|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya mengubah perilaku petugas kesehatan di rumah sakit agar lebih disiplin dan berorientasi pada keselamatan pasien menjadi perhatian dalam upaya memperoleh akreditasi rumah sakit, baik untuk akreditasi nasional maupun internasional. �Persiapan paling penting, tetapi sulit adalah mengubah budaya petugas,� kata Direktur Pengembangan dan Pemasaran Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Ayi Djembarsari, Senin (22/8/2011), di Jakarta. Sistem akreditasi baru rumah sakit yang berorientasi pada keselamatan pasien berlaku tahun 2012. Sistem ini mengadopsi standar akreditasi internasional dari Komisi Gabungan Internasional (JCI). RSCM memiliki sekitar 6.000 pekerja, baik karyawan maupun non-karyawan, termasuk calon dokter. Akreditasi baru menuntut semua petugas di rumah sakit memahami apa yang terjadi di rumah sakit serta memiliki kompetensi individual. Hal yang memerlukan perhatian, antara lain, kedisiplinan dalam pencatatan rekam medik, serta cara berkomunikasi dengan pasien. Akreditasi terakhir dari RSCM adalah tingkat lengkap dengan 16 jenis pelayanan pada 2009 yang berlaku hingga Mei 2012. Selanjutnya, RSCM menargetkan memperoleh akreditasi untuk kategori paripurna. Akhir 2012, RSCM berharap memperoleh akreditasi internasional JCI. Untuk mencapai target itu, persiapan dilakukan sejak 2010, mulai dari memberi pelatihan kepada seluruh pekerja di rumah sakit hingga memperbaiki sarana dan prasarana. �Untuk rasio dokter-pasien dan peralatan medik sebenarnya tidak ada masalah. Persoalannya, gedung RSCM umumnya sudah tua dan sebagian tidak terjangkau sistem pemadam kebakaran otomatis,� katanya. Akreditasi model lama Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Jakarta Pusat, Theryoto mengatakan, pihaknya masih fokus mengejar akreditasi tingkat lengkap dengan 16 pelayanan sesuai dengan sistem akreditasi lama, akhir tahun ini. RSUD Tarakan terakhir diakreditasi tahun 1999 dan memperoleh akreditasi tingkat dasar dengan lima pelayanan. Sejak saat itu, akreditasi belum diperbarui meskipun seharusnya diperbarui tiap tiga tahun sekali. Meski kebutuhan tambahan dokter untuk menjamin komunikasi yang baik antara dokter dan pasien tetap ada, menurut Theryoto, persoalan utama di rumah sakit adalah pembiayaan kesehatan. Pasien seringkali baru menyatakan tidak mampu setelah mendapat tagihan biaya kesehatan. Kondisi ini menyulitkan proses pembukuan rumah sakit. �Padahal jika sejak awal pasien mengatakan tidak mampu, rumah sakit tetap menerima pasien dengan baik dan memberikan pengobatan sesuai kebutuhan,� katanya. (MZW) SUMBER |
#2
|
||||
|
||||
![]()
wah skrng dah susah mengubah kelakuan para petugas2 nya..
|
#3
|
||||
|
||||
![]()
gmn mo ngerubah kan skrg udah jd tabiat jd susah dirubah
![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|