Sukacita damai yang sejati
YEHEZKIEL 14:27
Tak seorangpun yang hidup di atas dunia ini yang tidak ingin memiliki sukacita, kebahagiaan, kedamaian dalam hidupnya, semua orang ingin memilikinya. Dan kalau mau dipikir, diantara segenap umat manusia di dunia ini, Sebernarnya orang Kristen (pengikut Kristus), saudara dan saya, adalah orang yang paling berhak untuk menjadi yang paling bersuka cita. Karena kita telah diampuni, dipulihkan, dibersihkan dan dijadikan utuh. Kita adalah penerima banyak janji Allah/Yesus, dan kita telah dijadikan anggota keluargaNya sendiri (baca Yohanis 1:12). Bahkan Yesus janjikan dalam Yohanes 15:11, �Supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.� Tetapi mengapa kita tampaknya sering kekurangan sukacita, kebahagiaan, kedamaian dalam hidup ini? Ya, hal ini mungkin disebabkan karena kita salah mengerti tentang sifat dari sukacita/damai yang sejati itu. Seringkali kita berpikir bahwa kebahagiaan yang sejati itu bergantung pada kedudukan ekonomi kita, kesehatan fisik kita, tidak ada permasalahan-permasalahan dalam hidup, tidak adanya kesusahan dan penderitaan. Ada orang yang merasa bahagia/damai kalau sudah punya pasangan hidup, keluarga (punya suami/istri dan juga anak-anak). Ada yang merasa bahagia kalau mencapai pendidikan yang tinggi (master atau doctor). Ada yang merasa sangat bahagia kalau sudah punya banyak investasi (rumah, tanah, mobil, tabungan yang banyak di bank, dsb�). Memang tidak bisa dipungkiribahwa semua hal tadi dapat membuat orang merasa bahagia, tetapi ingat, jika kebahagiaan kita hanya bergantung pada hal-hal tadi, maka kebahagiaan yang kita miliki hanyalah kebahagiaan semu. Kalau semuanya hilang/lenyap (seperti pengalaman Ayub), mungkin kita bisa gantung diri. Ada orang yang sudah memiliki semua hal tadi (rumah, keluarga, pekerjaan, mobil, dll) tetapi tetap saja masih merasa tidak tenang/tidak damai dalam hidupnya. Masih ada kecemasan, kekuatiran, ketakutan dalam hidupnya. Yesus telah mengatakan jauh sebelumnya di dalam Lukas 21:26 bahwa �Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung segalah sesuatu yang menimpa bumi ini.� Ayat ini memang tentang kedatanga Yesus ke dua kali, tetapi saat ini kita bisa melihat bagaimana manusia hidup dalam kecemasan/kekuatiran karena hal-hal yang menimpa bumi ini (tsunami, gempa bumi, peperangan, kerusuhan, penjarahan/perampokan, kebakaran, dll..). Yesus telah mengatakan dalam Yohanes 16:33b, �dalam dunia kamu menderita.� Kenapa ini harus terjadi? ?Kita semua tahu bahwa setan tidak sukamelihat kita hidup bahagia, sama seperti Ia tidak ingin mereka meliha ayub bahagia/damai. Setan selalu menaburkan benih lalang ke atas dunia ini (Matius 13:39). �Dan benih lalang itu adalah ketakutan, kecemasan, penderitaan, kejahatan, penyakit, bencana-bencana, kematian, dan lain sebagainnya.� Kalau begitu,�sangat susahlah hidup ini.
Dapatkah kita memiliki kedamaian/ kebahagiaan yang sejati diaas dunia ini? Ya�kita dapat memilikinya, karena Yesus telah menjanjikannya di dalam Yohanes 15:11, ��supaya suka citaKu ada didalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.� Sukacita yang Yesus alami adalah setelah adalah setelah melalui keadaan-keadaan yang sulit dan penuh pencobaan. Yesus menghadapi kesusahan, kemiskinan,penderitaan badani, kesedihan, tanpa kehilangan sukacita batiniah. Dan pengalaman Yesus inilah yang akan menjadi pengalaman kita (pengikut-pengikutNya) dalam memperoleh sukacita/ damai yang sejati. Dalam Yohanes 14:27 Yesus mengatakan �Damai sejahtra Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtra-Ku kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang kuberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.�
Dalam sebuah kisah, diceritrakan bahwa suatu ketika ada seorang raja menyelenggarakan perlombaan melukis dengan tema �damai yang sejati.� Dalam perlombaan ini, terseleksilah 3 lukisan yang baik. Diantara 3 lukisan ini akan dipilih 1 lukisan yang terbaik. Lukisan pertama, digambar sebuah taman dengan bunga-bunga dan kupu-kupu yang indah dan duduklah sepasang kekasih yang duduk dengan suasana yang mesra di taman ini. Lukisan yang kedua, digambar seorang nelayan di atas perahu yang berlayar ditengah laut yang tenang disenja hari. Lukisan ketiga, digambarkan seekor burung yang bertengger di atas sebuah dahan pohon yang menjorok ketepi pantai dengan suasana yang diliputi badai, tetapi burung tersebut tetap tenang. Raja memilih lukisan ketiga. Seperti seekor burung yang tenang ditengah badai, kitapun dapat memiliki kedamaian ditengah-tengah pencobaan. 3 Pemuda Ibrani (Sadrakh, Mesakh, Abednego), sekalipun harus kehilangan jabatan bahkan menghadapi kematian di dapur api, mereka tetap memiliki damai karena hidup mereka berjangkar pada Tuhan. Hal ini terlihat pada komitmen mereka dalam Daniel 3:17-18 �Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari tanganmu ya raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.� 3 Pemuda Ibrani ini begitu kuat dan tenang dalam mnghadapi situasi sulit, karena Tuhan ada di hati mereka.
Kitapun akan memiliki damai seperti 3 pemuda Ibrani itu, apabila hidup kita berjangkar dalam Kristus dan memiliki komitmen yang kuat seperti mereka pada Tuhan. Karena Tuhan yang penuh kasih, akan menemani kita untuk melalui rintangan-rintangan kehidupan kita.
|