Bahasa dalam pernyataan statistik biasanya merupakan bahasa yang disederhanakan sehingga orang awam bisa dengan mudah mengerti dengan cepat. Misalkan nih, 9 dari 10 orang di Kediri cenderung suka makan nasi pecel, gitu. Tapi terkadang ada juga bahasa statistik yang sebenarnya mudah dimengerti dan dipahami, tapi kalo dilihat dari segi susunan bahasa bukanlah bahasa yang bisa dipakai. Bingung ya?
Pernah baca tuh ulasan Jaya Suprana tentang itu. Misalkan begini, dalam 30 menit satu dari wanita di Jakarta mengalami peristiwa perkosaan. La, berarti kasian banget tuh wanita Jakarta itu, setiap 30 menit ada yang memperkosa dia. Ada juga, seperti yang baru aku buat di FB, setiap satu jam seorang wanita Indonesia meninggal karena kanker serviks. Berarti seorang wanita Indonesia tadi tiap jam harus meninggal, kemudian hidup lagi untuk meninggal lagi 1 jam kemudian.
Ada yang mau ngasih pendapat soal itu?
,sekalian
[/spoiler][spoiler=open this] for
Maaf Kalau:
gaje atau
27th May 2012
Statistik vs Bahasa
