FAQ |
Calendar |
SEARCH |
Today's Posts |
|
Fight Club ! Tempat membuka diskusi dan beradu argumen untuk mendapat jawaban terbaik |
|
|
Thread Tools |
#11
|
||||
|
||||
Quote:
maaf rada sotoy neh.. |
#12
|
||||
|
||||
Quote:
kalau disetarakan dengan ISL bukannya nanti tambah rancu kompetisinya? yang ane mau khawatirkan cuma itu, kalau atmosfir saingan Liga bukannya lucu tuh? masak Liga Kasta tertinggi ada 2? Kalau saingan klub boleh tapi kalau saingan Liga? Jawabannya apaan ya? masalah NH dan kroninya emang sangat buruk citranya atas semua kegagalan yang mereka perbuat, terus apa iya kita harus memusuhi PSSI yang notabene adalah Federasi Sepak Bola yang mengatur semua Liga di Indonesia + timnas Indonesia yang sudah disyahkan oleh FIFA sebagai induk organisasi Federasi Sepak Bola? Apa iya kita harus bikin Federasi Sepak Bola sendiri? ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ coba kalaupun NH turun kita mau legalkan LPI ditaruh dikasta mana tuh LPI? diatas ISL? dibawah ISL? dibawah Divisi Utama? dibawah Divisi 1? pertanyaan ane itu, kalaupun berdiri sendiri apa gak tambah ruwet sistem kompetisinya karena gak ada sistem degradasi? Ini bukan sebuah pembelaan terhadap NH ataupun Besus, tapi cuma mengingatkan Federasi Sepak Bola kita adalah PSSI. |
#13
|
||||
|
||||
Tapi kalau melihat dari kemaren hari, PSSI kagak setuju dengan adanya LPI dan hal ini lah yang membuat LPI di mata FIFA illegal sehingga berimbas pada seluruh hal baik itu pelaksana serta pelaksanaanya.
Padahal sejumlah kalangan mendukung adanya LPI baik itu Menpora dan sebagainya (CMIIW) lantas apa hanya masalah perbedaan sistem pertandingan baik itu ada / tidaknya kasta bukankah akan memberikan sesuatu yang berbeda yang dapat mempertemukan banyak pihak sehingga dapat menjadikan ajang menambah pengalaman. Setidaknya bila kedua liga tersebut dapat berjalan beriringan maka, bakal seru karena akan ada 2 jenis penghargaan baik dari LPI atau dari ISL yang akan diperebutkan. Semuanya kembali lagi kepada orang2 yang diamanatkan oleh rakyat Indonesia yg menaungi persepak bolaan INdonesia, kalau sikap saling menjatuh sama aja kayak anak kecil, kapan majunya negara kita. |
#14
|
||||
|
||||
saya suka, ternyata tidak terjadi debat kusir...
hmmm...saya sedikit menyikapi beberapa hal diatas. Saya simpulkan beberapa pertanyaan yang muncul dari komen2 rekan2 diatas: 1. Kenapa FIFA anggap ilegal? 2. Kenapa LPI tidak afliasi saja dengan ISL? 3. Ada komoditi politik kah di LPI dan ISL? 4. Lalu, kenapa tidak ada degradasi? saya jawab dengan sepengetahuan saya: 1. Ingat, FIFA hanya boleh menindak sebuah organisasi JIKA organisasi itu berada di bawa FIFA. Sedangkan LPI tidak berada di bawah FIFA, sehingga FIFA tidak bisa memberikan tindakan kepada LPI. di Brasil tahun 80-an pernah ada seperti ini, dan kompetisi keduanya terus berlanjut hingga ada islah antara keduanya. Look? apa yang bisa dilakukan FIFA? NOTHING! karena mereka memang tidak punya kuasa untuk melakukan itu. Karena peraturan tertinggi adalah UU disebuah negara, bukan FIFA. 2. Sangat tidak mungkin. LPI berada dalam proses konsorsium, LPI bekerja dengan profesionalisme anggaran, diamana konsorsium, hak tayang, dan sponsor telah sepakat untuk bekerjasama. Jika mereka melihat ada sebuah kerugian dari proses penyelenggaraan LPI, tentu TIDAK AKAN setuju menggelontorkan uang miliaran rupiah, betul bukan? Sementara ISL, hampir 75% peserta menggunakan APBD, sebut saja Persija, Persib, Sriwijaya FC dsb. Mereka menggunakan dana hibah pertahun, yang pertanggungjawabannya tidak terlalu ketat, itu artinya dana hibah, jika ada tandatangan serah terima, maka dana hibah itu sah, terserah mau diapakan uang tersebut. Nah, disinilah letak kenapa ISL dan LPI tidak akan bisa digabungkan. Toh jika nanti memang ada wacana penggabungan, tentu tim2 dengan nama "persatuan bla-bla-bla" itu akan diganti dengan nama profesional layaknya Pelita Jaya, Semen Padang dsb. 3. Jelas! tidak ada satu jengkal tanah pun di bangsa ini yang tidak ada unsur politis. Tapi tidak selamanya permainan politik berakhir duka. Ada yang bermain politik murni demi kemajuan suatu produk. Saya melihat, NH bola untuk hidup, sedangkan AP hidup untuk bola. 4. Begini om, jelaslah untuk musim pertama tidak akan ada degradasi. Anda pernah nonton Liga Super jaman Dunhill? atau jaman kompetisi Super dibagi 3 wilayah? apakah saat itu ada degradasi? TIDAK ADA! karena memang saat itu sedang proses. [note: saya bukan penggemar AP, tapi yang jelas saya penentang NH, saya editor olahraga di salah satu koran media terbesar di Indonesia. Sehingga sedikit banyak saya memahami mekanisme ISL dan LPI] |
#15
|
||||
|
||||
udah dijawab lebih lengkap ama atas gw
ga suka sama ISL liga didikannya PSSI sebab mereka pakai uang rakyat (APBD).lah emang semua rakyat yang bayar pajak itu suka sama bola ? mending klo liga bolanya enak buat ditonton lah ini bentar" kerusuhan. |
#16
|
||||
|
||||
Quote:
Kalau boleh saya kasi kesimpulan dr debat ini bahwa ISL yg merupakan organisasi sepak bola tertinggi menganggap LPI liga ilegal dengan alasan nanti akan nimbulin kerancuan.Nah knp kok jg kerancuan?toh tiap ISL & LPI pasti uda mempunya mekanisme sndiri.Lagi pula LPI jg g minta sama PSSI kan soal pendanaan ny cuma soal ijin saja. Soal degradasi y klau liga baru gn blom ada sistem gt ,nama nya jg masi perdana team yg ikut jg masi terbatas gmn mau nerapin sistem tsb. Terlepas dari smua kontroversi nya akhir nya LPI dbuka kemrin sore dengan pertandingan pertama antara. Solo FC VS Persema, |
#17
|
||||
|
||||
Quote:
1. jelaslah lha wong LPI tidak diakui sebagai liga dibawah Federasi Sepak bola Indonesia kok. yang dapat sangsi ya PSSI ( Federasi SEpak Bola Indonesia ) takutnya sih kalau timnas masih ngotot gunain pemain dari liga "ilegal" bisa sangsinya tidak boleh mengikuti laga internasional apapun dibawah naungan FIFA. kan udah jelas peraturan FIFA dan semua federasi sepak bola negara2 dunia pun mengetahui nya dan menerima. 2. Sudah baca atau menulis ISL menuju kompetisi dengan tidak menggunakan APBD? untuk sementara ISL memang tidak sepenuhnya lepas dari APBD soalnya banyak klub2 di Indonesia masih belum siap menggandeng supponsor sendiri. Persija bergerak kesitu dengan membentuk PT, Arema jelas sudah mandiri dan juara pula. Yang lainnya masih proses kesitu dengan pelan2 akan lepas dari APBD. soal nama klub apa salahnya kalau sudah mandiri menggunakan Per Per Per? LPI nya saja nih yang leader nya berfikiran sempit kalau sebuah nama klub mandiri harus lepas dari nama per per per. dan ingat menuju kompetisi yang mandiri adalah klub lepas dari APBD dengan syarat harus mendapatkan supponsor sendiri setiap klub nya. Jadi bukan supponsor liga yang harus membiayai semua. 3. Kalau NH semua pasti setuju dan angkat tangan dibawah kepemimpinan dia PSSI menjadi rusak citranya dimasyarakat. tapi apa iya kita berfikiran sempit dengan membenci PSSI ( Federasi Sepak Bola Indonesia ) 4. kalau emang nanti nya sistem LPI diadakan sistem degradasi berarti ada rencana jangka panjang untuk mengusir kompetisi dibawah PSSI / ISL ? atau tetap sama berjalan? kalau emang mau bikin sistem degradasi LPI adalah liga, bukan penggerak federasi sepak bola nasional. Dibawahnya LPI nama pasti ada lagi, ngikat supponsor lagi dibawah kasta nya dengan biaya mahal juga tuh. Wow rencana besar LPI sebagai penyelenggara liga nasional full trus federasi sepak bola Indonesia disaingi. kenapa gak sekalian bikin federasi sepak bola sendiri? Quote:
PSSI sah melarang LPI karena PSSI adalah motor penggerak segala kompetisi liga sepak bola nasional, alasan tidak mengesyahkan bukan politik tapi LPI mau di taruh di KASTA mana kalau mau disahkan? kalau disamakan dengan ISL gak mungkin bisa, negara mana yang liga tertinggi kasta nya ada 2? semua ada urutannya sendiri. pembukaan kemaren Solo FC terasa banget gak mampu meladeni tim Persema yang notabene sudah lama di ISL. Lagian Solo FC pembentukan baru kah? kok segitu nya maennya? sorry OOT. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ seharusnya judul tread ini ISL vs LPI kalau PSSI? ntu kan di akui oleh FIFA sebagai federasi sepak bola negri ini, benci NH boleh tapi jangan organisasi PSSI yang notabene adalah Federasi Sepak Bola Indonesia. Kalau masih dibiarkan bisa2 seluruh cabang olga yang lain ikut2an ngebenci Federasi masing2. Last edited by banteng_willis; 10th January 2011 at 01:12 AM. |
#18
|
||||
|
||||
Quote:
bahwa saat pertandingan antara PSM melawan apaa gitu lupa, NH nelpon Manila untuk "mengatur" agar wasit yang memimpin diganti. Dan saat itu NH berada di dalam penjara! --Tidak mungkin seorang IGK Manila, orang tersohor, tidak tersentuh politik, mantan Rektor STPDN, mantan manajer Timnas tahun 1991 mau berbicara sembarangan. --Yang bikin bobrok PSSI ini adalah generasi Nugraha Besoes, kasian PSSI, dimanfaatkan untuk cari nafkah! --Kenapa terjadi kerusuhan? karena pertandingan tersebut tidak berjalan sesuai dengan kodratnya. Kodrat yang saya maksud adalah, pertandingan itu bukan 11 vs 11..tapi 11 vs kepentingan lain. Siapa sih yang tidak ngamuk, main udah susah-susah, keringetan,berdarah-darah ternyata hasil akhirnya sudah ditentukan oleh mafia judi? Quote:
Ya benar, LPI dan ISL punya 2 sistem yang berbeda dan tidak mungkin bisa disamakan. Saya tidak pro kepada Andi Malarangeng, tapi saya setuju dengan pemikiran dia bahwa, kenapa ada orang yang mau ngeluar duit untuk kemajuan sepakbola tapi kok dilarang dan dihambat? apa sih susahnya PSSI ketok palu bilang "LPI Sah!" perkara selesai. Toh kalau mau cari hidup orang-orang PSSI saya rasa sudah terlalu gemuk lah perutnya. Quote:
2. Untuk urusan NH, saya rasa tidak satu mahluk pun yang ada di Indonesia yang tidak mau dia turun. Kalaupun ada, itu pasti orang bayaran yang gak ngerti dan gak mau ngerti sepakbola. 3. Solo FC dan Persema >> Jelas kualitas keduanya jauh berbeda. Persema 2 musim berkompetisi di ISL yang padat jadwal,dan kompetisi tertinggi di negeri ini, dan diisi orang-orang yang memang kualitasnya tinggi. Sedangkan Solo FC, hanya diisi oleh pemain-pemain binaan lokal murni. Mereka tidak punya pemain asing. Dan pola pembinaan Solo FC sendiri baru 3 bulan. Namun kedepan, mungkin pertengahan musim, Persis Solo [yang berlaga di ISL, dan kabarnya mau mundur] akan menempatkan 70% pemainnya ke Solo FC, dengan begitu Solo FC akan diisi pemain-pemain yang juga sama dengan Persema, pernah merumput di ISL. 4. Bagaimana dengan federasi lain? Begini, federasi lain sangat jarang menggunakan dana APBD, malah lebih banyak sponsor yang bergerak. Lagian pembinaan federasi lain setelah mereka sukses maka yang bergerak adalah dana KONI. Menggunakan APBD hanyalah pembinaan tingkat provinsi, yang dananya sepengetahuan saya tidak lebih dari Rp 1 miliar per cabor. Bayangkan dengan dana APBD yang digunakan tim-tim ISL. Hanya untuk biaya perjalanan satu tim ke kandang lawan saja, harus menghabiskan 500-an juta. It baru biaya 1x main, belum disetimasi dengan biaya gaji pemain, karyawan, official, beluuuum lagi dikalikan sebanyak 36 pertandingan selama 1 musim. Tambah lagi dengan kerugian-kerugian akibat penonton sedikit, bayar fee wasit, bayar keamanan, dan kalikanlah itu semua sepanjang 1 musim ISL bergulir. Fuiiih.... |
#19
|
||||
|
||||
Quote:
1. nah kalau gusur ISL boleh lah saya juga setuju banget, tapi dengan catatan seperti yang mandan tulis putus kontraknya, tapi LPI juga harus punya pemikiran untuk membuat semua klub2 belajar mencari supponsor sendiri atau mungkin bisa menjadi penghubung dengan supponsor. Jadi nya AP cuma membiayai kompetisi liga nya trus pendanaan setiap klub biar bisa mencari keuntungan sendiri dengan mengikat supponsor sendiri. 2. NH no PSSI yes. 3. maka dari itu daripada LPI mubasir nyari klub2 anggota nya bentukan baru2 yang seharusnya level nya harus tetap dibawah mending gabungin tuh sama ISL dengan pemutusan kontrak supponsor utama ISL, 4. klub2 di Indonesia rata2 pengurusnya pemalas untuk mencari supponsor sendiri untuk mengarungi sebuah kompetisi, itu dimanfaatkan sebagai lahan koprupsi yang empuk juga sih. untuk Persija gerak nya cepat juga sudah membentuk PT kalau nggak salah ya? untuk Arema Indonesia hebat sudah benar2 mandiri nih. |
#20
|
||||
|
||||
Quote:
2. SETUJU!!! 3. Iya, itu juga jadi bahan renungan saya pribadi, tapi kita lihat saja perkembangannya nanti, apakah tim-tim ISL yang mau menjadi lebih baik mau bergabung dengan LPI. Karena memang secara kualitas, tim-tim LPI masih dibawah tim ISL. Tapi itu semua kan hanya menunggu waktu saja. 4. Inilah kalau sudah terdogma oleh lancarnya fulus APBD, sehingga mereka malas cari sponsor/bikin gebrakan seperti Arema/Persib yang sudah bisa hidup dari merchandise dan tiketing. Persija itu PT hanya dalam urusan administrasi, sedangkan dana masih APBD. |
|
Thread Tools | |
|
|