Bupati Jember Ir MZA Djalal akhirnya dilaporkan ke Polres Jember, Selasa (4/5). Ini terkait pernyataan Djalal yang menyebut �Nabi Muhammad SAW sombong� dalam dialog di Desa Garahan, Kecamatan Silo, 28 April lalu.
�Laporan ini hasil keputusan bersama para tokoh agama dan ulama di Kabupaten Jember,� kata Farid Mujib, pengasuh Ponpes Mambaul Ulum, Desa Silo, Kecamatan Silo, usai melapor ke Mapolres Jember. Saat melapor, Farid didampingi sejumlah tokoh masyarakat seperti H Rozi.
Dari pertemuan 3 Mei 2010 di Silo, yang dihadiri ulama dan ormas Islam se Kabupaten Jember itu membahas pernyataan Bupati Djalal. Menurutnya, Bupati Djalal secara tidak langsung menghujat Nabi dengan pernyataan yang menyebut Nabi Muhammad itu sombong. Perumpamaan, dan pengambilan kata yang diambil Djalal melukai umat Islam. Apalagi, masyarakat setempat mendengarkan pidatonya.
"Kita berkesimpulan bahwa itu pernyataan sangat menyakitkan. Kami sebagai ummat Islam dan atas nama ummat Islam se dunia tidak menerima, dan secara resmi kami melapor ke Mapolres untuk ditindaklanjuti. Perkara diusut atau tidak, itu terserah kepada kepolisian," ujar Farid.
Pelaporan ini, lanjutnya, tidak ada kaitannya dengan Pemilukada Jember. Jika kebetulan tidak ada momentum Pemilukada, maka ummat Islam di luar daerah yang mendengar ini akan menyerbu Kantor Bupati Jember. "Ada sebagian yang memang tak memilih bereaksi karena takut dikatakan politik, karena menjelang Pemilukada. Tapi, kami tegaskan ini murni," ujar Farid.
Ditanya, MZA Djalal sudah meminta maaf, menurut dia perkataan maaf saja tidak cukup. Menurutnya, masyarakat sudah telanjur disakiti. Perkataan itu tidak bisa dicabut lagi. �Kesalahan besar ketika dia melakukan penistaan seperti itu, lantas hanya meminta maaf, dan dianggap selesai. Tidak bias,� tegasnya.
ckckckckckkkk, pencomotan agama sering dilakukan untuk kepentingan pribadi, meski kadang tidak sesuai...