Skandal Freddy Berlanjut di Nusakambangan

**Gusnan**

: Hanya satu kata untuk menggambarkan sosok Freddy Budiman: Sakti! Betapa tidak, sudah menjadi terpidana mati dalam kasus narkoba, tapi gaya hidupnya jauh dari tobat. Lebih dari itu, dari balik tembok penjara dia masih sempat berulah dan mencibirkan sistem hukum di negeri ini.

Terakhir dia kembali `menampar` aparat penegak hukum dengan menyimpan sabu-sabu saat diboyong pindahan ke Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Padahal, langkah pemindahan ini dinilai sebagai jalan satu-satunya bagi sang bandar narkoba untuk tak lagi membuat masalah serta menjadi orang budiman sesuai namanya.
Awalnya, pemerintah dengan percaya diri mengatakan bahwa masalah terkait Freddy sudah selesai dengan dipindahkannya Freddy serta digusurnya Kepala Lapas Cipinang dari posisinya.
"Siapa pun yang melakukan penyimpangan di dalam rutan maupun lapas akan kita ambil tindakan tegas. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Freddy sudah kita kirim ke Nusakambangan, Pak Thurman sudah dicopot dan pemeriksaan terus dilakukan," kata Wakil Menteri Hukum dan HAM, Deny Indrayana, dengan yakin.
Drama pemindahan pun disebutkan dengan dramatis. Tepat pukul 00.05 WIB, Selasa 30 Juli 2013, Freddy dibawa dari Lapas Cipinang ke Cilacap menuju `istana` barunya. Bisa ditebak, pengawalan untuk Freddy tergolong istimewa. Tak hanya ketat, tapi juga melibatkan petugas dari beberapa instansi.
"Pengawalan dari kawan-kawan kepolisian dan dari kita," kata Kasubag Humas Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Akbar Hadi .
Dilihat dari tekad pemerintah, dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM serta proses pemindahan Freddy, kita boleh merasa yakin bahwa Freddy tak akan bisa lagi bermain-main dengan barang haram serta gadis simpanannya. Bahkan, bukan tak mungkin acara pindah lapas ini akan membuat dia sadar.
Tapi, apa yang terjadi berikutnya jauh dari harapan. Freddy tiba di tempat penyeberangan menuju Pulau Nusakambangan sekitar pukul 10.00 WIB dengan menumpang mobil Transpas Tahanan berpelat nomor B-7810-JO dan dikawal sebuah mobil Isuzu Panther berpelat nomor B-1860-SOQ.
5 Petugas Lapas Narkotika Jakarta dan 5 personel Polda Metro Jaya mengawal Freddy. Sesampainya di Dermaga Wijapura, Freddy diturunkan dari mobil Transpas Tahanan dan dibawa ke Kapal Pengayoman III yang menyeberangkannya ke Pulau Nusakambangan.
Penyeberangan dilakukan menggunakan Kapal Pengayoman III yang berukuran kecil karena kondisi Segara Anakan sedang surut sehingga tidak memungkinkan menggunakan Kapal Pengayoman II maupun Kapal Pengayoman IV yang berukuran besar.
Mungkin sudah menjadi DNA Freddy untuk selalu berada di jalur yang jauh dari aturan hukum. Sesaat sebelum digelandang ke LP Batu di Nusakambangan, petugas menemukan dia menyimpan sabu-sabu. Bungkusan barang haram itu disembunyikan di lipatan ikat pinggang celana Freddy.
"Itu masih diduga sebagai sabu-sabu, kami belum bisa memastikannya. Kami sudah berkoordinasi dengan Polres Cilacap guna menangani hal itu," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Tengah, Suwarso.
Cerita ternyata belum selesai. Freddy tak hanya kedapatan membawa narkoba. Dia juga kedapatan membawa sim card Ceria. "Ada 3 kantong sabu dan 2 sim card Ceria ditemukan saat penggeledahan," kata Suwarso.
Dengan perjalanan Jakarta-Cilacap yang cukup menghebohkan itu, bisa jadi pria berusia 36 tahun itu masih akan membuat episode berikutnya dari apa yang sudah terjadi di Lapas Cipinang. Akankah korban Freddy kembali berjatuhan?
Pada episode sebelumnya, ulah Freddy sudah membuat Thurman Saud Hutapea resmi dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Lapas Narkotika Cipinang. Thurman dicopot terkait pengakuan seorang model majalah pria dewasa, Vanny Rossyane, yang blak-blakan membuka kebobrokan Lapas Narkotika Cipinang.
Vanny mengaku bisa tiga kali dalam seminggu bertemu dengan Freddy di Lapas Cipinang. Tiap kali ke sana Vanny masuk tanpa pemeriksaan dan melenggang bebas membawa barang-barang miliknya. Tak hanya itu, Vanny juga mengaku pernah 'berpesta' seks dan narkoba dengan Freddy di salah satu ruangan di Lapas Cipinang.
Kini, Kunto Wiryanto selaku Kepala LP Batu, Nusakambangan, layak untuk waspada agar tak jadi korban berikutnya. Dengan nyali dan kekuasaan seperti yang dimiliki Freddy, tentu tak sulit baginya untuk menjadikan Pulau Nusakambangan sebagai tempat pelesir ketimbang rumah pertobatan. Jadi, kita tunggu saja skandal terbaru yang akan dibuat Freddy.

Terkait:

botako

gilak ni orang , duit duit bisa beli segalanya walaupun dari dalam penjara

xalongz

wow...gilee om freddy

Menu