|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta -Pengamat politik internasional, Dewi Fortuna Anwar berpendapat masa depan Mesir selepas mundurnya Presiden Husni Mubarak belum jelas. Pasalnya, ada tarik-menarik antara kekuatan lokal dan global, sementara masyarakat Mesir sendiri tak memiliki konsensus nasional. "Ini menjadi tanda tanya," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (12/2). Menurut Dewi, saat ini belum terbaca apakah militer, yang diserahi tampuk kekuasaan, bakal betul-betul mengawal Mesir ke fase yang lebih demokratis atau tidak. Di dalam negeri, rakyat kompak menuntut demokratisasi. Tapi dengan alasan mencegah ancaman komunisme, terorisme, atau ekstremisme agama, bisa jadi kekuatan global malah mendukung militer tetap berkuasa. Terlebih, di Timur Tengah ada Israel yang harus dilindungi oleh negara-negara barat. Sedangkan rakyat Mesir, meski sama-sama mendesak Mubarak turun, belum tentu punya kehendak seragam atas langkah berikutnya. Berbeda halnya dengan Indonesia, yang pasca reformasi 1998 tetap sepakat berpegang pada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. "Kompleksitas di Mesir lebih tinggi daripada Asia Tenggara, ini yang harus diperhatikan betul," kata Dewi Fortuna. BUNGA MANGGIASIH |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|