FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Gossip & Gallery Gossip, artist, images of unique and interesting all here. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Ibu tua itu turun dari becak di ujung gang, dibantu pak becak yang merendahkan kan becaknya sementara ibu itu dituntun oleh seorang wanita lain yang tampaknya seperti anaknya. Langkahnya tertatih-tatih laiknya seorang telah lanjut usia. Postur yang membungkuk, langkah-langkah pendek, dan kepala yang menunduk menatap tanah Namun tertatihnya ibu itu menampakkan hal lain yang menarik perhatian saya, ia pincang sebelah ![]() Setelah sampai di loket Puskesmas Pembantu (Pustu), Ibu tua itu didaftarkan oleh anak yang menemaninya. Saya bergumam dalam hati ingin berbakti kepada orangtua saya nanti seperti wanita ini kepada ibu nya itu. Ibu tua itu tampak seperti pasien-pasien lansia lainnya di Balai Pengobatan, datang mengenakan kebaya tua, jarik batik, kerudung abu-abu, dan raut muka yang menahan sakit. Lalu saya memulai anamnesa tnya jawab dokter n pasien) seperti biasa, namun ibu itu tak kunjung menjaWab pertanyaan saya. Si anak lalu memberitahu bahwa si ibu memliki fungsi pendengaran yang telah menurun dan kemampuan berbahasa Indonesa yang tdak mumpuni, alias hanya bisa berbahasa Jawa. Maka saya melakukan semi heteroautoanamnesa, saya bertanya ke si anak, si anak bertanya ke si ibu, si ibu menjawab ke si anak, si anak menerjemahkan jawaban si ibu kepada saya. Si ibu datang ke Pustu karena sesak, bukan karena pincang. Deskripsi sesak itu mengarah kepada kelainan kardiovaskuler, monggo dibuka bukunya untuk tahu lebih lanjut, dan sudah mengganggu si ibu setahun ini. Saya miris, bisakah saya bertahan dalam sesak selama setahun? Pemeriksaan fisik lebih lanjut membuat saya khawatir, ronkhi basah halus basal, batas jantung kanan kiri melebar, suara katup jantung mengganda , betis kiri bengkok melengkung. Segera saya sarankan untuk dirujuk ke Rumah Saikit terdekat, dengan harapan Jamkesmas yang beliau miliki dapat membantunya mendapatkan perawatan. Karena seperti kita ketahui, obat-obatan yang ada di Pustu hanyalah obat-obat simptomatik ringan 9untuk mengurang gejalanya basanya gan) dan bu itu butuh perawatan intensif dari tenaga kesehatan yang ahli. Tapi saran saya malah membuat saya tahu sebuah kenyataan yang saya ingin tidak terjadi kepada orangtua saya. Si wanita, yang saya kira anak ibu itu, mengaku bahwa ia adalah tetangga si ibu tua, bukan anaknya seperti dugaan saya dan ibu perawat yang bersama saya di Pustu, dan sebenarnya kartu pendaftaran dan jamkesmas yang digunakan adalah miliknya. Si ibu tinggal sendiri di rumahnya, tak punya uang, tak punya KTP. Oleh karena itu si tetangga baik hati itu terpaksa melawan peraturan yang ada agar sii ibu bsa berobat ke Pustu. Saya lalu bertanya, kemanakah anggota keluarganya. Si tetangga menjawab, sebenarnya si ibu memiliki seorang suami dan empat orang anak lelaki. Tetapi sang suami sudah meninggal sejak lama, dan empat anak lelakinya datang dan pergi tanpa mau tahu keadaan ibunya. Empat anak lelakinya semua sehari-harinya hanya mabuk-mabukan menggunakan uang hasil mengamen dan mengemis. ![]() Saya terdiam. Si Ibu Perawat lalu bertanya tidak adakah keluarga yang bisa diminta mengurus si ibu, baik soal jamkesmas maupun perwatannya nanti. Si tetangga menggeleng sedih. Tidak ada. ![]() Lalu saya bertanya mengenai pincangnya si ibu, si tetangga memberi tahu bahwa pincangnya ibu itu karena kecelakaan empat tahun lalu. Sempat dibawa ke dokter, sudah digips. Namun suatu hari saat seorang anaknya ada di rumah, dan sedang mabuk, si ibu mengeluh kakinya yang digips terasa gatal. Si anak yang merasa terganggu dengan keluhan ibunya, membuka gips ibunya lalu menggaruk kaki ibunya. Setelah itu si anak pergi. ![]() Saya terdiam lagi. Ibu perawat memberikan resep ala kadarnya yang telah saya buat, lalu meminta kepada si tetangga untuk mencari orang yang bisa mengurus si ibu. Si tetangga berjanji akan membantu si ibu sebisanya. Mereka lalu berjalan lagi ke becak, dan pergi... Teman-teman, berjanjilah untuk memperlakukan orangtua kita nanti sebaik-baiknya.... Berjanjilah untuk membantu orang-orang yang tak mampu, walau sekecil apapun. Berjanjilah teman-teman, dan tepatilah.... gag mungkin repost gan..soalnya ane Copas dar Fb pacar ane ![]() yang berkenan ![]() Terkait:
|
![]() |
|
|