuntut "agar dicapailah kondisi hidup yang lebih manusiawi dan adil. Sebab perbedaan-perbedaan yang keterlaluan antara sesame anggota dan bangsa dalam satu keluarga manusia di bidang ekonomi maupun sosial menimbulkan batu sandungan, lagi pula berlawanan dengan keadilan sosial, kesamarataan, martabat pribadi manusia, pun juga merintangi kedamaian sosial dan intemasional" (GS 29,3).




Solidaritas Manusia

1939 Prinsip solidaritas, yang dapat juga disebut "persahabatan" atau "cinta kasih sosial", adalah satu tuntutan, yang muncul secara langsung dari persaudaran manusia dan Kristen.

Prinsip solidaritas, persahabatan, cinta kasih sosial menjadi nyata dalam pembagian ekonomi, baik barang dan upah secara adil, untuk menuju tata keadilan sosial yg lebih baik!
Solidaritas mencakup semua strata anggota dalam masyarakat.

1941 Masalah-masalah sosial ekonomi hanya diselesaikan dengan bantuan segala bentuk solidaritas: solidaritas antara orang miskin itu sendiri, orang kaya dan orang miskin, antara kaum buruh sendiri, majikan dan buruh dalam perusahaan dan solidaritas antara bangsa-bangsa dan negara-negara. Solidaritas intemasional adalah satu tuntutan tata susila. Perdamaian dunia untuk sebagiannya bergantung padanya

Tetapi solidaritas bukan hanya mencakup aspek jasmani, tetapi juga aspek rohani! Salah satunya adalah penghormatan untuk mengaktualkan imannya.
Hubungan dari kedua sapek itu adalah:
Oleh penyebaran nilai-nilai rohani dalam iman, Gereja juga mendukung perkembangan barang-barang jasmani, untuk itu Gereja sering kali membuka jalan-jalan baru.
Untuk itulah dapat dimengerti mengapa Gereja mempelopori misalnya dalam bidang pertanian adalah sistem pertanian organik, dsb yg kadang terlihat oleh awam tidak berhubungan dengan tugas Gereja.
KIta sebagai anggota Gereja bukan hanya wajib beriman, tetapi juga berbuat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, kepada semua orang.
Itulah bentuk Solidaritas Sosial kita dan Gereja dalam masyarakat.


Salam
Jebling

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:40 AM.