FAQ |
Calendar |
SEARCH |
Today's Posts |
|
Tips kesehatan Membantu sesama dengan berbagi tips-tips kesehatan. Bisa kamu baca dan kamu share disini |
|
Thread Tools |
#1
|
|||
|
|||
Fluoroskopi
Fluoroskopi merupakan tindakan medis yang dilakukan dengan menggunakan sinar-X untuk memantau organ tubuh pasien melalui monitor. Sinar-X akan ditembakkan secara terus menerus ke bagian organ tubuh selama dokter melakukan fluoroskopi. Setelah sinar-X ditembak, dokter akan memantau perkembangan melalui monitor untuk meneliti gerakan yang terjadi pada organ tubuh.
Cara kerja fluoroskopi meliputi banyak hal. Kegunaan fluoroskopi penting untuk mengamati yang ada di dalam organ tubuh manusia. Prosedur fluoroskopi meliputi saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih, sistem reproduksi, dan kerangka tubuh. Tidak hanya memantau kondisi organ tubuh pasien, ada juga fluoroskopi yang cara kerjanya adalah membantu prosedur medis seperti memasukkan kateter ke pembuluh darah. Alasan Pasien Perlu Menjalankan Fluoroskopi Pasien sebaiknya mengikuti arahan dokter untuk melakukan prosedur fluoroskopi. Alasan mereka perlu menjalankan prosedur tersebut karena sebagai berikut: - Visualisasi sendi. - Artrografi. - Operasi tulang. - Pemeriksaan saluran pencernaan dengan menggunakan barium. - Pemeriksaan saluran kemih berupa pielogram intravena dan urethrogram retrograde. - Pemasangan kateter intravena dan visualisasi pembuluh darah (angiogram). - Pencarian benda asing. - Intervensi kateterisasi jantung. - Pemeriksaan fistula (fistulography). Kriteria Dalam Menjalankan Fluoroskopi Ada beberapa hal yang pasien perlu perhatikan jika ingin menjalankan fluoroskopi. Salah satunya adalah jumlah radiasi yang diterima pasien selama menjalankan prosedur fluoroskopi. Pasien tidak perlu menjalankan prosedur fluoroskopi jika mereka memiliki riwayat alergi terhadap zat kontras. Mereka dapat menjalankan prosedur lain untuk menggantikan fluoroskopi. Masalah ini tidak terjadi pada pasien yang memiliki riwayat tertentu, pasien yang sedang hamil juga sebenarnya tidak perlu menjalankan prosedur fluoroskopi, karena kemungkinan akan mengalami efek samping jika menjalankan fluoroskopi. Pasien bisa memilih untuk melakukan fluoroskopi tanpa menggunakan sedasi atau anestesi umum. Namun pasien dianjurkan untuk melakukan fluoroskopi dengan menggunakan sedasi jika mereka perlu menjalani kateterisasi jantung. Sebelum menjalankan prosedur fluoroskopi, pasien diminta untuk mengganti pakaian mereka dengan pakaian untuk melakukan prosedur tersebut. Mereka juga diminta untuk melepaskan aksesoris berupa jam tangan, perhiasan, dan sebagainya agar tidak mengganggu hasil pemeriksaan melalui sinar-X. Jika pasien menjalankan prosedur fluoroskopi yang membutuhkan sedasi, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menelan zat kontras, menerima suntikan zat kontras, atau melalui rektum (enema). Pasien juga dianjurkan untuk tidak makan selama melakukan prosedur fluoroskopi supaya tidak menghambat pemeriksaan pencernaan. Tidak hanya itu, pasien perlu mengikuti arahan dokter mengenai persiapan untuk menjaga saluran pencernaan agar mendapatkan hasil visualisasi yang lebih jelas. Selanjutnya, pasien akan diminta untuk berbaring di ranjang periksa. Sinar-X digunakan untuk memberikan hasil gambaran fluoroskopi dari organ tubuh pasien. Prosedur fluoroskopi umumnya dapat menimbulkan ketidaknyamanan, namun pasien tidak dapat merasakan nyeri ketika menjalankan fluoroskopi. Setelah pasien selesai menjalankan fluoroskopi, mereka bisa beraktivitas seperti biasa, atau butuh beberapa hari untuk memulihkan diri, bergantung pada prosedur fluoroskopi yang mereka jalani. Jika mereka menjalani kateterisasi jantung, pasien perlu waktu untuk beristirahat selama beberapa hari. Hasil Prosedur Fluoroskopi Sama seperti tes diagnostik lain, fluoroskopi digunakan untuk mendeteksi jika pasien mengalami penyakit atau abnormalitas pada organ tubuh. Dokter akan menentukan jenis terapi yang perlu pasien jalani untuk menjaga kondisi tubuh, namun bergantung pada hasil tes yang dijalani. Hal lain yang perlu pasien pahami bahwa mereka bisa saja mengalami risiko pada tubuh. Risiko yang dialami serupa dengan tes diagnostik yang melibatkan sinar-X. Risiko yang memungkinkan terjadi adalah reaksi alergi, luka bakar, kanker, atau pendarahan. Selain itu, gejala lain yang mungkin pasien rasakan setelah menjalankan fluoroskopi adalah kulit yang mengalami kemerahan, rasa sakit, dan pembengkakan sehingga mengakibatkan pasien mengalami infeksi. Jika pasien mengalami kondisi seperti yang disebutkan, mereka sebaiknya bicarakan masalah ini dengan dokter. |
|
|